Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINDUNG

LINGKUNGAN (K3LL)

PENYEBAB DAN AKIBAT DESA CHERNOBYL DAN BHOPAL

Disusun Oleh:

Farhan Tiarrafi Pratama

1806201075

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
Chernobyl
Adalah sebuah kota tak berpenghuni di Ukraina utara, tepatnya di Oblast Kiev dekat
dengan perbatasan Belarus. Chernobyl berlokasi sekitar 90 kilometer (56 mi) sebelah timur
laut Kiev, dan sekitar 140 kilometer (87 mi) barat daya kota Gomel di Belarus. Merupakan
kota yang dimana telah mengalami kecelakaan reaktor nuklir yang paling mengerikan di
dunia sampai sekarang. Kecelakaan mengakibatkan terlepasnya unsur radioaktif ke
atmosfer. Ini mengakibatkan seluruh penduduk di paksa untuk meninggalkan kota
chernobyl dikarenakan berbahaya untuk kesehatan. Untuk lebih lengkap akan di jelaskan
sebagai berikut.

1. Awal mula sejarah tragedi Chernobyl

Tragedi Chernobyl adalah bencana nuklir terburuk dalam sejarah peradaban


umat manusia. Petaka yang menghantui Ukraina ini terjadi pada 26 April 1986, yakni
satu dari empat reaktor nuklir di pembangkit listrik chernobyl, di utara Ukraina
meledak. chernobyl adalah sebuah kota tak berpenghuni di ukraina utara, tepatnya di
oblast kiev dekat dengan perbatasan belarusia.

Kota ini ditinggalkan penghuninya pada tahun 1986 setelah bencana ledakan
pembangkit listrik tenaga nuklir yang terkenal sebagai bencana chernobyl yang
terletak 14,5 km utara-barat laut. Pembangkit tersebut dinamakan sesuai dengan
nama kotanya, dan terletak di chernobyl raion (distrik), tetapi bukan merupakan
tempat tinggal bagi pekerjanya. Pada saat pembangunan pembangkit tersebut, sebuah
kota kembar, prypiat dibangun didekatnya untuk para pekerjanya.

Radiasi yang dilepaskan ledakan itu 100 kali lebih besar dari bom atom yang
dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki. Daerah separuh luas Italia terkontiminasi dan
radiasinya menyebar di sebagian besar wilayah bekas Uni Soviet dan sebagian Eropa
bagian Utara.
2. Sejarah tragedi Chernobyl

Tanggal 26 april 1986, 22 tahun lalu, pukul 01.23 terjadi ledakan pada unit 4
pltn chernobyl. Peristiwa ini menggemparkan dunia karena mengingatkan kembali
pada ledakan bom atom di hiroshima dan nagasaki, jepang, saat berkecamuk perang
dunia II yang menewaskan sekitar 220.000 orang.trauma hiroshima dan nagasaki
belum hilang dari ingatan orang, muncul kembali peristiwa chernobyl yang termasuk
kecelakaan terbesar pada PLTN selama kurang lebih 60 tahun. Berbagai media cetak
dan elektronik sejagat memberitakan tragedi itu secara beragam baik yang bersifat
normatif, emosional, ataupun bombastis.

3. Penyebab kecelakaan

Reaktor chernobyl jenis rbmk didirikan di atas tanah rawa di sebelah utara
ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara kiev. Reaktor unit 1 mulai beroperasi pada 1977,
unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada 1983. Sebuah kota kecil, pripyat,
dibangun dekat pltn chernobyl untuk tempat tinggal pekerja pembangkit itu dan
keluarganya.
Tipe PLTN chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan
senjata nuklir serta listrik. Tipe pltn berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-
negara barat, seperti, as dan prancis, yang merupakan negara pioner pltn di samping
uni soviet (pada waktu itu) sebagai pioner pertama.

Secara garis besar, Pada 25 april 1986 reaktor unit 4 direncanakan


dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan
melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin
dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap
bekerja sampai generator kembali beroperasi.

Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 april. Untuk
mendapatkan hasil akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem
keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada
pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat peningkatan
permintaan daya di kiev. Proses pemadaman dan tes dilanjutkan kembali pada pukul
23.10 25 april. Pada pukul 01.00, 26 april, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan
reaktor berada pada situasi yang membahayakan operator.

Berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak


terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat menangani masalah,
namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya reaktor meledak pada pukul
01.30.
Kecelakaan PLTN chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut
major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan ines (the international nuclear
event scale). Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar sop
(standard operation procedure), PLTN chernobyl juga tidak memenuhi standar desain
sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (international atomic energy agency).
PLTN chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu
persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor.
Apabila PLTN chernobyl memiliki keamanan maka walaupun terjadi ledakan
kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh
keamanan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak
memiliki kungkungan.

Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan:


 Pertama, desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah – daya
reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai
kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari
reaktor langsung ke udara.
 Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan
batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar
reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes
dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab
terhadap operasi reaktor.
 Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya
keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah
diketahui sebelum kecelakaan terjadi.

Penilaian atas berbagai kelemahan pltn chernobyl menghasilkan evaluasi


internasional bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan mungkin terjadi pada jenis
reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini ditetapkan demikian karena mungkin
berdasarkan analisis jenis reaktor lain yang memenuhi persyaratan keselamatan yang
tinggi, termasuk budaya keselamatan yang dimiliki para operator sangat tinggi.

4. Dampak Kecelakaan

Pada 2003, IAEA membentuk “forum chernobyl” bekerja sama dengan


organisasi pbb lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR, bank
dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini bekerja
untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap
kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta penduduknya.”
laporan ini diberi nama “cherno- byl legacy".
Diperkirakan semula dampak fisik akan begitu dahsyat. Artinya, akan
menimbulkan korban jiwa yang luar biasa banyaknya. Namun, ternyata data sampai
dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang (para
likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran)
meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun
kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok.

Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses pembersihan daerah


PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di belarusia,
ukraina, dan rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya
tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat
radiasi seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan
dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali.

Di sisi lain, hasil studi dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan bahwa
“tidak ada korelasi langsung antara kenaikan jumlah penderita kanker dan jumlah
kematian per satuan waktu dengan paparan radiasi chernobyl.

Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang
terobservasi di belarusia, ukraina, dan rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun
ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama
perawatan mereka yang kena kanker, di belarusia meninggal delapan anak dan di
rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.

Berdasarkan laporan “chernobyl lecacy”, sebagian besar daerah pemukiman


yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena kecelakaan pltn chernobyl
telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti sebelum terjadi kecelakaan. Dampak
psikologis adalah yang paling dahsyat, terutama trauma bagi mereka yang
mengalaminya seperti stres, depresi, dan gejala lainnya yang secara medis sulit
dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara yang memiliki PLTN
membangun konsensus internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan
standar keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-pltn telah menggunakan isu
kecelakaan di chernobyl sebagai bahan kampanye untuk menolak kehadiran pltn,
termasuk di indonesia, dengan berbagai informasi yang keliru karena ketidaktahuan
akan kebenaran informasi sebab terjadinya kecelakaan chernobyl.

Belajar dari kecelakaan chernobyl, IAEA telah menetapkan standar tambahan


untuk memperkuat syarat keselamatan yang tinggi bagi pembangunan dan
pengoperasian pltn, antara lain, perbaikan desain sampai pada generasi ke-4, aturan
main dalam bentuk basic safety, dan berbagai konvensi keselamatan.

5. Reruntuhan reaktor 4 Chernobyl

Hanya beberapa bulan sejak kecelakaan tersebut, reaktor ditutup dengan


selubung beton yang dirancang untuk menyerap radiasi dan menyimpan sisa bahan
bakar. Namun, sarkofagus hanya dimaksudkan sebagai solusi sementara dan
dirancang untuk bertahan 20-30 tahun.

6. Chernobyl Sarkofagus

Pada saat ini, dua dekade sejak kecelakaan yang menewaskan 31 orang dan
membuat 135 ribu lainnya mengungsi itu sudah lewat. Benteng beton itu mulai rapuh
akibat pembangunan tergesa-gesa dalam tempo singkat. Kebocoran telah terjadi
selama lebih dari 10 tahun terakhir. Jika sarkofagus itu roboh, dikhawatirkan puluhan
ton debu radioaktif akan terlepas.

7. Opini tentang peristiwa chernobyl

Menurut saya, malapetaka yang terjadi di chernobyl sangat mengerikan dan


harus diminimalisir untuk terjadi, berdasarkan berbagai sumber, kesalahan yang
terjadi di ringkas menjadi 3 kesalahan utama, yaitu :
1. Design reaktor yang tidak stabil pada daya rendah
2. Penggunaan alat yang tidak sesuai prosedur keamanan
3. Tidak ada nya budaya keselamatan
Berdasarkan kesalahan diatas dapat diambil kesimpulang bagaimana
pentingnya standarisasi dan sebuah regulasi. Standarisasi ada untuk
meminimalisir kecelakaan yang bersifat teknis agar sebuah sistem dapat
berjalan dengan baik. Sedangkang regulasi sangatlah penting untuk
dipatuhi dikarenakan apapun yang beresiko pasti mempunyai alasan agar
tidak di langgar. Para petugas yang mengetes alat tersebut tidak paham
akan pentingnya penggunaan regulasi pada saat mereka bekerja, hingga
mereka seenaknya mematikan sistem keamanan untuk mendapatkan haisl
uji coba yang maksimal.

Pentingnya pengetahua praktik keselamatan kerja menjadi sangat


penting dikarenakan menyangkut dengan keselamatan orang banyak.
BHOPAL (UNION CARBIDE)
Tragedi Bhopal Gas, Desember 1984. Salah satu korban bencana terburuk di
dunia industri yang pernah dikenalsebagai tragedi gas Bhopal, terjadi di sebuah
pabrik pestisidaUnion Carbide di kota Bhopal India pada tanggal 3 Desember 1984.
Pabrik tersebut mengeluarkan gas beracun (MIC) gasdan berbagai jenis racun yang
lain, sehingga mengakibatkanlebih dari 500.000 orang terkena gas beracun.Gambar

Tragedi Bhopal adalah peristiwakecelakaan kerja yaitu terlepasnya bahan


kimia yang sangat beracun keudara.Bahan kimia yang sangat beracun itu adalah
MetilIsosianat(MIC) di Kota Bhopal di India pada tahun 1984. Bhopal merupakan
ibu kotadari Madhya Pradesh, termasuk kota yang sedang berkembang saatitu. Saat
itu Union Carbide India Ltd (UCIL) membentuk kawasanindutsri di Bhopal yang
berfokus pada pembuatan pestisida danherbisida. UCIL pada tahun 1979 memegang
izin usaha untuk memproduksi 5.000 ton pestisida berbasis carbaryl yang
mengandungMIC. Jumlah permintaan ini berkurang dari tahun 1981
permintaanya2704 ton hingga tahun 1983 permintaanya 1657 ton, diakibatkanimpor
pestisida. Sementara penjualan MIC hanya 1500 ton, makaterjadi penumpukan MIC.
MIC disimpan dalam tiga tangki bawahtanah yang terbuat dari stainless steel dengan
suhu penyimpananmendekati 0°C.
 PemicuTragediBhopal

Pada Oktober 1984 para pekerja memutuskan untuk menjaga ventilasi gas
scrubber dalammode pasif dan mematikan mesin pendinginyang menyimpan gas
MIC dengan instruksimanual keselamatan. Kejadian ini memicumerupakan awal
mula, pabrik ditutup untuk perawatan tepat dua bulan sebelumkecelakaan di
Desember 1984.Sekitar 26 November 1984 operator mencoba menekantangki MIC
610 untuk mengirim MIC ke unit pengolahan(terkandung 42 ton MIC). Meskipun
nitrogen dikirimmasuk, tetapi tangki gagal menekan gas. Hal ini menjadiindikator
terjadinya kebocoran pada tangki. Bukannyamencari titik kebocoran, manajemen
pabrik justrumemutuskan untuk menekan tangki lain, yakni tangki MICE611
(terkandung 40 ton MIC). Pada pagi hari tanggal 3Desember 1984 sebanyak 12.0 00
orang dirawat di RumahSakit Hamidia setelah sehari sebelumnya uap MICmemenuhi
seluruh kota. Pada tanggal 4 Desember, seharisetelahnya korban semakin bertambah
yaitu 55.000 orang padahal rumah sakit hanya memiliki kapasitas 750 orang.

 Analisa PenyebabKegagalan

Ternyata kebocoran ini merupakan dampak darikegagalan teknis, kegagalan


operator, kegagalanmanajemen dan kegagalan regulasi pemerintah.Pada jurnal An
Analyis of Bhopal Accident (1987)dijelaskan bahwa keempat kegagalan ini
memicuterjadinya peristiwa Bhopal.Implikasi dari peristiwa Bhopal bahwa penilaian
bahaya (hazard assesment) perlu dilakukan sebelummemulai suatu proyek dalam
kawasan yang berpenduduk banyak. Operator yang dipekerjakanharus mempunyai
skill yang mumpuni. Prosedur keselamatan harus dikomuikasikan kepada perusahaan
dan masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai