Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.


Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa
resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita
yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta mengancam jiwanya. Dari 5.600.000 wanita hamil di
Indonesia, sejumlah besar akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa
menjadi fatal. Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami setiap
wanita yang memerlukan kondisi yang optimal sebelum persalinan. Persalinan
merupakan suatu proses alami yang dialami setiap wanita yang memerlukan
kondisi yang optimal dari alat kandungan wanita. Maka sangat diperlukan
kesiapan fisik dan mental sebelum persalinan.(Mochtar, 2008).

Menurut WHO melalui pemantauan ibu meninggal di berbagai belahan


dunia memperkirakan bahwa setiap tahun jumlh 500.000 ibu meninggal di
sebabkan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes, 2002).Kelahiran bayi yang
merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya.
Sebagai Bidan, kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga.
Kita juga berada pada posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan
menemani ibu dalam proses kelahiran untuk memberikan dukungan dan
dorongan.Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan ini adalah proses
yang normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi
komplikasi yang mengancam jiwanya juga selalu ada, sehingga Bidan harus
mengamati dengan ketat Ibu dan Bayi sepanjang kelahiran

Jika dilihat dari data – data diatas maka sangat penting bagi bidan untuk
mengetahui bagaimana cara deteksi dini penyulit dan komplikasi selama masa

1
kehamilan dan masa persalinan, sebagai upaya menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas pada Ibu dan Bayi.

Pelayanan kesehatan maternal yang baik dapat mencegah 4 terlambat yaitu:


terlambat mengenali ibu resiko tinggi, terlambat mengambil keputusan,
terlambat kesiapan transportasi dan terlambat pertolongan adekuat di rumah
sakit.Berdasarkan latar belakang di atas maka sangat penting bagi sorang bidan
untuk memberikan asuhan persalinan sebagai upaya deteksi adanya
komplikasi/penyulit yang memerlukan tindakan segera sehingga dapat dicapai
derajat kesehatan yang tinggi pada Ibu dan Bayi serta menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

a. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan fisiologis


yang meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa dan
penatalaksanaan.

1.2.2 Tujuan Khusus


a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang ditemukan
pada persalinan.
b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai ibu pada saat
melahirkan
c) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan
persalinan

1.3 MANFAAT

a) Dapat diterapkannya ilmu pengetahuan yang telah didapat selama dibangku


kuliah sebagai upaya pengaplikasian suatu ilmu.
b) Dapat menambah pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada
ibu bersalin.

2
c) Mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan pasien sehingga dapat
tercipta hubungan yang baik diantara keduanya.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.2 Persalinan Normal

a. Pengertian Persalinan Normal

Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi, plasenta dan selaput


ketuban dari uterus pada usia kehamilan cukup bulan (umur kehamilan lebih
dari 37-42 minggu) tanpa disertai penyulit (JNPK-KR, 2010).

Persalinan normal adalah proses keluarnya janin pada umur kehamilan


cukup bulan (umur kehamilan 37-42 minggu), lahir secara spontan dengan
presentasi belakang kepala, berlangsung selama 18 jam dan tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun janinnya (Prawirohardjo Sarwono, 2009).

b. Teori Penyebab Bermulainya Persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui pasti. Namun menurut


Ujiningtyas (2009), terdapat beberapa teori yang menjelaskan penyebab
bermulainya persalinan, yaitu :

1) Teori penurunan hormon


Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron, sehingga otot rahim sensitif terhadapoksitosin. Penurunan
kadar progesteron pada tingkat tertentu menyebabkan otot rahim mulai
kontraksi.
2) Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Apabila batas tersebut telah terlewati maka akan terjadi kontraksi, sehingga
persalinan dapat dimulai.
3) Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron, sehingga
pembuluh darah mengalami kekejangan dan timbul kontraksi rahim.

4
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak gangglion servikale atau fleksus Fran
Kenhauser. Bila gangglion ini digeser dan ditekan atau tertekan kepala janin
maka akan timbul kontraksi rahim.
5) Teori oksitosin internal
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan
mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat dan kontraksi Braxton hicks
sering terjadi sehingga persalinan dapat dimulai.
6) Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dikeluarkan oleh decidua konsentrasinya meningkat
sejak usia kehamilan 15 minggu. Prostaglandin dianggapsebagai pemicu
terjadinya persalinan, pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim.
c. Tanda dan Gejala Persalinan
Kehamilan adalah suatu keadaan yang fisiologis bagi wanita yang nantinya
akan diakhiri dengan proses persalinan. Persalinan yang sudah dekat ditandai
dengan beberapa gejala yaitu (Asrinah, dkk, 2010) :
1) Terjadinya his persalinan
His persalinan mempunyai sifat yang khas antara lain sebagai berikut :
a) Pinggang terasa sakit dan akan menjalar ke depan
b) Sifat teratur, intervalnya semakin pendek dan kekuatannya semakin
bertambah
c) Saat dibuat berjalan kekuatannya semakin bertambah
2) Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina),
His permulaan akan mengakibatkan perubahan serviks yang menimbulkan
pendataran dan pembukaan, lendir yang berada dikanalis servikalis lepas,
kapiler pembuluh menjadikan sedikit perdarahan.
3) Pengeluaran cairan

Pengeluaran cairan dari jalan lahir terjadi akibat pecahnya ketuban atau
selaput ketuban robek.

5
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Keberhasilan sebuah proses persalinan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik


ibu dan janin. Bila salah satu faktor tersebut ada yang tidaksesuai maka dapat
terjadi masalah dalam proses persalinan baik pada ibu maupun janinnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tersebut adalah :

1) Faktor Power

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan


yang mendorong janin keluar dalam persalinan yaitu his, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang
baik dan sempurna (Yanti, 2009).

a) His (Kontraksi Uterus)

His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang
kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan dominasi
kekuatan di fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan
menyeluruh. Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu. Tiap
kontraksi menghasilkan tekanan yang disebut amplitudo. Aktifitas
miometrium dimulai saat kehamilan dengan amplitudo 5 mmHg pada
seluruh trimester yang tidak teratur dan akan lebih meningkat dengan
semakin tuanya kehamilan hingga persalinan dimulai. Pada akhir kala I
persalinan amplitudo uterus meningkat terus sampai 60 mmHg dan
frekuensi his mencapai 2 sampai 4 kontraksi tiap 10 menit serta durasi his
meningkat dari yang hanya 20 detik pada permulaan partus mencapai 60
sampai 90 detik. Pada kala III amplitudo his masih tinggi ± 60 sampai 80
mmHg, tetapi frekuensiberkurang dan sesudah 24 jam pascapersalinan
intensitas dan frekuesi his menurun (Prawirohardjo Sarwono, 2010).

b) Tenaga mengejan

Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang


mendorong anak selain his akan keluar, terutama disebakan oleh kontraksi

6
otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peningkatan tekanan intra
abdomen. Tenaga ini serupa dengan tenaga ingin buang air besar namun
lebih kuat lagi. Saat kepala sampai ke dasar panggul, timbul refleks yang
mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perut
dan menekan diafragma ke bawah (Yanti, 2009).

2) Faktor passage

a) Bagian keras panggul

Tulang panggul dibedakan menjadi beberapa bidang yang harus dilewati


oleh janin saat proses persalinan. Adapun bidang-bidang panggul tersebut
yaitu (Shondakh Jenny, J. S dan M. Clin Mid, 2013) : (1) Pintu atas panggul
(PAP) Pintu atas panggul berbentuk seperti bulatan oval dengan panjang ke
samping dan dibatasi oleh promontorium, sayap os sacrum, linea terminalis
kanan dan kiri, ramus superior os pubis kanan dan kiri, pinggir atas simfisis.
Pada pintu astas panggul terdapat tiga ukuran penting yaitu :

1. Conjugata vera : panjang sekitar 11 cm, pengukuran tidak bisa secara


langsung. Pegukuran diperhitungkan melalui pengukuran conjugata
diagonalis (CD). Conjugata vera (CV) = CD-1,5 cm. Conjugata obstetrika
adalah ukuran antara promontorium dengan tonjolan simfisis pubis.
2. Ukuran melintang yaitu jarak antara kedua linea terminalis (12,5).
3. Ukuran oblik yaitu jarak antara articulatio sacroiliaca menuju tuberculum
pubicum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada
wanita yang masih hidup. (2) Pintu Tengah Panggul (PTP)

Pintu tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan


spina os ischii dan memotong sakrum kira-kira pada pertemuan ruas sakral
keempat dan kelima. Ukuran normal pintu tengah pangul yaitu diameter
transfersal 10,5 cm, diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke
pertemuan ruas sakral keempat dan kelima 11,5 cm dan diameter sagitalis
posterior dari pertengahan garis antar kedua, spina ke pertemuan sakral

7
keempat dan kelima 5 cm (Fauziyah Yulia, 2012), (3) Pintu bawah panggul
(PBP)

Pintu bawah panggul terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang
sama yaitu segitiga depan dasarnya tuber ishiadicum dengan dibatasi arcus
pubis dan segitiga belakang dasarnya tuber ischiadicum dengan dibatasi
ligamentum sacrotuberosum kanan dan kiri. Beberapa ukuran pintu bawah
panggul yang penting adalah ukuran muka belakang dari tepi bawah simfisis
menuju ujung tulang belakang 11,5 cm. Ukuran melintang yaitu jarak antara
tuber ischiadicum kanan dan kiri sebesar 10,5 dan diameter sagitalis
posterior dari ujung tulang kelangka ke pertengahan ukuran melintang
sebesar 7,5 cm.

b) Jalan lahir lunak:

Bagian lunak panggul terdiri seviks, vagina dan otot rahim.

3) Faktor Passenger

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin
(Asrinah, dkk, 2010). Bagian janin yang terpenting adalah kepala artinya
bila kepala telah lahir, bagian lain akan dengan mudah dilahirkan (kecuali
dalam keadaan tertentu seperti distosia bahu). Ukuran-ukuran yang penting
yaitu (Siswosudarmo dan Ova, 2008) :

(1) Diameter suboksipito-bregmatika : ± 95 cm

(2) Diameter oksipito-frontalis : ± 11,75 cm.

(3) Diameter vertiko-mental : ± 13,5 cm

(4) Diameter submento-bregmatika : ± 9,5 cm

(5) Diameter bitemporalis : ± 9,5 cm

(6) Sirkumferensia suboksipito-bregmatika : ± 32 cm

8
(7) Sirkumferensia submento-bregmatika : ± 32 cm

(8) Sirkumferensia oksipito-frontalis : ± 34 cm

(9) Sirkumferensia mento-oksipitalis : ± 35 cm

Hubungan-hubungan letak fetopelvik dibedakan menjadi empat


pengertian yaitu (Siswosudarmo dan Ova, 2008):

a) Presentasi adalah bagian janin yang ada di bawah. Misalnya presentasi


kepala, presentasi bokong dan lain-lain.
b) Posisi adalah letak denominator pada empat kuadran pelvis. Dikenal
delapan posisi. Misalnya pada letak belakang kepala ubun-ubun kecil kiri
depan, ubun-ubun kecil kanan belakang.
c) Letak atau situs adalah kedudukan sumbu panjang janin terhadap sumbu
panjang ibu. Misalnya letak lintang dan letak membujur.
d) Habitus atau sikap adalah hubungan antara kepala janin terhadap sumbu
panjangnya (tubuh), khususnya terhadap kolumna vertebralis. Janin
umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki
dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada. Sikap Presetasi Diameter
kepala Titik tunjuk Fleksi maksimal Belakang kepala Suboksipito-
bregmatika UUK Defleksi ringan Puncak kepala Fronto oksipitalis Puncak
kepala UUB, UUK Defleksi sedang Dahi Vertikomental Glabella Defleksi
maksimal Muka Submentobregmatika dagu

e. Tahapan dalam Persalinan

Persalinan adalah proses fisiologis bagi seorang ibu hamil, dalam prosesnya
persalinan dibagi menjadi beberapa tahapan, untuk kepentingan klinis
persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu (Yanti, 2009) :

1. Kala pertama adalah fase terjadinya dilatasi serviks untuk


menyiapkan jalan lahir bagi janin. Kala pertama dibedakan menjadi
dua fase yaitu pertama, fase laten adalah fase dimulainya persalinan
hingga dilatasi serviks 3 cm dan kedua, fase aktif yang dibagi

9
menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi (dilatasi serviks 3 cm sampai 4
cm), fase dilatasi maksimal (dilatasi serviks 4 cm sampai 9 cm) dan
fase deselerasi (dilatasi serviks 9 cm sampai 10 cm). fase laten
normalnya pada nullipara terjadi selama < 20 jam dan < 14 jam pada
multipara. Pada fase aktif, serviks harus mengalami dilatasi > 1,2
cm/jam padanullipara dan > 1,5 cm pada multipara.
2. Kala dua, yang dimulai ketika serviks telah mengalami dilatasi 10
cm dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Kala dua berlangsung
maksimal <2 jam pada nullipara dan < 1 jam pada multipara.
3. Kala tiga adalah tahap pengeluaran plasenta dan selaput janin yang
berlangsung selama ≤ 10 menit dan dapat dibiarkan hingga batas
waktu 30 menit jika tidak terjadi perdarahan.
4. Kala empat merupakan masa satu sampai dua jam setelah plasenta
lahir. Dalam klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih
diakui adanya kala empat persalinan meskipun masa setelah plasenta
lahir adalah masa dimulainya masa nifas, mengingat pada masa ini
sering timbul perdarahan.

f. Mekanisme Persalinan

Keluarnya janin dalam rahim pada proses persalinan, janin harus melalui
beberapa mekanisme persalinan. Adapun mekanisme persalinan tersebut yaitu
(Cunningham, F. G, dkk, 2012) :

1) Engagement
Engagement adalah mekanisme yang digunakan oleh diameter biparietal-
diameter transversal terbesar kepala janin pada presentasi oksiput untuk
melewati pintu atas panggul.

2) Desensus
Desensus terjadi karena faktor tekanan cairan amnion, tekanan langsung
fundus, usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen dan ekstensi
serta pelurusan badan janin.

10
3) Fleksi
Setelah kepala janin terjadi desensus, kepala akan tertahan oleh serviks,
dinding panggul atau dasar panggul, dengan demikian kepalaakan fleksi,
dagu janin akan mendekati dadanya dan diameter suboksipitobregmatika
yang lebih pendek menggantikan diameter oksipitofrontal yang lebih
panjang.
4) Rotasi internal Kepala janin akan bergerak dari posisinya menuju anterior,
menuju simpisis pubis atau yang lebih jarang ke posterior, menuju lubang
sakrum.
5) Ekstensi
Setelah kepala yang terfleksi maskimal mencapai vulva, kepala akan
mengalami ekstensi untuk melewati pintu keluar vulva yang mengarah ke
atas dan ke depan. Kepala dilahirkan melalui ekstensi terlebih dahulu,
kemudian lahir oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut dan dagu.
6) Rotasi eksternal
Gerakan yang sesuai dengan rotasi badan janin berfungsi membawa diameter
biakromionnya berhimpit dengan diameter anteroposterior pintu bawah
panggul, dengan demikian satu bahu akan terletak anterior dibelakang
simfisis dan yang lain di posterior.
7) Ekspulsi
Setelah kedua bahu tersebut lahir sisa badan bayi lainnya akan segera
terdorong ke luar.PartografMenurut JNPK (2010), partograf adalah alat
bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membantu keputusan klinik. Menurut Prawirohardjo Sarwono (2010),
Partograf berfungsi untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan,
kondisi ibu dan janin serta mendeteksi adanya penyulit dalam persalinan.
Pengamatan persalinan yang dicatat pada partograf WHO berisikan beberapa
pemantauan yaitu (Manuaba, 2008) :
1. Kemajuan persalinan, terdiri dari pembukaan serviks, penurunan kepala
melalui palpasi abdomen dengan ukuran jari. His yang dicatat adalah
jumlahnya per 10 menit dan lamanya mulai his terasa sampai menghilang.

11
2. Keadaan janin dalam rahim, terdiri dari denyut jantung janin, keadaan
ketuban (lama pecah, jumlah air ketuban, kekeruhan dan warnanya),
moulage tulang kepala janin.
3. Keadaan ibu bersalin meliputi tekanan darah, frekuensi nadi dan suhu,
jumlah dan protein/aseton urin, obat dan cairan intravena yang diberikan
serta pemberian oksitosin.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

1.3 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal npartu Kala I Fase Aktif

Tanggal pengkajian : 20-01-2020 Jam : 07.00


WIB
I PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. ” J ” Nama Suami :Tn”A”
Umur : 38 tahun. Umur : 36 th.
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Swasta
Alamat : Kampung Gunung RT 01 /
RW 03 Kel.Cipondoh, Kec.Cipondoh
2. Status perkawinan
Umur awal kawin : 36 Tahun
Lama kawin : 2 Tahun
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya merasa kenceng-kenceng sering dan kuat serta
mengeluarkan lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 WIB.
4. Riwayat menstruasi
b. Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Banyaknya : 2-3 kotek / hari
Warnannya : merah kehitaman

13
Baunya : anyir, khas darah
Keluhan : tidak ada
Fluor albus : tidak ada
HPHT : 17-04-2019
HPL : 24-01-2020
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas, dan bayi yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
ke Usia Jenis Pnlng Tmpt Pnylt BB Seks Hdp/mti Pnylt ASI
perkawinan KB
/
PB

1.

c. Riwayat kehamilan sekarang dan masalahnya


Keluhan Trismester I : Ibu mengatakan mual muntah
II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
III : Ibu mengatakan nyeri pada punggung
Kebutuhan ibu hamil yang sudah atau belum terpenuhi :
- Antisipasi tanda bahaya selama hamil :Ibu mengatakan teratur
memeriksakan kehamilannya ke bidan
- Persiapan buah dada dan persiapan pemberian ASI :
Ibu mengatakan belum mempersiapkan buah dada untuk proses laktasi
(belum melakukan perawatan)
- Penanganan keluhan :
Ibu mengatakan bila ada keluhan ibu langsung memeriksakan ke bidan dan
mendapat pengobatan dari bidan
- Vitamin / obat-obatan :
Ibu mengatakan hanya meminum / mengkonsumsi vitamin dan obat yang
diberikan bidan
- Persiapan kelahiran :

14
 Ibu mengatakan telah siap menghadapi kelahiran. Ibu memilih
melahirkan di bidan dengan didampingi suami dan keluarga, biaya
persalinan juga telah dipersiapkan. Peralatan ibu dan bayi sudah
disiapkan
 Imunisasi TT : ibu telah mendapatkan imunisasi TT4 pada kehamilan
ini
5. Riwayat kesehatan yang lalu
a.Riwayat penyakit yang pernah di derita dan pengobatan yang
dilakukan:
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun seperti
hipertensi, diabetes melitus, jantung, paru-paru, hepatitis.
b. Riwayat alergi
Ibu mengatakan tidak pernah alergi
6. Riwayat kesehatan keluarga
a. Penyakit yang diderita oleh keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit
menahun, menurun. Dan menular seperti hipertensi, diabetes melitus,
jantung, paru-paru, hepatitis.
b. Keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak memiliki keturunan kembar
7. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola kebiasaan Di rumah Di PKM / saat dikaji
Ibu mengatakan
makan 3 kali sehari
Ibu mengatakan tidak
dengan nasi, lauk
1. Pola nutrisi makan hanya minum
pauk, sayur dan
teh dan air saja
minum ± 6- 8 gelas /
hari air putih

15
Ibu mengatakan teratur
Ibu mengatakan belum
BAB 1 kali / hari dan
BAB dan hanya BAK
2. Pola eliminasi BAK ±5-6 kali / hari
2x bau khas warna
kuning jernih

Ibu mengatakan
Ibu mengatakan hanya
mengerjakan
berbaring di tempat
3. Pola aktivitas pekerjaan rumah
tidur dan sesekali
seperti memasak dan
berjalan
membersihkan rumah
Ibu mengatakan mandi
sehari 2 kali, gosok
Ibu mengatakan selalu
gigi 2 kali saat mandi,
4. Pola personal cebok setiap kali
ganti baju 2 kali saat
Hygiene selesai
setelah mandi dan
BAK
selalu cebok setelah
BAB dan BAK
Ibu mengatkan tidur
malam ±7-8 jam dan
tidur siang ± 1-2 jam,
5. Pola istirahan / namun pada trismester Ibu mengatakan tidak
tidur III tidur tidak nyenyak tidur
karena perut terasa
kenceng-kenceng dan
punggung kaku
Ibu mengatakan selalu
Ibu mengatkan cemas
6. Stress adaptasi memikirkan kapan
menghadapi persalinan
waktu persalinan

16
Ibu mengatakan sudah Ibu mengatakan tidak
7. Pola seksual melakukan hubungan melakukan hubungan
seksual ± 2x/ bulan seksual

8. Riwayat psikososial
a) Respon psikologi : Ibu mengatakan merasa cemas saat persalinan
b) Kebutuhan akan dukungan : Ibu mengatakan suami dan keluarga yang lain
selalu memperhatikan keadaan ibu dan berharap kehamilan serta persalinan
berjalan normal dan lancar.
9. Riwayat sosial budaya : Ibu mengatakan telah melakukan acara syukuran 7
bulanan
10. Riwayat piritual : Ibu mengatakan menjalankan sholat 5 waktu
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 82 x/ menit
Pernafasan : 20 kali / menit
Suhu : 36,5 OC
c. Berat badan selama hamil : 64 Kg
d. TB : 150 cm
e. LILA : 28 cm
f. BB sebelum hamil : 52 Kg
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
- Kepala : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan
- Muka : ada clasma gravadarum, tidak oedema, tidak pucat
- Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterus, bersih

17
- Hidung : bentuk hidung normal, simetris, tidak ada lesi, tidak ada
sinus, mukosa lembab, tidak ada pembesaran polip
- Telinga : bentuk normal, simetris, tidak ada serumen berlebihan,
tidak ada lesi.
- Mulut : simetris, muka bibir lembab, tidak ada lesi, tidak bau mulut,
tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada
pendarahan gusi,lidah bersih
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan
vena jugularis
- Payudara :simetris, ada hiperpigmentasi areola, putting menonjol,
terdapat pembesaran kelenjar montgomery, tidak ada
benjolan abnormal, colostrums
- Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
- Perut : tidak ada luka bekas operasi, ada linea nigra, ada striae
gravidarum
- Genetalia : bentuk normal, tidak ada condiloma, tidak varices,
mengeluarkan lender bercampur darah
- Anus : tidak ada haemoroid
- Ekstremitas atas dan bawah : gerak +, simetris, tidak ada oedem,
tidak cyanosis pada ujung kuku, tidak varices
b. Palpasi
- Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid,
tidak teraba bendungan vena jugularis
- Mammae : tidak teraba benjolan abnormal, konsistensi keras
- Perut :
· Leopoid I : - TFU 32 cm
- Pada fundus teraba lunak tidak melenting
(bokong)
· Leopoid II : - Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin
- Bagian kanan teraba keras, panjang, seperti
papan (puka)

18
· Leopiod III : - Pada bagian bawah uterus teraba bulat, keras,
tidak bisa digerakkan
· Leopoid IV : - Bagian bawah janin sudah masuk PAP teraba 1/5
bagian
TBJ : (32 -11) x 155 = 3255 gram
c. Auskultasi
Punctum maksimum berada di kuadran kanan bawah perut ibu
DJJ 126 kali/ menit
d. Perkusi : Reflek patella ka/ki +/+
3. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 20-01-2020 jam 07.00 WIB,
pembukaan 4 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, denominator ubun-
ubun kecil kiri depan, hogde I, tidak teraba bagian terkecil disamping
bagian terendah janin, penurunan kepala 1/5 kesan panggul dalam
normal
4. Pemeriksaan penunjang : Px Lab : Hb = 12,8 9r/dl
II. IDENTIFIKASI DIADNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : G5P3AI usia 38 tahun hamil 39 minggu, inpartu.
DS : Ibu mengatakan perutnya merasa kenceng-kenceng sering dan kuat
serta mengeluarkan lendir bercampur darah sejak pukul 05.00 WIB.
DO : Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,5 ºC
RR : 20 x/menit
VT : Ø 4 cm, pres kep denominator UUK HI bagian terkecil
disamping janin tidak teraba
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

19
Tidak ada
V. PLANNING
Rencana Tindakan
PEMANTAUAN KALA I
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 3 jam diharapkan
ibu mengerti penjelasan bidan.
KH : - pembukaan lengkap
- Effisement 100%
- Tidak terjadi infeksi pada ibu dan bayi
Rencana tindakan :
1. Beritahu ibu tentang hasul pemeriksaan : R/ hak ibu untuk mengetahui
kondisinyaAtur aktivitas dan posisi ibu
2. R/ memberikan rasa nyaman pada ibu
3. Libatkan suami untuk pendampingan persalinan : R/ memberi dukungan
pada ibu
4. Bimbing ibu untuk rileks : R/ memberi rasa nyaman ibu
5. Jaga kebersihan ibu : R/ mencegah terjadinya infeksi
6. Beri ibu makan dan minum : R/ menambah tenaga ibu untuk mengejan
saat persalinan
7. Beri ibu massase dan sentuhan : R/ mengurangi rasa sakit
8. Bimbing pasien dan bantu untuk berkemih : R/ mengosongkan kandung
kemih
9. Siapkan alat partus set : R/ mempermudah melakukan tindakan
10. Observasi keadaan pasien, janin dan kemajuan persalinan : R/
mendeteksi terjadinya komplikasi
11. Lakukan pemeriksaan dalam 2,5 jam kemudian : R/ mengetahui
kemajuan persalinan
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya
dalam keadaan baik dan memberikan dukungan bahwa pasien bisa
melahirkan bayinya secara normal

20
2. Mengatur aktifitas dan posisi, diperbolehkan beraktivitas sesuai
kemampuan
3. Melibatkan suami dalam pendampingan persalinan, kehadiran suami
bertujuan agar ibu merasa mendapat dukungan dari orang terdekatnya
4. Membimbing pasien cara untuk rileks saat ada his, dengan menarik nafas
panjang kemudian dikeluarkan dengan cara meniup nafas saat ada his
5. Menjaga kebersihan ibu dengan mengizinkan ibu untuk mandi atau cebok
setelah BAK dan mengurangi rasa panas dengan menggunakan kipas atau
AC
6. Memberikan ibu makan dan minum agar ibu dapat memenuhi kebutuhan
energi dan nutrisi guna mencegah terjadinya dehidrasi. Jenis minuman yang
diberikan adalah minuman yang manis dan jenis makanan yang diberikan
adalah makanan rinfan, kering tapi tetap mengandung nutrisi seperti biskuit
7. Memberikan massase dan sentuhan pada ibu untuk mengurangi rasa nyeri
dan kesendirian menghadapi proses persalinan
8. Membimbing dan membantu ibu jika merasa ada dorongan untuk berkemih
karena jika kandung kemih penuh dapat menghalangi penurunan kepala
9. Menyiapkan alat partus set
- 2 klem tali pusat
- Gunting tali pusat
- Benang tali pusat
- Kateter
- Gunting episiotomi
- Klem ½ kocher
- 2 pasang sarung tangan steril
- Kassa
- Spuit 3cc
- Penghisap lendir
- Kapas DTT
- 4 kain bersih, 3 handuk bersih
- Under pad

21
- Sarung tangan panjang
- Larutan clorin 0,5%
10. Melakukan observasi keadaan ibu, janin dan kemajuan persalinan
menggunakan partograf
11. Melakukan pemeriksaan dalam kembali 2,5 jam kemudian

Lembar Observasi kala I


Pemantauan Persalina Kala I
Tgl/Jam His DJJ TD N S VT Keterangan
VT Ø 4 cm,
ket+, let kep
, HI, tidak
- Anjurkan
teraba bag.
ibu untuk
Terkecil
20-01- miring kiri
disamping
2020/ 3x10’x35” 140x/mnt 120/80 82 36,5 - Anjurkan
bagian
07.00 ibu nafas
terendah
panjang saat
janin,
his
penurunan
kepala 1/5
bagian
07.30 3x10’x35” 140x/mnt 82

08.00 4x10’x40” 138x/mnt 80

08.30 4x10’x40” 140x/mnt 80

09.00 4x10’x45” 140x/mnt 80 36,5

22
09.30 5x10’x45” 140x/mnt 82

VT Ø 10 - Anjurkan
cm, % ket+, ibu untuk
let kep , meneran
HIV, tidak - Mengatur
teraba bag. posisi yang
10.00 5x10’x45” 145x/mnt 84
Terkecil nyaman.
disamping
bagian
terendah
janin,

VII. EVALUASI
TANGGAL : 20 – 01 – 2020 JAM : 10.00
WIB

S : Ibu mengatakan ada dorongan meneran dan mules nya semakin kuat dan
kenceng
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : dalam batas normal
HIS : 5.10’.45”
DJJ : 145 x/menit

23
VT : Ø 10 cm,pres kep denominator UUK HIV bagian terkecil
disamping janin tidak teraba
Terdapan tanda-tanda:
- Dorongan ibu meneran
- Tekanan pada anus
- Perineum menonjol
- Vulva membuka
A : Ny. J usia 38 tahun G5P3A1 hamil 39 minggu Inpartu kala II. Keadaan ibu
dan janin baik saat ini
P : - anjurkan keluarga atau suami untuk mendampingi saat persalinan
- persiapan alat persalinan
- pimpin persalinan

INTERVENSI KALA II
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama < 1 jam diharapkan
bayi bisa lahir spontan,keadaan ibu baik dan tidak ada komplikasi
dalam persalinan
Kriteria Hasil :
- Persalinan Lancar
- Tidak ada komplikasi
- Bayi lahir spontan
Rencana tindakan
1. jelaskan pada ibu kemajuan persalinan. : R/ ibu mengerti dengan proses
persalinannya.
2. anjurkan keluarga untuk mengatur posisi ibu membantu
proses persalinan. : R/ memberikan dukungan pada ibu
3. Persiapan petugas : R/persalinan berjalan lancar.
4. pimpin persalinan kala II : R/ melahirkan bayi dengan benar.

24
1. Setelah pembukaan lengkap, diikuti tanda gejala kala II dan kepala janin
terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di
perut ibu, kemudian membuka partus pack dan menggunakan handscoen.
2. Setelah tampak kepala bayi melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Kemudian menganjurkan ibu untuk meneran perlahan
atau bernafas cepat dangkal.
3. Setelah kepala lahir, memeriksa apakah ada lilitan tali pusat/tidak.
Setelah dipastikan tidak ada lilitan tali pusat, menunggu kepala bayi
melakukan putaran paksi luar rencana spontan. Setelah kepala
melakukan putar paksi luar, memegang secara bipareintal kemudian
menganjurkan ibu meneran saat kontraksi. Dengan
lembut menggerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian menggerakkan ke arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
4. - Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, tangan, dan siku sebelah
bawah. Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Kemudian
memegang kedua mata kaki dengan memasukkan telunjuk diantara kaki
kemudian memegang mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya
sampai bayi lahir seluruhnya.

5. Bayi lahir seluruhnya


6. Setelah bayi lahir seluruhnya, kemudian menilai apakah bayi menangis
kuat/tidak. Apakah bernafas tanpa kasulitan, apakah bayi bergerak aktif.
Kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu dan mengeringkan dengan
handuk bersih tanpa membersihkan verniks.
7. Bayi lahir spontan B tanggal 22-12-2013 pukul 16.10 WIB

25
8. -Memeriksa kembali apakah ada bayi lagi di dalam uterus, memberi tahu
ibu karena akan disuntikkan oksitosin 10 unit ini dalam waktu 1 menit
setelah bayi lahir
9. -Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
10. -Dengan satu tangan memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan melakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 kelm
tersebut. Mengikat tali pusat dengan umbilikal atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Melepaskan klem dan masukkan
dalam wadah yang telah disediakan.

EVALUASI KALA II
S : Ibu mengatakan perutnya mules
Ibu sengan dengan kelahiran anaknya
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Uterus globuler
Tali pusat bertambah panjang
Terdapat semburan darah
TFU setinggi pusat
Bayi lahir SptB dan tidak ada kelainan
A : Ny. J usia 38 tahun G5P3A1 hamil 39 minggu Inpartu kala III
P : - PPT
- Melahirkan placenta
- Masase Fundus Uteri
- heating jika ada laserasi jalan lahir

26
INTERVENSI KALA III
Tujuan : setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama < 30 menit
diharapkan placenta bisa lahir dan tidak ada yang tertingga
dalam uterus dan kontraksi uterus keras
Kriteria hasil :
· Terdapat tanda-tanda kala III
· Plasenta lahir lengkap
· Tidak ada komplikasi pada ibu
Rencana Tindakan
1. lakukan MAK III
2. lakukan PTT
3. lakukan massase fundus uteri
4. evaluasi kelengkapan plasenta
5. evaluasi perdarahan
6. evaluasi laserasi

1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari


vulva. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
2. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (durso-kranial)
secara berhati-hati (untuk mencegah inversis uteri) jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu.
3. 3. Melakukan penegangan dan dorongan durso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah

27
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan durso-kranial)
4. 4. Setelah tali pusat bertambah panjang, memindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
5. Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Memegang dan memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian melahirkan dan menempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan
6. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan
gerakan melingkar dan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba
keras)
7. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan memastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Memasukkan plasenta ke dalam kantung
plastik atau tempat khusus
8. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan bila ada robekan yang
menimbulkan perndarahan aktif, segera lakukan penjahitan

EVALUASI KALA III


S : Ibu mengatakan placentanya sudah keluar dan perut ibu terasa sedikit
mulas
O : - plasenta lahir lengkap
- kontraksi uterus keras
- kandung kemih kosong
- perdarahan 150 cc
A : Ny. J usia 38 tahun G5P3A1 hamil 39 minggu memasuki inpartu kala IV
P : - Observasi kala IV
- Pemberian Nutrisi
- Melakukan masase fundus Uteri

28
PEMANTAUAN KALA IV
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 2 jam diharapkan tidak
terjadi komplikasi.
KH : - TTV dalam batas normal
- TFU dan Kontraksi Uterus baik
- Tidak terjadi komplikasi
Rencana tindakan
1. observasi tanda vital
2. Observasi kontraksi uterus
3. Bimbing pelaksanaan IMD
4. Observasi laserasi, perdarahan
5. Observasi kandung kemih
6. Beri nutrisi kepada klien
IMPLEMENTASI

29
- Mengevaluasi kemungkinan terjadinya laserasi
- Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak ada perdaahan
- Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit dengan ibu
- Setelah 1 jam lakukan pemeriksaan pada bayi dan memberi salep mata
dan injeksi vit K
- Pemberian Hb
- Menganjurkan keluarga melakukan massase
- Memeriksa nadi, kandung kemih tiap 15 menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam ke-2
- Membersihkan ibu dengan air DTT
- Membuang bahan-bahan bekas pakai
- Dekontaminasi daam laruan clorin 0,5%
- Membersihkan sarung tangan dan melepasnya dalam keadaan terbalik
- Mencuci tangan
- Melengkapi partograf

INTERVENSI KALA IV
S : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya karena sudah
direncanakan
O : - perineum tidak ada laserasi
- ASI sudah keluar
Jam TFU UC Kandung Pendarahan
Waktu TD N S
ke kemih
1 10.20 110/70 84 3 jari bawah pusat Baik Kosong ± 50 CC
10.35 110/70 80 365 3 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10 CC
10.50 120/80 82 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 20 CC
11.05 120/80 84 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10 CC
2 11.35 120/80 82 367 2 jari bawah pusat Baik Kosong ±10 CC
12.05 120/80 80 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10 CC

A : Ny. J usia 38 tahun P4A1 Post Partum 2 Jam

30
P :- Lanjutkan Observasi
- HE tentang mobilisasi dini
- HE tentang kebutuhan nutrisi ibu dan bayi
- HE tentang pesonal hygiene dan perawatan luka jahitan

BAB IV

PENUTUP

1.4.1 KESIMPULAN

Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama


37–42minggu, presentasi belakang kepala /ubun – ubun kecil dibawah
sympisis melalui jalanlahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24jam. Setelah
persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.

Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien


dan keluarganya. Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan adalah
proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian,
potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga

31
bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses
melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil
dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang
menyenagkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan.

1.4.2 SARAN

1.Untuk mahasiswa

a. Di harapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan


pada ibu yang bersalin normal sesuai teori dan metode yang telah
ditentukan.

b. Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan


dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

2.Untuk Keluarga

Hendaknya selalu memberikan dorongan dan semangat kepada ibu, dan


selalu membantu ibu dalam proses persalianan dan memenuhi
kebutuhannya.

32

Anda mungkin juga menyukai