Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah cara sistematis untuk melakukan sesuatu secara


sistematis. Sementara untuk metodologi ialah kajian yang mempelajari tata aturan
untuk sebuah metode. Jadi intinya, metode penelitian ialah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012: 2).

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan
dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian adalah
SLB A YKAB Surakarta yang beralamat di Jl. Cokroaminoto No. 43,
Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai pada bulan
November s/d bulan April 2016. Penelitian ini diawali dengan pengajuan
judul, penyusunan proposal, perijinan, penyusunan instrumen, uji validitas
instrumen, pengambilan data, analisis data dan penyusunan laporan.
Berikut rincian deskripsi waktu penelitian:
a) Judul diajukan pada minggu pertama bulan Desember tahun 2015, dan
disetujui oleh dosen pembimbing.
b) Minggu ke dua bulan Desember tahun 2015 peneliti menyusun
proposal. Pada bulan Februari 2016 minggu pertama proposal disetujui
oleh pembimbing.
c) Setelah proposal di setujui oleh pembimbing, peneliti kemudian
mengurus perijinan penelitian ke fakultas dan sekolah
d) Minggu ke dua bulan Februari 2016, peneliti menyusun skripsi bab I,
II, III kemudian di setujui oleh pembimbing pada minggu ke dua bulan
Maret 2016.

44
45

e) Minggu ke tiga bulan Maret 2016, peneliti menyusun alat dan


instrumen penelitian, kemudian diajukan kepada ahli untuk divalidasi
alat dan instrumen penelitian.
f) Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data di sekolah SLB A
YKAB Surakarta kelas IV selama 2 minggu berturut-turut pada
minggu ke empat bulan Maret – minggu kedua bulan April 2016.
g) Setelah penelitian dilakukan, peneliti melakukan analisis data hasil
penelitian, kemudian menyusun laporan.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah eksperimen.


Menurut Sugiyono (2012 : 109) pengertian eksperimen adalah “metode penelitian
yang dapat diartikan sebagain metode yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Penelitian eksperimen bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan sebab
akibat antara perlakuan yang disengaja diadakan dengan efek yang terjadi
sesudahnya.
Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Single Subject
Research (SSR) yang berarti penelitian subjek tunggal. Eksperimen subjek
tunggal adalah penelitian dengan subjek atau partisipan tunggal yang hasil
eksperimennya disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual
(Sukmadinata, 2006 : 209).
Pendapat lain mengenai eksperimen subjek tunggal adalah suatu
eksperimen dimana subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang,
dua orang atau lebih. Hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan
subjek secara individual (Arifin, 2012: 75).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single
Subject Research (SSR) dengan pola A-B-A. Alasan peneliti menggunakan desain
A-B-A adalah dimana desain ini dapat menunjukkan sebab akibat suatu intervensi
terhadap variabel terikat. Menurut Sunanto, dkk (2006 : 44) penelitian SSR
dengan desain A-B-A yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan natara
46

variabel bebas dengan variabel terikat. Menurut Sunanto dkk, (2006 : 44)
prosedur penelitian dengan pola (A1)-(B)-(A2) sebagai berikut :

“Prosedur desain (A1)-(B)-(A2) mula-mula perilaku sasaran (target


behavior) diukur secara kontinu pada kondisi baseline 1 (A1) dengan
periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B) setelah itu
pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan
kondisi baseline yang kedua (A2) dimaksudkan sebagai kontrol untuk
kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya
hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat”.

Berikut ini gambaran desain penelitian Single Subject Research (SSR)


desain A1-B-A2, yaitu :

Target
Baseline 1 (A 1) Intervensi (B) Baseline 2 (A 2)
Behavior

Sesi
Gambar 3.1 Desain Penelitian Single Subject Research Desain A1-B-A2

Keterangan :
(A1) : Baseline-1 untuk mengetahui kemampuan awal anak,
(B) : Pemberian intervensi,
(A2) : Baseline -2, tahap evaluasi untuk mengetahui hasil setelah pemberian
intervensi
Pelaksanaan dalam peneitian ini menggunakan pendekatan penelitian
subjek tunggal dengan desain penelitian (A1)-(B)-(A2), yaitu sebagai berikut:
1. Baseline 1 (A1)
Baseline-1 dalam penelitian ini adalah kondisi kemampuan anak dalam
menyelesaikan soal matematika materi penjumlahan pecahan tanpa adanya
bantuan penggunaan media blok pecahan yang dilakukan selama tiga sesi
pertemuan.
47

2. Intervensi (B)
Dalam pelaksanaan intervensi ini peneliti menggunakan media blok pecahan
dalam kegiatan pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan. Pada
fase ini dilakukan sebanyak empat sesi pertemuan.
3. Baseline 2 (A2)
Kegiatan Baseline-2 merupakan kegiatan pengulangan dari baseline-1 yang
dimaksudkan sebagai evaluasi untuk melihat efektifitas pemberian intervensi
dalam kemampuan anak mengerjakan soal matematika materi penjumlahan
pecahan. Pada fase ini dilakukan sebanyak tiga sesi pertemuan.

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
innfromasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono ,
2009: 60). Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian dalam penelitian ini
adalah segala sesuatu sebagai obyek penelitian yang ditetapkan dan dipelajari
sehingga memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan.
Variabel penelitian dalam penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009 :
61) dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel
idependent (terikat). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah media blok
pecahan.
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini
adalah hasil belajar matematika materi penjumlahan pecahan anak tunanetra.
48

D. Populasi dan Sampel


Sebuah Penelitian ada yang disebut dengan populasi dan sampel
penelitian. Di bawah ini peneliti akan menjabarkan apa yang menjadi populasi dan
sampel dalam penelitian ini.
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subjek yang mampunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Selain
itu, Sukmadinata juga menjelaskan bahwa populasi dalam sebuah penelitian
adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian (2006 :
250).
Pendapat lain oleh Sundayana (2014 : 15) mendefinisikan populasi
sebagai keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran penelitian yang
mempunyai karakteristik tertentu.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A Semester
II SLB A YKAB Surakarta tahun ajaran 2015/2016.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiyono, 2012:81). Sedangkan Arikunto (2010 : 174) berpendapat
bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jadi dapat
dikatakan sampel adalah jumlah wakil dan karakteristik dari bagian populasi.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 2 siswa tunanetra
kelas IV SLB A YKAB Surakarta. Untuk menentukan subjek dalam
penelitian ini, digunakan teknik purposive sample (sampel bertujuan). Sampel
purposive dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu
(Arikunto, 2010 : 183). Sampel dalam penelitian ini adalah 2 siswa tunanetra
yang mengalami buta total. Alasan pemilihan sampel tersebut karena
memenuhi ciri-ciri yang digunakan oleh peneliti.
49

E. Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2010 : 190) teknik pengumpulan data adalah suatu cara
yang teratur untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ada dua cara, yaitu:
1. Tes
a. Pengertian
Menurut Arikunto (2010:217) ”Tes adalah serentetan beberapa
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes merupakan cara yang
digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik yang di
dalamnya berupa pertanyaan, pernyataan dan serangkaian tugas yang
dikerjakan untuk mengukur aspek perilaku (Arifin, 2012: 118). Alasan
penggunaan teknik tes karena teknik tes lebih efektif dalam mengukur
prestasi belajar siswa dan proses berfikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, dan penerapan).
Margono menjelaskan bahwa tes adalah seperangkat rangsangan
(stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud mendapat
jawaban yang dijadikan dasar menetapan skor (2005: 170).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan tes yaitu
seperangkat rangsangan yang berupa pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelegensi, kemampuan
seseorang dan menetapkan skor.
1) Macam-macam Tes
Menurut Widoyoko (2012: 57-58), bentuk tes dilihat dari segi
sistem penskorannya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :
a) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang penskorannya bersifat objektif, yaitu
hanya dipengaruhi oleh hasil jawaban atau respons yang diberikan
oleh peserta tes (responden).
50

Tipe tes objektif yang umumnya digunakan menurut Widyoko


(2012: 61) ada tiga, yaitu :
(1) Tipe benar – salah
Tipe benar – salah adalah tes yang butir soalnya terdiri dari
pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban yaitu
jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah.
(2) Tipe Menjodohkan
Tipe menjodohkan adalah tes yang butir soalnya ditulis dalam
dua kolom atau kelompok. Kelompok pertama di sebelah kiri
adalah pertanyaan/ pernyataan atau stem atau biasa juga disebut
dengan premis. Kelompok kedua di sebelah kanan adalah
kelompok jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari dan
menjodohkan jawaban – jawaban, sehingga sesuai atau cocok
dengan pertanyaan/ pernyataan.
(3) Tipe pilihan ganda
Tipe pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya
memiliki jumlah alternatif jawaban berkisar antara 3 (tiga) atau
5 (lima).
b) Tes Subjektif
Tes subjektif adalah tes yang penskorannya selain dipengaruhi oleh
jawaban maupun respons peserta tes juga dipengaruhi oleh
subjektivitas korektor.
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis
yang berbentuk objektif sejumlah 10 butir soal dengan tipe pilihan ganda
yaitu suatu butir soal yang alternatif jawabannya lebih dari dua. Alasan
penulis memilih tes objektif dengan tipe pilihan ganda dalam penelitian ini
adalah karena menyesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan subjek
penelitian, yaitu anak tunanetra kelas IV.
Peneliti dalam membuat soal tentu saja tidak asal membuatnya,
terdapat langkah-langkah dalam menentukan soal. Soal yang diberikan
disesuaikan dengan materi yang terdapat pada instrumen yang telah
51

ditetapkan. Adapun kisi-kisi soal yang akan digunakan dalam penelitian


ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Matematika Materi Penjumlahan Pecahan

Standar Kompetensi Materi Indikator Jml. No.


Kompetensi Dasar soal Soal
Menggunakan Menjumlahkan 1. Pecahan 1. Menjumlahkan 2 1,2
pecahan dalam pecahan dengan dua pecahan
pemecahan penyebut berpenyebut 2 3,4
masalah sama sama
2. Pecahan 2. Menjumlahkan 2 5,6
dengan dua pecahan
penyebut berpenyebut 1 7
tidak tidak sama
sama 3. Menjumlahkan 1 8
pecahan dengan
bilangan bulat 2 9,10
4. Menjumlahkan
tiga pecahan
berpenyebut
sama
5. Menjumlahkan
tiga pecahan
berpenyebut
tidak sama
6. Menyelesaikan
masalah
pecahan

Cara menjawab soal tes yang diberikan yaitu dengan cara menuliskan
salah satu jawaban yang dianggap benar (A/B/C/D) pad lembar jawab yang
tersedia. Sedangkan sistem penilaian yang digunakan untuk menghitung hasil
jawaban siswa dalam menyelesaikan soal tes adalah sebagai berikut :
1) Jika siswa menjawab benar, untuk tiap nomor nilainya 10
2) Jika siswa menjawab salah, untuk tiap nomor nilainya 0
3) Jumlah keseluruhan skor/ nilai maksimal 100
4) Nilai akhirnya adalah keselurihan nilai perolehan.
52

2. Dokumentasi
a. Pengertian
Arikunto (2002:206) mengungkapkan bahwa metode
dokumentasi adalah metode mencari data yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya.
Menurut Hamidi (2004:72) metode dokumentasi adalah
informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau
organisasi maupun dari perorangan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dokumentasi merupakan
metode mencari informasi dalam bentuk catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain
sebagainya.
b. Macam-macam Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011:329-330) dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu yang terdiri dari beberapa bentuk,
yaitu:
1) Tulisan, contohnya catatan harian, life histories, cerita, biografi,
peraturan, dan lain-lain
2) Bentuk gambar, contohnya gambar hidup, sketsa, dan lain-lain
3) Bentuk karya, karya seni berupa gambar, patung, film dan lain
sebagainya.
Sedangkan menurut Bungin (2008:123) dokumen terbagi menjadi :
1) Dokumen pribadi, adalah catatan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Contohnya : buku
harian, surat pribadi, dan autobiografi
2) Dokumen Resmi, terbagi menjadi dua, yaitu :
a) Intern, contohnya : memo, pengumuman, instruksi, dan lain-
lain
b) Ekstren, contohnya majalah, buletin, pemberitahuan
53

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah dalam


bentuk tulisan, yaitu nilai hasil tes kemampuan awal siswa dalam
mengerjakan soal matematika materi penjumlahan pecahan.

F. Validitas dan Reabilitas Penelitian


Menurut Sukmadinata (2006: 228) “Suatu instrumen dikatakan valid atau
memiliki validitas jika instrument tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi
yang akan diukur”. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suryabrata (2014:60)
bahwa validitas instrument didefinisikan “sejauh mana instrument itu
merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur.”
Terdapat beberapa macam validitas menurut Sudjana (2011: 12-15), yaitu
validasi isi, valisitas bangun pengertian (construct validity), dan validitas ramalam
(predictive validity):
1. Validitas isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam
mengukur isi yang seharusnya. Artinya tes tersebut mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang akan diukur. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari
kurikulum bidang studi yang akan diukur. Disamping kurikulum juga
dapat diperkaya dengan melihat atau mengkaji buku sumber.
2. Validitas bangun pengertian (construct validity)
Berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya.
Pengertian-pengertian yang terkandung dalam konsep kemampuan, minat,
sikap dalam berbagai bidang kajian harus jelas apa yang akan diukurnya,
sehingga memerlukan penjabaran yang lebih spesifik agar mudah diukur.
3. Validitas Ramalan (predictive validity)
Dalam validitas ini yang diutamakan bukan isi tes, melainkan kriterianya,
apakah alat penilaian tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu
ciri, perilaku tertentu, atau kriteria tertentu yang diinginkan.
54

Sedangkan menurut Sugiyono (2013:125-129) pengujian validitas


instrumen dibedakan menjadi tiga, yaitu validitas konstruksi (construct
validity), validitas isi (content validity), dan validitas eksternal :
1. Validitas konstruksi (construct validity)
Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgement experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli
diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun tersebut.
2. Validitas isi (content validity)
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
3. Validitas Eksternal
Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan antara kriteria
yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi
dilapangan.
Validitas instrumen dalam penelitian ini adalah validitas isi. Lebih lanjut
Sugiyono (2012: 129) menjelaskan bahwa “untuk instrumen yang berbentuk tes,
pengajian validitas isi dapat dilakukan dengan memandingkan antara isi instrumen
dengan materi pelajaran yang telah diajarkan”. Secara teknis pengujian validitas
isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik
pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti,
indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan
yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan adanya kisi-kisi instrumen maka
pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Selanjutnya
untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, akan dikonsultasikan
dengan ahli yang sesuai dengan materi yang akan dibuat soal tes.
Adapun instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi soal mata
pelajaran matematika materi penjumlahan pecahan. Kemudian instrument diujikan
kepada empat ahli untuk mengetahui validitas instrumen yang akan diujikan.
Instrumen tes ini terdiri dari 10 butir soal untuk mengukur kemampuan siswa
55

sebelum siswa diberikan perlakuan/intervensi, dan 10 soal untuk mengukur


kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan/intervensi. Adapun nama-nama
validator instrumen tes yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Validator Instrumen Tes
No Nama Job Description Pekerjaan
Validator konsrtuk Dosen Pendidikan Luar
1 Priyono, S.Pd, M.Si Biasa, Universitas
Sebelas Maret
Validator dalam Dosen Pendidikan Luar
Mahardika Supratiwi,
2 bidang ABK BIasa, Universitas
S.Psi,MA
(tunanetra) Sebelas Maret
Validator isi Dosen Pendidikan Guru
Dra. Siti Kamsiyati, Matematika Materi Sekolah Dasar,
3
S.Pd.,M.Pd Penjumlahan Universitas Sebelas
Pecahan dan Media Maret
Validator isi
Matematika Materi Guru kelas IV, SLB A
4 Suparni, S.Pd
Penjumlahan YKAB Surakarta
Pecahan dan Media

Selain menggunakan teknik uji validitas suatu penelitian juga


menggunakan reliabilitas instrumen. Menurut Sudjana (2011:16) reliabilitas
adalah ketetapan atau keajegan suatu alat penelitian dalam menilai apa yang
dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan
hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan reliabilitas
interrater. Reliabilitas interrater yaitu pemberian penilaian oleh beberapa rater
yang sama terhadap suatu objek atau instrumen yang sama. Azwar (2013:91)
berpendapat suatu instrumen reliabel apabila hasil yang diberikan rater konsisten
antara satu rater dengan yang lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti mengajukan validasi instrument test tertulis
materi penjumlahan pecahan dengan beberapa validator setelah peneliti
menyerahkan instrument test materi penjumlahan pecahan kepada semua validator
peneliti dapat menyimpulkan apakah instrument yang diberikan kepada validator
dapat digunakan atau tidak dengan melihat komentar dari masing-masing
validator, komentar tersebut yang dijadikan acuan reliabilitas inter-rater pada
penelitian ini, untuk lebih jelas dapat dilihat hasilnya di tabel 3.3 dibawah ini.
56

Tabel 3.3 Hasil Reabilitas Instrument


Nama Validator Komentar Kesimpulan
Priyono, S.Pd.,M.Si Instrumen siap Kedua validator memberikan
dipakai dengan komentar instrument dapat
perbaikan pada nomor digunakan dengan sedikit
soal yang belum perbaikan dan satu validator
masuk pada kisi-kisi memberikan komentar instrument
Mahardika Instrument bisa dapat digunakan untuk penelitian.
Supratiwi,S.Psi.,MA digunakan dengan Kesimpulannya istrumen
petbaikan pada soal dikatakan reliable karena semua
cerita no.9-10 dan 19- validtor menyatakan instrument
20 perlu dibuat dapat digunakan untuk penelitian.
dengan bahasa yang
lebih sederhana
Dra.Siti Instrument sudah bisa
Kamsiyati,S.Pd.,M.Pd digunakan untuk
penelitian dengan
perlu menambahkan
lembar kerja yang
disesuikan dengan
siswa
Suparni,S.Pd Instrumen sudah bisa
digunakan untuk
penelitian

Berdasarkan penjelasan tersebut,maka instrument yang dibuat oleh peneliti


dapat dikatakan reliabel karena semua validator memberikan komentar bahwa
instrument dapat digunakan untuk penelitian.
57

G. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan dalam
penelitian eksperimen dengan subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR)
menggunakan stratistik deskriptif yang sederhana dengan tujuan memperoleh
gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Dengan
menggunakan tabel dan grafik sebagai suatu gambaran dari pelaksanaan
eksperimen baik sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan.
Proses pengumpulan data yang dihasilkan selama penelitian eksperimen
dengan subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR), dilakukan dengan
lamgkah-langkah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan instrumnen yang diajukan
2. Melakukan penelitian baseline-1 (A), selama 3 sesi
3. Melakukan penelitian pada intervensi-1 (B), selama 4 sesi
4. Melakukan pennelitian pada baseline-2 (A’) selama 3 sesi
5. Setiap data yang dihasilkan dari setiap penelitian dibuat tabel penelitian untuk
mengetahui perkembangan kemampuan hasil belajar matematika materi
penjumlahan pecahan
6. Dari keseluruhan data yang diperoleh diberi skor, kemudian semua skor
baseline-1 (A), intervensi (B), baseline-2 (A’) dijumlahkan
7. Membandingkan hasil skor baseline sebelum mendapat perlakuan dengan
sesudah mendapat perlakuan
8. Data yang diperoleh dari seluruh hasil penelitian, dianalisis dan diolah dalam
bentuk grafik untuk melihat ada tidaknya perubahan yang terjadi pada subjek.

H. Prosedur Penelitian
Dalam prosedur penelitian ini, peneliti melewati tahapan sebagai berikut :
1. Penyusunan judul. Tahapan ini dimana peneliti mengajukan judul yang akan
diteliti kepada pembimbing I dan pembimbing II. Dalam penelitian ini
peneliti mengajukan judul pada bulan Desember 2015
2. Perijinan. Tahapan ini dilakukan setelah penyusunan proposal selesai dan
telah disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II.
58

3. Persiapan instrument. Tahapan ini dilakukan ketika peneliti telah siap untuk
melakukan penelitian. Sebelum instrumen diujikan kepada siswa yang akan
menjadi subjek penelitian, instrumen akan terlebih dahulu divalidasikan
kepada validator atau seorang ahli dalam bidang tersebut.
4. Baseline I. Tahapan ini adalah tahapan penelitian dimana insrumen yang
sudah divaidasikan diujikan kepada subjek penelitian, tetapi pada saat
diujikan subjek penelitian belum diberikan treatment.
5. Intervensi I. Tahapan ini adalah pemberian treatment setelah diberikan
baseline pertama.
6. Baseline II. Tahapan adalah pengujian setelah diberikan treatment, ini
diberikan untuk mengetahui hasil setelah diberikan treatment.
7. Analisis Data. Tahapan ini adalah tahapan membandingkan hasil dari baseline
I sebelum diberikan treatment atau intervensi I dengan baseline II sesudah
diberikan treatment atau intervensi I.
8. Pelaporan Hasil. Tahapan ini adalah hasil akhir dari penelitian yang
berbentuk laporan tugas akhir atau skripsi.
Selanjutnya, tahap prosedur penelitian disajikan dalam bagan berikut :

Penyusunan judul Perijinan Persiapan


instrumen

Baseline (A2) Intervensi (B1) Baseline (A1)

Analisis data Pelaporan hasil

Gambar 3.2 Diagram Prosedur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai