Anda di halaman 1dari 4

FASE knock out babak 16 besar Liga Champion Eropa sudah mulai digelar sejak pekan lalu.

Dengan begitu seluruh pertandingan leg pertama turnamen bergengsi di benua biru sudah
rampung, termasuk pertandingan yang mempertemukan dua tim raksasa, yakni Real
Madrid versus Manchester City.

Bertindak selaku tim tamu, sebenarnya tidak banyak yang menjagokan The Citizens (julukan
Manchester City) dalam lawatannya ke kandang Real Madrid.

Pasalnya dalam empat pertandingan terakhir melawan Real Madrid, tim yang bermarkas di
Etihad Satadium ini selalu memperoleh hasil minor, yakni dua kali imbang dan dua kali kalah.

Namun, pada pertandingan semalam, Kamis dini hari (27/2/2020) The Citizens mampu
menghapus stigma buruk tersebut. Kevin De Bruyne dan kawan-kawan mampu menggebuk Los
Blancos (julukan Real Madrid) dengan skor tipis 2-1.

Sempat tertinggal oleh gol Isco pada menit ke-60, The Citizens akhirnya mampu bangkit dan
berhasil menyarangkan dua gol balasan, yang masing-masing dicetak Gabriel Jesus menit ke-78
dan tendangan penalti Kevin De Bruyne lima menit kemudian.

Dengan hasil kemenangan ini, tentu saja membuat peluang City untuk maju ke babak selanjutnya
cukup terbuka. Mengingat pertandingan leg ke-2 akan berlangsung di kandangnya sendiri, Etihad
Stadium.

Pasukan Pep Guardiola hanya butuh hasil imbang atau kalah hanya dengan kebobolan satu gol
untuk bisa melaju ke babak 8 besar.

Dengan hasil positip yang ditorehkan City atas lawannya, Real Madrid juga memunculkan hal
menarik lainnya. Yaitu, mereka mampu menyelamatkan muka English Premiere League (EPL)
yang digadang-gadang sebagai liga sepak bola terbaik di dunia dalam pentas Liga Champion
Eropa.

Betapa tidak, tiga tim liga primer Inggris yang telah melakoni laga lebih dulu harus takluk dari
lawan-lawannya.

Dilansir detiksport.com, Liverpool yang begitu perkasa di EPL takluk dari Atletico Madrid di
kandangnya dengan skor tipis 0-1. Hasil identik juga dialami Tontenham Hostspurs saat
lawatannya ke RB Leipzig.

Sementara, Chelsea yang bermain di kandang justru bernasib lebih parah. Tim asuhan Frank
Lampard ini remuk ditaklukan tamunya Bayern Munchen dengan skor tiga gol tanpa balas.

Pentas Terakhir City Sebelum Jalani Hukuman

Kemenangan penting Manchester City atas Real Madrid di kandangnya, Bernabeu tentu saja
membuat nafas mereka di pentas Liga Champion Eropa sedikit lega dan berpeluang besar bisa
lolos ke babak berikutnya dan melaju lebih jauh lagi.

Sejatinya, pentas Liga Champion musim ini harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
pasukan Pep Guardiola demi meraih impiannya menjuarai Liga Champion bersama City untuk
kali pertama.

Pasalnya, tim yang identik dengan jersey biru langit ini hampir dipastikan mulai musim depan
tidak akan bisa pentas di liga eropa selama dua tahun berturut-turut akibat sanksi UEFA.

Sanksi tersebut dijatuhkan menyusul pelanggaran yang dilakukan The Citizens terhadap
kebijakan Financial Fair Play, yang dianggap telah memanipulasi dana sponsor pada rentang
waktu 2012 hingga 2016. Hal ini diperparah dengan tidak kooperatifnya City selama proses
penyelidikan (detiksport.com).

Dengan begitu, tidak ada cara lain untuk Manchester City guna menjaga reputasinya sebagai
salah satu tim terbaik di Eropa, selain berusaha sekeras mungkin menjuarai kompetisi klub-klub
sepak bola kasta pertama Eropa dimaksud.

Mampukah mereka mewujudkannya?

Menilik dari skuad tim yang dihuni banyak pemain bintang sekelas Sergio "Kun" Aguero, Kevin
De Bruyne, Raheem Sterling, David Silva dan Bernardo Silva serta dibesut oleh pelatih kelas
dunia seperti Pep Guardiola, sebetulnya membawa tropy si kuping besar ke Etihad Stadium
adalah bukan keniscayaan.

Tinggal bagaimana Pep Guardiola Mampu memotivasi dan mengangkat mental para pemainnya
dalam menghadapi laga-laga Eropa.
Pasalnya, meski telah dianggap sebagai tim raksasa dan menguasai liga domestik dalam
beberapa tahun terakhir sebelum akhirnya musim ini disalip Liverpool, Manchester City dinilai
sejumlah kalangan masih belum memiliki DNA yang cukup mumpuni saat bertarung di Liga
Champion.

Beberapa kali dipavoritkan menjadi juara namun tidak pernah mampu mewujudkannya.

Maka dari itu, musim ini adalah kesempatan terakhir buat Manchester City membuktikan pada
dunia, bahwa stigma negatip tersebut salah.

Mengingat, pentas Eropa kali ini adalah yang terakhir buat City sebelum harus "berpuasa"
selama dua musim berturut-turut dan kembali lagi pada musim 2022 mendatang. Terimakasih.

Salam
Advertisment

VIDEO PI LIHAN

Anda mungkin juga menyukai