Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PREMATURITAS

Oleh :
SURYA PUII KUSUMA (20171660116)
RIDO DESTANTORO (20171660056)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak yang kami beri judul
"Prematuritas".
Adapun makalah Keperawatan Anak tentang "Prematuritas" ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah Keperawatan Anak ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang
"Prematuritas" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini
nantinya.

Surabaya, Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................II

DAFTAR ISI.............................................................................................................III

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Definisi Prematur..........................................................................................2

2.2 Etiologi Prematur..........................................................................................3

2.3 Manifestasi klinis Prematur..........................................................................5

2.4 Pemeriksaan diagnostik................................................................................6

2.5 Penatalaksanaan Medis.................................................................................6

2.6 Pengkajian Teori...........................................................................................6

2.7 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.............................................6

2.8 Intervensi keperawatan.................................................................................7

BAB 3 WOC...........................................................................................................8

BAB 4 KONSEP TUMBUH KEMBANG............................................................9

BAB 5 PENUTUP..................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37
minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi
dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode
kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana pada
bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan
dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator,
pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien. Tujuan pemberian pelayanan
kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan keperawatan secara komprehensif adalah untuk
menyelesaikan masalah keperawatan.

1.2 TUJUAN UMUM

Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi
dengan prematur.

1.3 TUJUAN KHUSUS

Agar dapat mngetahui mengenai :

a. pengertian prematur
b. penyebab bayi premature
c. tanda dan gejala persalinan premature
d. factor resiko persalinan prematur
e. klasifikasi bayi prematur
f. patofisiologi premature
g. masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
h. pengelolaan persainan prematur
i. konsep manajemen asuhan kebidanan prematur

1
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

2.1 DEFINISI PENYAKIT

Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian, persalainan premature
dapat terdiri dari :
1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
janin sama untuk masa kehamilan (SMK)
2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
a. Small for gestational age (SGA)
b.Intra uteri grouth retardation (IUGRat)
c. Inta uteri grout restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia kehamilan dan
berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi
dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.

American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi


dengan berat < 2500 gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara luas, sampai tampak bahwa
ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan
pertumbuhan janin

2.2 ETIOLOGI
Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan
fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :

Kehamilan
1) Malformasi Uterus
2) Kehamilan ganda
3) TI. Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat kelahiran premature
7) Kelainan Rh

Kondisi medis
1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini
menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana
salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal
ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian
besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan
terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d. Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan
tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka
kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
e. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang,
meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
3
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram,
umumnya gula darah dapat dikendalikan.

2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi


a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan
kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa
kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda,
infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.
c. Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten.
Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah
mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
d. Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum
kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi

1) Tidak melakukan perawatan prenatal


2) Status sosial ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan remaja

Faktor gaya hidup

1) Kebiasaan merokok
2) Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang
3) Penyalahgunaan obat (kokain)
4) Alcohol

2.3 MANIFESTASI KLINIS

a. Sistem Pernapasan

~ Otot-otot pernapasan susah4 berkembang


~ Dinding dada tidak stabil
~ Produksi surfaktan penurunan
~ Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis
~ Gag reflek dan batuk
b. Sistem Pencernaan
~ Ukuran Lambung Kecil
~ Enzim penurunan
~ Garam Empedu Kurang
~ Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
~ Keterbatasan melepas insulin
~ Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan Suhu
~ Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
~ Kemampuan menggigil menurunan
~ Aktivitas kurang
~ Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
d. Sistem Ginjal
~ Ekskresi sodium meningkat
~ Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
~ Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium
e. Sistem Syaraf
~ Respon untuk stimulasi lambat
~ Reflek gag, menghisap & menelan kurang
~ Reflek batuk lemah
~ Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
~ Pembentukan antibodi kurang
~ Tidak ada munoglobulin M
~ Kemotaksis terbatas
~ Opsonization penurunan
~ Hypo fungsi kel. Axrenal

g. Fungsi Liver
~ Kemampuan mengkonyugasi bill
~ Penurunan Hb setelah lahir

2.4 PEMERIKSAAN DIAGNOSA

~ Jumlah darah lengkap : Hb/Ht


~ Kalsium serum
~ Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)
~ Gas Darah Arteri (GDA)

2.5 PENATALAKSAAN MEDIS

Ø Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen


Ø Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
5
Ø Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Ø Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2.6 PENGKAJIAN TEORI

1. Riwayat kehamilan
2. Status bayi baru lahir
3. Pemeriksaan fisik secara head to toe meliputi :
 Kardiovaskular
 Gastrointestinal
 Integumen
 Muskuloskeletal
 Neurologik
 Pulmonary
 Renal
 Reproduksi
4. Data penunjang
- X-ray pada dada dan organ lain untuk menentukan adanya abnormalitas
- Ultrasonografi untuk mendeteksi kelainan organ
- Stick glukosa untuk menentukan penurunan kadar glukosa
- Kadar kalsium serum, penurunan kadar berarti terjadi hipokalsemia
- Kadar bilirubin untuk mengidentifikasi peningkatan (karena pada prematur lebih peka
terhadap hiperbilirubinemia)
- Kadar elektrolit, analisa gas darah, golongan darah, kultur darah, urinalisis, analisis feses
dan lain sebagainya.

2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi


b. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan
otot, penurunan energi / kelelahan
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi
enzim.
d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak
mampuan merasakan dingin berkeringat
e. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
2.8 INTERVENSI KEPERAWATAN

A. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi


Intervensi :
- Ukur berat badan bayi dan perhatikan jenis kelamin
- Observasi pernafasan ; cuping hidung, dispnea dan ronki
- Observasi dengan pemantauan O2 catat setiap jam ubah sisi alat setiap 3-4 jam
B. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
Intervensi :
- Observasi frekuensi pernapasan dan pola nafas (pernafasan, tonus otot dan warna kulit)
- Atur / posisikan bayi telentang dengan gulungan popok di bawah bahu
- Pertahankan suhu tubuh 6

- Berikan rangsang taktil yang segera


Kolaborasi :
- Berikan O2 à ½ liter
- Berikan obat aminofilin 2 x 0,15 cc
C. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi
enzim.
Intervensi :
- Observasi maturitas refleks menelan dan menghisap
- Auskultasi bising usus sehari 1 kali
- Beri minum susu pasi ”LLM” 10 x 10 cc/mnt setiap 3 jam
- Timbang berat badan setiap hari.
- Berikan terapi mikasin 2 x 25 mg

D. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak
mampian merasakan dingin dan berkeringat
Intervensi :
- Gunakan lampu pemanas selama prosedur
- Kurangi pemajanan pada aliran udara
- Ganti pakaian bila basah
- Observasi sistem pengaturan suhu inkubater setiap 15 menit (33,4 oC)
- Observasi adanya sesak, sianosis, kulit belang dan menangis buruk
- Observasi haluaran dan berat jenis urin
Kolaborasi :
- Berikan O2
- Therapy Blue Light

E. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif


Intervensi :
- Pertahankan cuci tangan yang benar
- Pertahankan kesterilan alat
- Observasi hasil pemeriksaan laboratorium
- Obervasi TTV “ S, N, P “ tiap 8 jam
- Observasi tanda-tanda infeksi
Kolaborasi :
- Berikan aminofilin 2 x 0,15 cc à encerkan melalui IV tiap 7 jam
- Berikan garamicyn (salep) 3 x sehari

BAB III

WOC

7
8

BAB IV

KONSEP TUMBUH KEMBANG


TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG MANUSIA
Tahap-tahap tumbuh kembang pada manusia adalah sebagai berikut :

 Neonatus (bayi lahir sampai usia 28 hari)


Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar tumbuh dan
kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya. Sedangkan perawat
membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi yang masih belum
diketahui oleh orang tuanya.

 Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)


Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat pesat. Bayi pada usia
1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek pada mata, melihat dengan
tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa mengangkat kepala 90°, mulai bisa
mencari benda-benda yang ada di depan mata dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa
di topang, bisa tengkurap dan berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk
tangan dll. Bayi usia 9-12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan
dtuntun, menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang tua dalam memberikan
pengetahuan dalam mengontrol perkembangan lingkungan sekitar bayi agar pertumbuhan
psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.

 Todler (usia 1-3 tahun) Anak usia toddler ( 1 – 3 th )


mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai membaik, hampir setiap organ mengalami
maturitas maksimal. Pengalaman dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan
diluar keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi dengan teman, mengembangkan
perilaku/moral secara simbolis, kemampuan berbahasa yang minimal. Sebagai sumber
pelayanan kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui konsep tumbuh kembang
anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan anak dengan optimal.

 Pra Sekolah (3-6 tahun)


Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia
prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam hal pertumbuhan, secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d
2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95
cm. Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan tahun sebelumnya.BB
mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB sudah mencapai dua kali lipat dari TB saat
lahir. Frekuensi nadi dan pernafasan turun sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun
kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm, yang
mulai ada perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi permanent ssudah
dapat terjadi.

 Usia sekolah (6-12 tahun)


Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Perkembangan fisik,
psikososial, mental anak meningkat. Perawat disini membantu memberikan waktu dan energi
agar anak dapat mengejar hoby yang sesuai dengan bakat yang ada dalam diri anak tersebut.

9
 Remaja ( 12-18/20 tahun)
Perawat membantu para remaja untuk pengendalian emosi dan pengendalian koping pada
jiwa mereka saat ini dalam menghadapi konflik.
 Dewasa muda (20-40 tahun)
Perawat disini membantu remaja dalam menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu
dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan
yang penting untuk kesehatan.

 Dewasa menengah (40-65 tahun)


Perawat membantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan
hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan
fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.

 Dewasa tua
Perawat membantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan,
kematian orang tercinta)

10
BAB V

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi
kurang dari 2500 gram. Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan
kebidanan.
Faktor penyebat persalinan bayi prematur adalah adanya faktor maternal, faktor fetal, dan
faktor lain, seperti kehamilan, kondisi medis, faktor sosial ekonomi dan faktor gaya idup
kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:

1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan
50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

3.2 SARAN

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam
melakukan pembinaan kasus. Sehingga asuhan yang diberikan dapat diterapkan sesuai
dengan teori yang didapat di institusi pendidik

DAFTAR PUSTAKA
11
http://askebkpddanpersalinanpreterm.blogspot.com/
http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/asuhan-kebidanan-patologi-persalinan-dengan-partus-
prematurus/

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8. Jakarta : EGC

http://delalova-delalova.blogspot.com/2015/01/lp-hyalin-membrane-disease-hmd.html?m=1

Markum,A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I,Bagian Ilmu
Kesehatan Anak,FKUI,Jakarta.

Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai