Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terdapat jutaan organisme di bumi dengan bentuk dan struktur yang

beranekaragam. Organisme yang dikira tidak memiliki manfaat ternyata memiliki

potensi yang cukup besar bagi manusia. Oleh sebab itu manusia dengan

kecerdasan berpikirnya mencoba untuk mengembangkan dan menggunakannya

seluruh organisme di bumi demi kesejahteraan kehidupan umat manusia.

Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup atau

organisme untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia disebut

bioteknologi

Hampir semua orang pasti pernah melakukan bioteknologi dalam kehidupan

sehari-hari, walaupun mereka kurang mengerti apa itu bioteknologi dan istilah

bioteknologi terdengar asing bagi mereka. Namun, apabila mereka diberitahu

bahwa pembuatan tempe, tape dan kecap merupakan beberapa contoh bioteknologi,

barulah mereka mulai sedikit mengerti apa yang dimaksud dengan bioteknologi.

Pada mulanya bioteknologi memang didominasi untuk memproduksi makanan.

Seiring perkembangan zaman, para ahli terus meneliti beberapa organisme

agar dapat memperoleh suatu produk yang bermanfaat. Dan akhirnya pun mereka

berhasil menemukan produk-produk bioteknologi baru dari pemanfaatan

organisme.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana Sejarah Bioteknologi?

 Apakah yang dimaksud dengan Bioteknologi?

 Apa prinsip dasar Biotenologi?

 Apa saja perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern?

 Bagaimana Penggunaan Mikroorganisme dalam Bioteknologi?

 Bagaimana pemanfaatan bioteknologi dlm kehidupan manusia?

 Apa saja dampak yang di alami manusia dengan adanya bioteknologi?

1
C. Tujuan

 Mengetahui sejarah Bioteknologi.

 Mengetahui pengertian Bioteknologi.

 Mengetahui prinsip dasar Biotenologi.

 Mengetahui Bioteknologi Konvensional dan Modern.

 Mengetahui penggunaan Mikroorganisme dalam Bioteknologi.

 Mengetahui pemanfaatan Bioteknologi dalam kehidupan manusia.

 Mengetahui dampak positif dan negatif dari Bioteknologi.

D. Manfaat

 Untuk mengetahui sejarah Bioteknologi.

 Untuk mengetahui pengertian Bioteknologi.

 Untuk mengetahui prinsip dasar Biotenologi.

 Untuk mengetahui perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern.

 Untuk mengetahui penggunaan Mikroorganisme dalam Bioteknologi.

 Untuk mengetahui pemanfaatan Bioteknologi dalam kehidupan manusia.

 Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari Bioteknologi.

2
BAB II

ISI

A. Sejarah Bioteknologi

Abad ke XXI sering disebut abad bioteknologi dan biomolekuler, yang

diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah berkaitan dengan kesejahteraan

manusia. Bioteknologi adalah teknik penggunaan makhluk hidup, atau bahan yang

didapat dari makhluk hidup, untuk membuat suatu produk dan jasa yang

bermanfaat bagi manusia.

Perkembangan ilmu selanjutnya membawa manusia mengenal kromosom.

Pada awal tahun 1880-an Wilhelm Roux memperkirakan bahwa kromosom adalah

pembawa bahan hereditas. Ahli lain, Mendel mempelajari perilaku kromosom

sebagai pembawa bahan hereditas ini. Menurut Mendel, organisme membawa dua

unit hereditas bagi setiap sifat keturunan. Selanjutnya teori Mendel sesuai juga

dengan kenyataan, bahwa induk menurunkan hanya separoh separoh kromosom

melalui sel kelamin.

Pada tahun 1860-an Fredrich Miescher berhasil mengisolasi bahan dari inti

sel ini, setelah diidentifikasi diketahui mengandung protein dan asam nukleat.

Selanjutnya diketahui bahwa asam nukleat tersusun atas unit pembangun yang

dikenal dengan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari gula (ribose), gugus fosfat

dan empat macam basa nitrogen. Untuk kromosom, gulanya adalah deoksiribosa,

sehingga disebut DNA (deoxyibose nucleic acid), dan keempat macam basanya

adalah adenin (A), timin (T), sitosin (C) dan guanin (G).Untaian DNA ini

selanjutnya dikenal dengan gen.

Pada pertengahan tahun 1970, ahli Bioteknologi menemukan teknologi baru

yang dikenal dengan antibodi klon tunggal. Prinsip antibodi klon tunggal berbeda

dengan antibody klon ganda. Kisah antibody klon tunggal dimulai pada tahun

1974, ketika George Kohler dan Cecar Milstein dari Medical Research Council’s

Laboratory of Molecular Biology di Cambridge, Inggris, mengamati sesuatu yang

kemudian menjadi masalah menonjol yang belum terpecahkan dalam imunologi.

3
Antibody adalah bagian dari pertahanan tubuh terhadap benda asing yang ingin

masuk ke dalam tubuh.

Produksi antibody dikendalikan oleh gen, Kohler dan Milstein mempunyai

ide untuk menyatukan sel penghasil antibodi normal dengan sel dari tumor yang

mengkanker, yang disebut mieloma. Teknologi ini menghasilkan sel hybrid yang

selanjutnya dapat dikulturkan dan menghasilkan klon. Semua hybrid klon yang

sama menghasilkan molekul antibodi yang sama pula, oleh karena itu disebut

antibodi klon tunggal (monoclonal antibody).

Perkembangan bioteknologi telah membawa manusia untuk dapat

mengobati penyakit keturunan atau penyakit yang disebabkan adanya kelainan

genetis, yaitu dengan memasukkan gen yang baik ke dalam sumsum tulang

belakang, dikenal dengan metode transfer gen.

Metode transfer gen yang sedang dikembangkan untuk mengobati penyakit

genetic manusia tersebut diatas adalah untuk memasukkan gen baru ke dalam sel

somatic saja. Gen tersebut tidak dapat diturunkan pada anak jika tidak berada pada

sel benih yang menghasilkan sperma dan sel telur.

B. Pengertian Bioteknologi

Definisi bioteknologi apabila dilihat dari akar katanya berasal dari “bio”

yang berarti hidup dan “teknologi” yang berati sistem, maka pengertiannya adalah

penggunaan organisme atau system hidup untuk memecahkan suatu masalah atau

untuk menghasilkan produk yang berguna.

Beberapa ilmuwan dan pakar memberikan definisi bioteknologi, sebagai

berikut:

1. Sylvia A. Mender

Menurut Mender, bioteknologi merupakan istilah yang digunakan untuk

menunjukkan penggunaan sistem biologi yang bertujuan menghasilkan suatu

produk yang sesuai denagn keinginan manusia. Sejak awal peradaban, terutama

era Mendel, manusia banyak melakukan persilangan, baik persilangan antar

4
tumbuhan maupun persilangan antar hewan untuk menghasilkan sifat unggul

yang diinginkan.

2. Ricky Lewis

Ricky Lewis menyebut bioteknologi dengan istilah rekayasa genetika (genethic

engineering). Penggunaan istilah rekayasa genetika ini didasarkan atas

manipulasi deoxyribbo-nucleic-acid (DNA) suatu makhluk hidup. Di dalam

bioteknologi dilakukan rekayasa organisme atau komponen organisme untuk

menghasilkan barang dan jasa yang penting dan menguntungkan bagi

kehidupan manusia.

3. Federasi Bioteknologi Eropa

Pada tahun 1981 Federasi Bioteknologi Eropa mendefinisikan bioteknologi

sebagai aplikasi terpadu biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia dengan

tujuan untuk mendapatkan aplikasi teknologi dengan kapasutas biakan mikroba,

sel, atau jaringan di bidang industri, kesehatan, dan pertanian.

4. Sardjoko

Pada tahun 1991 sardjoko mendefinisikan bioteknologi sebagai proses-proses

biologi oleh mikroorganisme yang dimanfaatkan oleh dan untuk kepentingan

manusia.

C. Prinsip Dasar Bioteknologi

Pada prinsipnya, dalam bioteknologi terkandung tiga hal pokok sebagai

berikut:

Agen biologis (mikroorganisme, enzim, sel tumbuhan, dan sel hewan)

Pendayagunaan secara teknologis dan industrial

Produk dan jasa yang diperoleh

Prinsip bioteknologi digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan

kualitas produk makanan, pertanian, serta perternakan secara nyata sera

memecahkan masalah – masalah di bidang kesehatan dengan menyediakan vaksin

– vaksin baru dan hormon – hormon penting serta beberapa enzim melalui

teknologi DNA rekombinan.

5
D. Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern

1. Bioteknologi Konvensional

Berdasarkan kondisi pelaksanaanya bioteknologi ini dibedakan pada kondisi

yang non steril dan kondisi yang steril (membutuhkan area khusus) dan belum

ditunjang berdasarkan ilmu-ilmu tertentu. Pada kondisi non steril proses

bioteknologi masih dilakukan dalam kondisi belum menggunakan area khusus,

umumnya masih menggunakan mikroorganisme secara langsung dan dilakukan

dengan cara sederhana.

Ciri khas bioteknologi masa ini yaitu teknologi dan prosedur kerjanya

diciptakan dan lahir melalui proses coba-coba dan berdasarkan temuan yang

tidak disengaja atau berdasarkan hasil pengamatan dan proses alami.

Pengembangannya belum berdasarkan teori atau ilmu yang sistematis.

Produk yang dihasilkan masih belum murni. Contoh : Tape singkong atau tapai

ketan (Saccharomyces cereviciae) Roti (Saccharomyces cereviciae), Tempe

(Rhizopus oryzae), Oncom (Neurospora sitophyla), Yogurt (Lactobacillus

bulgaricus), Mentega (Streptococcus lactis), Kecap (aspergillus oryzae), Nata

De Coco (Acetobacter xylinium).

Sedangkan pada kondisi steril bioteknologi telah didominasi ilmu

mikrobiologi, botani dan farmatologi. Bioteknologi pada kondisi steril ini telah

dilakukan pendekatan keilmuan, penerapan quality control, standarisasi mutu,

dan diakuinya hak paten produk yang dihasilkan.

Bioteknologi kondisi steril dibagi menjadi beberapa era yaitu :

 Era Pra Pasteur (sebelum 1865) : teknik fermentasi oleh mikroorganisme,

contoh : minuman beralkohol.

 Era Pasteur (1865-1940) : Perkembangan industri fermentasi pembuatan etanol,

butanol dan asam organik, perlakuan air buangan.

 Era Antibiotik (1940-1960) : Pembuatan penisilin yang mulai digunakan pada

saat pendaratan tentara USA di Normandi selama perang dunia II, vaksin virus,

teknologi kultur sel hewan.

6
 Era Pasca Antibiotik (1960-!975) : Asam-asam amino, protein sel tunggal,

enzim untuk detergen, biogas, dll.

2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern atau bioteknologi molekuler mengalami

perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknik biologi

molekuler. Bioteknologi molekuler ini tidak berdiri sendiri akan tetapi

berhubungan berbagai dispilin ilmu seperti biologi sel, biokimia, genetika,

mikrobiologi dan biologi molekuler.

Bioteknologi pada umumnya menggunakan jasad renik atau bagiannya dan

dilakukan pada skala besar untuk produksi senyawa yang memiliki nilai jual

yang tinggi. Dalam perkembangannya bioteknologi mengalami perubahan yang

nyata setelah teknologi DNA rekombinan berkembang. Penggabungan DNA

rekombinan dengan bioteknologi molekuler.

Peralatan dan teknologi yang digunakan yaitu dengan berbagai teknoloh=gi,

misalnya menggunakan mesin isolasi, teknologi hibridoma, kloning, rekayasa

biokimia, dan rekayasa genetika.

Bioteknologi modern proses dan hasilnya steril, mampu memproduksi

banyak dalam waktu cepat dan kualitas terstandardisasi. Contohnya kultur

jaringan, organisme transgenik, hewan hasil kloning dan insulin buatan.

7
E. Penggunaan Mikroorganisme dalam Bioteknologi

1. Mikroorganisme penghasil Makanan dan Minuman

Proses fermentasi dari suatu organisme dapat mengubah suatu makanan dan

minuman. Ingatlah kembali pelajaran Metabolisme, proses fermentasi

merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari suatu senyawa organik &

menjadi produk organik yang lebih sederhana. Mengapa mikroorganisme

dijadikan sebagai sumber makanan? Hal tersebut disebabkan mikroorganisme

dapat tumbuh menjadi dua kali lipat & juga massa mikroba minimal

mengandung 40% protein dan memiliki kandungan vitamin & mineral yang

tinggi. Beberapa jenis mikroorganisme dalam produk makanan & minuman

adalah sebagai berikut:

a. Bioteknologi Pembuatan Tape

Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol.

Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur

Endomycopsis fibuligera, Rhizopus oryzae, ataupun Saccharomyces

cereviceae sebagai ragi atau mikroorganisme pembantu proses fermentasi.

Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah & putih,

kayu manis. Sebelum membuat tape perlu diperhatikan untuk menghasilkan

kualitas yang bagus, warnanya menarik, rasanya manis & strukturnya

lembut.

b. Bioteknologi Pembuatan Tempe

Tempe adalah makanan yg populer di negara kita. Meskipun merupakan

makanan yg sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber

protein nabati yg cukup tinggi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan

mikroorganisme jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah protein

kompleks kacang kedelai yg sukar dicerna menjadi protein sederhana yg

mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein,

lemak, & karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe,

akan dihasilkan antibiotika yg akan mencegah penyakit perut seperti diare.

8
c. Bioteknologi Pembuatan Kecap

Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk mempercepat

fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yng

berbentuk tepung beras atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yng

terjadi, tergantung pada waktu. Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan

garam, maka pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi

pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan bantuan

mikroorganisme jamur Aspergillus wentii & Rhizopus sp. Coba Anda

perhatikan beberapa kecap di pasaran, ada yng kental, ada pula yng encer.

Kecap yng kental karena banyak ditambahkan gula merah, gula aren, atau

gula kelapa, sedangkan kecap yng encer dikarenakan mengandung lebih

banyak garam. Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa

dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan

ataupun sari udang ke dalamnya.

d. Bioteknologi Pembuatan Asinan Sayur

Asinan sayuran merupakan sayuran yng diawetkan dengan jalan fermentasi

asam. Bakteri atau mikroorganisme yng digunakan adalah Lactobacillus sp.,

Streptococcus sp., & Pediococcus. Mikroorganisme tersebut mengubah zat

gula yng terdapat dalam sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yng

terbentuk dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme

lain & memberikan rasa khas pada sayuran yng difermentasi atau sering

dikenal dengan nama ‘acar’.

e. Bioteknologi Pembuatan Roti

Jika Anda makan roti atau donat, pernahkah Anda berpikir bila pembuatan

roti atau donat itu sebenarnya juga melalui proses fermentasi? Proses

fermentasi ini dibantu dengan bantuan mikroorganisme yeast atau

mikroorganisme khamir yaitu sejenis jamur. Jika Anda mempunyai

kesempatan memperhatikan pembuatan roti atau donat, maka adonan tepung

akan mengembang. Mengapa bisa mengembang? Mikroorganisme Yeast

9
yang ditambahkan pada adonan tepung akan menjadikan proses fermentasi,

yaitu akan menghasilkan gas karbondioksida & alkohol. Gas karbondioksida

tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol

dibiarkan menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven

akan tampak lebih mengembang & ukurannya membesar, hal

ini dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi. Hasilnya

seperti yang Anda lihat roti akan berwarna kekuningan & lembut, tetapi jika

tidak beruntung roti akan keras & padat (bantat), coba Anda pikirkan!

f. Bioteknologi Pembuatan Keju

Pada umumnya keju disukai banyak orang. Keju dibuat dari air susu yg

diasamkan dengan memasukkan mikroorganisme berupa bakteri, yaitu

mikroorganisme bakteri Lactobacillus bulgarius & mikroorganisme

bakteri Streptococcus thermophillus. Mikroorganime ini bertugas untuk

mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu

dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk

membunuh mikroorganisme bakteri yg berbahaya agar berhasil dalam proses

pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yg mengandung

renin untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa

cairan susu yg harus dibuang, sedangkan bagian yg padat

diperas & dipadatkan. Enzim tersebut akan menambah

aroma & rasa, juga akan mencerna protein & lemak menjadi asam amino.

Pada umumnya keju dapat dikelompokkan menurut kepadatannya yg

dihasilkan dalam proses pemasakan. Keju menjadi keras apabila

kelembabannya kecil dan pemampatannya besar. Jika masa inkubasinya

semakin lama, maka keasamannya makin tinggi sehingga cita rasanya makin

tajam. Misalnya, keju romano, parmesan sebagai keju sangat keras, keju

cheddar, swiss sebagai keju keras yg berperan adalah

mikroorganisme Propioniobacterium sp., keju roqueorforti yg berperan

adalah mikroorganisme Pennicilium reguerforti sebagai keju setengah lunak,

10
keju camemberti sebagai keju lunak yg berperan adalah

mikroorganisme Pennicilium camemberti.

g. Bioteknologi Pembuatan Yoghurt

Yoghurt merupakan minuman yng terbuat dari air susu. Apabila

dibandingkan dengan susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek

pengobatan terhadap lambung dan usus yng terluka. Selain itu, yoghurt dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga mencegah penyumbatan

di pembuluh darah. Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan

terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi bakteri yng lain. Setelah dingin, ke

dalam air susu dimasukkan mikroorganisme bakteri Lactobacillus

bulgaricus dan mikroorganisme Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan

selama 4-6 jam pada suhu 38oC – 44o C atau selama 12 jam pada suhu 32oC.

Pada masa inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yng membuat

yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau

rasa lain yng diinginkan. Yoghurt mengandung jutaan mikroorganisme

bakteri menguntungkan sehingga sanggup menekan bakteri yng merugikan

dalam saluran pencernaan, yoghurt juga lebih mudah dicerna dibandingkan

susu biasa.

h. Bioteknologi MinumanBeralkohol

Coba Anda sebutkan minuman yng beralkohol! Anggur & bir merupakan

sebagian dari contohnya. Mikroorganisme yng digunakan adalah khamir dari

genus Saccharomyces. Minuman yng sangat terkenal yaitu anggur

sebenarnya adalah buah anggur yng sudah mengandung gula sehingga dapat

digunakan secara langsung oleh ragi selama proses fermentasi. Pada proses

pembuatan minuman ini sudah tidak diperlukan tambahan gula lagi, apabila

ingin menambah cita rasa dapat ditambahkan buah-buahan & gula

secukupnya. Bakteri yng digunakan adalah bakteri yng bersifat asam laktat

karena buah anggur mengandung asam malat yng tinggi. Bakteri tersebut

akan mengubah asam malat menjadi asam laktat yng lemah & proses ini

11
disebut fermentasi malolaktat sehingga hasil minumannya memiliki rasa yng

lebih baik dan sedikit asam.

2. Mikroorganisme Penghasil Protein

Mengingat jumlah penduduk yg semakin meningkat & masalah penyediaan

bahan pangan yg semakin berkurang terasa adanya ketidakseimbangan antara

hasil pertanian & kebutuhan, bahkan sumber protein yg belum mencapai

sasaran sehingga diperlukan cara baru melalui teknologi dengan hasil

teknoprotein yg dinamanakan Protein Sel Tunggal (PST). Protein sel tunggal

merupakan protein yg dihasilkan oleh mikroorganisme misalnya ganggang,

bakteri & berada di dalam sel mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme

tersebut memiliki protein yg beratnya mencapai 80% dari berat total sel. Jika

mikroorganisme tersebut memiliki kemampuan reproduksi yg sangat cepat,

maka akan dihasilkan protein dalam jumlah yg banyak dalam waktu yg singkat.

Contohnya: :

a. Mikroorganisme Ganggang hijau Chlorella. Ganggang ini hidup di air tawar

yng menghasilkan protein yng dapat dimanfaatkan untuk makanan tambahan.

b. Mikroorganisme Ganggang Spirulina juga merupakan sumber protein sel

tunggal.

c. Mikroorganisme Bakteri Methylophillus methylotrophus, bakteri ini memilik

kandungan protein, yaitu asam nukleat (asam inti) yng tinggi dimana sulit

dicerna, dapat diolah dan digunakan sebagai makanan ternak.

3. Mikroorganisme Penghasil Obat

Antibiotik sebenarnya merupakan suatu zat kimia hasil dari mikroorganisme

dimana dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroorganisme

lainnya. Pembuatan antibiotik ini harus dalam lingkungan steril agar terhindar

dari kontaminasi yng mungkin terjadi, sehingga pertumbuhan mikroorganisme

yg diinginkan dapat optimal dan menghasilkan produk yng optimal juga.

Antibiotik ini pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming yg diberi nama

Penicilin yang dihasilkan oleh Penicillium. Jamur ini hidup dengan menyerap

12
makanan dari lingkungan dimana digunakan untuk metabolisme, bahkan dapat

menghasilkan zat yng disekresikan ke lingkungannya & dapat

membunuh mikroorganisme lain. Beberapa kelompok dari antibiotik adalah

sebagai berikut.

 Penicilin

Penicilin ini dapat menghambat infeksi dengan mencegah terbentuknya

dinding sel bakteri sehingga tidak membahayakan sel manusia. Jadi,

apabila Anda sakit disebabkan oleh bakteri atau virus, maka penggunaan

antibiotik ini tidak ada gunanya. Komponen utama penicilin adalah

penisilin G yg dapat diubah menjadi bentuk-bentuk lain. Penicilin G

terdegradasi oleh asam lambung sehingga lebih baik penicilin diberikan

melalui suntikan. Ada juga jenis penicilin yg tidak dipengaruhi oleh

asam lambung, dapat berupa sirup atau tablet.

 Tetrasiklin

Perlu Anda ketahui tetrasiklin dihasilkan dari mikroorganisme bakteri

Streptomycin aureofaciens. Tetrasiklin mengikat kalsium & diakumulasi

dalam tulang & gigi yang sedang berkembang. Tetrasiklin aktif melawan

bakteri yang memiliki larutan yang sama dengan penicilin.

 Sefalosporin

Sefalosporin dihasilkan oleh mikroorganisme jamur Cephalosporium.

Sefalosporin yang terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang

resisten terhadap penicilin.

 Eritromisin

Eritromisin bermanfaat untuk melawan bakteri yang resisten terhadap

penicilin atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap

penicilin.

 Vaksin

Pada masa ini berjuta-juta orang melakukan vaksinasi terutama bagi

anak-anak yang masih kecil. Vaksin telah membantu dalam pencegahan

13
serangan penyakit. Vaksin berasal dari mikroorganisme yang telah

dilemahkan atau dimatikan. Vaksin pada umumnya dimasukkan dengan

suntikan atau oral ke dalam tubuh manusia agar aktif melawan

mikroorganisme tersebut. Contohnya, vaksin disentri, tetanus, dan lain-

lain.

4. Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman (Biopestisida)

Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah

penggunaan mikroorganisme sebagai pengendali hayati dalam membasmi hama

tanaman. Pengendalian hama dapat digunakan dengan musuh alam; misalnya

mikroorganisme bakteri di tanah dan tanaman yaitu Bacillus thuringiensis.

Bakteri ini dikembangkan menjadi insektisida mikrobial, yang menghasilkan

protein kristal yang dapat membunuh serangga, yaitu larva atau ulat serangga.

Tahukah Anda, Mikroorganisme Bacillus thuringiensis sekarang ini

dikembangkan dengan campuran tertentu, dapat sebagai perekat dan langsung

disemprotkan pada tanaman pertanian.

Saat ini telah ditemukan bakteri yang mampu membersihkan limbah

beracun sekaligus menghasilkan listrik. Dapat digunakan untuk menjalankan

peralatan listrik berdaya rendah. Penelitian dilakukan oleh Charles

Miliken & Harold May dari Universitas Kedokteran Carolina Selatan.

Desulfitobacteria berhasil mengungkap kemampuannya untuk

menghancurkan & mengatasi polutan yang paling bermasalah yaitu PCB

(Poychlorinated biphenyl) dan beberapa larutan kimia.

F. Kuktur Jaringan pada Tumbuhan

Kultur jaringan tumbuhan merupakan teknik menumbuh kembangkan

bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara

in vitro. Kultur jaringan dapat dilakukan karena adanya sifat totipotensi, yaitu

kemampuan setiap sel tanaman untuk tumbuh menjadi individu baru bila berada

dalam lingkungan yang sesuai. Dalam kultur jaringan, tanaman yang akan

dikulturkan sebaiknya berupa jaringan muda yang sedang tumbuh, misalnya akar,

14
daun muda, dan tunas. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut sebagai

eksplan.

a) Teknik Kultur Jaringan

Tanaman dengan teknik kultur jaringan dapat diperoleh dengan empat tahap

sebagai berikut.

1. Tahap inisiasi adalah tahap penanaman eksplan ke dalam media. Media

yang digunakan adalah media cair yang terdiri dari zat nutrisi dan zat

pengatur tumbuh.

2. Tahap multiplikasi (perbanyakan kultur), eksplan akan tumbuh menjadi

jaringan seperti kalus berwarna putih disebut protocorm like body (PLB).

3. Tahap menghasilkan plantlet, PLB berkembang menjadi tanaman kecil

yang disebut plantlet.

4. Tahap aklimatiasi, plantlet dipisah-pisahkan dan dikultur dalam media

padat. Setelah plantlet tumbuh menjadi tanaman yang sempurna, maka

tanaman tersebut dipindah ke polybag.

Kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang

diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut antara lain, yaitu :

1. Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus.

2. Penggunaan medium yang cocok.

3. Keadaan aseptik.

4. Pengaturan udara yang baik.

b) Manfaat dan Kelemahan Kultur Jaringan

Dengan melakukan kultur jaringan tumbuhan dapat diperoleh manfaat sebagai

berikut.

1. Mendapat bibik banyak dalam waktu singkat yang identik dengan induknya.

2. Bibit terhindar dari hama dan penyakit.

3. Menghasilkan varietas baru seperti yang dikehendaki.

15
4. Mendapat hasil metabolisme tumbuhan (metabolit sekunder), misalnya

karet, resin, tanpa areal tanaman yang luas dan tidak perlu menunggu

tumbuhan dewasa.

5. Melestarikan tanaman-tanaman yang hampir punah.

c) Selain memiliki manfaat, kultur jaringan juga memiliki kelemahan-kelemahan

yaitu sebagai berikut.

1. Diperlukan biaya yang relatif tinggi.

2. Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, karena memiliki

keahlian khusus.

3. Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatiasi, karena terbiasa

dalam kondisi lembap dan aseptik.

G. Kloning pada Hewan

1. Tekhnik Transfer Inti

Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning.

Dengan kegiatan kloning yang dilakukan pada kambing tidak hanya

membangkitkan antusias terhadap kloning, melainkan kegiatan kloning tersebut

membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan.

Sebelumnya, tidak diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu

memproduksi suatu hewan yang lengkap atau komplit.

Ian Wilmut dan Keith Cambell memperkenalkan tentang suatu metode yang

mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel, yakni sel donor dan

sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan berada pada suatu

keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Bagaimanapun juga

sel donor harus diupayakan untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel

G0, atau stadium sel dorman (Rusda, M., 2003).

Tahapan yang dilakukan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell adalah sebagai

berikut (Rusda, M., 2003). Pertama, suatu sel (yang dijadikan sebagai sel donor)

diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorset)

untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti

16
membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar tubuh

hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang

sama.

Kedua, Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan

campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan

kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel untuk menghentikan seluruh gen yang

aktif dan memasuki stadium G0 atau stadium dorman. Kemudian sel telur dari

domba betina Blackface dienokulasi dan diletakkan disebelah sel donor.. Domba

blackface adalah domba betina yang mukanya tertutupi bulu hitam atau sering

disebut juga Scottish Blackface.

Satu sampai delapan jam setelah pengambilan sel telur, kejutan listrik

digunakan untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang sama

pertumbuhan dari suatu embrio mulai diaktifkan. Tehnik ini tidaklah

sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh sperma, karena hanya

beberapa sel yang mampu bertahan cukup lama untuk menghasilkan suatu

embrio setelah diaktifkan oleh kejutan listrik (Rusda, M., 2003).

Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar enam

hari, diinkubasi di dalam oviduk domba. Apabila ternyata sel yang diletakkan di

dalam oviduk lebih awal, di dalam pertumbuhannya akan lebih mampu bertahan

dibandingkan dengan embrio yang diinkubasi di dalam laboratorium. Pada tahap

terakhir, embrio tersebut akan ditempatkan ke dalam uterus betina penerima

(surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung hasil

kloning tadi hingga hewan hasil kloning siap untuk dilahirkan. Bila tidak terjadi

kekeliruan atau kesalaha selama dalam uterus domba, maka suatu duplikat yang

persis sama dari donor akan lahir. Domba yang baru lahir tersebut memiliki

semua karakteristik yang sama dengan domba yang lahir secara alamiah. Dan

telah diamati bila ada efek yang merugikan, seperti resiko yang tinggi terhadap

kanker atau penyakit genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan bertahap DNA.

17
Percobaan kloning domba Dolly, yang merupakan mamalia pertama yang

dikloning dari DNA sel dewasa, telah dibunuh dengan suntikan mematikan pada

tanggal 14 Februari 2003. Sebelum kematiannya, Dolly menderita kanker paru-

paru dan arthritis melumpuhkan, padahal sebagian besar domba Finn Dorset

hidup sampai 11 sampai 12 tahun. Setelah diperiksa, kambing Dolly tampaknya

menunjukkan bahwa, selain kanker dan arthritis, ia tampaknya cukup normal.

2. Kloning Embrio

Pada Juli 1998, sebuah tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan

bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara

genetik identik. Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan

Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai. Yanagimachi menciptakan tiga

generasi berturut-turut. Sebelum keberhasilan ini, diperkirakan bahwa tahap

awal di mana embrio genom hewan mengambil lebih (dua-sel pada tikus)

menyulitkan nukleus pemrograman ulang terjadi.

Tikus adalah salah satu yang untuk melakukan kegiatan mengkloning tidak

seperti domba. Pada tikus, sel telur melai melakukan mitosis segera setelah

proses pembuahan terjadi, sehingga menyebabkan peneliti hanya memiliki

sedikit waktu untuk memprogram ulang inti baru.

Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan

beberapa jam sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur

untuk memprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan

keuntungan tersebut ternyata Wakayama dan Yanagimachi mampu melakukan

kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi yaitu menghasilkan 3

kloning dari sekitar seratus proses kloning yang yang dilakukan, sedangkan

dibandingkan percobaan yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya menghasilkan

satu klon dari 277 proses kloning yang di lakukan.

Apabila kita persentasikan, maka prosentase keberhasilan tehnik Honolulu

lebih besar dengan angka persentase 3%, sedangkan tingkat keberhasilan dengan

tehnik Roslin yang dilakukan oleh Ian Wilmut hanya sebesar 0,361%.

18
Wakayama dan Yanagimachi melakukan pendekatan terhadap masalah

sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkan Ian Wilmut.

Ian Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa

untuk memasuki ke stadia G0, sedangkan Wakayama dan Yanagimachi awalnya

menggunakan beberapa tipe sel yakni, sel otak dan sel kumulus. Sel otak berada

dalam stadia G0 secara alamiah dan sel kumulus hampir selalu hadir pada stadia

G0 ataupun G1.

Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai penerima atau resipien

dari inti donor. Setelah dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang

dimasukkan ke dalamnya. Nukleus donor diambil dari sel-sel dalam hitungan

menit dari setiap ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak seperti pada proses yang

digunakan untuk mengkloning Dolly, percobaan Wakayama tanpa melalui

proses in vitro atau di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel

tersebut.

Setelah satu jam sel-sel telah menerima nukleus-nukleus yang baru. Setelah

penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudian ditempatkan pada suatu

kultur kimia untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut tumbuh, sebagaimana

layaknya fertilisasi secara alamiah.

Pada suatu kultur dengan suatu substansi yang mampu menghentikan

pembentukan suatu polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk sebelum

fertilisasi. Polar body akan menjadikan jumlah dari gen dalam sel menjadi

setengah dari jumlah gen sel normal.

Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-

embrio ini kemudian ditransplantasikan kepada induk betina donor (surrogate

mother) dan akan tetap berada di sana sampai siap untuk di lahirkan. Sel yang

paling berhasil dari proses ini adalah sel kumulus, maka penelitian

dikonsentrasikan pada sel-sel dari tipe sel kumulus.

Setelah terbukti bahwa tehniknya dapat menghasilkan kloning yang hidup,

Wakayama juga membuat kloning dari kloning, dan membiarkan mahluk klon

19
yang asli untuk melahirkan secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka

memiliki kemampuan reproduksi secara sempurna. Pada saat dia

mengumumkan keberhasilannya, Wakayama telah menciptakan lima puluh

kloning.

Tehnik baru ini memungkinkan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut

tentang bagaimana tepatnya sebuah telur memprogram ulang sebuah nukleus.

Tikus bereproduksi dalam kurun bulanan, jauh lebih cepat dibanding dengan

domba. Hal ini menguntungkan dalam hasil penelitian jangka panjang. Kloning

juga sedang diterapkan pada spesies lain.

Sebagai contoh, pada awal tahun 2000, Akira Onishi dan koleganya di

Jepang, mencoba untuk mengkloning babi dengan menggunakan tehnik

Honolulu (Buchana, F., 2000).

Para pendukung teknologi kloning berpendapat bahwa teknologi kloning

dan penelitian akan meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan kehidupan

dengan menjawab permasalahn-permasalahn biologi secara kritis, dan

memajukan dunia peternakan, genetika dan ilmu medis.

Alasan utama di balik kegunaan kloning adalah bahwa dengan

menghasilkan salinan genetik yang hampir identik dari suatu organisme, hasil

yang diperoleh lebih cepat dan lebih dapat diprediksi dibandingkan dengan

teknik reproduksi sebelumnya seperti inseminasi buatan, yang membutuhkan

biaya yang mahal (Tong, W F., 2002).

H. Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika adalah suatu proses perubahan gen-gen dalam tubuh

makhluk hidup. Rekayasa genetika dilakukan dengan cara mengisolasi dan

mengidentifikasi serta memperbanyak gen yang dikehendaki.

Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang dimungkinkan karena

ditemukannya :

1. Enzim restriksi endonuklease yang dapat memotong benang DNA.

2. Enzim ligase yang dapat menyambung kembali benang DNA.

20
3. Plasmid yang dapat digunakan sbagai wahana memindahkan potongan benang

DNA tertentu ke dalam sel mikroorganisme.

Rekayasa genetika (Inggris: genetic engineering) dalam arti paling luas

adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini

kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat

dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula

dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat

dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular

untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi

genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.

Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme,

mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga

tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di

bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan,

kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik

lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-

masing.

I. Pemanfaatan Rekayasa Genetika

 Rekayasa genetika bila digunakan pada mikroorganisme membantu dalam

penciptaan obat-obatan baru yang tidak dapat dibuat dengan cara lain.

 Rekayasa genetika membantu dalam proses remediasi bio yang merupakan

proses pembersihan limbah dan polusi dengan bantuan organisme hidup.

 Rekayasa genetika telah membantu menurunkan penggunaan secara

keseluruhan herbisida dan pestisida.

 Rekayasa genetika telah membantu dengan produksi vaksin dan obat lainnya

pada tanaman.

21
 Rekayasa genetika telah membantu menghasilkan cara yang lebih cepat dan

lebih dapat diprediksi menghasilkan kultivar baru. Selanjutnya, sifat kultivar

yang lebih dikenal hari ini daripada yang pernah dikenal sebelumnya.

 Rekayasa genetika dapat menghasilkan pertanian berkelanjutan.

 Rekayasa genetika dapat mentolerir peternakan tanpa penderitaan apapun.

 Pada manusia, rekayasa genetika digunakan untuk mengobati kelainan genetik

dan kanker. Hal ini juga membantu dalam memasok bagian tubuh baru.

 Rekayasa genetika memiliki potensi untuk menciptakan jenis baru manusia

dengan banyak sifat menguntungkan.

 Teknologi mRNA Anti-sense.

 Rekayasa genetika digunakan dalam bidang pertambangan untuk mengekstrak

elemen yang berguna dari yang mereka benar-benar tertanam dalam.

 Urutan bakteri tertentu yang dimanipulasi untuk mengubah sampah menjadi

etanol, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar.

J. Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi

a. Dampak Positif Bioteknologi

Dampak positif dari bioteknologi adalah dihasilkannya produk-produk yang

bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan manusia.

1. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos,

dan lumpur aktif.

2. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar

lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan interferon

3. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur

jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian

hormon tumbuhan.

4. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan

biommasa menjadi etanol (cair) dan metana (gas)

22
5. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan

minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt,

tempe, kecap, bir dan anggur

b. Dampak negatif bioteknologi

1. Menimbulkan penyakit pada manusia.

2. Gen-gen yang mengkode untuk pembentukan antibiotic dapat saja

mengalami kecelakaan di dalam tubuh bakteri sehingga menyebabkan

penyakit pada manusia.

3. Menimbulkan reaksi alergi yang disebabkan karena mengkomsumsi produk

transgenic.

4. Mengancam kelestarian alam.

5. Jagung hasil rekayasa genetik dapat membunuh ulat yang tidak berbahaya.

6. Rekayasa genetika dapat menghasilkan gluma-gluma super.

7. Tanaman rekayasa genetika dapat membahayakan burung yang

memakannya.

8. Menyebabkan kepunahan sebagian plasma nuftah asli karena yang

dikembangkan sekarang hanya produk rekayasa genetika saja.

9. Berpotensi digunakan sebagai alat perang.

10. Beberapa orang mungkin dengan sengaja menciptakan kombinasi gen-gen

baru untuk kepentingan perang (semacam senjata kimia dan senjata

biologi).

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa,

Bioteknologi adalah usaha terpadu dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti

Mikrobiologi, Genetika, Biokimia, Sitologi, dan Biologi Molekuler untuk

mengolah bahan baku dengan bantuan mikroorganisme, sel, atau komponen

selulernya yang diproleh dari tumbuhan atau hewan sehingga menghasilkan barang

dan jasa.

Bioteknologi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : bioteknologi konvensional

(tradisional) dan bioteknologi modern. Peranan mikroorganisme dalam

bioteknologi, yaitu dalam bidang pangan, dalam bidang pertanian dan perkebunan,

dalam bidang peternakan, dalam bidang kedokteran dan farmasi, dalam bidang

lingkungan (bioremediasi), dan dalam bidang pertambangan (biometalurgi).

Bioteknologi bukan hanya memiliki dampak positif saja, tetapi juga memiliki

dampak negatif.

B. Saran

Dalam menerapkan bioteknologi, kita sebagai manusia yang memiliki naluri

seyogiannya dapat menerapkannya sesuai dengan norma-norma agar dampak

negative dari penerapan bioteknologi dapat kita netralisir. Semoga dengan adanya

makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca mengenai bioteknologi.

Dari Penulisan dan penelitian makalah ini penulis menyadari terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat

memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Irnaningtyas, M.Pd. 2015. Biologi untuk SMA/MA kelas XII Jilid 3. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

http://blogpetang.blogspot.com

http://d-josseal.blogspot.com

http://yonorio601.blogspot.com

http://www.biologi-sel.com/2013/05/manfaat-rekayasa-genetika.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika

http://lenkabelajar.blogspot.co.id/2012/09/makalah-kloning.html

http://www.plengdut.com/2012/10/bioteknologi.html

http://mastugino.blogspot.co.id/2013/11/pemanfaatan-mikroorganisme.html

http://fungsi.web.id/2015/05/perbedaan-bioteknologi-modern-dan-konvensional.html

http://blogku--inspirasiku.blogspot.co.id/2012/06/makalah-bioteknologi.html

25

Anda mungkin juga menyukai