Oleh : Kelompok 2
Kelas : 3B
Jurusan Matematika
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“Konsep, Prinsip, Prosedur dan Teori Dasar Pembuatan dan
Pengembangan Kurikulum”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan dapat terselesaikan
berkat bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Melalui kesempatan yang bebahagia ini, kami mengucapkan terima
kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si. selaku dosen pengampu
dari mata kuliah Telaah Kurikulum.
2. Teman – teman yang telah membantu dalam hal peminjaman buku, serta
dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari isi,
segi susunan kalimat maupun tata bahasa dan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami berharap ada kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan...................................................................................................... 29
3.2 Saran............................................................................................................ 30
DAFTAR REFERENSI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Penerapan kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum
kedalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir
dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan, dari hasil kurikulum itu sendiri. Setiap periode pastinya
terdapat pengembangan ataupun perbaikan terhadap kurikulum itu sendiri
guna menyempurnakannya. Tentunya, di dalam suatu kurikulum adanya
sebuah konsep, prinsip, prosedur, teori dasar dalam pembuatan dan
pengembangan kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak
hanya melibatkan orang yang terkait langsung dalam dunia pendidikan saja,
namun didalamnya melibatkan banyak orang seperti: politikus, pengusaha,
orang tua peserta didik, unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa
berkependingan dengan pendidikan, dsb. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai “Konsep, Prinsip, Prosedur
dan Teori Dasar Pembuatan dan Pengembangan Kurikulum serta Kurikulum
sebagai Komponen Sistem Pendidikan Formal di Indonesia”.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, adapun tujuan yag ingin dicapai
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu,
suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
5
b. Metode dan material yaitu mengembangkan dan mencoba menggunakan
metode-metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut yang serasi menurut pertimbangan guru.
c. Penilaian yaitu menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan
itu dalam hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-
tujuan baru.
d. Balikan yaitu umpan balik dari semua pengalaman yang telah dipeoleh
yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan agar kurikulum yang
dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip ini dapat
dipandang sebagai kebenaran tentang kurikulum dan pengajaran. Prinsip
merupakan sebuah aturan umum dan ketentuan yang harus dijalankan serta
menjadi pedoman untuk bertindak. Secara gramatikal prinsip berarti asas,
dasar, keyakinan, dan pendirian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang ditetapkan oleh sekolah
secara dinamis dan progresif (Hamid Syarif, hlm.34).
6
1) Prinsip Berorientasi pada Tujuan
a. Relevansi keluar
– Kesesuaian atas keserasian antara pendidikan dengan
lingkungan hidup siswa
– Kesesuaian antara pendidikan dengan kehidupan anak didik
disaat sekarang dan yang akan datang.
– Kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan dunia kerjanya
bagi siswa.
– Kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. Relevansi ke dalam
7
3) Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
8
pertanian. Pelaksanaanya di kota, karena di kota tidak tersedianya lahan
pertanian, maka yang dilaksanakan adalah program pendidikan
keterampilan industri. Sebaliknya, pelaksanaannya di desa ditekankan
pada progam pendidikan keterampilan pertanian. Dalam hal ini ligkungan
sekitar, keadaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan
menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum. Di
dalam kurikulum, fleksibelitas dapat di bagi menjadi dua macam, yakni :
9
prakteknya di lapangan dapat akomodatif di setiap saat dan kesempatan
yang ada di sekolah.
10
Kesinambungan di antara berbagai bidang studi menunjukkan
bahwa dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan
hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya.
Misalnya, untuk mengubah angka temperatur dari skala Celcius ke
skala Fahrenheit dalam IPA diperlukan keterampilan dalam pengalian
pecahan. Karenanya, pelajaran mengenai bilangan pecahan tersebut
hendaknya sudah diberikan sebelum anak didik mempelajari cara
mengubah temperatur itu.
6) Prinsip Keseimbangan
7) Pinsip Keterpaduan
8) Prinsip Mutu
11
derajat dari mutu pendidik, kegiatan atau proses belajar mengajar, media
yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan
kriteria tujuan pendidikan nasional yang dirancang dan diharapkan.
12
b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan;
c. Unit-unit kuikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
Untuk hal ini diperlukan buku pedoman guru yang memberikan
penjelasa tentang oganisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih
mendetail.
3) Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
13
b. Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaan, dan
waktu pembuatannya?
c. Pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk
modul, paket belajar dan lain-lain?
d. Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e. Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
5) Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Kegiatan Penilaian
a. Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-
langkah sebagai berikut: Rumusan tujuan pendidikan yang umum,
dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraikan ke
dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati.
Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuliskan butir-butir test.
b. Dalam merencanakan suatu penilain hendaknya diperhatikan
beberapa hal :
– Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok
yang akan ditest?
– Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
– Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif?
– Berapa banyak butir test perlu disusun?
– Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh
murid?
c. Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
– Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
– Apakah digunakan formula quessing?
– Bagaimana dalam pengubahan skor?
– Skor standar apa yang digunakan?
– Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?
14
2.3 Prosedur Pembuatan dan Pengembangan Kurikulum
15
2) Perumusan Tujuan
16
e. Sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik dan kebutuhan
masyarakat.
17
(a) pembatasan masalah;
18
sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan merangsang siswa untuk
belajar aktif dan kreatif.
1) Asas Filosofis
19
dunia. Perbedaan filsafat dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan
dalam tujuan pendidikan, bahan pelajaran, cara mengajar, dan cara
menilai. Pendidikan di negara otokratis akan berbedan dengan negara yang
demokratis, pendidikan di negara yang menganut agama Budha akan
berlainan dengan pendidikan di negara yang memeluk agama Islam atau
Kristen. Kurikulum tak dapat tiada mempunyai hubungan yang erat
dengan filsafat bangsa dan negara, terutama dalam menentukan manusia
yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidikan
formal. Mengapa filsafat sangat diperlukan dalam dunia pendidikan?
Menurut Nasution (2006: 28), filsafat besar manfaatnya bagi kurikulum,
yakni:
20
a) Psikologi Anak
21
b) Psikologi Belajar
3) Asas Sosiologis
22
pengembangan kurikulum harus dijaga agar tidak mendominasi
sehingga timbul kurikulum yang berpusat pada masyarakat.
4) Asas Organisatoris
23
5) Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan
pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyar, hukum,
hankam, dan sebagainya;
6) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
dengan sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.
24
e. Metode Pendidikan
f. Isi Pendidikan
g. Lingkungan Pendidikan
25
didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya.
Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis
dan logis. Kurikulum diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan
harapan. Menurut Alexander Inglis dalam (Elisa, 2018), fungsi kurikulum
dalam pendidikan meliputi:
1. Fungsi Penyesuaian ( The Adjutive of Adaptive Function)
Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh.
Karena lingkungan sendiri senantiasa berubah dan bersifat
dinamis, maka masing-masing individupun harus memiliki
kemampuan menyesuaika diri secara dinamis pula. Di balik itu,
lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan. Di
sinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga
individu bersifat well-adjusted.
2. Fungsi Integrasi(The Integrating Function)
Kurikulum berfungsi mendidik pribadi –pribadi yang terintegrasi.
Oleh karena individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat,
maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan
dalam pembentukan atau pengintegrasian masyarkat.
3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)
Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan
diantara setiap orang di masyarkat. Pada dasarnya, diferensiasi
akan mendorong orang-orang berpikir kritis dan kreatif, sehingga
akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi,
adanya diferensiasi tidak berarti mengabaikan solidaritas sosial
dan integrasi, karena diferensiasi juga dapat menghindarkan
terjadinya stagnasi sosial.
4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Kurikulum befungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih
jau,misalnya melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi atau
26
persiapan belajar di dalam masyarakat. Persiapan kemampuan
belajar lebih lanjut ini sangat diperlukan,mengingat sekolah tidak
mungkin memberikan semua yang diperlukan siswa atau pun yang
menarik perhatian mereka.
5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)
Perbedaan (diferensasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal
yang saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti
memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang
diinginkan dan menarik minatnya.Kedua hal tersebut merupakan
kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem
demokratis.Untuk mengembakanberbagai kemampuan tersebut,
maka kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel
6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function )
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima
dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya.Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua
kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya melalui proses
ekspolarasi.Selanjutnya siswa sendiri yang memperbaiki
kelemahan tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan yang
ada. Fungsi ini merupakan fungsi diagnostik kurikulum dan akan
membimbing siswa untuk dapat berkembang secara
optimal.Berbagai fungsi kurikulum di dilaksanakan oleh
kurikulum secara keseluruhan. Fungsi-fungsi tersebut memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa, sejalan
dengan arah filsafat pendidika dan tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh insitusi pendidikan yang bersangkutan.
Kurikulum memegang peran penting dalam pendidikan.
Berikut adalah beberapa peranan kurikulum yang bisa berimbas langsung
pada proses dan hasil belajar (Elisa, 2018):
1. Peran konservatif, artinya kurikulum bertugas menyimpan dan
mewariskan nilai-nilai luhur budaya. Dengan demikian, sekolah
27
sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina
tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses
2. Peran kreatif, kurikulum harus bisa memberikan dorongan kepada
siswa agar berkembang daya kreatifnya. Kurikulum juga membantu
setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya,
maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir,
kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
3. Peran kritis dan evaluatif, artinya kurikulum berperan sebagai alat
untuk menilai dan sekaligus memperbaiki masyarakat. Niali-nilai
sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang
dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga
kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria
tertentu.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
29
anak, (3) Asas sosiologis yaitu keadaan masyarakat, perkembangannya dan
perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa
pengetahuan dll, (4) Asas organisatoris yang mempetimbangkan bentuk
dan organisasi bahan bahan pelajaran yang disajikan
5. Kurikulum yang merupakan standar isi pendidikan menjadi faktor utama
dari kemujuan suatu sistem pendidikan itu sendiri. Secara umum fungsi
kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik
mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum
merupakan aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk
guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program
Kurikulum memegang peran penting dalam pendidikan.
3.2 Saran
30
DAFTAR REFERENSI