I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat didunia
walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan dibanyak Negara sejak
tahun 1995. Penyakit Paru TB dapat diderita oleh siapa saja, orang dewasa atau anak-anak dan
dapat mengenai seluruh organ tubuh kita manapun, walaupun yang terbanyak adalah organ
paru. TB Paru adalah suatu penyakit infeksi yang menular dan disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberkulosis). TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih
menjadi permasalahan di dunia hingga saat ini, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga
di negara maju. WHO ( World Health Organization ) memperkirakan sepertiga penduduk dunia
telah terinfeksi oleh TB Paru.
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah:
1. Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara negara yang sedang
berkembang.
2. Kegagalan program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh:
a. Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
b. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat,
3. penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin penyediaannya, tidak
dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang standar, dan sebagainya).
4. Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar gagal
menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis), salah persepsi terhadap manfaat dan
efektifitas BCG.
5. Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami krisis ekonomi
atau pergolakan masyarakat.
Penanggulang TB Paru merupakan hal yang sangat penting dilaksanakan sebagaimana
dituangkan dalam KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 364/MENKES/SK/V/2009 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS (TB) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,bahwa penyakit
TB Paru merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,dan
salah satu penyebab kematian sehingga perlu dilaksanakan program penanggulangan TB Paru
secara berkesinambungan.
Untuk keberhasilan terselenggaranya program penanggulangan TB Paru berbagai
upaya telah dilakukan oleh petugas kesehatan diantaranya penjaringan suspek TB Paru, upaya
pencegahan penularan, penjaringan kontak serumah dan TB mangkir supaya tidak terjadinya
kasus TB MDR.
Wilayah kerja Puskesmas Jombang yang memiliki 6 kelurahan mempunyai sasaran
capaian TB Paru tahun 2018 sebanyak 232 kasus, sedangkan capaian program TB Paru sampai
dengan TW III tahun 2018 sebanyak 116 kasus ( 50 % ). Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak penjaringan pasien suspek TB Paru yang harus ditemukan , agar program TB Paru di
puskesmas bisa mencapai sasaran dan tidak menularkan kepada masyarakat luas. Sedangkan
angka kesembuhan puskesmas Jombang sudah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 90 %
( target 80 % ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, angka kematian, akibat TB Paru memutuskan rantai
penularan, serta mencegah terjadinya MDR dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kegiatan penjaringan TB paru di poli, bidan desa, di masyarakat maupun
lintas sector.
b. Meningkatkan capaian program TB 70 %, angka konversi 80 % dan kesembuhan 85
%, yang bertujuan mencegah terjadinya kekambuhan dan TB MDR.
III. Sasaran
Pasien suspek TB Paru yang berkunjung ke Puskesmas Jombang
IV. Lokasi
Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Jombang
IX. Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai dan penanganan
pelaksanaan kegiatan penjaringan TB Paru tahun 2018 Puskesmas Jombang, atas perhatian
dan kerjasamanya di ucapkan terima kasih.
…………………………………… ………………………………
NIP. NIP.