PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella Thypi (Mansjoer, Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran,
Jakarta : Media Aesculapius.).
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram
negatif Salmonella typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi
dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran
darah. (Darmowandowo, 2006)
2. ETIOLOGI
3. MANISFESTASI KLINIS
Gejala yang timbul sangat bervariasi dimana timbul secara tiba-tiba atau
berangsur-angsur.adapun gejala awal ditandai dengan :
a. Malaise
b. Anorexia
c. Lidah kotor (tampak keputihan)
d. Sakit kepala
e. Rasa tak enak diperut
f. Nyeri seluruh tubuh (psykosomatis)
Gejala klinis :
Minggu I :
a. Demam tinggi bertahap
b. Nyeri kepala
c. Pusing
d. Nyeri otot
e. Anoreksia
f. Perasaan tidak enak diperut,batuk
g. Epistaksis
Minggu II :
a. Demam kontinyu
b. Apatis,lemah,delirium sampai dengan comatus
c. Bradikardia relative
d. Lidah yang khas (kotor di tengah, tepid an ujung merah dan
tremor)
e. Hepatomegal, spenomegali
Minggu III :
a. Disorientasi mental
b. Dimungkinkan bisa timbul perdarahan atau perforasi
Minggu IV :
a. Demam mulai menurun
b. Perbaikan keadaan umum
(Sjaifoellah Noer, 1997 hlm 438)
4. PATOFISIOLOGI
(Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri
Tropis. Jakarta: IDAI).
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang lamanya
ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun pejamu maka
Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus masuk
ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini organisme dapat mencapai organ
manapun, akan tetapi tempat yang disukai oeh Salmonella typhi adalah hati,
limpa, sumsum tulang belakang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari ileum
terminal. Invasi kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah
atau penyebaran retrograd dari empedu. Ekskresi organisme di empedu dapat
menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan melalui tinja. Peran endotoksin
dalam patogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan tidak
terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus.
Diduga endotoksin dari Salmonella typhi menstimulasi makrofag di dalam hati,
limpa, folikel limfoma usus halus dan kelenjar limfe mesenterika untuk
memproduksi sitokin dan zat-zat lain. Produk dari makrofag inilah yang dapat
menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular yang tidak stabil, demam, depresi
sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan juga menstimulasi sistem
imunologik (Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi &
Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI).
5. PATHWAY
6. PENATALAKSANAAN
A. Medis
1) Anti Biotik (Membunuh Kuman) :
a. Klorampenicol
b. Amoxicilin
c. Kotrimoxasol
d. Ceftriaxon
e. Cefixim
(Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC).
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan leukosit
SGOT Dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid.
Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor :
d. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam
serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan.
Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah
dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk
menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita tifoid
Probable Case telah didapatkan gejala klinis lengkap atau hampir lengkap,
serta didukung oleh gambaran laboraorium yang menyokong demam tifoid (titer
widal O > 1/160 atau H > 1/160 satu kali pemeriksaan).
8. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Esofagus dan abdomen kiri atas
b. Pengkajian lambung
Anamnese:
Apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau
muntah
Apakah gejala terjadi kapan saja? Sebelum atau sesudah makan?setelah
makan makanan pedas atau mencerna obat tertentu?
Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress alergi, makan atau
minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat?
Bagaimana gejala hilang?
Adakah riwayat penyakit lambung
Pemeriksaan fisik;
Palpasi ringan dari ujung kiri atas abdomen sampai sedikit melewati garis
kuadran kanan atas untuk mendeteksi adanya nyeri tekan.
Anamnese:
Pemeriksaan fisik;
Inspeksi:
Warna kulit
Sclera mata untuk menilai adanya ikterus
Pembesaran abdomen akibat cairan (asites)
Perkusi :
Palpasi:
Palpasi pada daerah kuadran kanan atas dibawah rongga iga untuk
mendapatkantepi bawah hati, untuk memeriksa pembesaran hati.
Letakan tangan kiri dibawah toraks posterior kanan pasien pada iga
kesebelas dan dua belas, kemudian memberi tekanan keatas. Dengan jari-
jari tangan kanan mengarah pada tepi kostal kanan, perawat meletakan
tangan di atas kuadran kanan atas tepat dibawah tepi hati.pada saat perawat
menekan keatas dan kebawah secara perlahan, pasien menarik napas dalam
melalui abdomen. Pada saat pasien berinhalasi, perawat mencoba
memalpasi tepi hati pada saat hati menurun.
Pada keadaan normal hati tidak mengalami nyeri tekan dan memiliki tepi
yang teratur dan tajam.
1) Kolon
Anamnese:
Inspeksi:
Auskultasi :
Palpasi :
Perkusi :
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang sering muncul dalam kasus demam thypoid
adalah sebagai berikut :
a. Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cidera biologis atau
infeksi
c. Ketidakseimbangangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, istirahat total
dan pembatasan karena pengobatan
Administrasi analgetik :.
1. Cek program
pemberian analogetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
2. Cek riwayat alergi..
3. Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal.
4. Monitor TTV sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik.
5. Berikan analgetik
tepat waktu terutama saat
nyeri muncul.
6. Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan gejala
efek samping.
Ketidakseimb Status gizi : Manajemen Nutrisi Manajemen nutrisi dan
asupan gizi 1. kaji pola makan klien
angan nutrisi monitor nutrisi yang
2. Kaji adanya alergi
kurang dari Setelah dilakukan makanan. adekuat dapat membantu
askep selama 3. Kaji makanan yang
kebutuhan klien mendapatkan
....x24 jam pasien disukai oleh klien.
tubuh menunjukan: 4. Kolaborasi dg ahli nutrisi sesuai dengan
status nutrisi gizi untuk penyediaan
kebutuha tubuhnya.
adekuat dibuktik nutrisi terpilih sesuai
an dengan BB dengan kebutuhan klien.
stabil tidak terjadi 5. Anjurkan klien untuk
mal nutrisi, meningkatkan asupan
tingkat energi nutrisinya.
adekuat, masukan 6. Yakinkan diet yang
nutrisi adekuat dikonsumsi mengandung
cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
7. Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
dan pentingnya bagi tubuh
klien.
Monitor Nutrisi
1. Monitor BB setiap
hari jika memungkinkan.
2. Monitor respon klien
terhadap situasi yang
mengharuskan klien
makan.
3. Monitor lingkungan
selama makan.
4. Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak bersamaan dengan
waktu klien makan.
5. Monitor adanya mual
muntah.
6. Monitor adanya
gangguan dalam proses
mastikasi/input makanan
misalnya perdarahan,
bengkak dsb.
7. Monitor intake
nutrisi dan kalori.
Defisit Perawatan diri : Bantuan perawatan diri Bantuan perawatan diri
aktivitas 1. Monitor kemampuan
perawatan dapat membantu klien
kehidupan pasien terhadap perawatan
diri sehari-hari diri dalam beraktivitas dan
2. Monitor kebutuhan
melatih pasien untuk
Setelah dilakukan akan personal hygiene,
asuhan berpakaian, toileting dan beraktivitas kembali.
keperawatan makan
....x24 jam klien 3. Beri bantuan sampai
mampu klien mempunyai
melakukan kemapuan untuk merawat
Perawatan diri
diri/Self care : 4. Bantu klien dalam
Activity Daly memenuhi kebutuhannya.
Living (ADL) 5. Anjurkan klien untuk
dengan skala 1-2 melakukan aktivitas
dengan indicator : sehari-hari sesuai
· Pasien dapat kemampuannya
melakukan 6. Pertahankan aktivitas
aktivitas sehari- perawatan diri secara rutin
hari (makan, 7. Evaluasi kemampuan
berpakaian, klien dalam memenuhi
kebersihan, kebutuhan sehari-hari.
toileting, 8. Berikan
ambulasi) reinforcement atas usaha
· Kebersihan yang dilakukan dalam
diri pasien melakukan perawatan diri
terpenuhi sehari hari.
Self-care assistant.
1. Kaji kemampuan
klien self-care mandiri
2. Kaji kebutuhan klien
untuk personal hygiene,
berpakaian, mandi, cuci
rambut, toilething, makan.
3. sediakan kebutuhan
yang diperlukan untuk
ADL
4. Bantu ADL sampai
mampu mandiri.
5. Anjurkan keluarga
untuk membantu
6. Ukur tanda vital
setiap tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yanhg sehat.
Apabila lingkungan sehat maka bakteri dan virus akan lebih sedikit
berkembang biak disana. Begitupun dengan bakterisalmonella
typhi penyebab demam tifod akan lebih banyak terdapat pada
lingkungan yang kotor dan tingkat perilaku hidup bersih sehat
sangat kurang sehingga kuman tersebut akan banyak terdapat
disana. Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan rendahnya
kesadaran mastarakat dalam berperilaku hidup bersih sehat akan
menjadi bimerang bagi masyarakat itu sendiri, khususnya
lingkungan mereka akan lebih rentan terkena penyakit.
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh kuman salmonella Thypi.Kuman Salmonella Typi
masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang
tercemar. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui
berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu food (makanan),
fingers (jari tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan
melalui feses. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat
melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam lambung,
sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman
berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel
retikuloendotelial.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Thypoid?
2. Bagaimana etiologi dari Thypoid?
3. Bagaimana manisfestasi klinik dari Thypoid?
4. Bagaimana Patofisiologi dari Typoid?
5. Bagaimana Pathway dari T
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dari Thypoid?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Thypoid?
8. Bagaimana pengkajian keperawatan dari Thypoid?
9. Apa saja diagnosa keperawatan dari Thypoid?
10. Bagaimana rencana keperawatan dari Thypoid?
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan
pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. Penyakit pada usus yang
menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella
typhi, salmonella type A.B.C penularan terjadi secara pecal, oral melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
B. SARAN
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami
tentang penyakit typoid dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidayat. (1998). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. EGC. Jakarta.
Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. (2012). Buku Ajar Infeksi & Pediatri
Tropis. Jakarta: IDAI)