Inci LK TW I 2015
Inci LK TW I 2015
LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2014 ( Diaudit)
31 MARET 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
DAFTAR ISI
Halaman
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2015 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2014 ( Diaudit)
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2015 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2014 ( Diaudit)
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Perusahaan
Modal saham 17
Modal Dasar 220,000,000 lembar
dengan nilai nominal Rp 500
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
181,035,556 lembar saham 90,517,778,000 90,517,778,000
Agio saham 18 803,458,000 803,458,000
Saldo laba 53,430,894,432 45,798,671,248
JUMLAH EKUITAS 144,752,130,432 137,119,907,248
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL 31 MARET 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAINNYA -- --
JUMLAH LABA
KOMPREHENSIF YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Perusahaan 7,632,223,184 (2,165,009,723)
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL 31 MARET 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL 31 MARET 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
1. UMUM
PT Intanwijaya Internsional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”), sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk,
didirikan di Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember
1981. Akta ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-
3185-HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 69 tanggal 17 Juni 2011
yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Linda Kenari, S.H.M.H., tentang perubahan susunan pengurus. Sampai dengan tanggal
laporan keuangan, pengurusan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam
proses.
Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur
formaldehyde.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri formaldehyde resin (perekat kayu). Lokasi pabrik berada di
kota Banjarmasin.
Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987.
Jumlah kompensasi yang diterima oleh Direksi dan Komisaris pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar Rp
1,160.000.000. Jumlah karyawan Perusahaan pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 rata-rata 77 orang (dalam jumlah
penuh) ( tidak diaudit )
Pada tanggal 1 Juni 1990, berdasarkan Surat Izin Emisi Saham No. SI-115/SHM/MK.10/1990 Perusahaan telah memperoleh izin
untuk menawarkan saham kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 4,000,000 lembar saham dengan nilai nominal Rp.
1.000,-
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi ( PSAK Revisi dan ISAK)
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang
dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode
pada tanggal atau setelah tanggal 1 Januari 2014 atau 1 Januari 2015:
PSAK ini hanya mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi
tambahan. Akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK 65.
PSAK 15 (2013): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, yang diadopsi dari IAS 28
PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama selain untuk entitas asosiasi.
PSAK ini menggantikan porsi PSAK 4 (2009) yang mengenai akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian, menetapkan
prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika suatu entitas mengendalikan satu atau lebih entitas
lain.
PSAK 66: Pengaturan bersama, yang diadopsi dari IFRS 11
PSAK ini menggantikan PSAK 12 (2009) dan ISAK 12. PSAK ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk
mencatat bagian ventura bersama.
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, yang diadopsi dari IFRS 12
PSAK ini mencakup semua pengungkapan yang diatur sebelumnya dalam PSAK 4 (2009), PSAK 12 (2009) dan PSAK 15 (2009).
Pengungkapan ini terkait dengan kepentingan entitas dalam entitas-entitas lain.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan
keuangan.
Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) Indonesia No. VIII. G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP- 347/BL/2012.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokan arus kas ke dalam aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Untuk keperluan penyajian atas laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang dari saat perolehan, selama tidak dijaminkan dan dibatasi penggunaannya. Untuk penyajian
komparatif, laporan arus kas telah disajikan kembali
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
Halaman 9
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk
membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada
tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda
dari jumlah yang diestimasi.
Pada 1 Januari 2012, Perusahan melakukan penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif sejak tanggal tersebut.
Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-
masing standar dan interpretasi.
Penerapan dari standar dan interpretasi baru dan revisi berikut, relevan dengan operasi Perusahaan, terdiri dari:
Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan keuangan
mampu mengevaluasi kineja dan posisi keuangan instrumen keuangan yang signifikan milik Grup. PSAK 60 berisi pengungkapan-
pengungkapan baru atas risiko- risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas
instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut. Beberapa peraturan baru yang penting antara lain:
(1) Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko, antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas;
(2) Penambahan pengungkapan untuk item- item yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif, dimana keuntungan dan kerugian
dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan; dan
(3) Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelas aset dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hirarki nilai wajar untuk
instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan.
Perusahaan telah menyertakan pengungkapan yang dipersyaratkan PSAK 60 untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012.
Perusahaan mengelompokkan sebagai kas dan setara kas untuk semua kas dan bank serta deposito berjangka dengan masa jatuh
tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dan tidak dijaminkan.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan pinjaman, serta kas dan setara kas disajikan pada laporan laba
rugi sebagai “pendapatan keuangan atau biaya keuangan”. Keuntungan atau kerugian neto selisih kurs lainnya disajikan pada
laporan laba rugi komprehensif sebagai “penghasilan lain- lain atau beban lain-lain”.
Selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan non-moneter yang dicatat pada nilai wajar diakui sebagai bagian keuntungan atau
kerugian perubahan nilai wajar. Sebagai contoh, selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan seperti ekuitas yang dimiliki dan
dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian
keuntungan atau kerugian nilai wajar dan selisih penjabaran pada aset non-moneter seperti ekuitas yang diklasifikasikan sebagai
tersedia untuk dijual diakui dalam pendapatan komprehensif lain-lain
Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Piutang usaha adalah jumlah dari pelanggan untuk pengakuan pendapatan pada penjualan barang dan jasa dalam kegiatan usaha
normal.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, maka dinyatakan pada biaya, setelah dikurangi provisi
atas penurunan nilai piutang.
Provisi atas penurunan nilai piutang dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Perhitungan
piutang ragu-ragu berdasarkan penilaian individual dan kolektif. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak
tertagih.
Jumlah provisi atas penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini arus kas estimasian , didiskontokan pada
suku bunga efektif awal
3.e Persediaan
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga
perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya
yang sekarang. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya
untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode
rata-rata.
· Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk
diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi;
b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Halaman 11
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia
untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas
akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan
keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk
dijual diakui pada laporan laba rugi.
Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang
dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham.
Perusahaan tidak memiliki instrumen ekuitas.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
· Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan
untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat
dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai
yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai
tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan
melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada
tanggal neraca.
Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian
tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi
pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
Halaman 13
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut.
Biaya-biaya yang sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan
atau dijual, harga perolehan berikut akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan keuntungan atau kerugian
yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk periode/ tahun bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, akumulasi biaya
perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap
untuk digunakan.
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan
dalam suatu periode akuntansi.
Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika karyawan telah memberikan
jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang
mencakup pula liabilitas konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan perusahaan.
Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit .
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk:
(i) memberhentikan seorang atau sekelompok karyawan sebelum tanggal pensiun normal; atau
(ii) menyediakan pesangon bagi karyawan yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
Biaya emisi saham yang mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar
modal dan biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan saham di bursa efek serta biaya promosi
dikurangkan dari hasil penerimaan emisi saham dan disajikan di sisi ekuitas.
Pendapatan dari penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor
diakui sesuai dengan persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination ).
Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak
tangguhan dengan metode liabilitas. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba
fiskal dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Manajemen memperkirakan pajak tangguhan yang berasal dari rugi
fiskal tersebut memiliki masa manfaat selama 5 (lima) tahun. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan
pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun/periode yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian mempertimbangkan pula
instrumen keuangan lain yang diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang
periode pelaporan.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya
(“Perusahaan pelapor”):
*· Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut:
a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor,
b) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau
c) personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.
·* Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
a} Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk, entitas anak
dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain).
b) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya).
c) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d} Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari
perusahaan ketiga.
e} Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan pelapor atau
f} perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang menyelenggarakan
program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan pelapor.
g} Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a).
Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau personil manajemen kunci
perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan).
Evaluasi kolektif
Bila Perusahaan memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik
yang nilainya signifikan maupun tidak, Perusahaan menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit yang serupa
karakteristiknya dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa
depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.
Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan nilai diestimasi berdasarkan
pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan pituang usaha pada kelompok
tersebut.
Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp
21.140.839.429 dan Rp 17.177.954.120 (lihat Catatan 6).
Instrumen Keuangan
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu yang berasal dari kontrak komoditas berjangka berdasarkan harga kuotasi
pasar dari komoditas terkait. Perusahaan juga pada awalnya mengakui sebagian dari piutang usaha dan piutang karyawan yang tidak
dikenakan bunga pada nilai wajar berdasarkan nilai kini masing-masing, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi.
Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah
perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan
liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan.
Perpajakan
Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya pendapatan
kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.
Estimasi juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang
penentuan akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan
badan (lihat Catatan 9).
Bank
Rupiah
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 648,674,084 133,126,579
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 737,221,862 540,015,953
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 60,542,447 272,112,256
PT Bank Central Asia Tbk 335,185,543 172,772,020
PT Bank Industrial and Commencial Bank of China -- 4,570,861
Jumlah 1,781,623,936 1,122,597,669
Dollar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(Maret 2015 : USD 156.825,12
Desember 2014 : USD 34.559,34) 2,051,899,878 429,918,193
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
(Maret 2015 : USD 683.619,45
Desember 2014: USD 710.743.85) 8,944,476,923 8,841,653,531
PT Bank Central Asia Tbk
(Maret 2015 : USD 192.349,91
Desember 2014: USD 153.742,57) 2,516,706,222 1,912,557,571
Jumlah 13,513,083,023 11,184,129,295
Jumlah bank 15,294,706,959 12,306,726,964
Halaman 17
Deposito Berjangka
Dollar Amerika Serikat
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
(Maret 2015 : USD 2.412.341,97
Desember 2014: USD 2.353.277,12 ) 31,563,082,335 29,274,767,372
Jumlah 31,563,082,335 29,274,767,372
Dollar Australia
PT ANZ Panin Bank
( Maret 2015 : AUD 104.420,13; Desember 2014 AUD 103.857,43) 1,044,410,100 1,061,215,179
Jumlah 1,044,410,100 1,061,215,179
Jumlah deposito 32,607,492,435 30,335,982,551
Jumlah Kas dan Setara Kas 48,377,757,311 43,313,181,777
Sifat dari hubungan dan transaksi antara kelompok usaha dengan pihak-pihak berelasi dijelaskan pada catatan 29.
Piutang usaha tidak dijaminkan dan tidak dikenakan bunga.
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 2014
Rp Rp
Tanpa Provisi
Jatuh tempo > 30 hari 12,174,715,210 10,410,821,143
Jatuh tempo > 31-90 hari 8,960,890,920 6,761,899,677
Jatuh tempo > 90 hari 5,233,300 5,233,300
21,140,839,429 17,177,954,120
Dengan Provisi
Jatuh tempo > 16-90 hari -- --
Jatuh tempo > 90 hari -- --
Jumlah 21,140,839,429 17,177,954,120
Lihat Catatan 27 mengenai risiko kredit piutang usaha untuk memahami bagaimana Kelompok Usaha mengelola dan mengukur kualitas
kredit piutang usaha yang lancar dan tidak mengalami penurunan nilai.
7. Persediaan
31 Maret 2015 2014
Rp Rp
Berdasarkan penelaahan atas kondisi dan nilai persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat persediaan yang mengalami
penurunan nilai.
Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya sesuai dengan banker
clause berdasrkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000
Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan
risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan
Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan
risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.
Seluruh persediaan tidak terdapat kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
Persediaan tidak terdapat penghapusan persediaan rusak dan usang
Tidak terdapat persediaan yang dijadikan jaminan dan tidak terdapat kerugian persedian yang jumlahnya material.
Halaman 19
Lain-lain diatas adalah biaya dibayar dimuka pada EDI, KSEI, BEI , OJK, AEI dan Depnaker untuk 31 Maret 2015 dan 31 Desember
2014
9. PERPAJAKAN
Pajak Kini -- --
Pajak Tangguhan (159,014,768) (98,166,157)
Jumlah (159,014,768) (98,166,157)
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak
adalah sebagai berikut :
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Rp Rp
Laba Rugi sebelum pajak menurut laporan
laba rugi komprehensif 7,791,237,952 (2,066,843,566)
Beda Waktu
Penyusutan (362,532,928) (272,084,555)
Pembayaran sewa guna usaha (273,526,139) (120,580,074)
Jumlah (636,059,067) (392,664,629)
Halaman 20
Beda Tetap
Pajak lain-lain dan denda pajak 108,103,928
Laba penjualan aset tetap - (2,700,000,000)
Pendapatan Bunga (813,082,018) (282,051,979)
Jumlah (704,978,090) (2,982,051,979)
Laba Rugi fiskal sebelum kompensasi laba rugi fiskal 6,450,200,795 (5,441,560,174)
Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak dan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku
adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Rp Rp
Laba Rugi sebelum
pajak menurut laporan laba rugi
komprehensif 7,791,237,952 (2,066,843,566)
Laba Rugi Perusahaan sebelum
Pajak Penghasilan (pembulatan) 7,791,237,952 (2,066,843,566)
Pajak Dihitung pada
Tarif yang Berlaku (1,947,809,534) 516,710,937
Pajak Lain-lain dan denda pajak (27,025,982) 675,000,000
Pendapatan bunga 203,270,505 70,512,995
Laba (rugi) fiskal tahun berjalan 1,612,550,199 (1,360,390,089)
(159,014,813) (98,166,157)
Pajak Tangguhan dari
Perbedaan Temporer (159,014,768) (98,166,157)
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan
laba rugi komersial dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Berdasarkan Undang-Undang Pajak No. 36/2008 pengganti
dari Undang-Undang Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25%
yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode
ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang telah ditetapkan.
Halaman 21
Penyisihan penurunan
nilai piutang usaha 1,211,590,937 1,211,590,937 1,211,590,937
Penggunaan aset pajak tangguhan yang diakui perusahaaan bergantung pada apakah laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode
mendatang melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak yang telah ada. Penyisihan penilaian aset pajak tangguhan yang
berasal dari rugi fiskal dibentuk karena karena tidak terdapat keyakinan yang cukup atas realisasi dari aset pajak tangguhan tersebut di
masa yang akan datang.
d. HUTANG PAJAK
31 Maret 2015 2014
Rp. Rp.
Pajak pertambahan nilai 353,901,833 282,458,471
Pajak Penghasilan
Pasal 21 50,756,248 286,748,251
Pasal 23 9,268,502 932,000
Pasal 4 (2) 34,700,149 5,321,000
Jumlah 448,626,732 575,459,722
Pada tanggal 21 Mei 2014 Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2012 yang terdiri dari:
a. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00069/406/12/054/14 sebesar Rp 225.052.000,-
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Final pasal 15 final No. 00001/241/12/054/14 dan no 0001/141/12/054/14
sebesar Rp. 16.105.586,-
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00014/201/12/054/14 sebesar Rp. 9.164.668 dan
00048/101/13/054/14 dan 00049/101/13/054/14 sebesar Rp. 2.452.539 ,-
d. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00023/203/12/054/14 sebesar Rp. 17.161.038 dan
0014/103/13/054/14 sebesar Rp 1.004.753
e. Denda pasal 14(4) KUP atas Pajak Pertambahan Nilai bulan Maret - Desember 2012 No. 0074-0083/107/12/054/14 sebesar
88.221.892,-
f. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan Maret 2012 No.00121/207/12/054/14 sebesar Rp. 29.600.000,-
g. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan September 2012 No. 00127/207/12/054/14 sebesar Rp.
10.000.000,-
h. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan November 2012 No. 00129/207/12/054/14 sebesar Rp.
2.788.192,-
i. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan Desember 2012 No. 00130/207/12/054/14 sebesar Rp.
5.109.000,-
Hasil pajak lebih bayar atas pajak penghasilan pasal 25/29 sebesar Rp 225.052.000,- telah dikompensasikan atas pajak kurang bayar
untuk PPH pasal 15 final, PPH pasal 21 PPH pasal 23, Pajak Pertambahan Nilai, dan Denda Pasal 7 KUP sejumlah Rp 181.608.508,
sehingga dikembalikan ke Perusahaan sebesar Rp. 43.443.492,-
Pada tanggal 24 April 2013, Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2011 yang terdiri dari:
a. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00097/406/11/054/13 sebesar Rp 334.922.000;
dan rugi fiskal sebesaar Rp. 10.533.573.474;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Final pasal 15 final No. 00022/241/11/054/13 sebesar Rp 17.820.552;
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00026/201/11/054/13 sebesar 11.377.909,-
d. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00055-0069/203/11/054/13 sebesar Rp 25.443.110,-
S e. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 0000/257/11/054/13 sebesar Rp 25.299.797,-
Hasil pajak lebih bayar atas pajak penghasilan pasal 25/29 sebesar Rp 334,992,000 telah dikompensasikan atas pajak kurang bayar
untuk PPH pasal 15 final, PPH pasal 21 PPH pasal 23, Pajak Pertambahan Nilai, dan Denda Pasal 7 KUP sejumlah Rp 80,041,368,
sehingga dikembalikan ke Perusahaan sebesar Rp. 254.880.632.
Halaman 22
10. ASET TETAP
2015
2014 Tambah Kurang 31 Maret 2015
Rp Rp Rp Rp
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah 9,031,829,486 - 9,031,829,486
Bangunan dan prasarana 8,815,374,835 17,172,082,161 25,987,456,996
Mesin dan peralatan 96,946,310,571 16,797,768,561 - 113,744,079,132
Peralatan transportasi 9,019,508,128 9,019,508,128
Inventaris 2,815,894,045 118,437,820 - 2,934,331,865
126,628,917,065 34,088,288,542 - 160,717,205,607
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 7,111,623,269 120,451,820 7,232,075,089
Mesin dan peralatan 90,721,404,651 555,039,509 91,276,444,160
Peralatan transportasi 8,919,694,869 53,758,311 8,973,453,180
Inventaris 2,350,166,773 33,263,776 2,383,430,549
109,102,889,562 762,513,416 - 109,865,402,978
Aset Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 961,073,932 74,284,804 1,035,358,736
110,063,963,527 836,798,220 - 110,900,761,714
2013
2012 Tambah Kurang 31 Maret 2014
Rp Rp Rp Rp
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah 9,031,829,486 9,031,829,486
Bangunan dan prasarana 8,815,374,835 8,815,374,835
Mesin dan peralatan 96,946,310,571 96,946,310,571
Peralatan transportasi 9,512,746,902 203,723,941 9,716,470,843
Inventaris 2,482,099,365 94,257,000 2,576,356,365
126,788,361,159 297,980,941 - 127,086,342,100
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 6,916,017,457 48,901,477 6,964,918,934
Mesin dan peralatan 89,453,674,611 384,160,558 89,837,835,169
Peralatan transportasi 9,396,950,234 (103,632,883) 9,293,317,351
Inventaris 2,251,204,696 176,841,520 - 2,428,046,216
108,017,846,998 506,270,672 - 108,524,117,670
Aset Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 506,327,794 104,349,188 610,676,982
108,524,174,792 610,619,860 - 109,134,794,652
Pada tahun 2014 Pengurangan aset tetap karena penjualan peralatan transportasi sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Rp Rp
Harga perolehan - 530,468,774
Akumulasi penyusutan - (530,468,774)
Nilai buku - -
Penjualan aset tetap - 2,700,000,000
Keuntungan dari penjualan aset tetap - 2,700,000,000
Persentase penyelesaian dari aset tetap dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:
Nilai tercatat Perkiraan persentase penyelesaian
2015 2014 2015 2014
Rp Rp % %
Bangunan #REF! 24,455,978,153 95.00
Jumlah #REF! 24,455,978,153 - 95.00
Aset dalam penyelesaian merupakan pekerjaan bangunan pabrik di Semarang yang penyelesaiannya pada akhir tahun 2014
Pembebanan penyusutan pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2013, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bintang, PT
Asuransi Raksa Pratikara, PT KSK Insurance Indonesia dan PT Asuransi Jaya Proteksi dan PT Dayin Mitra dengan nilai
pertanggungan sebesar USD 50,000 untuk bangunan persediaan dan USD 250.000 serta Rp 4.114.800.000 untuk kendaraan yang
menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2012, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bintang, PT
Asuransi Raksa Pratikara, dan PT Asuransi Jaya Proteksi dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000 untuk bangunan
persediaan dan Rp 3,263,930,000 untuk kendaraan yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian
atas risiko tersebut.
Semua kendaraan yang diperoleh melalui pinjaman sewa pembiayaan dijaminkan terhadap masing- masing fasilitas kredit terkait.
Aset lain-lain ini terdiri dari jaminan keanggotaan klub golf, listrik dan tabung gas adalah sebagai jaminan atas sewa tersebut.
Biaya yang ditangguhkan merupakan bahan/alat Catalis dan therminol yang merupakan alat/bahan pemanas mesin yang pemakaiannya
bisa berkurang jika dipakai dan penggunaannya bisa 3 tahun
Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka terkait dengan jaminan terhadap fasilitas kredit L/C dari PT Bank
Artha Graha Internasional Tbk (lihat Catatan 27).
Halaman 24
Pada tahun 2015 , Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa pembiayaan
sebagai berikut::
a. PT Bank Central Asia dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 7.646..800 per bulan mulai Maret 2015 sampai dengan
Februari 2019
Pada tahun 2014 , Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa pembiayaan
sebagai berikut::
a. PT Andalan Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp. 6.221.000 perbulan mulai Januari 2014 sampai dengan
Desember 2016
Halaman 25
Pada tahun 2013 dan 2012 , Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa
pembiayaan sebagai berikut::
a PT CIMB Niaga Auto Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 21,312,000 per bulan mulai April 2012 sampai dengan
Maret 2015
b PT Bank Central Asia dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 3.728.000 per bulan mulai Maret 2013 sampai dengan
Februari 2016
c PT Mandiri Tunas Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 20.472.000 per bulan mulai April 2013 sampai dengan
Maret 2016
Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian membatasi Perusahaan untuk
menjual dan memindahkan hak aset sewa pembiayaan.
Pembayaran minimum masa datang (future minimum lease payment) dalam perjanjian sewa pembiayaan per 31 Maret 2015 dan 31
Desember 2014 adalah sebagai berikut :
31 Maret 2015 2014
Rp Rp
2015 342,610,200 428,981,138
2016 234,756,209 143,517,126
2017 91,761,600 5,147,230
2018 91,761,000 --
2019 15,293,600 --
Jumlah 776,182,609 577,645,494
Dikurangi bunga (107,054,600) (72,091,346)
Bersih 669,128,009 505,554,148
Dikurangi jangka pendek (458,813,600) (377,086,836)
Liabilitas jangka panjang 210,314,409 128,467,312
Tidak ada pembatasan signifikan yang ditetapkan oleh lessor dalam perjanjian sewa pembiayaan dengan Perusahaan terkait
dengan penggunaan aset atau pencapaian kinerja keuangan tertentu.
15. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya
31 Maret 2015 2014
Rp. Rp.
PT Karya Utama Bersama 21,680,712 -
Via Adi 28,871,818 76,463,963
UD. Jaya Diesel 24,865,000 31,577,000
PT. Logo Makmur 17,173,250 71,584,750
UD. Sinar Teknik 8,933,000 776,500
PT. Muria Agung 7,472,447 14,082,448
CV. Mitra Sejati 3,029,013 1,823,418
PT. Sumber Logam 2,652,000 2,652,000
PT Sumber bangunan 2,100,000 3,805,000
UD Banjar Raya 2,100,000 1,700,000
CV. Sinar Kencana 1,468,500
UD. Gaya Bhakti 1,430,000 -
PT. Karya Diesel - 13,315,748
Jumlah 121,775,740 217,780,827
Utang dividen 287,659,287 287,659,287
Jumlah 409,435,027 505,440,114
Asumsi utama yang digunakan oleh PT KAIA Magna Consulting , aktuaris independen adalah sebagai berikut:
2015 2014
Rp. Rp.
Usia pensiun normal 55 55
Tingka diskonto (per tahun) 8.09% 8.09%
Tabel mortalita Tabel Mortalita Indonesia (TMI)
Tingkat proyeksi kenaikan gaji (per tahun) 5.00% 5.00%
Tingkat cacat 10.00% 5.00%
Tingkat pengunduran diri 1% dari tingkat asumsi mortalita hingga
usia 40 tahun dengan degradasi linier
menurun hingga 0.05% pada usia
50 tahun/ 1%
Metode Projected Unit Credit
31 Desember 2014
Lembar saham Kepemilikan Jumlah
% Rp
Syamsinar Ngaisah 37,660,000 20.80 18,830,000,000
Robert Tanmizi 21,152,506 11.68 10,576,253,000
Tazran Tanmizi 20,146,776 11.13 10,073,388,000
Tamzil Tanmizi 4,977,000 2.75 2,488,500,000
Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,099,274 53.64 48,549,637,000
Jumlah 181,035,556 100.00 90,517,778,000
Halaman 27
Agio saham sejumlah Rp 803,458,000 berasal dari saldo agio saham saat penawaran umum perdana dikurangi dengan pembagian
saham bonus ditahun 2004 dengan perbandingan setiap 25 (dua puluh lima) saham lama mendapatkan 1 (satu) saham baru. Jumlah
saham baru tersebut adalah 6,746,667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham sebagai berikut:
Rp
Penawaran umum perdana 4,176,791,500
Rincian pembeli dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut :
Persentase dari
Jumlah Total Penjualan
Pembeli 2015 2014 2015 2014
Rp Rp % %
PT. Wijaya Triutama
Plywood 22,637,686,383 19,810,775,291 70% 84%
Jumlah 22,637,686,383 19,810,775,291 70% 84%
Halaman 28
Rincian Pemasok yang melebihi 10% dari pembelian Perusahaan adalah sebagai berikut :
Persentase dari
Jumlah Total Pembelian
Pemasok 2015 2014 2015 2014
Rp Rp % %
Persentase dari
Jumlah Total Pembelian
2015 2014 2015 2014
Ton Ton % %
Pihak Ketiga
PT Global Artha mandiri 1,908 - 46.23 -
PT. Humpuss 1,800 43.62 -
PT Argo Afiat 300 7.27 -
PT Atlantic Intraco 51 47 1.24 1.23
PT Kartika Cemerlang 44 84 1.07 2.19
PT Jaya Indah 20 10 0.48 0.26
PT Goutama sinar batuah 4 4 0.10 0.10
Superin Chemical,Pte.Ltd - 2,990 - 77.97
PT. Gelora Cipta - 700 - 18.25
Jumlah 4,127 3,835 100.00 100.00
b. Beban Lain-lain
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Rp. Rp.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 , Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai
berikut:
31 Maret 2015
Equivalent
USD AUD Rp
Aset
Kas dan setara kas 3,445,136.45 104,420.13 46,120,575,458
Piutang usaha
Pihak ketiga 359,728.34 -- 4,706,685,601
Pihak berelasi 1,161,977.61 -- 15,203,314,881
Dana yang dibatasi penggunaannya 554,515.50 -- 7,255,280,802
Jumlah aset 5,521,357.90 104,420.13 73,285,856,742
Liabilitas
Hutang usaha - pihak ketiga 304,828.74 -- 3,988,379,234
Jumlah liabilitas 304,828.74 -- 3,988,379,234
Jumlah aset bersih 5,216,529.16 104,420.13 69,297,477,508
31 DESEMBER 2014
Equivalent
USD AUD Rp
Aset
Kas dan setara kas 3,293,621 103,855 42,033,858,966
Piutang usaha
Pihak ketiga 146,336 -- 1,820,413,869
Pihak berelasi 1,157,078 -- 14,394,056,042
Dana yang dibatasi penggunaannya 552,272 -- 6,870,267,785
Jumlah aset 5,149,307 103,855 65,118,596,663
Liabilitas
Hutang usaha - pihak ketiga 331,025 4,117,946,397
Jumlah liabilitas 331,025 -- 4,117,946,397
Jumlah aset bersih 4,818,282 103,855 61,000,650,266
Kebijakan manajemen Perusahaan atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah menyimpan uang dalam bentuk mata
uang asing untuk mengelola eksposur risiko pasar. Aset dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban dalam
mata uang asing, sehingga tidak ada risiko kewajiban financial yang mengancam.
Piutang Perusahaan dalam mata uang asing per 31 Maret dan 31 Desember 2014 dibukukan dengan Kurs Tengah Bank Indonesia
(lihat Catatan 3.c)
Halaman 32
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang
memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan
risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
Bisnis Perusahaan mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu dengan pengelolaan yang profesional. Fungsi
utama dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan
mengelola posisi risiko. Perusahaan secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan
perubahan di pasar dan praktek pasar terbaik.
Tujuan Perusahaan dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat
pengembalian dan meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan.
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko
likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal
memenuhi kewajiban kontraktualnya.
Manajemen berpendapat bahwa risiko kredit yang dihadapinya adalah piutang yang tak tertagih dari tahun-tahun sebelumnya
dikarenakan pelanggan sudah menghentikan produksinya, pergantian kepemilikan, atau pailit.
Pada saat ini Manajemen berharap dapat mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak
hubungan istimewa dan pihak yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijaksanaan verifikasi dan otorisasi kredit serta memantau
kolektibitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
kurang <1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun Diatas 5 tahun Jumlah
Utang sewa
pembiayaan 458,813,600 210,314,409 - - 669,128,009
utang dividen - - - 287,659,287 287,659,287
Jumlah 458,813,600 210,314,409 - 287,659,287 956,787,296
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk
membiaya operasional perusahaan dan untuk mengatsi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala
atas proyeksi arus kas dan arus kas actual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang dan terus menerus melakukan penelaahan pasar
keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
Pada saat ini perusahaan tidak mempunyai risiko likuiditas dikarenakan tidak mempunyai hutang jangka panjang.
Perusahaan hanya mempunyai hutang jangka pendek atas kepemilikan kendaraan bermotor yaitu hutang guna sewa usaha dan
hutang usaha pembelian bahan baku, sedang hutang dividen yang telah melebihi 5 tahun dikarenakan pemegang saham tidak
mengambilnya pada Bank Mandiri.
Risiko Pasar
Perusahaan tidak memiliki eksposur terhadap risiko pasar, yaitu risiko suku bunga dan risiko mata uang asing.
Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko mata uang asing karena memiliki jumlah kas dan setara kas dalam mata uang asing
yang cukup untuk kegiatan operasionalnya.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan
yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo untuk
yang jangka pendek maupun yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:
Aset
Kas dan setara kas 48,377,757,311 48,377,757,311 43,313,181,777 43,313,181,777
Piutang usaha
Pihak ketiga 5,172,278,626 5,172,278,626 2,004,421,188 2,004,421,188
Pihak berelasi 15,968,560,802 15,968,560,802 15,173,532,932 15,173,532,932
Piutang lain-lain - Pihak berelasi 53,940,696 53,940,696
Dana dibatasi penggunaannya 7,255,280,802 7,255,280,802 6,870,267,785 6,870,267,785
Uang jaminan 133,820,000 133,820,000 136,820,000 136,820,000
Jumlah Aset 76,961,638,238 76,961,638,238 67,498,223,681 67,498,223,681
Liabilitas
Hutang usaha - Pihak ketiga 8,023,611,682 8,023,611,682 5,303,448,311 5,303,448,311
Hutang sewa guna usaha
Jatuh tempo dalam satu tahun 458,813,600 458,813,600 377,086,836 377,086,836
Jangka Panjang 210,314,409 210,314,409 128,467,312 128,467,312
Jumlah liabilitas 8,482,425,282 8,482,425,282 5,809,002,459 5,809,002,459
c. Pengelolaan Permodalan
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan Perusahaan mampu melanjutkan kelangsungan usaha sehingga
memaksimalkan imbal hasil pada pemegang saham dan memelihara optimalisasi saldo hutang dan ekuitas.
Kebijakan Perusahaan adalah untuk menjaga dasar modal yang kuat sehingga menjaga kepercayaan investor, kreditor dan pasar
dan juga untuk mempertahankan perkembangan masa depan dari bisnis Perusahaan. Dalam usaha untuk menjaga struktur modal
yang optimal, manajemen dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Tidak ada perubahan di
dalam pendekatan Perusahaan untuk pengelolaan modal selama
b. Ikhtisar saldo hasil transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai
berikut:
Jumlah Persentase dari aset dan liabilitas
31 Maret 2015 2014 31 Maret 2015 2014
Rp. Rp. % %
Aset
Piutang usaha
PT Wijaya Triutama Plywood 15,968,560,802 15,173,532,932 10.09 10.25
Piutang lain-lain
Karyawan 53,940,696 -- 0.03 -
Jumlah aset 16,022,501,498 15,173,532,932 10.12 10.25
Liabilitas
Kewajiban lancar lainnya
Hutang dividen - pemegang saham 287,659,287 287,659,287 0.18 2.65
Jumlah liabilitas 287,659,287 287,659,287 0.18 2.65
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan
operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi
dan membuat keputusan strategis.
a. Aktivitas
Pada dasarnya Perusahaan hanya memiliki 1 (satu) segmen usaha yaitu bidang usaha manufaktur formaldehyde sebagai segmen yang
dilaporkan yang disediakan kepada pengambil keputusan operasional pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2015
dan 2014, adalah sebagai berikut:
Seluruh pendapatan bersih merupakan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga dan pihak berelasi dan dilaporkan kepada pengambil
keputusan operasional yang diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur dengan cara
yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.
b. Daerah geografis
Berikut ini adalah informasi kegiatan Perusahaan berdasarkan wilayah geografis pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31
Maret 2015 dan 2014 dan 31 Desember 2014 , sebagai berikut:
31 Maret 2015 2014
Rp. Rp
31 Maret 2014
Jumlah rata-rata
Laba bersih tertimbang saham Rugi per saham
*****************