Disusun Oleh :
KELOMOK 3 :
2019
Theorem A
Misalkan f terdiferensialkan di p, maka f mempunyai turunan berarah di p
dalam arah vektor satuan u = 𝑢1 𝑖 + 𝑢2 𝑗 dan
𝐷𝑢 𝑓(𝑝) = 𝑢 . 𝛻𝑓(𝑝)
Yakni,
𝐷𝑢 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑢1 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) + 𝑢2 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦)
Bukti
Karena 𝑓 dapat didiferensialkan di p’
𝑓(𝑝 + ℎ𝑢 ) − 𝑓(𝑝) = 𝛻𝑓(𝑝). (ℎ𝑢) + 𝜀(ℎ𝑢). (ℎ𝑢)
Di mana 𝜀(ℎ𝑢) → 0 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 ℎ → 0 sehingga,
𝑓(𝑝 + ℎ𝑢) − 𝑓(𝑝)
= 𝛻𝑓(𝑝) . 𝑢 + 𝜀(ℎ𝑢) . 𝑢
ℎ
Kesimpulan di atas benar dengan mengambil limit ketika ℎ → 0.
Contoh :
1. Tentukan vektor berarah f di (2,-1) pada arah vektor a = 4i + 3j
jika f (x, y ) = 4𝑥 2 - xy + 3𝑦 2
Jawaban :
Diketahui p = (2,-1) dan u = (4,3). Akan ditentukan
𝑢
𝐷𝑢 𝑓 (𝑝) = . ∇𝑓 (𝑝)
||𝑢||
Dari fungsi 𝑓 diperoleh
∇𝑓 = (𝑓𝑥 , 𝑓𝑦 )
= (8𝑥 − 𝑦, 6𝑦 − 𝑥)
∇𝑓(2,1) = (16 + 1, −6 − 2)
= (17, −8)
Dengan demikian, diperoleh vektor berarah
(4,3)
𝐷𝑢 𝑓(2, −1) = . (17, −8)
√25
1
= (4,3) . (17, −8)
5
1
= (4 . 17 + 3 . −8)
5
44
=
5
2. Tentukan 𝐷𝑢 𝑓(𝑥, 𝑦) jika 𝑓(𝑥, 𝑦) = 3𝑥 2 − 𝑦 2 + 4𝑥 dan 𝑢̅ adalah vektor
1
satuan arah 6 𝜋.
𝑢̅ = 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑖 + 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑗
𝜋 𝜋
𝑢̅ = 𝑐𝑜𝑠 𝑖 + 𝑠𝑖𝑛 𝑗
6 6
𝑢̅ = 𝑐𝑜𝑠30° 𝑖 + 𝑠𝑖𝑛30° 𝑗
1 1
𝑢̅ = 2 √3𝑖 + 2 𝑗
1 1
𝑓 (𝑥 + √3ℎ, 𝑦 + ℎ) → 𝑓(𝑥, 𝑦) = 3𝑥 2 − 𝑦 2 + 4𝑥
2 2
2
1 1 2 1
= 3 (𝑥 + √3ℎ) − (𝑦 + ℎ) + 4 (𝑥 + √3ℎ)
2 2 2
3 1
= 3(𝑥 2 + √3𝑥ℎ + 4 ℎ2 ) − (𝑦 2 + 𝑦ℎ + 4 ℎ2 ) + (4𝑥 + 2√3ℎ)
Suatu fungsi bertambah paling cepat di p pada arah gradien, dengan laju ||∇𝑓(𝑝)||,
dan berkurang paling cepat ke arah berlawanan, dengan laju −||∇𝑓(𝑝)||.
Contoh :
Andaikan seekor semut berada pada paraboloida hiperbolik z = 𝑦 2 − 𝑥 2 di titik (1,
1, 0), pada arah mana ia harusnya bergerak untuk panjatan yang paling curam?
Berapa kemiringan pada saat ia memulai?
Jawaban :
∇𝑓 (𝑥, 𝑦) = (𝑓𝑥 , 𝑓𝑦 )
= (−2𝑥, 2𝑦)
∇𝑓 (1,1) = (−2,2)
Dengan demikian, semut harus bergerak dari (1, 1, 0) ke arah vektor -2i + 2j, dengan
kemiringan sebesar
||-2i + 2j|| = √(−2)2 + 22 = √8
= 2√2
Gambar 3
CONTOH
𝑥²
Untuk paraboloid z = + 𝑦 2 , tentukan persamaan kurva ketinggian yang
4
melalui titik p ( 2, 1 ) dan sketsalah grafiknya. Tentukan vektor gradien dari
paraboloid tersebut di P, dan gambarlah gradiennya dengan titik awal di P.
𝑥²
Kurva ketinggian dari z = + y² yang melalui P ( 2, 1 )
4
ketin
𝑥2 𝑦2
+ =1
8 2
𝑥2 𝑥
Kemudian misalkan f ( x, y ) = + 𝑦 2 . Karena 𝑓𝑥 ( 𝑥, 𝑦 ) = dan
4 2
𝑓𝑦 ( 𝑥, 𝑦 ) = 2𝑦, maka gradien paraboloid tersebut di P ( 2, 1 ) adalah
∇𝑓 ( 2, 1 ) = 𝑓𝑥 ( 2, 1 )𝑖 + 𝑓𝑦 ( 2, 1 )𝑗 = 𝑖 + 2𝑗
Konsep tentang kurva ketinggian untuk fungsi dua peubah dapat diterapkan
pada permukaan ketinggian untuk fungsi tiga peubaubah, maka permukaan f( x, y,
z ) = k, dimana k adalah konstanta, disebut permukaan ketinggian ( level source )
untuk f. Di seluruh titik pada sebuah permukaan ketinggian, nilai dari suatu fungsi
akan sama, dan vektor gradien dari f(x, y, z ) di titik P ( x, y, z ) pada daerah
asalnya adalah vektor normal terhadap permukaan ketinggian dari f yang melalui
P.
Masalah – masalah yang terkait dengan konduksi panas pada sebuah benda
homogen, di mana w = f ( x, y, z )menyatakan suhu di titk ( x, y, z ) menyatakan
suhu di titik (x, y, z ) maka permukaan ketinggian f ( x, y, z ) = k disebut
permukaan isotermal ( ishotermal surface ) kaena seluruh titik disana mempunyai
suhu yang sama k. Di titik tertentu pada bnda tersebut, panas mengalir pada arah
yang berlawanan dengan gradien ( yaitu dalam arah penurunan suhu terbesar ),
sehingga panas tersebut tegak lurus terhadap permukaan isotermal melalui titik
tadi. Jika w = f ( x, y, z ) menyatakan potensial elektrostatik ( voltase atau
tegangan ) di titik tertentu pada sebuah medan potensial listrik, maka permukaan
ketinggian dari fungsi tersebut disebut permukaan ekuipotensial ( equipotential
surface ). Seluruh titik pada sebuah permukaan ekuipotensial mempunyai
potensial elektrosttatik yang sama, dan arah arus listrik adalah sepanjang gradien
negatif, yaitu, dalam rah penurunan potensial yang terbesar.