Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ANTAR PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN

No. Dok: Revisi ke : 0 Hal 1 dari 3


015/SPO-MKE/RSSAMS/DIR/XII/2018

Ditetapkan oleh :

SPO
Tanggal Terbit : 18 DESEMBER 2018

Dr.Gazali Said, Sp.OT(K).,MARS


Direktur

I. PENGERTIAN
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilakukan secara akurat, lengkap, komprehensif,

dapat dipahami, tidak berbelit-belit dan tepat kepada pihak penerima informasi.

II. TUJUAN
1. Untuk menghindari kesalahpahaman antara pemberi dan penerima informasi.

2. Untuk mengurangi kesalahan sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Komunikasi oleh petugas dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi,

dan tepat kepada penerima informasi untuk mengurangi kesalahan.

2. Komunikasi verbal antar petugas dan saat menerima telepon/ yang melaporkan hasil

kritis dengan menggunakan teknik write & read back (Tulis dan Baca Kembali/TBaK).

3. Melaporkan kondisi pasien dengan metode SBAR (Situation–Backround– Assessmen–

Recommendation).
4. Penulisan singkatan mengacu pada daftar singkatan sesuai dengan ketentuan sebagai

mana terlampir.

5. Komunikasi petugas harus melibatkan pasien secara aktif dalam pelayanan/tindakan

yang dilakukan(speak up).


IV. PROSEDUR
A. Metode Komunikasi Verbal

1. Laporkan kondisi pasien / hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis kepada DPJP
menggunakan teknik komunikasi SBAR (Situation–Background– Assessment-
Recommendation).
2. Pada saat dokter memberi instruksi verbal terapkan write down read
back/TBaK(Tulis Baca Kembali).

3. Petugas kesehatan yang menerima instruksi melalui telepon / lisan mengenai hasil

pemeriksaan laboratorium yang kritis, Tulis (write down) pesan yang disampaikan

pengirim di catatan terintegrasi.


4. Catat instruksi tersebut pada lembar catatan terintegrasi di status rekam medis
pasien meliputi:

a. Tanggal dan jam pesan diterima.

b. Dosis yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik untuk

menghindari kesalahan penafsiran.


5. Pemeriksaan laboratorium kritis Bacakan Kembali/ BaK (read back) kepada
pengirim pesan melalui telepon/lisan untuk konfirmasi kebenaran pesan yang

dituliskan, termasuk nama pasien, tanggal lahir, identitas lain, dan diagnosis.

6. Tulis nama dokter yang memberikan pesan.

7. Tulis nama dan tanda tangan petugas yang menerima pesan.


8. Verifikasi dokter pengirim pesan dengan menandatangani catatan pesan yang ditulis
penerima pesan sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1x24 jam.

B. Metode Komunikasi Tertulis


1. Komunikasi tertulis adalah metode komunikasi yang lebih akurat dibandingkan

komunikasi verbal, namun kesalahan masih dapat terjadi.


2. Penulisan instruksi dilakukan secara lengkap dan dapat terbaca dengan jelas

sehingga sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi. Setiap penulisan

instruksi harus disertai dengan nama lengkap dan tanda tangan penulis instruksi,

serta tanggal dan waktu penulisan instruksi.

3. Hindari penggunaan singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi

menimbulkan masalah dalam penulisan instruksi dan dokumentasi medis


(misalnya catatan lanjutan keperawatan, anamnesis, pemeriksaan fisik, pengkajian

awal keperawatan, media elektronik, dan sebagainya).

V. UNIT TERKAIT

1. UGD

2. VK
3. Laboratorium

4. Radiologi

5. Rawat Inap

6. Rawat Jalan

7. Gizi

8. Farmasi
9. Kamar Operasi

10. HCU

Anda mungkin juga menyukai