Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN ANTENATAL NORMAL

Oleh :

dr. Syntia Ambelina


Peserta PPDS Obgyn

Pembimbing :

dr. Hj. Desmiwarti, Sp. OG (K)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M DJAMIL PADANG
PUSKESMAS PADANG PASIR
2017
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M DJAMIL PADANG

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS


Nama : dr. Syntia Ambelina
Semester : 1 (SATU) PPDS OBGYN
Telah menyelesaikan Laporan Kasus ANTENATAL CARE

Nama Pasien : Ny. Siska Komala/ 24 tahun


No. Rekam Medik : 001713
Diagnosa Akhir : G2P1A0H1 gravid 7-8 minggu

Mengetahui/menyetujui Peserta PPDS


Pembimbing Obstetri & Ginekologi

dr. Hj. Desmiwarti, Sp.OG (K) dr. Syntia Ambelina

Mengetahui
KPS PPDS OBGIN
FK UNAND RS. Dr. M. DJAMIL PADANG

dr. H. Syahredi S.A, Sp.OG (K)


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS)
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M DJAMIL PADANG/PUSKESMAS PADANG
PASIR

Lembar Penilaian Peserta PPDS Obstetri dan Ginekologi


RSUP DR M Djamil Padang/Puskesmas Padang Pasir
Nama : dr. Syntia Ambelina
Semester : I (SATU)
Materi : Asuhan Antenatal Normal

Telah menyelesaikan laporan atas kasus :


Nama Pasien : Ny. Siska Komala/ 24 tahun
No. Rekam Medik : 001713
Diagnosa Akhir : G2P1A0H1 gravid 7-8 minggu

No KRITERIA PENILAIAN NILAI KETERANGAN


1 Pengetahuan

2 Keterampilan

3 Attitude

NBL: 80

Padang, Oktober 2017


Staf Penilai

dr. Hj. Desmiwarti, Sp.OG (K)


PPDS I OBSTETRI & GINEKOLOGI
FK UNAND/RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG

NAMA : dr. Syntia Ambelina


NO. CHS :
SEMESTER : I (Satu)
JENIS : LP
PEMBIMBING : dr. Hj. Desmiwarti, Sp.OG(K)
JUDUL : Asuhan Antenatal Normal
No Tanggal Koreksi Paraf Ket

Keterangan :
R : Referat PA : Patologi Anatomi
LP : Laporan Kasus Prop. Pen : Prop. Penelitian
PK : Presentasi Kasus T.A : Tugas Akhir
JR : Journal Reading B.I : Bahasa Inggris
Sub. Bag : Onko ,Endo, Feto, Uro, Sito, Sar.Pus : Sari Pustaka
Obsos, Rep.man KM : Kasus Kematian
Ans : Anestesia JK : Joint Konferen
ANTENATAL CARE (ANC)

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu program pelayanan medik dasar


yang berfungsi meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandung melalui pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat1,2.

Program ANC mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan


rehabilitatif yang merupakan salah satu komponen dari kebijakan Departemen
Kesehatan “empat pilar safe motherhood” (keluarga berencana, ANC, persalinan
bersih dan aman, pelayanan obstetri esensial) dalam upaya mempercepat penurunan
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)1.

Tujuan umum pelayanan ANC adalah untuk memenuhi setiap hak ibu hamil
dalam memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi
yang sehat dan berkualitas2.

Tujuan khusus pelayanan ANC2:

1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,


termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan
pemberian ASI
2. Menghilangkan miss opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan terpadu, komprehensif, dan berkualitas
3. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini
mungkin
4. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin
5. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang ada
Pelayanan obstetri dan neonatal sesuai dengan pendekatan making
pregnancy safer dengan 3 komponen utama1:

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih


2. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
3. Setiap perempuan dalam usia subur memiliki akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sedini mungkin segera setelah seorang
wanita diketahui hamil, dengan jumlah kunjungan minimal 4 kali selama
kehamilan, dengan ketentuan1,2:

1. Minimal 1 kali pada trimester pertama : K1


2. Minimal 1 kali pada trimester kedua : K2
3. Minimal 2 kali pada trimester ketiga : K3 dan K4
K1 merupakan kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif
sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester
pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8. K4 merupakan kontak ke-4 kali dengan
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan
terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali
sesuai kebutuhan dan jika terdapat keluhan1,2.

Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan


pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu
hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas1. Dalam
pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa
kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang
dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap
untuk menjalani persalinan normal1,2. Setiap kehamilan, dalam perkembangannya
mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan
antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan
antenatal yang berkualitas2. Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara
keseluruhan meliputi2:

1. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar


kehamilan berlangsung sehat
2. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
3. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi
4. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat bila
diperlukan
5. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi
Dalam pelaksanaan ANC tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas yang sesuai standar, yang terdiri dari2:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


Penimbangan berat badan dilakukan pada setiap kunjungan untuk mengukur
penambahan berat barat badan ibu hamil dan sebagai diteksi dini gangguan
pertumbuhan janin, dimana penambahan berat badan kurang dari 9 kg
selama kehamilan menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan dilakukan pada kunjungan pertama untuk menapis
faktor risiko cephalo pelvic disproportion (CPD) pada ibu hamil dengan
tinggi badan <145 cm.
2. Ukur tekanan darah
Dilakukan pada setiap kunjungan untuk menditeksi adanya hipertensi
(TD≥140/90) pada kehamilan.
3. Nilai status gizi
Melalui pengukuran LiLA yang dilakukan pada kunjungan pertama pada
trimester I sebagai skrining KEK (kurang energi kronis) pada ibu hamil (Lila
<23,5cm) yang memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
4. Ukur tinggi fundus uteri
Dilakukan pada setiap kunjungan setelah kehamilan 24 minggu untuk
menilai perkembangan janin yang disesuaikan dengan umur kehamilan
5. Penentuan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ).
Penentuan pesentasi janin dilakukan pada setiap kunjungan setelah akhir
trimester II untuk menditeksi adanya kelainan letak janin atau tidak.
Penilaian DJJ dilakukan pada setiap kunjungan mulai dari akhir trimester I
dengan rentang normal 120-160 kali/menit.
6. Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi TT (tetanus
toksoid) bila diperlukan
Imunisasi TT diperlukan untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum
pada bayi baru lahir. Ibu hamil setidaknya memiliki status imunisasi T2 agar
mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan
status imunisasi T5 tidak perlu mendapatkan imunisasi TT lagi
Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi TT Menurut Depkes RI1
Imunisasi Selang waktu minimal Lama perlindungan
TT pemberian
TT1 Awal pembentukan imunitas
terhadap tetanus

TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun

TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun

TT5 12 bulan setelah TT4 15 tahun

7. Pemberian tablet besi minimal 90 hari selama kehamilan


8. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)
Dilakukan pemeriksaan golongan darah apabila belum diketahui golongan
darah ibu hamil. Kadar hemoglobin minilal diperiksa satu kali pada
trimester pertama dan satu kali pada trimester ketiga, Tes terhadap penyakit
menular seksual dan HIV/AIDS di lakukan pada ibu hamil di daerah dengan
risiko tinggi. Pemeriksaan malaria dilakukan pada semua ibu hamil yang
berada di daerah endemis sedang dan tinggi. Pemeriksaan gula darah
dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus.
Pemeriksaan protein urin dilakukan pada kehamilan trimester kedua dan
ketiga atas indikasi.
9. Tatalaksana / penanganan khusus
Diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan ANC dan pemeriksaan
laboratorium
10. Temu wicara / konseling
Dilakukan pada setiap kunjungan ANC yang membahas tentang kesehatan
ibu hamil, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dan keluarga dalam
kehamilan dan perencanaan persalinan, asupan gizi seimbang, tanda bahaya
kehamilan, persalinan, dan nifas, pencegahan penyakit menular, inisiasi
menyusui dini, KB paska persalinan, imunisasi, serta peningkatan kesehatan
intelegensi pada kehamilan.
Pelayanan antenatal terdiri dari1,2:
1. Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu1,2:
a. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
b. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan
dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil seperti mual, muntah,
pusing, nyeri kepala, perdarahan, nyeri perut hebat, batuk lama, berdebar-
debar, keputihan yang berbau, serta gerakan janin yang dirasakan berkurang
c. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya, riwayat penyakit yang diderita ibu, status imunisasi
Tetanus Toksoid, riwayat obat-obatan yang dikonsumsi seperti:
antihipertensi, diuretik, antiemesis, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan
sebagainya.
d. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi
dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.
e. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan
terjadinya komplikasi dalam kehamilan, seperti penolong persalinan,
tempat bersalin, pendamping persalinan, pendonor darah jika diperlukan,
kesiapan sarana transportasi, serta kesiapan biaya persalinan.
2. Pemeriksaan fisik1,2
a. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena
ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan
dengan berat badan lahir bayi. Pertambahan berat badan hanya sedikit
menghasilkan rata-rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko
yang lebih tinggi untuk terjadinya BBLR dan kematian bayi. Pertambahan
berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator
pertumbuhan janin dalam kandungan. Berdasarkan pengamatan
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya
sebelum hamil. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari berat
badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah, Lingkar Lengan
Atas < 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.
b. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan
secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya
tiga gejala preeklampsi yaitu tekanan darah tinggi, protein urin positif,
pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila pada kehamilan
triwulan III terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1
minggu kemungkinan disebabkan terjadinya oedema, apabila disertai
dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai >
140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali
pengukuran dengan jarak 1 jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan
preeklampsi jika mempunyai 2 dari 3 gejala preeklampsi. Apabila
preeklampsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklampsi.
Eklampsi merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kematian
maternal.
c. Pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dilakukan secara rutin dengan
tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan berat janin intrauterin, tinggi fundus uteri dapat juga
mendeteksi secara dini terhadap terjadinya mola hidatidosa, janin ganda
atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian
maternal.
d. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia
kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin
tunggal atau kembar, dan mendengarkan denyut jantung janin untuk
menentukan asuhan selanjutnya.
e. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali
dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya
tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

3. Pemeriksaan penunjang2
Pemeriksaan hemoglobin (Hb) penting dilakukan pada kunjungan pertama
dan pada kehamilan 30 minggu. Saat ini, anemia dalam kandungan
ditetapkan kadar Hb <11gr% pada trimester I dan III atau Hb <10,5 gr%
pada trimester II.
Rekomendasi ANC Menurut WHO Tahun 20163

Pada tahun 2016 WHO merekomendasikan peningkatan kunjungan ANC.


Dimana total kunjungan ANC yang pada mulanya direkomendasikan sebanyak 4
kali kunjungan selama kehamilan ditingkatkan menjadi 8 kali kunjungan selama
kehamilan3.

Tabel 3. Rekomendasi ANC Menurut WHO Tahun 20163

Sebelum 2016 2016

Trimester Satu

K1: 8-12 minggu K1: sebelum 12 minggu

Trimester Dua

K2: 24-26 minggu K2: 20 minggu

K3: 26 minggu

Trimester Tiga

K3: 32 minggu K4: 30 minggu

K5: 34 minggu

K4: 36-38 minggu K6: 36 minggu

K7: 38 minggu

K8: 40 minggu

41 minggu jika belum melahirkan


DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Depkes RI


2. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Kedua.
Jakarta: Kemenkes RI
3. WHO. 2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy
Experience. Luxembourg: WHO
LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama : Ny. Siska Komala
Usia : 24 tahun
Tamat pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. RM : 001713
Alamat : Jalan Purus III Tepi Laut Padang Barat
Tanggal kunjungan : 11 – 10 – 2017
Nama suami : Tn. Zuharmen
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Nelayan

ANAMNESIS
Tidak haid sejak 2 bulan yang lalu

Riwayat Kehamilan Sekarang :


• Tidak haid sejak 2 bulan yang lalu
• Ini merupakan kehamilan kedua
• Payudara terasa membesar, menegang, dan kadang terasa sedikit nyeri
• Pasien kadang merasa mual, bahkan kadang sampai muntah, 1-2x dalam 1 hari.
Muntah berisi apa yang dimakan, darah (-)
• Pasien merasa mudah lelah
• Pasien merasakan frekuensi berkemih saat ini lebih sering
• Riwayat keluar darah dari kemaluan tidak ada
• Riwayat keputihan tidak ada
• HPHT : 17-8-2017 TP : 24-05-2018
• ANC : belum pernah kontrol kehamilan sebelumnya
• Riw menstruasi: menarche usia 13 tahun, siklus teratur, 1x28 hari dalam 3 bulan
terakhir sebelum hamil, selama 5-7 hari, 2-3 kali ganti duk per hari, nyeri (-)
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati,
ginjal, DM dan hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular dan kejiwaan
Riwayat Perkawinan :1 x 2012
Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 2/0/1
1. Tahun 2014/ perempuan/ 3300 gram/ spontan/ cukup bulan/ bidan/ hidup
2. Sekarang
Riwayat Kontrasepsi : suntik per 3 bulan, sejak 2014-2017, sejak Maret 2017
tidak menggunakan KB lagi karena ingin menambah jumlah anak
Riwayat Imunisasi :-
Riwayat Kebiasaan : Tidak ada riwayat merokok, minum alkohol, dan narkoba
Riwayat Psikososial :

 Pendidikan terakhir ibu : SMP


Pendidikan terakhir suami : SMP
 Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Pekerjaan suami : Nelayan
 Penghasilan rata-rata total ibu dan suami per bulan + Rp 4.000.000,-, dirasa
cukup
 Pasien merasa tidak ada masalah yang menghambat dalam melakukan
kunjungan perawatan kehamilan dan kesehatan
 Pasien tidak ada riwayat pindah tempat tinggal dalam 12 bulan terakhir
 Pasien merasa aman tinggal di tempat tinggal sekarang
 Pasien dan anggota keluarga lain tidak ada yang tidur dalam kelaparan
 Dalam 2 bulan terakhir pasien tidak pernah menggunakan tembakau atau
olahannya, obat terlarang, dan alkohol
 Dalam tahun sebelumnya tidak ada orang yang memukul atau mencoba
mencederai pasien
 Gambaran tingkatan stres pasien adalah level 1 dalam skala 1-5
 Jika pasien bisa mengubah jadwal kehamilan, yang akan dilakukan pasien
adalah: tidak ingin mengubahnya.
Riwayat Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan plano test sebelumnya belum pernah


 Pemeriksaan laboratorium Hb sebelumnya belum pernah
 Pemeriksaan urinalisa sebelumnya belum pernah
 Pemeriksaan golongan darah sebelumnya belum pernah
 Pemeriksaan uji HbsAg dan uji HIV sebelumnya belum pernah

Riwayat Kehamilan Risiko Tinggi

 Pasien tidak pernah menderita penyakit lain dalam kehamilan saat ini
 Pasien tidak sedang mengonsumsi obat saat ini
 Tidak pernah menderita kelainan gizi kurang atau buruk sebelumnya

Riwayat Nutrisi

 Pasien mengakui ada penambahan berat badan selama hamil (sebelum hamil
BB 63 kg, setelah hamil 64 kg)
 Porsi makan pagi ibu (jam 08.00) biasanya: Nasi dengan 1 potong protein
hewani, dan protein nabati kadang-kadang dengan sayur dan buah
 Porsi makan siang ibu (jam 13.00) biasanya: Nasi dengan 2 potong protein
hewani, dan protein nabati kadang-kadang dengan sayur dan buah
 Porsi makan malam ibu (jam 19.00) biasanya : Nasi dengan 1 potong protein
hewani dan protein nabati, kadang-kadang dengan sayur dan buah
 Makanan selingan antara waktu makan, misalnya buah-buahan kadang-kadang
 Pasien jarang minum susu
 Ada penambahan porsi makan pasien selama hamil
 Pasien menggunakan garam beryodium untuk masakan di rumah
 Ibu mengaku mendapatkan makanan yang ia inginkan selama hamil
 Ibu mengaku mendapatkan cukup makanan selama hamil

Riwayat Lingkungan Tempat Tinggal:

 Lingkungan tempat tinggal diakui pasien cukup bersih


 Pembuangan sampah di tong sampah depan rumah
 Sumber air bersih: pakai sumur gali, pakai pompa air, warna jernih
 Selokan di sekitar rumah lancar, tidak tersumbat

Riwayat Aktivitas :

 Istirahat dirasa cukup


 Pasien kadang merasa kelelahan selama bekerja tapi jarang
 Riwayat bepergian jauh keluar kota kadang-kadang + 1 kali dalam 6 bulan
 Riwayat bepergian dengan pesawat udara selama kehamilan tidak ada

Riwayat Kebersihan Diri

 Pasien mandi 2 kali sehari di kamar mandi dalam rumah


 Gosok gigi selama hamil 2 kali sehari, pagi (sesudah sarapan) dan malam
(sebelum tidur)
 Ibu merasa cocok dan nyaman dengan pakaian sehari-hari
 Pemakaian bra dirasa tepat
 Pemakaian stoking ketat selama hamil tidak ada
 Pemakaian sepatu hak tinggi selama hamil tidak ada
 BAB frekuensi 1x 2 hari di kamar mandi, lancar
 BAK frekuensi 4-5x sehari di kamar mandi, lancar

Riwayat Kebiasaan :

 Riwayat merokok selama hamil tidak ada


 Suami pasien merokok.
 Riwayat konsumsi alkohol selama hamil tidak ada
 Riwayat konsumsi kopi selama hamil tidak ada
 Riwayat penggunaan obat terlarang selama hamil tidak ada

Riwayat Keluhan Medis

 Riwayat kaki bengkak, tensi tinggi, dan mata kabur selama kehamilan tidak ada
 Riwayat mual muntah selama kehamilan ada, biasanya di pagi hari, muntah
ada, 1-2x dalam 1 hari
 Riwayat konstipasi, nyeri berkemih, nyeri punggung, varises, hemorrhoid,
ngidam aneh aneh, air liur berlebih, nyeri kepala dan keputihan selama
kehamilan tidak ada
 Riwayat nyeri ulu hati selama kehamilan tidak ada
 Riwayat kelelahan selama kehamilan tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : 164 cm
Berat Badan sebelum hamil : 63 Kg
BMI : 23,4
Berat Badan selama hamil : 64 Kg
Status gizi : Baik
Lila : 33 cm
Vital sign: Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 91 x/menit
Nafas : 19 x/menit
Temperatur : 36.70C
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid tidak membesar
Kelenjar Getah Bening tidak membesar
Toraks :
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V.
Perkusi : batas jantung :
Kanan : RICS IV parasternal dextra
Kiri : RIC II midclavicula sinistra
Atas : RIC II parasternal kiri
Auskultasi : Irama jantung reguler, bising (-)
Pulmo :Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor kiri sama dengan kanan
Auskultasi : Vesikuler normal, Rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Status Obstetrikus
Genitalia : Status Obstetrikus
Ekstremitas : Edema -/-, Refleks fisiologis +/+, Refleks patologis -/-

Status Obstetrikus :
Muka : Chloasma gravidarum (+)
Mammae : Membesar, aerola dan papilla hiperpigmentasi (+), pembesaran
kelenjar montgomery (+)
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit, striae gravidarum (+), linea nigra
(+), sikatrik (-)
Palpasi : FUT tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Genitalia :
Inspeksi : Rambut pubis +, V/U tenang
Inspekulo :
Vagina : Tumor (-), laserasi (-), tanda chadwick (+)
Portio : MP, ukuran sebesar jempol kaki dewasa, tumor (-), laserasi (-),
tanda chadwick (+)
Pemeriksaan Penunjang: Plano test: positif (+)
Hb : 12,5 g/dL Leukosit : 9.730/mm3
Trombosit : 335.000/mm3 Hematokrit : 34,4%
HIV : (-) HbsAg : (-)
USG:
Janin hidup tunggal intra uterine
CRL: 17 mm
Fetal echo : (+)
Kesan: Gravid 7-8 minggu
Janin Hidup
DIAGNOSIS : G2P1A0H1 gravid 7-8 minggu

Terapi : Calc 1x500 mg


Asam Folat 1x400 mcg
B6 1x10 mg

Rencana Penatalaksanaan: Kontrol Kehamilan 1 bulan lagi tanggal 10 November


2017 atau jika ada keluhan.

Edukasi:
Mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan trimester I:
 Demam
 Mual muntah yang memberat
 Nyeri abdomen
 Keluar darah dari kemaluan

Apabila ditemukan tanda-tanda bahaya tersebut, segera lakukan pemeriksaan


kehamilan ke dokter

Saran :

Pemeriksaan laboratorium pada kunjungan berikutnya:


- Darah rutin (Hb, Leukosit, Hematokrit, Trombosit)
- Golongan darah
Untuk Skrining :
- HIV/AIDS
- Hepatitis B
- Gula Darah Random

Berikan Konseling :
a. Aktifitas fisik
 Aktifitas sehari-hari mulai dikurangi, jangan terlalu aktif
 Istirahat cukup
 Olah raga (jalan pagi)
 Jangan terlalu lama berdiri
 Tidak boleh melakukan pekerjaan yang membahayakan atau pekerjaan yang
terlalu berat
b. Mandi dan cara berpakaian
 Mandi 2 x sehari, tapi berhati-hati saat mandi
 Perawatan payudara dan puting susu
 Menggunakan bra dengan ukuran sesuai yang dapat menompang payudara
 Memakai pakaian yang nyaman dan tidak ketat
 Hindari memakai stocking atau celana yang ketat
 Hindari kuku jari tangan yang panjang

c. Gizi dan nutrisi


 Cukupi gizi selama kehamilan (karbohidrat, protein, vitamin, mineral, susu)
 Minum air minimal 9 gelas/hari. Makan, makanan yang berserat seperti
sayur dan buah-buahan
 Minum vitamin dan suplemen multivitamin + mineral 1 tablet sehari,
Suplementasi besi selama kehamilan rutin

Anda mungkin juga menyukai