1. Pada dasarnya semua gerak pada hewan, mulai dari protozoa sampai pada vertebrata
memiliki persamaan dan menggunakan mekanisme yang sama. Jelaskan maksudnya!
Pergerakan seluruh hewan pada dasarnya memiliki satu prinsip yang sama yaitu
akibat dari aktifitas protein kontraktil yang mampu memendek dan memanjang.
Komponen penyusun protein kontraktil yang paling penting adalah aktomiosin
yang terdiri daridua macam protein yang bersifat kontraktil yaitu protein aktin
dan protein miosin. Walau secara kasat mata mekanisme pergerakan setiap
hewan berbeda, namun setiap gerak sejatinya merupakan suatu proses yang
memerlukan energi. Energi kimia yang tersimpan dalam bentuk ATP digunakan
untuk mengubah konformasi protein kontraktil sehingga terjadi proses
pemanjangan atau pemendekan yang menghasilkan gerakan pada tubuh hewan.
Mekanisme ini ditemukan pada selutuh mekanisme gerak mulai silia, flagela,
hingga otot yang kompleks.
2. Ada beberapa teori gerak amuboid, namun kesemuanya memiliki persamaan dasar.
Sebutkan persamaan dasar tersebut dan berikan penjelasan!
Gerak amuboid merupakan suatu gerakan yang merupakan ciri dari amoeban.
Sedangkan sel ameboid adalah gerakan amoeba pada tingkat selnya seperti
leukosit, sel-sel kembara, mesenkhim embrional pada amoeba. Persamaan teori
amoeboid terletak pada pergerakan plasmasol. Teori-teori yang menjelaskan
tentang gerak amoeboid mengatakan plasmasol bergerak ke depan dan kontraksi
plasmagel. Dapat dilihat pada teori-teori berikut.
a. RD Allen: teori ini menjelaskan bahwa aliran plasmasol ke depan ditarik
kontraksi plasmagel kulit di ujung anterior.
b. RJ Goldacre: kontraksi plasmagel di posterior mendorong endoplasma aksial
ke depan.
c. Gunting endoplasma gel: jembatan kimia sisi dalam endoplasma gel
menggeser molekul endoplasma individual ke depan sehingga endoplasma
aksial berjalan ke arah anterior.
3. Berikan penjelasan dengan disertai gambar struktur dari silia!
Silia memiliki bentuk seperti rambut seperti untaian karbon dari hifa -hifa yanag
berada di sepanjang sisi kulit. Silia memiliki diameter 0,25 mikrometer dengan
panjang 2 sampai 20 mikrometer. Silia terdapat terdapat banyak pada hewan bersel
satu. Silia memiliki rangka mikrotubul atau bulu halus yang dikenal dengan
aksonema. Penampang melintang dari bagian aksonema terdiri atas 9 doublet dan 2
singlet. Pada bagian doublet yang terletak di pinggir tersusun secara radial
sedangkan pada bagian singlet terdapat ditengah. Pada silia bagian dalam terdapat
protein.
Silia seperti benang tipis dengan ketebalan 0,25 μm dan terdapat bundel
mikrotubulus di bagian intinya. Dinding dari struktur silia telah diketahui 9 dublet
mikrotubul. Dublet-dublet yang menyusun tersebut berbentuk melingkar dan radier.
Dublet terdapat dua buah singlet mikrotubul. Susunan mikrotubul ini dinyatakan
memiliki susunan jumlah mikrotubula 9+2 yakni terdiri dari 9 dublet dan 2 singlet.
Setiap dublet memiliki ikatan yang saling berhubungan dengan perantara protein
penghubung. Protein tersebut disebut dengan neksin. Pada bagian mikrotubul yang
bebas dari area subdublet ditemukan sepasang molekul protein dengan nama dynein.
Dinein adalah area dengan gugus pada enzim ATP ase. Dynein akan bertanggung
jawab pada proses hidrolisis ATP.
Setiap dublet akan dihubungkan pada sepasang singlet pusat melalui molekul
protein dengan bentuk ruji. Penampakan pada doublet yang ada di bagian
mikrotubulus tampak seperti angka 8. Sembilan doublet kemudian membentuk
cincin besar. Cincin besar dikenal membentuk pola 9-2. Kinesin adalah zat yang
mengikat dari satu sisi ke doublet yang lain. Silia flexes memiliki cara seperti
kontraksi otot pada rangka manusia.
4. Apa perbedaan gerak dasar silia dan flagel? Mengapa silia dan flagel hanya cocok untuk
hewan kecil?
Silia pergerakannya tidak simetris, gerak dasar silia terdiri atas :
1. Gerak pendulum (gerakan yang paling sederhana, bergerak seperti bandul ke
arah depan dan ke belakang. Yang dapat melengkung hanya bagian
pangkalnya saja.
Sedangkan gerak dasar pada flagelata yaitu bergerak dengan undulasi mirip
dengan gerakan ular.
Silia dan flagel hanya cocok untuk hewan kecil karena aktifitas silia dan
flagel terbatas pada medium cair, gerakan silia dan flagel menghasilkan beberapa
gerakan tergantung pada inersinya, jika inersinya kecil maka hewan yang
bersilia atau berflagel dapat berpindah tempat. Maka dari itu silia dan flagel
hanya cocok untuk hewan kecil.
6. Teori kontraksi otot yang diterima pada saat ini adalah teori pergeseran filament
(sliding filament theory)? Jelaskan bagaimana prosesnya!
Teori pergeseran filamen menyatakan bahwa kontraksi didasarkan
adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin
dan filamen miosin. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu
kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot
menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan
ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin
dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah
bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan
silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu
beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini
mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara
miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi. Mekanisme kerja otot
pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari
filamen-filamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis
aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut
tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan
perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau
seluruhnya garis H. Selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat
dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang
sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin
miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin Metode pergeseran filamen
dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin
membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin
merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.
Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks
miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi
konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan
ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan
gaya fektorial.
7. Jelaskan kontraksi sel otot mengikuti fenomena “all or none” sedangkan kontraksi
otot rangka tidak demikian!
Kontraksi sel otot mengikuti fenomena “all or none” yang berarti bila
suatu sel otot diberi stimulus yang cukup kuat (stimulus ambang/minimal atau
atas ambang/ supraminimal), maka sel otot akan berkontraksi dengan kekuatan
kontraksi yang penuh, sedangkan stimulus bawah ambang (sub-minimal) tidak
akan menghasilkan kontraksi sama sekali. Stimulus bawah ambang dapat
menimbulkan kontraksi apabila diberikan dengan cara penjumlahan (sumasi),
artinya beberapa stimulus bawah ambang bila dikenakan pada otot berkali-kali
dengan cepat, maka otot akan berkontraksi. Prinsip all or none juga berlaku pada
kontraksi otot jantung. Sedangkan kontraksi otot rangka tidak demikian, karena
otot rangka berkontraksi dengan bertingkat (grading contraction) dimana otot
akan berkontraksi lebih kuat apabila stimulus yang mengenainya kuat, dan
berkontraksi lebih lemah bila stimulus yang mengenainya lemah. Keadaan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: setiap jaringan otot disarafi oleh
beberapa saraf motor. Setiap serabut saraf motor tunggal akan bercabang-cabang
menjadi kurang lebih 100 cabang kecil-kecil. Masing-masing cabang kecil itu
akan berakhir pada satu sel otot. Ujung saraf yang melekat pada sel otot ini
dikenal dengan nama motor end plate atau myoneural junction. Jadi satu serabut
saraf motor akan mensarafi kurang lebih 100 sel otot. Satu serabut saraf motor
tunggal, bersama-sama dengan sel-sel otot yang disarafi disebut unit motor. Bila
suatu saraf motor diaktifkan, maka semua sel-sel otot yang disarafi akan
berkontraksi secara simultan. Makin banyak saraf motor yang diaktifkan, maka
makin banyak sel-sel otot yang berkontraksi. Dengan kata lain, bahwa makin kuat
stimulus yang mengenai saraf motor, maka makin banyak unit motor yang
diaktifkan, sehingga otot akan berkontraksi semakin kuat.