Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia,
seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan
bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu
perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami
kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem informasi manajemen (SIM) telah
digunakan oleh para pemimpin organisasi atau perusahaan dalam upaya pengambilan keputusan.
Namun demikian proses pengambilan keputusan yang dilakukan saat itu sangat sederhana, segala
sesuatunya masih berjalan secara manual karena semua data masih tersimpan dalam lembaran-
lembaran arsip yang bermacam-macam. Dimana apabila pemimpin membutuhkan berbagai
informasi pada arsip-arsip tersebut untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan maka
sangatlah sulit untuk mencarinya. Penyimpanan arsip-arsip tersebut sangat tidak efektif maka
untuk mencarinya pun membutuhkan waktu yang lama. Selain itu kemungkinan dari
ketidakefektifan cara penyimpanan tersebut membuat beberapa arsip-arsip yang telah disimpan
rusak atau tidak terawat.

Proses pencarian saat itu dimana teknologi komputer belum ditemukan. Dengan hadirnya
teknologi komputer pada zaman sekarang ini telah mengubah segalanya. Berbagai arsip dan
dokumen-dokumen yang tadinya disimpan secara manual, sekarang semuanya disimpan secara
digital. Semua dokumen yang disimpan secara digital merupakan penyimpanan yang efektif dan
efisien. Dimana semua arsip dan dokumen-dokumen dapat tersimpan rapi dalam sistem
komputer dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah karena hanya dengan mencari
nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan..

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Fakta ?
2. Bagaimana konsep data ?
3. Bagaimana konsep informasi ?
4. Bagaimana karakteristik kualitas informasi ?
5. Apa saja komponen sistem informasi?
1. Konsep Fakta
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada terjadi dalam keidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku
umum). Pentingnya fakta dalam struktur ilmu pengetahuan karean fakta dapat membentuk suatu
konsep dan generalisasi.
Fakta adalah apa yang membuat pernyataan itu betul atau salah. Suatu Fakta adalah
sesuatu yang ada, apakah setiap orang berfikir demikian atau tidak. Pernytaan adalah adalah
suatu fakta apakah itu benar atau salah, tetapi ia mnenyatakan suatu fakta bila itu benar. Sebagai
contoh, Saya memperlihatkan suatu jadwal kereta yang berangkat jam 10, jika jadwal itu benar,
maka terdapat kereta api yang sungguh-sungguh pergi yang merupakan suatu fakta. Dalam hal
ini faktanya adalah benar jika sungguh-sungguh ada kereta api.
Kebanyakan Fakta merupakan bebas dari kemauan kita, itulah seabnya mengapa mereka
sering disebut “keras”,”keras kepala” atau “tak dapat dihindarkan”. Fakta – fakta fisik
kebanyakan bersifat bebas tidak hanya dari kemauan kita tapi juga bahkan dari eksistensi kita.
Fakta yang terdiri dari tempat dan waktu, berwujud sebagaimana yang kita bayangkan. Di
pihak lain fakta bersifat kualitatif dari kejadian fisik.
Fakta ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia. Catatan atas pengumpulan
fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang
sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun
karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Dalam
istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang obyektif dan dapat
dilakukan verifikasi oleh siapapun. Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara
empiris. Fakta dalam prosesnya kadangkala dapat menjadi sebuah ilmu. Contohnya, fakta bahwa
bumi ini bulat. Ketika seseorang mengelilingi bumi dengan berjalan ke arah timur atau ke arah
barat, pada akhirnya ia akan kembali ke titik awal. Fakta ini bukan berdasarkan sudut pandang
pribadi, atau pendirian dari kelompok tertentu saja. Karena riset telah membuktikan dan memang
telah terbukti 100% (diverifikasi) bahwa bumi ini bulat. Fakta inipun menjadi sebuah teori dalam
ilmu pengetahuan[1]
2. Konsep Data
Menurut kamus bahasa inggris- Indonesia, data diterjemhkan sebagai istilah yang berasal dari
kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. [2]
Istilah data dan informasi sering digunakan secara bergantian. Gordon B. Davis
menjelaskan kaitannya data dengan informasi dalam bentuk definisi sebagai berikut “informasi
adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan mendatang”. Sumber dari informasi adalah
data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu
yang terjadi pada saat tertentu didalam dunia bisnis adalah perubahan dari suatu nilai yang
disebut transaksi.
Drs. John J. Longkutoi dalam bukunya “pengenalan komputer” mendefinisikan istilah
data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti
yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol, gambar, angka, huruf, atau simbol-simbol yang
menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-lain. Kegunaan data adalah sebagai
bahan dasar yang objektif (relatif) di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan
oleh pimpinan organisasi.[3]
3. Konsep Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya
dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini/ mendatang.[4]
Menutut sudut pandang dunia perpustakaan, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang
diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang.[5]
Pengertian informasi sering disamakan dengan pengertian data. Dimana data merupakan
sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan sebagai dasar yang kuat dalam
pengambilan keputusan. [6]
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data
menjadi informasi. Nalai informasi behubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau
keputusan, maka informasi menjadi tidak diperlukan.
Teori informasi lebih tepat disebut teori matematis, komunikasi yang juga memberikan
beberapa pandangan yang berguna bagi sistem informasi manajemen, yang konsep usia
informasi menunjukkan hubngan interval informasi, jenis data dan penundaan pengolahan dalam
menentukan usia informasi. Sumber informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yag
menggambarkan suatu kejadian serta merupakan suatu kesatuan yang nyata dan merupakan suatu
bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut
melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.[7]

4. Karakteristik Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal itu, informasi harus akurat (accurate),
tepat waktu (timelines), dan relevan (relevance).
a. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat
berarti informasi hars jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari
sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise)
yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
b. Tepat waktu (timelines)
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat.informasi yang sudah using
tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan
keputusan.
c. Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya relevansi informasi untuk orang
satu dengan yang lain berbeda, misalnyainformasi sebab musabab kerusakan mesin produksi
kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relean bila ditunjukkan kepada
ahli teknik perusahaan.

5. Komponen Sistem Informasi


Sistem informasi (information system) secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
komponen yang saling berhubungan , mengumpulkan (mendapatkan), memproses, menyimpan
dn mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam
suatu organisasi.[8]
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok, bangunan (building
block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis
data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok terseut masing-masing saling
berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran.
a. Blok masukan ( input block)
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input didini termasuk metode
dan media utuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen
dasar.
b. Blok model ( model block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu
untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok keluaran ( output block)


Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas
dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai
sistem.
d. Blok teknologi (technology block)
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk
meneriam input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membatu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Blok basis data ( database blok)
Basis data ( database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan
satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras computer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya.
f. Blok kendali ( control blok)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal
yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat langsung cepat diatasi.[9]

Sistem informasi terdiri dari manusia mesin dan metode sebuah perusahaan utuk menjalankan
suatu kegiatan operasi peusahaan yang bersangkutan dengan data untuk menghasilkan informasi
Kesimpulan

Konsep dari fakta adalah sebagai suatu informasi atau data yang ada terjadi dalam
keidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin
kebenarannya.
Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan
nyata. Sehingga data merupakan sumber informasi, Informasi adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal itu, informasi harus akurat
(accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan (relevance).
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok, bangunan (building
block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis
data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasaran.

DAFTAR PUSTAKA
Sutabari, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Diat, Lantip Prasojo dan Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava
Media.
M. Yusup, Pawit. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Darmawan, Deni. 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Jujun S. Suriasumantri. 2006. lmu Dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon. Management Information System. penerjemah Chriswan
Sungkono dan Machmudin Eka P. 2012. Sistem Informasi Manjemen.. Jakarta: Salemba Empat.
Johan Arifin. 2015. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : CV. Karya Abadi Jaya.

[1] Jujun S. Suriasumantri, lmu Dalam Perspektif. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2006),
hal.35
[2] Johan Arifin, Sistem Informasi Manajemen. ( Yogyakarta : CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hal.
41
[3] Tata Sutabari, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2005), hal.16
[4] Dr. Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 134
[5] Pawit dan M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), hal.11
[6] Lantip Diat Prasojo dan Riyanto, Teknologi Informasi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media,
2011) .hal.3
[7] Tata Sutabari, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2005), hal. 23-24
[8] Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Management Information System , Chriswan Sungkono
dan Machmudin Eka P, Sistem Informasi Manjemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2012) hal. 15
[9] Tata Sutabari, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2005), hal. 42-4

Anda mungkin juga menyukai