Anda di halaman 1dari 21

MODEL Konseptual KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Pengampu : Ns. Chandra Tri Wahyudi, S.Kep, M.Kes

Disusun oleh :
1. Fitria Damayanti (1810701003)
2. Alyadin Rahmat Hidaya (1810701004)
3. Levia Kharisma (1810701006)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
2020

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ...............................................................................................................


Daftar Isi .........................................................................................................................
Bab I (Pendahuluan)
A. Latar belakang ....................................................................................................
B. Tujuan Penulisan .................................................................................................
Bab II (Pembahasan)
1. Sumber konsep dan fungsi teori keperawatan keluarga................................. ...
2. Model keperawatan konseptual yang dapat diterapkan pada keperawatan
keluarga.......................................................................................................... ...
3. Model Lingkungan Nightile ................................................................................
4. Teori pencapaian tujuan King............................................................................
5. Model adaptasi Roy.............................................................................................
6. Model sistem Kesehatan Newman....................................................................
7. Model Perawatan diri Orem...............................................................................
8. Ilmu tentang manusia sebagai kesatuan Roger................................................
9. Model pengembangan kesadaran Newman.....................................................
10. Evolusi teori keperawatan keluarga.................................................................
11. Teori ilmu sosial keluarga...............................................................................
12. Teori struktural fungsional.............................................................................
13. Teori sistem.....................................................................................................
14. Teori perkembanagan keluarga........................................................................
15. Teori interaksional keluarga............................................................................
16. Teori stres keluarga..........................................................................................
17. Teori berubah...................................................................................................
18. Teori ilmu sosial keluarga lainnya...................................................................
19. Teori terapi keluarga........................................................................................
20. Teori terapi interaksi atau komunikasi keluarga..............................................
21. Teori terapi keluarga struktural.......................................................................

2
22. Teori terapi sistem keluarga............................................................................
23. Teori terapi keluarga lainnya...........................................................................
24. Teori keperawatan keluarga : model terpadu...................................................
25. Model intervensi pengkajian keluarga.............................................................
26. Model pengkajian dan model intervensi keluarga Calgary.............................
27. Model pengkajian keluarga Friedman.............................................................

Bab III (Penutup)


A. Kesimpulan ........................................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga.Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatanatau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukancara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilankeperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan olehkeluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluargadan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan.Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap
perkembanganseorang individu yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya
kehidupanindividu tersebut. Keluarga memiliki pengaruh yang penting sekali
terhadap pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri.
Prioritastertinggi keluarga biasanya adalah kesejahteraan anggota keluarganya.

B Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan keluarga.
b. menambah pengetahuan dan wawasan tentang model konsep
keperawatankeluarga dari materi yang dicari diluar bangku kuliah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUMBER KONSEP DAN FUNGSI TEORI KEPERAWATAN KELUARGA


Fungsi teori adalah untuk membedakan, menjelaskan , atau memperkirakan
kejadian yang terjadi dalam keperawatan.
Istilah model konseptual dan teori sering kali digunakan saling bergantian,
sebagian disebabkan oleh kurangnya kesepakatan tentang derajat spesifitas yang
membedakan antara model konseptual atau kerangka dan teori. Model konseptual
adalah seperangkat konsep yang relatif abstrak dan umum serta seuatu dalil yang
menjelaskan atau menghubungan konsep konsep tersebut. Sebuah teori juga terdiri
atas beberapa konsep dengan dalil yang menjelaskan qhubungan diantara konsep
tersebut. Akan tetapi, model konseptual atau kerangka biasanya lebih abstrak
daripada teori. Teori berfokus pada situasi yang lebih khusus daripada model
konseptual.

B. MODEL KEPERAWATAN KONSEPTUAL YANG DAPAT DITERAPKAN


PADA KEPERAWATAN KELUARGA
Perkembangan model dan teori keperawatan sangat memngaruhi ilmu
keperawatan. Dimulai dengan tulisan Florence Nightingale da berlanjut dengan
karya ahli teori keperawatan pada zaman ini. Model keperawatan yang secara
khusus telah disesuaikan dengan praktik keperawatan keluarga mencakup model
keperawatan yang disusun oleh image king, sister calista Roy, Betty Newman,
Dorothea Orem, Martha Rogers, dan Margaret Newman.
1. Model lingkungan Nightingale
Florence Nightingale sebemarnya tidak menyajikan suatu teori keperawatan
keluarga. Meskipun begitu, ia menyebtkan keluarga di sebagian besar

5
tulisannya dan dikebanyakan praktik keperawatnnya (Nightingale, 1859). Lobo
(1995) Menyebutkan pendekatan keperawatan nightingale sebagai model
lingkungan, yang konsisten dengan penekanan Nightingale pada penting nya
faktor lingkungan terhadap sehat-sakit. Nightingale meningkatkan layanan baik
layanan perawat-kebidanan maupun layanan kesehatan yang diberikan dirumah
dan menulis “Catatan keperawatan” untuk wanita yang ditugaskan merawat
anggota keluarga yang sakit dan menjaga kesehatan anak dirumah. Dalam
sebuah dokumen yang berjudul “Training nurses for the sick poor”
(Nightingale, 1949), ia mengingatkan perawat untuk terlibat dalam perawatan
orang sakit dan keperawatan kesehatan dilingkungan rumah. Ia tampaknya
telah memberikan tanggung jawab kepada perawat kesehatan dirumah dan
perawat ibu-anak untuk menjalankan praktik keperawatan dengan seluruh
keluarga sebagai unit layanan.
2. Teori pencapaian tujuan King
Imagene King (1981, 1987) mengembangkan model proses transaksi pada
sistem yang saling memengaruhi yang disebut sebagai teori pencapaian tujuan.
Dalam model King (1981), tujuan perawat adalah “membantu indivisu
memelihara kesehatan mereka sehingga dapat menegrjakan perannya”. Model
King berfokus pada mengidentifikasi tujuan, masalah, dan kekhawatiran
indivisu. Di sepanjang proses, perawat dan individu berkolaborasi untuk
mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan bersama. dalam karya awalnya,
King memasukkan pendekatan keluarga sebagai ruang lingkup. Konsep King
mengenai klien indivisu dapat diperluas hingga memasukkan keluarga. Karena,
modelnya mencakup konsep yang relevan dengan keluarga, seperti persepsi,
interaksi, komunikasi, transaksi, ruang, waktu, tumbuh kembang, dan stres
(Whall & Fawcett, 1991). King secara luas mendefinisikan keluarga sebagai
sekelompok kecil individu yang menurunkan nilai dan norma perilaku di
sepanjang rentang kehidupan (King, 1983; Frey & Sieloff, 1995). Keluarga
dipandang baik sebagai suatu sistem interpersonal maupun sistem sosial. Model

6
King telah digunakam untuk memandu praktik keperawatan yang berfokus
pada asuhan keluarga.
3. Model Adaptasi Roy
Model adaptasi suster Calista Roy (1976) Menjabarkan konsep individu sebagai
sistem adaptif yang berinteraksi dengan stimulus melalui 4 cara respon :
Fisiologis, konsep diri, Fungsi Peran, dan Saling ketergantungan. Menurut Roy,
Asuhan keperawatan berfokus pada respon seseorang terhadap interaksi dengan
lingkungan eksternal dan terhadap stimulus internal dan eksternal yang
memengaruhi adaptasi. Dalam Karya alwal Roy (1976), keluarga dipandang
sebagai ruang lingkup individu. Kemudian, Roy dan Robets (1981) mengubah
penjabaran konsep keluarga sebagai (konteks) ini menjadi “ keluarga sebagai
suatu sistem adaptif yang seperti individu, memiliki input, kendali internal dan
proses umpan balik, dan output” (Whall & Fawcett, 1991 hal.23). Roy
menjelaskan bahwa keluarga, individu, kelompok, organisasi sosial dan
komunitas, dapat menjadi unit analisis dan fokus praktik keperawatan. Selain
itu, teori Roy menekan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien
dalam memanipulasi lingkungan mereka, yang konsisten dengan interaksi
lingkungan keluarga yang ditekankan dalam keperawatan keluarga
4. Model Sistem Kesehatan Newman
Model sistem perawatan kesehatan Newman memandang klien sebagai suatu
sistem terbuka, yang terlibat dalam pertukaran timbal balik dengan lingkungan.
Sistem terbuka dapat saja individu, kelompok, keluarga, komunitas atau suatu
kumpulan (Newman 1982-1995). Newman (1983) mendefinisikan keluarga
sebagai “sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
menciptakan dan mempertahankan budaya umum, salah satu tujuan paling
utamanya adalah kontinuitas” (hlm.241). Fokus teori Newman terutama adalah
pada hubungan antar individu anggota keluarga. Sistem keluarga terpajan
stresor yang mempengaruhi stabilitas keluarga dan mengancam status
kesejahteraan keluarga tersebut. Tujuan keluarga adalah mempertahankan

7
stabilitas dengan jaga integritas struktur dasar keluarga tersebut (Whall &
Fawcett, 1991).
5. Model Perawatan Diri Orem
Model perawatan diri menurut Dorothea Orem (1971) beranggapan bahwa
asuhan keperawatan dibutuhkan jika orang dewasa tidak mampu perawatan diri
secara memadai untuk mempertahankan kehidupan, Memelihara kesehatan,
pulih dari penyakit atau cedera, atau mengatasi efek penyakit atau cedera
(Orem1, 1991). Model Orem juga mengakomodasi keadaan saat asuhan
keperawatan dapat ditujukan untuk orang tua atau wali yang merawat anak yang
sedang sakit. Enam konsep utama dalam konsep orem adalah perawatan diri,
agensi perawatan diri, kebutuhan keperawatan diri secara terapeutik, defisit
perawatan diri, institusi dan sistem keperawatan. Sebuah konsep sekunder,
tetapi penting adalah konsep faktor pengkondisian landasan yang membahas
beragam karakteristik personal dan keadaan klien. Model Orem dapat diperluas
hingga keluar dari parameter awal yaitu perawatan diri individu menjadi
perawatan keluarga.
6. Ilmu Tentang Manusia Sebagai Kedatun Rogers
Matha Rogers (1970,1986, 1990) Memandang manusia sebagai kesatuan lapangan
energi multidimensional yang terlibat dalam suatu proses mutual berkelanjutan
dengan lingkungannya. kerangka konsep nya dikenal sebagai Science of Unitary
Human Being (Ilmu Tentang Manusia Sebagai Kesatuan). sebagian besar model
Rogers mencerminkan pengaruh teori Sistem umum. Menurut Rogers
(1970.1990),keperawatan adalah ilmu humanistik dan humanitarian yang diarahkan
untuk menjelaskan dan menggambarkan tentang manusia dalam kesatuan yang
sinergis dan dalam menyusun hipotesis umum dan perkiraan prinsip yang menjadi
landasan praktik yang dapat dipahami. ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan
ilmu yang mempelajari tentang manusia yang tidak dapat disederhanakan lagi dan
lingkungannya.

8
Fawcett (1991) memperluas model Rogers, menyatakan bahwa keluarga adalah
medan energi sistem terbuka yang konsisten yang selalu berubah sebagai respon
terhadap interaksinya dengan lingkungan.
7. Model Pengembangan Kesadaran Newman
Model pengembangan kesadaran Newman (1994) terinspirasi oleh
pengalamannya dengan penyakit pada keluarga saat ia masih muda dan masih
dipengaruhi oleh ahli teori keperawatan yang lebih awal, terutama konsep
Martha Rogers tentang manusia sebagai kesatuan dan pentingnya pola, serta
Newman juga memadukan gagasan para ahli teori dari berbagai disiplin yang
lain (George, 1995, Newman, 1994, 1995). Dalam model Newman, kesehatan
didefinisikan sebagai kesadaran yang meluas dan bukan merupakan bercabang
dengan penyakit. Kesehatan dan penyakit lebih merupakan refleksi dari bagian
pola kesehatan yang lebih besar pada manusia yang utuh. Empat konsep inti
awal pada model Newman adalah pergerakan, waktu, ruang, dan kesadaran
(Newman, 1979).
Menurut Newman, manusia bergerak searah menuju tingkat kesadaran
yang lebih tinggi. Pergerakan, keragaman, dan ritme memadai pola keseluruhan
medan energi. Transformasi adalah perubahan yang terjadi pada suatu titik
waktu tertentu. Dalam model Newman, pola medan energi individu (seseorang)
melekat dalam pola medan energi keluarga, komunitas, dan masyarakat yang
lebih luas (George, 1995). Newman berpendapat bahwa model perkembangan
kesadarannya sangat sesuai dengan keperawatan kesehatan keluarga
(Newman,1995). Karena diterapkan pada keluarga, pergerakan membahas
kebebasan pergerakan individu dalam sistem keluarga bagaimana pergerakan
anggota keluarga di luar keluarga.

C. EVOLUSI TEORI KEPERAWATAN KELUARGA


Di bab ini, dijelaskan hanya beberapa model keperawatan utama yang
mungkin dapat digunakan untuk keperawatan keluarga yang terkait dengan
penelitian dan praktik keperawatan keluarga. Teori Keperawatan Keluarga

9
terus berkembang sejalan dengan penelitian dan praktik keperawatan, dan para
peneliti keperawatan terus melanjutkan perdebatan hebat tentang penyusunan
teori keperawatan di semua area keperawatan, termasuk Keperawatan Keluarga
(Reed, 1995). banyak dari perdebatan tersebut berfokus pada konseptualisasi
baru konsep metaparadigma keperawatan dan mencerminkan pengaruh
perspektif pascamodernisasi dan neomodernisasi.
Keperawatan adalah bidang ilmu mengenai kesehatan manusia dan proses
penyakit. Praktek memudahkan, mendukung, dan membantu individu,
keluarga, komunitas, dan masyarakat untuk meningkatkan, memelihara cara
dan memulihkan kesehatan, dan mengurangi dan memperbaiki efek penyakit.
Praktik dan ilmu yang berhubungan dengan keperawatan diarahkan menuju
hasil output kesehatan yang jelas yang terkait dengan kualitas kehidupan dalam
konteks lingkungan yang sempit dan yang lebih luas.

1. TEORI ILMU SOSIAL KELUARGA


Teori ini berkembang selama pertengahan pertama abad ke 21 sehingga
pada awal tahun 1950-an terdapat upaya untuk mengatur kumpulan
konsep pengetahuan tentang keluarga.
Baru-baru ini, 3 sumber baru yang telah mendeteksi perkembangan
ilmu sosial keluarga dengan penekanan yang lebih pada pemanfaatan
praktiknya. Dalam sebuah buku sumber teori dan metode keluarga
(Boss, Doherty, LaRossa, Schumm,, 1993). para ahli mendeteksi
perkembangan teori keluarga, dari agama dan filosofi awalnya, sampai
pembentukan teori dan metodologi pada pertengahan abad ke-21,
hingga munculnya model yang menekankan pada interaksi antara teori
dan metode. Klein dan White (1996) meninjau kembali apa yang
mereka pertimbangkan sebagai kerangka ilmu sosial keluarga terutama
saat ini : kerangka pertukaran, interaksi simbolik, perkembang keluarga,
konflik, sistem dan ekologi. Winton (1995) meringkas kerangka yang

10
berbeda untuk mempelajari keluarga. Intinya, teori ilmu sosial keluarga
yang terus berkembang telah membuat dasar pengetahuan lebih dapat
digunakan dengan baik untuk disiplin praktik seperti Keperawatan
Keluarga. Berikut ini adalah rangkuman dari tiga buah teori utama ilmu
sosial keluarga yang berguna dalam memahami keluarga dan
keperawatan keluarga.

2. TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL
Kerangka struktural fungsional mendefinisikan keluarga sebagai sebuah
sistem sosial dan oleh beberapa ahli teori keluarga dianggap sebagai
bentuk paling awal dari teori sistem (Broderick, 1993). Analisis
keluarga termasuk mempelajari keluarga dalam hal hubungannya
dengan struktur sosial besar (institusi) seperti pengobatan, agama,
pendidikan, pemerintahan dan ekonomi. perspektif ini melihat pada
pengaturan anggota dalam keluarga, hubungan antar anggota keluarga
dan hubungan anggota keluarga terhadap keseluruhan (Artinian, 1994,
Friedman, 1992). Fokus utamanya ada pada bagaimana dikaitkan
dengan lembaga masyarakat dan dengan keseluruhan struktur dalam
masyarakat. Penekanan di letakan pada fungsi dasar keluarga (Hanson
& Boyd, 1996) yaitu : ekonomi, reproduksi, perlindungan, budaya,
sosialisasi, pewarisan status, hubungan, dan fungsi kesehatan. Isu
utama ahli teori struktural fungsional adalah ah berapa baik struktur
keluarga memungkinkan keluarga melaksanakan fungsinya.
Pendekatan ini menunjukkan keluarga sebagai suatu unit yang terbuka
terhadap pengaruh dari luar, namun pada saat yang sama, disibukkan
dengan mempertahankan batasannya. keluarga tampak sebagai institusi
yang mengadaptasi secara pasif daripada sebuah agen pengubah.
Kerangka cenderung menekankan gambaran statis tentang struktur
masyarakat dan mengabaikan perubahan sebagai suatu dinamika
struktural. Asumsi perspektif ini mencakup :

11
 Keluarga adalah suatu sistem sosial dengan kebutuhan fungsi.
 Keluarga adalah suatu kelompok kecil yang memiliki gambaran umum yang
biasa ada pada semua kelompok kecil.
 Sistem sosial seperti keluarga memenuhi fungsi melayani individu lain fungsi
melayani masyarakat.
 Individu bertindak sesuai dengan serangkaian norma.

3. TEORI SISTEM
Teori sistem adalah salah satu kerangka yang paling berpengaruh dan
produktif. Sebuah sistem terdiri dari serangkaian unsur yang saling
terkait. Perubahan salah satu bagian sistem keluarga mempengaruhi
keseluruhan sistem. Sistem dibagi menjadi dua, yaitu sistem terbuka
mengganti energi dan materi dengan lingkungan (negentropi)
sementara sistem tertutup terpisah dari lingkungan (entropi). Asumsi
perspektif sistem yang diterapkan pada sistem keluarga meliputi:
 Sistem keluarga adalah suatu keseluruhan yang terorganisir dengan individu
dalam keluarga menjadi saling bergantung dan berinteraksi.
 Terdapat batasan di dalam sistem keluarga dan batasan tersebut dapat
terbuka, tertutup, atau acak.
 Sistem keluarga mengalami peningkatan kompleksitas sepanjang waktu, guna
memungkinkan kemampuan adaptasi, tolernasi terhadap perubahan, dan
pertumbuhan melalui differensiasi yang lebih besar.
 Sistem keluarga berubah secara konstan sebagai respons terhadap stress dan
ketegangan dari lingkungan luar.
 Pola sistem keluarga berbentuk sirkular bukan linear; oleh karena itu,
perubahan harus diarahkan pada bentuk siklus.
 Sistem keluarga memiliki gambaran homeostatis untuk mempertahankan pola
stabil, yang dapat bersifat adaptif maupun maladaptive.

12
Perspektif sistem keluarga mendorong perawat untuk melihat klien sebagai
anggota keluarga yang berpartisipasi. Perawat yang menggunakan perspektif ini
mengkaji pengaruh penyakit atau cedera terhadap keseluruhan sistem keluarga dan
pengaruh timbal balik keluarga terhadap penyakit atau cedera (Wright & Leahey,
2000). Penekanan perspektif berfokus pada keseluruhan sistem bukan individu.
Konsep yang relevan dalam teori sistem keluarga mencakup subsistem, batasan,
sistem terbuka, dan perubahan. Intervensi harus berfokus pada subsistem dan seluruh
proses serta fungsi keluarga.

Teori ini melihat proses di dalam keluarga bukan konteks dan hubungan
antara bagian keluarga. Keluarga di pandang sebagai suatu keseluruhan. Dua
keterbatasan pemakaian orientasi teoritis dalam praktik keperawatan keluarga adalah:

1. Teori ini sangat luas dan umu, harus disusun konsep dan pedoman praktik
yang lebih spesifik di luar teori.
2. Pendekatan ini mungkin tidak terlalu membantu seperti teori yang ditujukan
untuk individu guna membahas masalah klien individu.

3. TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA

Teori perkembangan adalah suatu upaya untuk memperluas kerangka


structural-fungsional (analisis berskala besar) dan interaksional (analsisis
berskala kecil). Tujuannya adalah untuk menggabungkan analisis berskala
kecil dan analisis berskala besar dari dua buah pendekatan lainya pada saat
memandang keluarga sebagai sebuah sistem terbuka dalam hubungannya
dengan konfigurasi lain di masyarakat (Jones & Dimond, 1982).
Dalam melaksanakan pengkajian keluarga menggunakan model
perkembangan, beberapa pertanyaan dapat diajukan, salah satunya: apa tugas
perkembangan yang telah di capai dan yang belum di capai?. Jenis strategi
intervensi keperawatan menggunakan persepektif yang dapat membantu
keluarga memahami tahap tumbuh kembang individu dan keluargaserta

13
membantu keluarga menghadapi normalnya masa transisi yang terjadi di
anatara periode perkembangan.
Perawat keluarga harus mengenali bahwa setiap keluarga terdapat tugas
perkembangan individu dan keluarga yang perlu di capai pada setiap tahap
siklus kehidupan individu/keluarga. Asumsi dasar ini terdiri dari:
 Keluarga berubah dan berkembang dalam cara yang berbeda karena
stimulasi/tuntutan internal dan lingkungan.
 Setiap keluarga memiliki komposisi dan kompleksitas yang unik dalam hal
harapan peran dan posisi menurut usia.
 Keluarga dapat mencapai tingkat perkembangan yang sama melalui proses
yang cukup berbeda.

4. TEORI INTERAKSIONAL KELUARGA


Pendekatan interaksional keluarga berasal dari sebuah teori dalam psikologi
dsosial dan psikologi, yang merupakan simbolik, interaksi simbolik
mewakilkan bermacam-macam teori keluarga. Interaksi simbolik berasal dari
filosof pragmatis dan psikologi sosial yaitu Georfe Herbert Mead. Inti
pemikiran Mead adalah dengan membagi simbol yang sudah umu, manusia
beradaptasi dan bertahan dalam lingkungannya. Blumer (1969) membuta 3
buah asumsi teori interaksi simbolik, yaitu;
1. Manusia melakukan tindakan berdasarkan pada makna hal tersebut bagi
mereka.
2. Makna dari tindakan tersebut berasal dari interaksi sosial yang dimiliki
seseorang dengan kawannya.
3. Makna yang ditangani dan di modifikasi melalui sebuah proses interpretasi
yang digunakan seseorang dalam mengahadapi sesuatu yang di temui.

14
Asusmi ini membentuk fokus umum pada interaksi simbolik, yaitu
menghasilkan dan mendapatkan makna. Hal tersebut mempunyai arti bagi
keluarga, yaitu membantu mereka dalam memahami dunia mereka. Makna di
bangun oleh anggota keluarga yang relevan dengan situasi yang di hadapi oleh
keluarga. Perawat tidak dapat memahami keluarga kecuali perawat memahami
makna yang dilekatkan keluarga terhadap situasi yang mereka alami.
Pengkajian keluarga dalam kerangka interaksional menekankan pengkajian
interaksi/komunikasi di antara keluarga; peran keluarga dan analisis kekuatan;
koping keluarga; hubungan antara pasangan menikah/orang dewasa; saudara
kandung; orang tua dan anak-anak; serta pola sosialisasi keluarga. Intervensi
dilakukan berdasarkan pada kebutuhan keluarga terhadap promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, atau pemilihan kesehatan dalam area tersebut.

5.TEORI TERAPI KELUARGA


Teori terapi keluarga adalah campuran dari teori ilmu sosial dan teori praktik
keluarga. Teori ini menggambarkan dinamika dan pola sistem keluarga yang
terdapat dalam semua keluarga, aliran teori ini bersifat deskriftif dan preskriftif
(yang menunjukkan strategi terapi atau intervensi).
Teori terapi keluarga membahas konsep sistem keluarga yang umum. Semua
menyatakan bahwa sistem keluarga mempunyai kesamaan yaitu merupakan
sistem terbuka, berkelanjutan, pencari-tujuan, pengaturan diri sendiri, dan juga
ciri tambahan sistem sosial (Broderick, 1993). Sistem sosial seperti keluarga
memiliki bagian komponen yang terdiri atas kewaspadaan diri, pengarahan diri,
dan mandiri tidak seperti sistem mekanistik lainnya.

6.TEORI TERAPI INTERAKSI/KOMUNIKASI KELUARGA


Watzlawick dan rekan, analisis proses komunikasi melibatkan 3 aspek yang
berbeda yaitu sintatik, sematik, dan pragmatik (Watzlawick, Beavin, & Jakson,
1967). Para ahli teori komunikasi telah melekatkan kegunaan yang berbeda
terhadap aspek yang berbeda ini dan telah mengembangkan intervensi

15
berdasarkan aspek-aspek ini. Sintatik memerhatikan tentang bagaimana sebuah
pesan secara akurat disampaikan dari satu orang ke orang lainnya (Broderick,
1993). Ahli terapi yang menggunakan pendekatan ini berfokus pada bagaimana
membantu anggota keluarga saling berkomunikasi dengan jelas sehingga pesan
yang disampaikan adalah pesan yang diterima. Sematik memerhatikan tentang
makna. Kantor & Lehr (1975) membuat daftar pencarian makna sebagai salah
satu tujuan terpenting keluarga yang diharapkan dicapai oleh anggota keluarga
melalui interaksi. Aturan landasan teori komunikasi yang dikembangkan oleh
Watzlawick, Beavin, dan Jackson (1967) dalam Pragmatics of Human
Communication adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang harus mempunyai perilaku, dengan demikian setiap orang
harus berkomunikasi. Misalnya, seorang klien yang tidak menjawab
pertanyaan tetapi duduk dengan tenang selama wawancara berarti masih
berkomunikasi, tetapi perawat harus menemukan apa makna perilaku bagi
klien untuk menemukan apa yang tengah dikomunikasikan.
2. Semua komunikasi memiliki tingkat laporan (digital) dan tingkat perintah
(analog). Tingkat perintah mendefinisikan sifat hubungan.
3. Semua perilaku/komunikasi harus dinilai dalam ruang lingkupnya.
4. Semua sistem ditandai oleh peraturan, yang mempertahankan
keseimbangan homeostatis dan memelihara sistem. Misalnya, di antara
budaya tertentu , aturan untuk memelihara sistem meliputi tidak memberi
tahu orang lain tentang masalah keluarga. Jika hal tersebut dilakukan maka
akan menggangu keseimbangan homeostatis keluarga. Dengan demikian,
di antara keluarga ini, perawat harus membangun kepercayaan yang cukup
dengan keluarga sebelum dapat membahas masalah keluarga.
5. Hubungan dapat dideskripsikan baik sebagai sesuatu yang simetris atau
sebagai pelengkap. Sesuatu yang simetris menyiratkan keseimbangan dan
pelengkap menyiratkan keseimbangan dan pelengkap menyiratkan sesuatu
yang bertentangan (hubungan dominan-kepatuhan).
6. Setiap orang menekankan realitasnya menurut relitas diri mereka sendiri.

16
7. Masalah dipertahankan dalam lingkaran umpan balik yang terakit dengan
pola komunikasi berulang.
8. Keluarga fungsional atau normal mampu mempertahankan integritas
dasarnya bahkan selama periode stres.
9. Keluarga yang disfungsional dikatakan “tersangkut”. Perilaku simtomatik
mempertahankan keseimbangan keluarga pada saat itu dan menghindari
perubahan yang diperlukan. Masalah adalah sebuah gejala kerusakan sistem
tersebut.

Walaupun ahli terapi dapat memimpin dan memfasilitasi pertumbuhan, setiap orang
bertanggung jawab terhadap pertumbuhannya sendiri. Tujuan primer terapi keluarga
adalah memahami peraturan dan proses komunikasi yang digunakan oleh keluarga
bermasalah dan mengajarkan peraturan serta proses komunikasi yang fungsional pada
keluarga.

Ahli terapi keluarga mengidentifikasi bahwa jika keluarga teralalu terikat dengan
kuat atau memiliki batasan yang terlalu kaku maka disfungsi keluarga tersebut lebih
besar daripada keluarga yang lebih seimbang.

7.TEORI TERAPI SISTEM KELUARGA

Teori sistem keluarga Murray Bowen adalah salah satu kerangka teoriti
terapi keluarga yang dikembangkan dan diintegraskan dengan baik (Goldenberg
&Goldenberg, 2000). Konsep utama dlam teorinya adalah diferensiasi diri. Terdapat
dua kekuatan penyeimbang dalam kehidupan, yaitu keberamaan dan individualitas.
Bowen percaya bahwa semakin besar diferensiasi diri, individu semakin mampu untuk
beradaptasi terhadap perubahan dan stres akibat lingkungan mereka sehingga
kecenderungan mereka mengalami kesulitan mosional semakin jarang.

Terdapat enam konsep terkait lain dalam teori sistem keluarga Bowen.
Keluarga didefinisikan sebagai sistem emosional keluarga inti. Keluarga yang tidak

17
berfungsi dengan baik membawa perilaku bermasalah hingga ke beberapa generasi.
Apabila seseorang menikah, mereka cenderung berpasangan dengan yang memiliki
tingkat diferensiasi yang sama dengan mereka dan menghasilkan keturunan pada
tingka diferensiasi yang sama dengan diri mereka sendiri. Proses proyeksi keluarga
menunjukkan perpindahan kecemasan dari orang tua dan tingkat diferensiasi ang
rendah kepada anak yang rentan. Triangulasi adalah konsep utama lainnya. Segitiga
tampak sebagai penyokong dasar pada tiap tingkat emosional dan merupakan sistem
hubungan sabil yang terkecil. Dalam triangulasi, kecemasan da ketegangan di antara
dua orang diproyeksikan ke objek lain di dalam keluarga. Dalam situasi yang
menyebabkan stres, kecemasan dapa menyebar dari sebuah segitiga pusat di dalam
keluarga ke segitiga lain dengan seeorang atau objek di luar keluarga. Posisi saudara
kandung membahas mengenai peningnya urutan kelahiran. Dalam teori Bowen,
manusia dipandang sebagai karakterstik kepribadian yang pasti dan terus berkembang
berdasarkan urutan kelahiran fungsional mereka daam keluarga asal (Toman, 1961).
Pemutusan emosional menandakan penarikan emosi dari anggota keluarga yang lain
akibat proses pelekatan yang tida tuntas. Anak usia dewasa yang secara emosional erat
dengan orang tua mereka dn keluarga asal dapat berupaya untuk mengatur
kecemasannya dengan cara tinggal dekat atau jauh dari orang tua dan keluarga asal.
Regrei sosial merupakan analog pada tingkat sosial untuk difeensiasi diri. Hal tersebut
mengarah pada masyarakat yang mengalami banyak sekali tekanan sehingga
mengalami regresi karena energi toksik yang berlebihan menghadapi kecenderungan
untuk mencapai diferensiasi.

8.TEORI KEPERAWATAN KELUARGA : MODEL TERPADU

Teori keperawatan yang khusus keperawatan keluarga masih terbatas dan


meskipun kita memperoleh keuntungan dari perpektif teoritis yang dipinjam dari ilmu
lain, perawat keluarga tetap memerlukan teori yang merupakan teori keperawatan
tersendiri.

9.MODEL INTERVENSI PENGKAJIAN KELUARGA (MODEL SISTEM


KEKUATAN-STRESOR KELUARGA)

18
Keluarga membangun stratgi koping untuk mempertahankan kesimbangan
dan menghemat sumber energi. Untuk keluarga terpengaruh jika ada anggota
keluarga yang mengalami stesor atau jika seluruh keluarga mengalami stresor yang
mengancam kemampuan sistem keluarga. Dengan bekerjasama, perawat keluarga
dengan keluarga mengupayakan pencapaian tujuan stabilitas keluarga. Setiap
keluarga berespons terhadap peristiwa yang menimbulkan tekanan berdasarkan pada
a) persepsi situai dan b) kemampuan keluarga unuk menyesuaikan diri dan
memulihkan fungsi keluarga yang terganggu akibat stresor

Family System Strssor-Strenght Inventory lebih difokuskan dari pada dua


model lainnya, karena model tersebut melibatkan penilaian stresor dan kekuatan
keluarga, dan juga pemulihan stabilitas keluarga serta fungsi keluarga dengan
menerapkan pendekatan primer, sekunder, dan tersier. FSSI dapat digunakan untuk
pengkajian dan intervensi serta sebagai alat ukur baik untuk praktik maupun
penelitian. Model ini adalah contoh yang sangat baik dari adaptasi kerangka konsep
Newman yang didasarkan pada praktik keperawatan keluarga yang aktual.

10.MODEL PENGKAJIAN DAN MODEL INTERVENSI KELUARGA


CALGARY

Model kedua dari keperawatan keluarga sistem terpadu adalah Calgary


Family Assassement Model (CFAM) dan Calgary Family Intervention Model) yag
dikembangkan oleh Wright and Leahey serta rekan ( Wright dan Leahey, 2000;
Wright, Watson, & Bell 1996). Model keperawatan sistem kluarga calgary
memadukan berbagai teori dari teori sistem umum, sibernetika, teori komunikasi, dan
teori berubah.

Teori dan ide ini dipadukan menjadi paradigma atau perpektif keperawatan
yang berfoku pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan. CFAM menekankan
identifikasi kekuatan dan sumber keluarga. Strategi intervensi direncanakan dengan
pengenalan yang kuat bahwa keluarga harus dan wajib memutuskan strategi
intervensi mana yang terbaik untuk mereka.

19
11.MODEL PENGKAJIAN KELUARGA FRIEDMAN

Model pegkajian keluarga Friedman merupakan pendekatan terpadu dengan


menggunakan teori sistem umum, teori perkembangan kluarga, teori struktural-
fungsional, dan teori linta budaya sebagai landasan teoritis primer model dan alat
pngkajian keluarga. Teori pertengaan lainnya juga dipadukan ke dalam berbagai
dimensi struktural dan fungsional yang dikaji, seperti teori komunikasi, teori pran,
dan teori stres keluarga.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi teori adalah untuk membedakan, menjelaskan , atau
memperkirakan kejadian yang terjadi dalam keperawatan. Oleh karena itu, teori
keperawatan idealnya menggambarkan pola yang logis dan mudah dimengerti
untuk observasi dalam praktik keperawatan (Fawcett & downs, 1992).
Florence Nightingale sebemarnya tidak menyajikan suatu teori
keperawatan keluarga. Meskipun begitu, ia menyebtkan keluarga di sebagian
besar tulisannya dan dikebanyakan praktik keperawatnnya (Nightingale, 1859).
King mengembangkan model sistem yang saling memengaruhi dan
memasukkan pendekatan keluarga sebagai ruang lingkup. Newman membahas
keluarga sebagai klien dari awal pengembangan modelnya, dengan keluarga
dipandang sebagai sistem yag terdiri atas anggota keluarga sebagai subsistem.
Orem menggambarkan Keluarga sebagai unit pengondisian landaasan dan
sebagai runag lingkup bagi klien individu. Model adaptasi suster calista roy
(1976) menjabarkan konsep individu sebagai suatu sistem yang adaptif yang
saling memngaruhi dengan stimulus melalui 4 model respon : fisiologis, konsep
diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan. Keluarga dapat menjadi ruang

20
lingkuo klien dan diarahkan pada peningkatan adaptasi positif terhadap
stimulus foka, kontekstual, dan sisa atau residual melalui proses regulator dan
kognator.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, MF (1998). Family Nursing, Research Teori and Practice 4th


Edition.
Appletonj & Large USA Harmon H, Shirley May & Sherly Thalman B
(1996), Family Health Care Nursing – Theory Practica & Research.
F.A. Davis Company Philadelphia

21

Anda mungkin juga menyukai