Anda di halaman 1dari 7

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI REHABILITASI MEDIK

RSU MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU

RSU MUHAMMADIYAH SITI AMINAH


Jln. Pangeran Diponegoro Desa Jatisawit Kec. Bumiayu Kab. Brebes
A. PELAYANAN FISIOTERAPI
.Dalam rangka usaha peningkatan pelayanan Fisioterapi di RS Muhammadiyah Siti
Aminah, maka perlu adanya usaha – usaha untuk penertiban, penyergapan, pelaksanaan
serta kemudahan fungsi kontrol dalam pelayanan. Usaha ini antara lain dengan
pembuatan buku-buku pedoman yang meliputi pengetrapan jenis terapi serta fisioterapi
tiap kondisi. Berdasarkan pada pengertian Fisioterapi sebagai suatu ilmu pengetahuan
dan seni pengobatan dengan sarana – sarana latihan gerak, panas, dingin, sinar, air,
pijatan dan listrik : sesuai dengan kebutuhan saat ini serta sesuai pula dengan sarana
yang ada yang meliputi tenaga, ilmu, ketrampilan, pelayanan, tempat dan waktu kerja,
maka diberikan jenis – jenis Fisioterapi sebagai berikut :

1. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation ( TENS )


a. Indikasi
1) Otot yang layuh (Lower Motor Neuron Lesion) dengan nilai otot dibawah 3.
Bila karena trauma pada urat saraf, maka perlu pemeriksaan periksa EMG
terlebih dahulu, untuk mengetahui tingkat kerusakan komplit atau parsial.
2) Kelemahan otot karena adanya penyakit atau karena otot lama tidak
berfungsi (disuse atrophy) dengan nilai otot dibawah 3.
3) Otot yang tidak mampu berkontraksi karena nyeri yang sangat misal sehabis
trauma.
b. Waktu
Sekitar 10-15 menit
c. Biaya
Untuk biaya yang biasa di terapkan di sini Rp 60.000
2. Infra Red ( IR )
a. Indikasi
1) Kondisi sehabis trauma subakut atau kronis
2) Kondisi peradangan subakut dan kronis
3) Kondisi kelumpuhan / kelayuhan / nyeri urat saraf pusat atau tepi.
4) Kondisi tegangan otot dan nyeri
5) Kondisi lukasuperfisiil kronis dengan teknik khusus
b. Waktu
Seitar 10-15 menit
c. Biaya
Untuk biaya yang biasa diterapkan disini Rp 60.000
3. Ultrasound ( US )
a. Indikasi
1) Kelainan-kelainan / penyakit pada jaringan tulang sendi dan otot
2) Keadaan-keadaan post traumatic
3) Fraktur
4) Rheumathoid Arthritis pada stadium tidak aktif
5) Jaringan parut oleh karena operasi
6) Kontraktur
b.
1. Massage
1. Indikasi
a. Kondisi sehabis trauma / sehabis operasi sub akut dan kronis, pada system
muskuloskeletal.
b. Kondisi kekuatan sendi serta pengerasan, ketegangan, perlengketan dan
pemendekan jaringan otot dan jaringan lunak yang lain.
c. Kondisi keluhan nyeri, penekanan / penyempitan urat saraf dan kondisi
kelumpuhan urat saraf.
d. Kondisi kurang lancarnya peredaran darah dan limfe.
e. Kondisi kurang lancaarnya pengeluaran sekresi pada saluran pernafasan.
f. Kondisi kurang lancarnya proses pencernaan makanan dan pembuangan.
2. Kontra Indikasi
a. Kondisi peradangan akut, trauma dan sehabis operasi yang masih baru.
b. Kulit yang terkuak.
c. Kondisi cidera sistem muskuloskeletal (fracture, rupture) belum direposisi
dan pulih secara baik dan kuat.
d. Adanya tanda – tanda keganasan.
e. Penderita panas dingin
f. Penderita kelainan jantung dan adanya haemoptoe, khusus jenis tapotament
daerah torak.
g. Kondisi varises, tepat pada lokasinya.
h. Kondisi haematemesis dan melena, khusus daerah perut.
i. Wanita saat haid dan kehamilan, khusus daerah perut.
2. Passive Exercise
1. Indikasi
a. Kondisi koma /post koma
b. Kondisi lama bed rest
c. Kondisi post operative
d. Kondisi post fracture /dislokasi
e. Kondisi kelemahan otot
1) Nilai kekuatan otot antara 0 – 2
2) Lama tidak berfungsi
3) Post immobilitation
f. Kondisi kekakuan sendi
g. Kondisi pemendekan otot

2. Kontra Indikasi
a. Penderita sedang panas tinggi dan adanya proses peradangan akut
b. Fors passive movement khusus stiff elbow
c. Hipertensi dan hiperadduksi pada :
1) Post fracture collum femur dengan moore prothese / pen
2) Post fracture shaft of femur dengan pen

3. Dosis
a. Diberikan gerakan pasif sesuai dengan fungsinya, dengan ulangan 5 – 8 kali
gerakan
b. Waktu 15 – 40 menit.
c. Pengulangan 1 x1 hari, kronis 1 x 2 hari
3. Assisted Active Exercise
1. Indikasi
a. Kondisi kelemahan otot dengan nilai 2 dan 3.
b. Kondisi kesulitan pengontrolan gerak.
c. Kondisi terhambatnya jarak pergerakan sendi.

2. Kontra Indikasi
a. Kondisi tekanan darah tinggi dengan keluhan pusing.
b. Penderita panas tinggi.
c. Penderita dalam keadaan bed rest total.
d. Penderita penyakit jantung perlu tehnik khusus.
e. Penderita khusus post operasi collum femur dengan moore prothese, adduksi,
fleksi, dan internal rotasi tak boleh berlebihan.
f. Penderita yang tidak kooperatif.

3. Dosis
a. Waktu: tiap satu macam gerak dari suatu sendi diberikan 10 gerakan, dengan
waktu sesuai dengan toleransi pasien.
b. Pengulangan 1 x 1 hari
c. Seri 10 kali

4. Free Active Exercise


1. Indikasi
a. Kondisi kelemahan otot dengan nilai otot 3 keatas.
b. Kondisi kesulitan pengontrolan gerak anggota / koordinasi kurang.
c. Kondisi terhambatnya jarak gerakan sendi.
d. Kondisi ketegangan otot dan jaringan lunak.
e. Kondisi stifness /nyeri gerak pada sendi.

2. Kontra Indikasi
a. Kondisi tekanan darah tinggi dengan keluhan pusing.
b. Penderita panas tinggi.
c. Penderita dalam keadaan bed rest total.
d. Penderita penyakit jantung perlu tehnik khusus.
e. Penderita khusus post operasi collum femur dengan moore prothese, adduksi,
fleksi, dan internal rotasi tak boleh berlebihan.
f. Penderita yang tidak kooperatif.

3. Dosis
a. Tiap bentuk gerak dari suatu sendi diberikan 10 – 30 gerakan, 2 – 3 menit.
b. Pengulangan 1 x 1 hari
c. Seri 10 kali

5. Resisted Active Exercise


1. Indikasi
a. Kondisi kekuatan otot dengan nilai 4 keatas.
b. Kondisi kesulitan pengontrolan pergerakan anggota
c. Kontisi penyusutan volume otot (atropy)

2. Kontra Indikasi
a. Kondisi tekanan darah tinggi dengan keluhan pusing.
b. Penderita panas tinggi.
c. Penderita dalam keadaan bed rest total.
d. Penderita penyakit jantung perlu tehnik khusus.
e. Penderita khusus post operasi collum femur dengan moore prothese, adduksi,
fleksi, dan internal rotasi tak boleh berlebihan.
f. Penderita yang tidak kooperatif.

3. Dosis
a. Waktu : Tiap bentuk gerakan dari suatu sendi diberikan 10 – 30 gerakan, 2–
3 menit, Toleransi penderita.
b. Pengulangan : 1 x 1 hari
c. Seri : 10 kali
6. Breathing exercise
1. Indikasi
Penyakit /gangguan pada system pernafasan missal bronchitis kronik,
bronkopneumonia, bronchiale, emphysema dan lain – lain.
a. Kondisi sebelum dan sesudah operasi
b. Sebagai selingan dari pada melahirkan
c. Pertolongan pada penderita pingsan / hampir pingsan
d. Penderita gangguan jantung denga tehnik khusus

2. Kontraindikasi
a. Haemoptoe pada penderita Tuberculosis aktif
b. Penderita wooping cough /Kinghouse

3. Dosis
Waktu : 10 – 15 menit : pengulangan 1 kali 1 hari
Seri : 10 kali
7. Postural Drainage
1. Indikasi
a. Adanya sekresi mucosa pada saluran pernafasan bagian bawah yang sulit
keluar terutama pada bronchus. Contoh kondisi : Bronchoiectasis,
Emphysema, Bronchopneumonia,Asthma Bronchiale, Bronchitis.
b. Penderita sebelum dan sesudah operasi.

2. Kontraindikasi
Adanya penyakit jantung, perlu dengan tehnik khusus.
Dosis
Waktu : 15 – 30 menit, pengulangan 1 – 2 kali 1 hari
Seri : 10 kali

Anda mungkin juga menyukai