Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Drs. Wawan Purnama, M.Si 1) , Ahmad Rizki 2) , Nabila Andara 3) , Maraya Nurul Azizah 4) ,
Fakhri Cahyadin 5) , Nada Nadhifah 6) , Ayu Lestari 7) , Ferranda Silaban 8) , Septyan Nur
Ariyansyah 9) , Reza Mustofa 10) , Muhammad Hasyim 11) , Sumiati Dwirahayu 12) , Rahmat 13)
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Sungai Citarum mengalir dari hulu di Gunung Wayang selatan Kota Bandung mengalir ke
utara dan bermuara di Laut Jawa. Citarum mengaliri 12 wilayah administrasi
kabupaten/kota dan menyuplai air untuk kehdupan sekitar 28 juta. Kelurahan Pungkur
merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kecamatan Regol Kota Bandung. Terdiri
dari 6 RW dan didalamnya terdapat beberapa RW yang teraliri anak sungai Ciguriang dan
Ciregol yang pada akhirnya akan mengalir menuju sungai inti Citarum. Aliran anak sungai
yang mengalir menuju sungai Citarum Inti, telah tercemar berbagai macam limbah rumah
tangga dan berbagai macam sampah yang membuat anak sungai terlihat kotor. Tentunya,
berbagai macam permasalahan di sekitar wilayah sungai, terutama masalah sampah dan
pembuangan kotoran manusia, berasal dari kurangnya edukasi dan kesadaran dari warga
Kelurahan Pungkur dalam merawat dan menjaga kelestarian sungai Citarum. Oleh karena
itu, berangkat dari permasalahan umum diatas, kami mahasiswa KKN UPI 2019 - 2020
Kelurahan Pungkur yang ditugaskan untuk mengabdi dan berpartisipasi sesuai kemampuan
dan keterbatasan yang kami miliki untuk membantu masyarakat dalam rangka mengatasi
berbagai permasalahan di sekitar sungai Citarum melalui solusi yang kami berikan dan
program kerja nyata berupa sosialisasi Citarum harum, bersih – bersih alun – alun Regol
dan Ciregol, kerja bakti, penyuluhan kebersihan dan kesehatan lingkungan dan sekolah,
program ODF (Open Defecation Free) dan Pembuatan Mural yang mengandung pesan
cinta lingkungan.
1. PENDAHULUAN
Sungai memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber daya alam yang
mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai di dalam konteks perkotaan menjadi
sangat penting, khususnya dalam upaya mempertahankan sumber daya air yang
berkelanjutan. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu aspek dari
Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) pada suatu Wilayah Pengembangan Sumber Air
(WPSA) yang merupakan upaya pendayagunaan sumber-sumber air secara terpadu dengan
upaya pengendalian dan pelestariannya (Emirhadi Suganda, 2009:).
1|Halaman
Pengelolaan DAS tidak terlepas dari berbagai permasalahan, antara lain masalah
penurunan sumberdaya alamiah, polusi dari berbagai sumber, serta konflik penggunaan
lahan di sekitar DAS (Clark, 1966). Saat ini kondisi DAS di sebagian besar daerah di
Indonesia cenderung menurun. DAS memikul beban yang sangat berat dengan
meningkatnya kepadatan penduduk di sekitar DAS dan meningkatnya pemanfaatan atau
eksploitasi sumber daya alam secara intensif sehingga kondisi DAS mengalami degradasi.
Salah satu sungai yang memiliki DAS yang cukup buruk ialah sungai Citarum.
Secara geografis, Sungai Citarum mengalir dari hulu di Gunung Wayang selatan
Kota Bandung mengalir ke utara dan bermuara di Laut Jawa. Citarum mengaliri 12
wilayah administrasi kabupaten/kota dan menyuplai air untuk kehdupan sekitar 28 juta
masyarakat yang wilayahnya teraliri sungai tersebut. Fungsi sungai Citarum sangat vital
dan strategis dimana airnya dikonsumsi oleh 80 persen penduduk Jakarta, Bekasi,
Karawang, Purwakarta dan Bandung dan mengairi sekitar 420.000 hektar sawah.
Penduduk memanfaatkannya juga sebagai tempat budidaya ikan tawar. Yang paling
penting adalah pemasok listrik Jawa Bali sebesar 1.888 megawatt (citarum.org, 2019).
Citarum memiliki peran yang sangat besar dan penting, namun pada sisi lain sungai
ini menghadapi berbagai masalah pelik, kerusakan DAS Citarum yang tercatat adalah
lahan kritis yang mencapai 79.668,25 ha yang menyebabkan sedimentasi hingga
8.465ton/tahun. Beberapa masalah Citarum lainnya adalah kerusakan lahan di daerah
aliran sungai, memburuknya kondisi kualitas air sebagai dampak pencemaran dari
aktivitas pertanian dan peternakan, limbah domestik dan industri, serta pencemaran dari
aktivitas budidaya karamba jaring apung (KJA) yang berkembang pesat di wilayah
perairan-perairan waduk, pemanfaatan ruang perairan yang tidak terkendali,
berkembangnya gulma di wilayah perairan waduk, penurunan keragaman hayati terutama
ikan, belum lagi, bencana banjir akibat luapan sungai serta sedimentasi yang kerap terjadi
di Cekungan Bandung (LIPI, 2019).
Kelurahan Pungkur merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kecamatan
Regol Kota Bandung. Terdiri dari 6 RW dan didalamnya terdapat beberapa RW yang
teraliri anak sungai Ciguriang dan Ciregol. Anak sungai Ciregol yang terdapat di sekitar
wilayah Kelurahan Pungkur, pada akhirnya akan mengalir menuju sungai inti Citarum.
Aliran anak sungai yang mengalir menuju sungai Citarum Inti, telah tercemar berbagai
macam limbah rumah tangga dan berbagai macam sampah yang membuat anak sungai
terlihat kotor. Tentunya, berbagai macam permasalahan di sekitar wilayah sungai,
terutama masalah sampah dan pembuangan kotoran manusia, berasal dari kurangnya
edukasi dan kesadaran dari warga Kelurahan Pungkur dalam merawat dan menjaga
kelestarian sungai Citarum.
Berdasarkan hasil observasi sebagian masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai
Citarum di Kelurahan Pungkur RW 01 dan RW 02 tidak memiliki septic tank, mereka
langsung membuang limbah kotoran manusia ke aliran anak Sungai Citarum. Faktor -
faktor tersebut menjadi permasalahan utama mengapa bantaran sungai Kelurahan Pungkur
dipenuhi oleh sampah berserakan dan air sungai yang mengeluarkan bau tidak sedap.
Di era pemerintahan Presiden Jokowi, sebuah langkah penanggulangan diambil. Ia
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum yang ditandatangani pada 14 Maret
2018. Untuk merealisasikannya, pemerintah pusat dan daerah meluncurkan program Citarum
Harum yang ditargetkan selama tujuh tahun (Mongabay, 2018).
2|Halaman
Pelaksanaan program ini dipimpin Komandan Satuan Tugas yaitu Gubernur Jawa Barat.
Sementara Wakil Komandan Satuan Tugas dipegang Panglima Kodam III/Siliwangi, artinya
tentara terlibat langsung dalam pelaksanaannya. Sebanyak 1.700 personel TNI diterjunkan untuk
menjaga dan mengawasi Sungai Citarum yang dibagi ke dalam 22 sektor (Tirto.id, 2019).
Dibutuhkan beberapa aspek diantaranya aspek kultural dan aspek non struktural
yang dapat dilakukan dengan penanaman pohon di sepanjang bantaran sungai. Namun,
aspek kultural merupakan hal tersulit karena terkait perilaku budaya tertib dan bersih dari
masyarakat bahkan perilaku dunia industri yang masih menjadi penyumbang masalah
terbesar pencemaran Citarum. Mengubah citarum menjadi bersih dan asri tentu
memerlukan strategi total action, citarum bisa berubah jika ada kesungguhan dan totalitas
dari semua pihak. Oleh karena itu perubahan mindset dari seluruh elemen masyarakat
harus dilakukan secara kontinyu. Jika Citarum bersih dan terawat maka akan menjadi
sumber kehidupan masyarakat bahkan bisa menjadi salah satu destinasi wisata di Jawa
Barat.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengungkapkan bahwa mahasiswa atau
akademisi diperlukan untuk penanganan Citarum secara ilmiah dan penelitian. Rektor
Universitas Pendidikan Indonesia, Asep Kadarohman menuturkan UPI ikut berpartisipasi
dalam mendukung dan saling bahu-membahu membantu menyukseskan program Citarum
Harum dengan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kawasan Daerah Aliran Sungai
(DAS) Citarum. KKN Tematik Citarum Harum merupakan implementasi Peraturan
Presiden Nomor 15 Tahun 2018. Tujuannya, membantu dan mengutkan upaya
penanggulangan dan pencegahan dalam mengatasi limbah, sampah dan pencemaran.
Selain membantu menjaga ke-asrian sungai citarum, kami juga berharap
masyarakat dapat melestarikan wilayah sekitar bantaran sungai atau setidaknya
lingkungan tempat mereka tinggal dengan harapan, dengan terciptanya llingkungan bersih
di sekitar tempat tinggal warga, warga jadi enggan untuk mengotorinya dengan membuang
sampah sembarangan.
Oleh karena itu, berangkat dari permasalahan umum diatas, kami mahasiswa KKN
UPI 2019 - 2020 Kelurahan Pungkur yang ditugaskan untuk mengabdi dan berpartisipasi
sesuai kemampuan dan keterbatasan yang kami miliki untuk membantu masyarakat dalam
rangka mengatasi berbagai permasalahan di sekitar sungai Citarum.
Solusi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam kegiatan yang akan
dilakukan ini adalah Membangun Kesadaran Masyarakat Akan Kebersihan Dan Kesehatan
Serta Pembinaan Kesadaran Masyarakat Terhadap Lingkunganhidup Di Kelurahan Pungkur
Kecamatan Regol guna mendukung program Citarum Harum di Kelurahan Pungkur,
Kecamatan Regol, Kabupaten Bandung. Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan
diantaranya adalah:
1. Sosialisasi Citarum Harum kepada masyarakat
2. Bersih – bersih alun – alun Regol dan Ciregol
3. Kerja Bakti
4. Posyandu
5. Puskeswa
6. Penyuluhan kebersihan dan kesehatan lingkungan dan sekolah
7. Program Kotaku
3|Halaman
8. Program ODF
9. Pembuatan Mural yang mengandung pesan cinta lingkungan
Observasi yang dilakukan pada warga di sepanjang alirian sungai. Warga yang tinggal di
sepanjang aliran sungai tidak memiliki septi tank yang menyebabkan tercemarnya air sungai karena limbah
kotoran manusia. Selain itu, beberapa warga memiliki rumah di sepanjang bantaran sungai yang dapat
menyebabkan risiko sangat besar bagi warga jika air sungai meluap, maka warga dapat terkena banjir dan
warga bisa terbawa arus sungai. Selain itu pula, banyak masyarakat Kelurahan Pungkur yang tidak
mengetahui pentingnya pemisahan sampah organik dan anorganik. Masyarakat Pungkur masih menyatukan
sampah menjadi satu tidak dipisahkan berdasarkan jenis sampah. Disisi lain, Walikota Bandung Pak Oded
membuat suatu program yang diberi nama KANG PISMAN (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan). Program
Kang Pisman ini dilakukan untuk mengurangi sampah rumah tangga dan untuk membuat sampah agar
memiliki nilai ekonomis. Sampah organik dari rumah tangga dapat dijadikan kompos untuk pupuk tanaman
dan sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis dapat dikumpulkan dan diberikan kepada Bank
Sampah. Namun, Bank Sampah di Kelurahan Pungkur belum cukup optimal dalam pengelolaannya. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya literasi masyarakat kelurahan pungkur mengenai bank sampah itu sendiri.
Tujuan Khusus
a. Memberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang lingkungan dan kebersihan
b. Memberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang permasalahan Sungai Citarum
c. Menanamkan kesadaran masyarakat dalam merawat sungai Citarum
d. Menanamkan kesadaran masyarakat agar terbiasa melakukan kerja bakti secara rutin
e. Meningkatkan disiplin lingkungan kepada masyarakat sejak usia dini
f. Masyarakat dapat lebih mencintai lingkungan dengan menanam dan merawat pohon
Manfaat
a. Memberikan pengetahuan pada masyarakat akan cara hidup bersih.
b. Membiasakan masyarakat membuang sampah dengan benar
c. Membuat sungai menjadi bagian dari kehidupan warga dan menjaganya
4|Halaman
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia di Kelurahan
Pungkur, Kecamatan Regol, Kota Bandung yang dilaksanakan selama 40 hari sejak tanggal 7
Desember 2019 – 31 Januari 2020 ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Perguruan
Tinggi sebagai bentuk Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
guna mensuksesi program pemerintah Citarum Harum. Mengingat Citarum telah mendapatkan
predikat sebagai sungai terkotor di dunia. Sebagai sumber kehidupan sudah selayaknya Sungai
Citarum bersih dari sampah. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sampah yang terdapat
di Sungai Citarum sangat beragam, namun sangat didominasi oleh sampah plastik, hal ini sangat
mengganggu aliran air sehingga dapat mengakibatkan banjir. Pemberian informasi mengenai
cara membuang sampah yang benar dan juga pengolahan sampah menjadi sesuatu yang
bermanfaat sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Program Kuliah Kerja Nyata memfokuskan
pada kegiatan re-edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya membuang sampah
sembarangan serta pembiasaan pola hidup sehat melalui kegiatan penyuluhan kepada
masyarakat.
Program Kerja
Dari hasil observasi kepada masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pungkur, terkhusus
yang tinggal disekitaran bantaran sungai, ditemukan sebuah fakta bahwa masih terdapat warga
yang membuang sampah dan tinja ke sungai, hal ini mengindikasikan bahwa warga Pungkur
masih kurang menjaga dan mencintai lingkungan. Maka dari itu yang menjadi fokus dalam
kegiatan ini adalah mere-edukasi masyarakat melalui 9 program kerja utama yaitu:
1. Sosialisasi Citarum Harum kepada masyarakat
2. Bersih – bersih alun – alun Regol dan Ciregol
3. Kerja Bakti
4. Posyandu
5. Puskeswa
6. Penyuluhan kebersihan dan kesehatan lingkungan dan sekolah
7. Program Kotaku
8. Program ODF
9. Pembuatan Mural yang mengandung pesan cinta lingkungan
Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini merupakan masyarakat
Kelurahan Pungkur, Kecamatan Regol, Kota Bandung.
5|Halaman
Hasil Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini dilaksanakan selama kurang lebih 40 hari dari mulai
tanggal 7 Desember 2019 – 31 Januari 2020 di Kelurahan Pungkur, Kecamatan Regol, Kota
Bandung. Tempat ini dipilih karena Kelurahan Pungkur merupakan salah satu kelurahan yang
dilalui oleh sungai Citarum yang merupakan bagian dari Sektor 22, dan masyarakat masih
kurang sadar menjaga lingkungan, sehingga sangat strategis untuk dilakukan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata untuk memberi pemahaman pada masyarakat sekitar.
Dilokasi ini juga banyak ditemui pembuangan limbah rumah tangga yang langsung
menuju sungai, hal ini juga merupakan salah satu faktor penyebab sungai citarum yang tercemar.
Pelaksanaan program kerja dilakukan atas kerjasama antara mahasiswa, K e t u a R W
b e s e r t a j a j a r a n K e l u r a h a n , tni, dan masyarakat, sehingga terbangun sebuah
hubungan yang baik diantara mahasiswa, Ketua RW beserta jajaran kelurahan , tni, dan
masyarakat.
Kegiatan Sosialisasi Citarum Harum Kepada masyarkat merupakan salah satu program
kerja kami. Kami mensosialisakan pentingnya sungai Citarum serta anak sungai lainnya
agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu, kami mensosialisasikan
mengenai ODF yaitu agar masyarakat tidak membuang tinja ke sungai dan segera dapat
membuat septi tank. Kami pun mensosialisasikan mengenai program KANG PISMAN
agar masyarakat dapat memisahkan sampah organik dan anorganik yang nantinya dapat
dimanfaatkan menjadi nilai ekonomis..
2. Terjun langsung membersihkan anak sungai Citarum Bersama TNI dan warga
Kegiatan Terjun langsung membersihkan anak sungai Citarum merupakan salah satu
6|Halaman
kegiatan yang dilakukan Mahasiswa KKN UPI se-kecamatan Regol bererta Tni dan
Gober sebagai upaya pembersihan anak sungai dari sampah sampah yang masih ada di
sekitar sungai agar nantinya sampah tersebut tidak hanyut ke sungai yang dapat
menyebabkan banjir.
3. Kerja Bakti
Kegiatan kerja bakti merupakan salah satu program kerja kami, karena kami ingin
membiasakan warga untuk membangun dan terus memelihara budaya gotong royong
yang ada di masyarakat dan guna memelihara kebersihan lingkungan. Lokasi kerja bakti
setiap minggunya berpindah-pindah tempat. Dari RW. 03 , RW. 05 , dan RW. 06. Dengan
masyarakat yang terbiasa untuk melakukan kerja bakti, Kelurahan Pungkur secara
perlahan akan bebas dari sampah.
4. Posyandu
Kegiatan Posyandu merupakan salah satu program kerja yang dilakukan Mahasiswa
KKN UPI Kelurahan Pungkur beserta ibu- ibu PKK dan Petugas Kelurahan. Dalam
Program ini, Mahasiswa KKN UPI membantu dalam pelaksanaan Posyandu berupa
penimbangan badan, imunisasi dll. dalam melayani balita dan lansia.
5. Puskeswa
7|Halaman
Kegiatan puskewa ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan kelurahan
pungkur yang bertempat di RW 6. Puskewa merupakan Pusat kesehatan Jiwa dimana
disini merupakan salah satu kegiatan terapi untu masyarakat yang memiliki gangguan
kesehatan mental. Mahasiswa KKN UPI membantu dalam terapi masyarakat yang
mengalami gangguan kesehatan mental dengan melakukan terapi komunikasi dan
beberapa terapi lain seperti pendekatan kepada pasien dan aktivitas hiburan kepada
pasien.
Kegiatan penyuluhan hidup sehat kepada siswa SD ini diantaranya adalah re-edukasi
tentang bagaimana memilah sampah organik dan an-organik agar siswa SD sadar akan
pentingnya untuk memilah sampah dari kecil yang nantinya akan terbiasa hingga nanti
mereka sudah dewasa kelak.
7. Program Kotaku
8|Halaman
Kegiatan Kotaku merupakan salah satu program pemerintah Kota Bandung. Kegiatan ini
dilakukan untuk memperbaiki akses masyarakat terhadap infrastruktur dan fasilitas
pelayanan di pemukiman kumun dan perkotaan. Dengan melaksanakan salah satu
indikator yaitu ruang terbuka hijau publik (RTH) melalui penghijauan. Pada kegiatan ini
Mahasiswa KKN UPI beserta Ketua RW 03 dan masyarakat sekitar melakukan
penanaman tanaman dan pohon sekitar 30 tanaman.
8. Program ODF
Kegiatan ODF merupakan salah satu program pemerintah Kota Bandung dengan tujuan
agar masyarakat tidak membuang tinja ke sungai tetapi membuangnya ke septi tank
komunal. Pada kegiatan ini Mahasiswa KKN UPI turun ke sungai Ciguriang untuk
melakukan pendataan ada berapa pipa saluran rumah tangga yang membuang tinja ke
sungai dengan hasil yang cukup banyak masyarakat yang membuang tinja ke sungai
khususnya masyarakat RW 01 dan RW 02. Pendataan ini dilakukan agar nantinya ada
tahap selanjutnya untuk masyarakat tersebut agar membuang tinjanya melalui septi tank
komunal.
Kegiatan pembuatan mural ini dilaksanakan selama 5 hari dimulai tanggal 21-26 Januari
2020. Lokasi mural ini dilaksanakan di jalan utama RW 06 yang cukup strategis karena
merupakan jalan utama bagi warga RW04, RW16. RW06, dan RW17. Pesan yang
ditampilkan ialah
Hasil kegiatan Pengabdian pada Masyarakat secara garis besra mencakup beberapa
komponen sebagai berikut:
a. Masyarakat mengetahui, memahami dan menyadari untuk tidak membuang tinja rumah
tangga ke sungai dan berusaha untuk membuat septi tank komunal.
b. Masyarakat memahami pentingnya untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.
c. Masyarakat memiliki kesadaran dan berusaha untuk memanfaatkan sampah rumah
tangga baik organik maupun anorganik menjadi suatu barang yang bermanfaat.
9|Halaman
d. Terciptanya kesadaran akan kebersihan lingkungan khususnya sungai adalah utama.
e. Konsistensi masyarakat akan keikut sertaan menjaga kebersihan lingkungan.
f. Kesadaran akan saling mengingatkan akan kebersihan lingkungan yang bebas dari
sampah.
g. Fahamnya masyarakat untuk membiasakan pola hidup sehat.
4. KESIMPULAN
Kegiatan citarum harum telah selesai dilaksanakan selama 40 hari oleh kelompok KKN
Pungkur yang berlokasi di Kelurahan Pungkur, Kecamatan Regol, Kota Bandung. ini mencapai
target sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada awal perencanaan. Partisipasi masyarakat
serta pejabat terkait membuat terlaksananya seluruh kegiatan dengan baik. Hasil observasi yang
didapat, tercemarnya sungai citarum dikarenakan kesadaran masyarakat itu sendiri yang masih
kurang, maka kegiatan re-edukasi adalah suatu langkah yang paling tepat yang dapat dilakukan
oleh mahasiswa untuk menyadarkan kembali masyarakat untuk menjaga serta mencintai
lingkungan. Seluruh program kegiatan yang direncanakan merupakan upaya mahasiswa untuk
mengenalkan budaya hidup sehat, mengedukasi masyarakat, serta membiasakan untuk menjaga
lingkungan. Dengan program KKN ini yang berkesinambungan setiap tahunnya, diharapkan
masyarakat semakin faham dan sadar untuk mencintai lingkungan.
Terdapat beberapa program yang dilakukan yaitu Sosialisasi Citarum Harum kepada
masyarakat, Bersih – bersih alun – alun Regol dan Ciregol, Kerja Bakti, Posyandu, Puskeswa,
Penyuluhan kebersihan dan kesehatan lingkungan dan sekolah , Program Kotaku, Program ODF,
Pembuatan Mural yang mengandung pesan cinta lingkungan
Program kerja tersebut memiliki tujuan agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
rutin membersihkan lingkungan sekitar, menumbuhkan disiplin lingkungan kepada anak-anak
dari usia dini serta menanamkan kesadaran masyarakat dalam merawat sungai Citarum.
5. DAFTAR PUSTAKA
citarum.org. (2019, 1 14). Citarum Harum Untuk Citarum yang Lebih Baik. From citarum.org:
http://citarum.org/tentang-kami/sekilas-citarum/143-indonesia/tentang-kami/sekilas-citarum.html
Clark, N. (1966). Evolutionary dynamics and sustainable development: A system approach. Cambridge:
Cambridge University Press.
Emirhadi Suganda, Y. A. (2009:). PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN KONDISI MASYARAKAT
PADA WILAYAH HILIR SUNGAI. MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 13, NO. 2,
DESEMBER , 143-153.
LIPI. (2019). Citarum Harum dan Harapan Pemulihan Daerah Aliran Sungai. 1.
Mongabay. (2018, 2 28). Citarum Harum, Langkah Optimis Pemerintah Pulihkan Kejayaan Sungai
Citarum (Bagian 3). From mongabay.com: https://www.mongabay.co.id/2018/02/28/citarum-
harum-langkah-optimis-pemerintah-pulihkan-kejayaan-sungai-citarum-bagian-3/
Tirto.id. (2019, 2 20). Sejarah Pengelolaan Sungai Citarum & Semrawutnya Program Pemerintah. From
tirto.id: https://tirto.id/sejarah-pengelolaan-sungai-citarum-semrawutnya-program-pemerintah-
dhnt
10 | H a l a m a n