Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil
dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-268
juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan darat yang telah memilki akar, batang, dan daun sesungguhnya. Oleh karena itu,
tumbuhan paku termasuk kelompok Cormophyta berspora. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki
kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat
perkembangbiakan yang utama adalah spora.

Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab
sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar
sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati,
serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita
berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi
aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tumbuhan paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan
paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun
tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum
menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan
tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem
pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian
sudah merupakan tumbuhan heterospor.

Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang
menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet
(gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot
yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk
individu yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi.
Spora inilah yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk
protalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu:
Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan
Filicineae (paku sejati).
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil
dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-268
juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan darat yang sudah sempurna.

2
B. Ciri-ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta)
1. Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :
a. Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang
kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
b. Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat
yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
c. Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan berkembang
menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus berkembang
membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari
batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama
tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memiliki
kaliptra.
d. Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
e. Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas xylem dan
floem.
f. Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun,
kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai sporangium
disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
g. Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-
sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora.
Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang dapat bergandengan
tetraeder.
h. Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-sel
sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
i. Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu : perisporium,
eksosporium, dan endosporium.

C. Tumbuhan Semanggi

Semanggi adalah adalah salah satu jenis tanaman yang dapat ditemukan di pinggiran
persawahan maupun tepi saluran irigasi. Tanaman semanggi ini merupakan salah satu jenis
tanaman yang termasuk kedalam ordo salviniales dengan genus marsilea yang memiliki

3
bentuk hampir menyerupai payung yang tersusun dari empat anakan daun muda yang saling
berhadapan.

Daun tanaman ini memiliki bentuk sama atau disebut klover, yang biasanya digunakan untuk
bahan utama makanan membuat pecel semanggi. Selain itu, daun tanaman ini memiliki
kandungan fitoestrogen yang dapat digunakan untuk mencegah resiko osteoporesis, batu
empedu, infeksi saluran urine dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di
termukaan tanaman semanggi ini dapat diklasifikasikan dan taksonomikan berdasarkan
tingkatannya sebagai berikut :

Klasifikasi tanaman semanggi

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Divisi : Pteriodophyta

Kelas : Pteriodopsida

Ordo : Salvinales

Famili : Marsileaceae

Genus : Marsilea

4
Spesies : Marsilea crenata

Adapun 35 spesies dan varietes yang sudah di temukan antara lainnya : M. Quadrifolia, M.
Drummondli, M. Marcrocapra dan m. Exarata

Morfologi tanaman semanggi

Tanaman semanggi memiliki perakaran tunggang, dengan serabut yang menjalar di


permukaan tanah. Perakatan tersebut mencapai kedalam 60 cm bahkan lebih tergantung
pertumbuhan tanaman. Selain itu, memiliki perbatangan tegak, dan halus dengan tinggi
mencapai 8-20 inchi. Dengan diimbangi percabangan – percangan berwarna kemerahan
mengkilat yang dikelilingi dengan serabur halus berwarna keputihann.

Daun pada tanaman ini memiliki bentuk bulat meruncing di setiap bagiannya dengan tiga
daun dalam satu tangkai. Daun tersebut memiliki warna hijau muda hingga kekuningan
dengan diamter 1 – 1,5 cm bahkan kurang. Selain itu, daun pada tanaman ini saling
berhadapan dengan bentuk yang sama disebur klover.

Manfaat tanaman kemangi

 Digunakan untuk mengobati amendel


 Digunakan untuk mengobati sariawan
 Sebagai obat alternatif batuk dan sesak nafas
 Mengatasi infeksi saluran urine

D. Tanaman Suplir
Tumbuhan suplir merupakan tumbuh-tumbuhan yang berkembang biak dengan spora

 Tumbuhan Suplir dimasukkan dalam golongan tumbuhan paku-pakuan


(Pterydophyta)
 Tumbuhan ini masuk kedalam kelompok Pterydophyta karena sudah dapat dibedakan
antara batang, daun, dan akar (sudah berkormus)
 Pada umumnya hidup di atas tanah dengan cara bergerombol dan mempunyai akar
serabut yang ujung akarnya dilindungi kaliptra.

5
 Kebanyakan hidup di tempat-tempat yang terlindung (shade fern). sedang jenis suplir
lainnya ada yang dapat hidup di lingkungan yang agak terbuka.
 Sebagai tanaman paku tanah, tanaman suplir memiliki cara perkembang biakan yang
cukup menarik dan unik dibandingkan dengan tanaman hias lainnya yang berkembang
biak mealui biji.
 Tanaman suplir berkembangbiak dengan spora.
 Spora tersebut terletak pada permukaan daun sebelah bawah.
 Dan didalam kelompok paku-pakuan letak spora inilah yang membedakan jenis
tanaman paku yang satu dengan tanaman paku lainnya.
 Kepopuleran tanaman suplir sebagai ta naman hias terletak pada bentuk daunnya yang
sangat menarik dan artistik.
 Masing-masing jenis dan kultivar sulplir mempunyai ciri khas dan keistimewaan yang
membedakan antara suplir yang satu dengan yang lainnya.
 Tanaman suplir merupakan salah satu jenis tanaman hias yang digemari dan popular
di Indonesia.
 Untuk daerah tropis sesungguhnya agak ironis apabila setiap jengkal ruang terbuka
yang tersisa di beranda atau halaman rumah tidak dimanfaatkan untuk menumbuhkan
tanaman hias atau pepohonan.
 Karena dedaunan yang hijau memproduksi oksigen yang menyejukkan sekaligus
meneduhkan siang yang gerah, maka rerimbunan tanaman sesungguhnya adalah
pasangan yang paling sesuai bagi teriknya matahari justru demi kenyamanan manusia
dan mahluk hidup lainnya.

DAUN

Daun pada tumbuhan paku suplir beraneka ragam.

 Berdasarkan fungsi daun pada tumbuhan paku suplir ini ada dua macam jenis daun

1. Daun tropophyl (daun untuk fotosintesis saja / Daun steril )


2. Daun sporophyl (daun penghasil spora/ daun fertil ).

 Berdasarkan ukurannya tumbuhan paku suplir ada dua macam jenis daun

1. Daun Makrophyl
6
2. Daun Mikrophyl

Daun Makrophyl

 Ukurannya lebih besar


 Menyirip ganda sampai beberapa kali dengan urat-urat yang bebas, rapat, dan pendek
 Daun yang makrofil (berdaun besar) dengan posisi yang berseling-seling serta daun
yang menyerupai kipas.
 Bentuk daunnya bulat telur (membulat), persegi panjang, delta, jajar genjang, dan
belah ketupat.
 Susunan daun tumpang tindih ,bersirip tunggal, bersirip ganda, ada juga susunan
daunnya pada bagian bawah besar sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga
mirip ekor.
 Tekstur daun biasanya lembut dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku, dan
umumnya berwarna hijau mengkilap.
 Pada bagian daun terdapat tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun).
 Tangkai daun gundul sekitar 10-20 cm.
 Anak daun penempatannya bersaing sepanjang poros sirip.
 Daun memiliki mesofil (daging buah), jaringan bunga karang, jaringan tiang dan
jaringan daun.

AKAR

7
 Akar dari tumbuhan ini merupakan rimpang tegak, yang akar sejatinya semakin
menaik atau memanjat.
 Akar berupa rhizome beruas pendek yang muncul akar-akar berupa serabut.
 Pada ujung akar dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar.
 Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh berupa sebuah sel yang berbentuk bidang
empat, yang kearah luar membentuk sel-sel kaliptra, sedangkan jika menuju kearah
dalam membentuk sel-sel akar.

BATANG

 Batang tanaman suplir hitam mengkilat berduri tegak atau semi tegak dan dijumpai
sisik-sisik yang lunak atau keras.
 Batang bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome) yang terdapat banyak daun
dengan tingginya sekitar 0,25-1,3 m.
 Susunan anatomi batang terdiri dari epidermis, korteks dan stele. Pada ujung batang
terdapat jaringan meristematik yang membentuk akar dan batang.

STRUKTUR BATANG
Dalam penampang melintang batang tampak bagian-bagian:

1. Epidermis : terdapat jaringan penguat.


2. Korteks : banyak mengandung ruang antar sel.

8
3. Silinder pusat : terdiri atas xylem dan floem yang membentuk berkas pengangkut
yang konsentris.

SPORA

 Spora terbentuk di dalam kotak spora atau sporangium sebagai alat reproduksinya
yang terkumpul dalam sorus.
 Sorus yang bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut
insidium yang terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah dan mempunyai annulus
sebagai mekanisme pengeluaran spora.
 Sorus yang masih muda terlindung oleh selaput indusium.
 Paku suplir mempunyai sorus bangun ginjal, jorong atau bangun garis, terletak pada
tepi daun yang terlipat ke bawah berfungsi sebagai indisium.

METAGENESIS

 Siklus hidup tanaman suplir dimulai dari tanaman yang sudah dewasa yaitu ditandai
dengan jatuhnya spora yang telah matang atau melompat ke luar dari kotak spora.
 Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang cocok (tanah yang subur), maka spora itu
akan tumbuh menjadi suatu badan/lembaran hijau yang disebut prothallium
(prothallus).

9
 Prothallus ini biasanya berklorofil, sehingga bisa berasimilasi.
 Sedang untuk mengambil makanannya dari dalam tanah prothallus ini akan
menggunakan rhizoidnya.
 Pada prothallus ini akan terbentuk gametangium yakni berupa antheridia yang
menghasilkan spermatozoid dan archogenium menghasilkan sel telur.
 Selanjutnya dengan perantaraan medium air yang ada disekitar prothallus,
spermatozoid akan bergerak menuju archogonium.
 Pertemuan dua sel kelamin ini akan menghasilkan zigot.
 Kemudian zigot ini akan terus berkembang membelah diri dan akhirnya terbentuklah
sporophit muda.
 Sporophit muda inilah yang akan tumbuh terus menjadi tumbuhan paku yang
kemudian akan menghasilkan spora kembali.

KLASIFIKASI

 Kingdom : Plantae
 Divisio : Pterodophyta
 Classis : Filicinae
 Ordo : Polypodiales
 Familia : Polypodiceae
 Genus : Adiantum
 Spesies : Adiantum cuneatum

E. Paku Purba

Tumbuhan paku adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati
(Tracheophyta), meskipun tumbuhan ini tidak pernah menghasilkan biji untuk berkembang
biak. Tumbuhan paku disebut juga sebagai paku-pakuan atau pakis-pakisan. Dalam bahasa
Inggris tumbuhan ini dikenal sebagai ‘fern’.

Karena reproduksi seksualnya tidak menggunakan biji, kelompok tumbuhan paku


menggunakan spora untuk berkembang biak. Cara perkembangbiakannya ini lebih
menyerupai kelompok organisme lumut dan fungi.

10
Tumbuhan paku dapat ditemukan tumbuh hampir di seluruh dunia, kecuali di daerah bersalju
abadi dan lautan. Tumbuhan paku juga banyak hidup di Indonesia, apalagi sebagian besar
anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah. Di seluruh dunia dikenal hingga
12.000 spesies tumbuhan paku dan sekitar seperempatnya dapat dijumpai di kawasan Malesia
yang mencakup Indonesia.

Ciri-Ciri Tumbuhan Paku

Setelah mengenal pengertian tumbuhan paku, sekarang giliran mempelajari ciri-ciri dari
tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan.

Secara umum, tumbuhan paku dikenal dengan ciri khas daun mudanya yang menggulung
pada bagian ujungnya. Meskipun sebenarnya ciri ini hanya berlaku pada ciri ini sebenarnya
hanya berlaku pada paku leptosporangiatae dan anggota Marattiales. Ciri-ciri morfologi
tumbuhan paku antara lain:

 Memiliki akar, batang dan daun.


 Memiliki pembuluh angkut xilem dan floem.
 Ukuran tumbuhan bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga mencapai setinggi
6 meter.
 Penampilan luar tumbuhan paku beraneka ragam, mulai yang berupa pohon (biasanya
tidak bercabang), semak, epifit, tumbuhan merambat, mengapung di air, hingga
hidrofit.
 Pada paku leptosporangiatae dan anggota Marattiales, daun mudanya memiliki ciri
khas menggulung pada bagian ujungnya dan bersisik.
 Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu tahap sporofit (menghasilkan
spora) dan gametofit (menghasilkan sel kelamin).
 Beberapa jenis tumbuhan paku (seperti anggota Selaginellales dan Salviniales)
memiliki spora jantan yang berukuran lebih kecil (disebut mikrospora) dibandingkan
spora betina (megaspora atau makrospora).
 Tidak menghasilkan bunga, melainkan spora. Spora terdapat di dalam kotak spora
atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus. Sorus-sorus ini
berkumpul di permukaan bawah dari helaian daun.

11
Klasifikasi Tumbuhan Paku dan Contoh Gambarnya

1. Subdivisi psilopsida (paku purba)

Psilopsida adalah tumbuhan paku yang sederhana dan mempunyai susunan cukup sederhana.
Tanaman ini berupa ranting yang bercabang-cabang. Terdapat bulu-bulu halus yang
menyelimuti, berakar serabut halus biasa di sebut akar semu berfungsi juga sebagai perekat
pada tumbuhan lain. Contoh tumbuhan paku ini adalah subdivisi psilopsida ini adalah
Psilotum nudum.

Ciri – ciri psilopsida

 Hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis


 Homospora
 Berdaun mikrofil dan batangnya berklorofil
 Tak memiliki daun sejati

12
2. Berdaun Makrofil

Berdaun Makrofil

Tumbuhan paku berdaun makrofil adalah tanaman paku yang mempunyai daun yang sangat
lebar. Tumbuhan ini sangat mudah di jumpai di berbagai tempat.

Ciri-ciri makrofil

 Memiliki bentuk daun yang besar-besar.


 Pada daunnya terdapat tangkai
 Memiliki tulang daun serta daunnya bercabang.
 Tanaman paku berdaun makrofil telah memiliki diferensiasi sel

Berdaun Makrofil

Tumbuhan paku berdaun makrofil adalah tanaman paku yang mempunyai daun yang sangat
lebar. Tumbuhan ini sangat mudah di jumpai di berbagai tempat.

Ciri-ciri makrofil

 Memiliki bentuk daun yang besar-besar.


 Pada daunnya terdapat tangkai
 Memiliki tulang daun serta daunnya bercabang.
 Tanaman paku berdaun makrofil telah memiliki diferensiasi sel

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh
yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem
transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar
dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat
xilem dan floem). Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi tropofil dan sporofil.

Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang


menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut
tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut
dibedakan antara paku homospora dan heterospora.

14

Anda mungkin juga menyukai