Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan

perhatian karena dapat menyebabkan kematian baik di negara negara maju

maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3

setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada

semua umur di Indonesia (Riskesdas, 2009). Menurut survey yang dilakukan

oleh Word Health Organization (WHO) pada tahun 2010, jumlah penduduk

dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar 26,6% dan wanita sekitar

26,1%. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara

berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan

menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka

penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (WHO, 2010).
Hipertensi secara perlahan dapat merusak sistem organ tubuh kita, yang

lambat laun akan menunjukkan gejala kerusakan organ yang lebih progresif.

Dengan meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang dapat

meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri koroner,

gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal (Theodore, 2012). Salah satu studi

menyatakan pasien yang menghentikan terapi anti hipertensi maka lima kali lebih

besar kemungkinannya terkena stroke. Sampai saat ini hipertensi tetap menjadi

masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi yang

belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya

belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat

1
meningkatkan morbiditas dan mortilitas. Selain itu, laju pengendalian tekanan

darah yang dahulu terus meningkat, dalam dekade terakhir tidak menunjukkan

kemajuan lagi dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari

seluruh pasien hipertensi (Junaidi, 2010)


Penelitian yang dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination

Surveys (NHANES 2011-2012) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar

28,4% dari populasi orang dewasa menderita hipertensi dan prevalensi ini

meningkat tajam dengan bertambahnya usia. Data epidemiologis menunjukkan

bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien

dengan hipertensi kemungkinan besar akan bertambah. Kenaikan prevalensi

hipertensi sejalan dengan bertambahnya usia terutama pada usia lanjut. Tahun

2010 penyakit hipertensi menempati urutan ke dua dari sepuluh besar penyakit,

dan sebanyak 51% penderita adalah masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas

(Depkes, 2010). Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak

dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang

belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun

penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian

besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan.

Anda mungkin juga menyukai