Anda di halaman 1dari 8

Millenia Luna Amengka

Muhammad Iffatul Lathoif


Nur Raiyan Jannah

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA

DENGAN BERDISKUSI DAN MEMBACA PUSTAKA KERJAKAN SEMUA SOAL DI


BAWAH INI!

TOPIK: SISTEM OTOT 1

1. Pada dasarnya semua gerak pada hewan, mulai dari protozoa sampai pada vertebrata
memiliki persamaan dan menggunakan mekanisme yang sama. Jelaskan maksudnya!
Pergerakan seluruh hewan pada dasarnya memiliki satu prinsip yang sama yaitu
akibat dari aktifitas protein kontraktil yang mampu memendek dan memanjang.
Komponen penyusun protein kontraktil yang paling penting adalah aktomiosin
yang terdiri daridua macam protein yang bersifat kontraktil yaitu protein aktin
dan protein miosin. Walau secara kasat mata mekanisme pergerakan setiap
hewan berbeda, namun setiap gerak sejatinya merupakan suatu proses yang
memerlukan energi. Energi kimia yang tersimpan dalam bentuk ATP digunakan
untuk mengubah konformasi protein kontraktil sehingga terjadi proses
pemanjangan atau pemendekan yang menghasilkan gerakan pada tubuh hewan.
Mekanisme ini ditemukan pada selutuh mekanisme gerak mulai silia, flagela,
hingga otot yang kompleks.

2. Ada beberapa teori gerak amuboid, namun kesemuanya memiliki persamaan dasar.
Sebutkan persamaan dasar tersebut dan berikan penjelasan!
Gerak amuboid merupakan suatu gerakan yang merupakan ciri dari amoeban.
Sedangkan sel ameboid adalah gerakan amoeba pada tingkat selnya seperti
leukosit, sel-sel kembara, mesenkhim embrional pada amoeba. Persamaan teori
amoeboid terletak pada pergerakan plasmasol. Teori-teori yang menjelaskan
tentang gerak amoeboid mengatakan plasmasol bergerak ke depan dan kontraksi
plasmagel. Dapat dilihat pada teori-teori berikut.
a. RD Allen: teori ini menjelaskan bahwa aliran plasmasol ke depan ditarik
kontraksi plasmagel kulit di ujung anterior.
b. RJ Goldacre: kontraksi plasmagel di posterior mendorong endoplasma aksial
ke depan.
c. Gunting endoplasma gel: jembatan kimia sisi dalam endoplasma gel
menggeser molekul endoplasma individual ke depan sehingga endoplasma
aksial berjalan ke arah anterior.
3. Berikan penjelasan dengan disertai gambar struktur dari silia!

Silia memiliki bentuk seperti rambut seperti untaian karbon dari hifa -hifa yanag
berada di sepanjang sisi kulit. Silia memiliki diameter 0,25 mikrometer dengan
panjang 2 sampai 20 mikrometer. Silia terdapat terdapat banyak pada hewan bersel
satu. Silia memiliki rangka mikrotubul atau bulu halus yang dikenal dengan
aksonema. Penampang melintang dari bagian aksonema terdiri atas 9 doublet dan 2
singlet. Pada bagian doublet yang terletak di pinggir tersusun secara radial
sedangkan pada bagian singlet terdapat ditengah. Pada silia bagian dalam terdapat
protein.

Silia seperti benang tipis dengan ketebalan 0,25 μm dan terdapat bundel
mikrotubulus di bagian intinya. Dinding dari struktur silia telah diketahui 9 dublet
mikrotubul. Dublet-dublet yang menyusun tersebut berbentuk melingkar dan radier.
Dublet terdapat dua buah singlet mikrotubul. Susunan mikrotubul ini dinyatakan
memiliki susunan jumlah mikrotubula 9+2 yakni terdiri dari 9 dublet dan 2 singlet.

Setiap dublet memiliki ikatan yang saling berhubungan dengan perantara protein
penghubung. Protein tersebut disebut dengan neksin. Pada bagian mikrotubul yang
bebas dari area subdublet ditemukan sepasang molekul protein dengan nama dynein.
Dinein adalah area dengan gugus pada enzim ATP ase. Dynein akan bertanggung
jawab pada proses hidrolisis ATP.

Setiap dublet akan dihubungkan pada sepasang singlet pusat melalui molekul
protein dengan bentuk ruji. Penampakan pada doublet yang ada di bagian
mikrotubulus tampak seperti angka 8. Sembilan doublet kemudian membentuk
cincin besar. Cincin besar dikenal membentuk pola 9-2. Kinesin adalah zat yang
mengikat dari satu sisi ke doublet yang lain. Silia flexes memiliki cara seperti
kontraksi otot pada rangka manusia.
4. Apa perbedaan gerak dasar silia dan flagel? Mengapa silia dan flagel hanya cocok untuk
hewan kecil?
Silia pergerakannya tidak simetris, gerak dasar silia terdiri atas :
1. Gerak pendulum (gerakan yang paling sederhana, bergerak seperti bandul ke
arah depan dan ke belakang. Yang dapat melengkung hanya bagian
pangkalnya saja.

2. Gerak fleksural, silia mulai melengkung diujungnya., yang dilanjutkan atau


dirambatkan kearah bawah bagian basalnya, pelurusan kembali dimulai dari
dasar keujung silia.

3. Gerakan silia yang merupakan gabungan dari gerakan pendulum dan


fleksural. Kayuhan efektifnya merupakan gerak pendulum yang cepat dan
kaku dengan sedikit melengkung. Kayuhan balik dimulai dengan
pelengkungan didekat dasar silia dan dirambatkan keseluruh ujungnya yang
disebut dengan gerak corong.

Sedangkan gerak dasar pada flagelata yaitu bergerak dengan undulasi mirip
dengan gerakan ular.

Silia dan flagel hanya cocok untuk hewan kecil karena aktifitas silia dan
flagel terbatas pada medium cair, gerakan silia dan flagel menghasilkan beberapa
gerakan tergantung pada inersinya, jika inersinya kecil maka hewan yang
bersilia atau berflagel dapat berpindah tempat. Maka dari itu silia dan flagel
hanya cocok untuk hewan kecil.

5. Jelaskan protein (kontraktil) yang menyusun otot!


Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil,
yaitu aktin dan myosin. Masing-masing miofibril terdiri atas beberapa tipe
protein, yaitu; miosin, ktin, troponin, tropomiosin, titin, dan nebulin. Miosin
merupakan protein motor dari miofibril. Molekul miosin terdiri dari enam
rantai polipeptida yang disebut rantai berat dan dua pasang rantai ringan yang
berbeda (disebut rantai ringan esensial dan regulatori, ELC dan RLC). Miosin
termasuk protein yang khusus karena memiliki sifat berserat (=fibrous) dan
globular.Secara umum, molekul miosin dapat dilihat sebagai segmen berbentuk
batang sepanjang 1600 Angstrom dengan dua kepala globular. Miosin hanya
berada dalam wujud molekul-molekul tunggal dengan kekuatan ioniknya yang
lemah. Bagaimanapun juga, protein-protein ini berkaitan satu sama lain menjadi
struktur.
Struktur tersebut ialah struktur dari filamen tebal yang telah dibicarakan
sebelumnya. Pada struktur itu, filamen tebal merupakan suatu bentuk yang
bipolar dengan kepala-kepala miosin yang menghadap tiap-tiap ujung filamen
dan menyisakan bagian tengah yang tidak memiliki kepala satupun (=bare zone /
jalur kosong). Kepalakepala miosin itulah yang merupakan wujud dari cross-
bridges dalam perhubungannya dengan miofibrilmiofibril. Sebenarnya, rantai
berat miosin berupa sebuah ATPase yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dan
Pi dalam suatu reaksi yang membuat terjadinya kontraksi otot. Jadi, otot
merupakan alat untuk mengubah energi bebas kimia berupa ATP menjadi energi
mekanik. Sementara itu, fungsi rantai ringan miosin diyakini sebagai modulator
aktivitas ATPase dari rantai berat yang bersambungan dengannya.
Sementara aktin merupakan molekul protein yang membentuk
filamen tipis. Filamen tebal dan tipis tersebut diatur dalam suatu unit kontraktil
yang disebut sarkomer.Aktin didapati dalam wujud monomer-monomer bilobal
globular yang disebut G-aktin yang secara normal mengikat satu molekul ATP
untuk tiap-tiap monomer. G-aktin itu nantinya akan berpolimerisasi untuk
membentuk fiber-fiber yang disebut F-aktin. Polimerisasi ini merupakan suatu
proses yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dengan ADP yang nantinya terikat
pada unit monomer F-aktin. Sebagai hasilnya, F-aktin akan membentuk sumbu
rantai utama dari filamen tipis.
Tiap-tiap unit monomer F-aktin mampu mengikat sebuah kepala miosin
(S1) yang ada pada filamen tebal. Mikrograf elektron juga menunjukkan bahwa
F-aktin merupakan deretan monomer terkait dengan urutan kepala ekor-kepala.
Maka dari itu, F-aktin memiliki wujud yang polar.

6. Teori kontraksi otot yang diterima pada saat ini adalah teori pergeseran filament
(sliding filament theory)? Jelaskan bagaimana prosesnya!
Teori pergeseran filamen menyatakan bahwa kontraksi didasarkan
adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin
dan filamen miosin. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu
kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot
menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan
ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin
dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah
bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan
silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu
beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini
mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara
miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi. Mekanisme kerja otot
pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari
filamen-filamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis
aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut
tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan
perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau
seluruhnya garis H. Selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat
dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang
sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin
miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin Metode pergeseran filamen
dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin
membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin
merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.
Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks
miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi
konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan
ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan
gaya fektorial.

7. Jelaskan kontraksi sel otot mengikuti fenomena “all or none” sedangkan kontraksi
otot rangka tidak demikian!
Kontraksi sel otot mengikuti fenomena “all or none” yang berarti bila
suatu sel otot diberi stimulus yang cukup kuat (stimulus ambang/minimal atau
atas ambang/ supraminimal), maka sel otot akan berkontraksi dengan kekuatan
kontraksi yang penuh, sedangkan stimulus bawah ambang (sub-minimal) tidak
akan menghasilkan kontraksi sama sekali. Stimulus bawah ambang dapat
menimbulkan kontraksi apabila diberikan dengan cara penjumlahan (sumasi),
artinya beberapa stimulus bawah ambang bila dikenakan pada otot berkali-kali
dengan cepat, maka otot akan berkontraksi. Prinsip all or none juga berlaku pada
kontraksi otot jantung. Sedangkan kontraksi otot rangka tidak demikian, karena
otot rangka berkontraksi dengan bertingkat (grading contraction) dimana otot
akan berkontraksi lebih kuat apabila stimulus yang mengenainya kuat, dan
berkontraksi lebih lemah bila stimulus yang mengenainya lemah. Keadaan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: setiap jaringan otot disarafi oleh
beberapa saraf motor. Setiap serabut saraf motor tunggal akan bercabang-cabang
menjadi kurang lebih 100 cabang kecil-kecil. Masing-masing cabang kecil itu
akan berakhir pada satu sel otot. Ujung saraf yang melekat pada sel otot ini
dikenal dengan nama motor end plate atau myoneural junction. Jadi satu serabut
saraf motor akan mensarafi kurang lebih 100 sel otot. Satu serabut saraf motor
tunggal, bersama-sama dengan sel-sel otot yang disarafi disebut unit motor. Bila
suatu saraf motor diaktifkan, maka semua sel-sel otot yang disarafi akan
berkontraksi secara simultan. Makin banyak saraf motor yang diaktifkan, maka
makin banyak sel-sel otot yang berkontraksi. Dengan kata lain, bahwa makin kuat
stimulus yang mengenai saraf motor, maka makin banyak unit motor yang
diaktifkan, sehingga otot akan berkontraksi semakin kuat.

8. Jelaskan peranan ATP dan fosfagen dalam kontraksi otot!


Peranan ATP dalam kontraksi otot dalah sebagai sumber energi dalam prose
tersebut. Atp tersebut akan disalurkan melalui tiga jalur. Peranan ATP lainnya
dalam kontraksi otot adalah
 Terlibat dalam transportasi membran.
Pengangkutan selektif molekul nutrisi dan mineral di dinding saluran
pencernaan. Khususnya ginjal yang dapat menggunakan hingga 80% ATP
untuk mengoperasikan mekanisme transportasi membran selektifnya.
 Kerja mekanik
Untuk menunjang pemompaan darah keseluruh tubuh, seperti pada kontraksi
otot jantung. Ataupun otot rangka yang mengerut ketika sedang melakukan
aktivitas fisik seperti mengangkat benda.
 Bioluminesensi
Yaitu menghasilkan foton, dimana banyak terlihat pada organisme bawah laut.
Hal ini dikarenakan ATP bereaksi dengan molekul besar karbon nitrogen.
 Sintesis senyawa kimia baru.
Yaitu mensintesis protein penting yang berbeda, seperti layaknya enzim yang
memfasilitasi reaksi kimia. Yang mana biasanya menggunakan 75 % dari ATP
yang dihasilkan untuk memproduksi senyawa kimia baru.
 Produksi panas
Digunakan sebagai keperluan termoregulasi dan lainnya dari suhu tinggi. Pada
sebagian organisme biasanya otot rangka dan jaaringan khususnya mengubah
energi kimia iktan menjadi panas.
Fosfagen sendiri turut berperan dalam kontraksi otot. Fosfagen adalah garam-
garam fosfat dari keartin atau arginin yang dapat melepaskan atai mengikat fosfat.
Apabila satu dan lain hal persediaan ATP dalam otot menipis, maka sumber energi
dapat diperoleh dari fosfagen. Fosfagen akan memberikan gugus fosfatnya kepada ADP
untuk resintesis ATP. Contoh reaksi pada fosfokeratin : Fosfokeratin + ADP  kreatin
+ ATP
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA

DENGAN BERDISKUSI DAN MEMBACA PUSTAKA KERJAKAN SEMUA SOAL DI


BAWAH INI!

TOPIK: SISTEM OTOT 2


1. a. Jelaskan perbedaan struktur otot polos dan otot lurik
b Apa yang dimaksud dengan twich contraction, gelombang sumasi dan tenatus?
2 a Prinsip “all or none “ selain dikenal pada pembentukan potensial aksi sel saraf juga
juga pada kontraksi sel otot. Jelaskan prinsip “all or none disertai grafik pada ael
otot lurik.
b Jaringan otot (biasa disebut otot) tidak mengikuti prinsip “all or none tetapi
mengikuti kontraksi bertingkat. Jelaskan disertai gambar
3 a Jelaskan perbedaan struktur otot polos dan otot lurik
b Apa yang dimaksud dengan motor unit? Berikan penjelasan!
c Apa yang dimaksud dengan twich contraction, gelombang sumasi dan tenatus?
4 a Jelaskan perbedaan antara otot rangka, otot polos unit tunggal, otot polos unit
jamak dan otot jantung
b Jelaskan mengapa otot jantung tidak mudah lelah seperti otot rangka.

Anda mungkin juga menyukai