Anda di halaman 1dari 14

TATA NEGARA MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Fiqih Siyasah

Pengampu: Bani Syarif M., M.Ag., LL.M.

Disusun:

1. Anan Aenul Yaqien 1617301097

2. Anis Mukaromah 1617301098

3. Arif Rahman Maliki 1617301099

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN ILMU-ILMU SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PURWOKERTO
BAB I

PENDAHULUAN

Pariode kedua dari masa perkembangan fiqh ini bermula sejak meninggalnya nabi
Setelah nabi Muhammad Saw wafat, pada tanggal 8 juni 632/11H dan berakhir ketika
muawwiyah bin abi sopyan menjabat sebagai khalifah pada tahun 41 H sahabat sebagai
generasi islam pertama, meneruskan ajaran dan misi kerasulan. Berita meninggalnya Nabi
Muhammad Saw merupakan peristiwa yang mengejutkan sahabat. Sebelum jenazah Nabi
dikubur, sahabat telah berusaha memilih penggantinya sebagai pemimpin agama dan
pemimpin negara. Abu Bakar adalah sahabat pertama yang dipilih sebagai pengganti Nabi,
kemudian Abu Bakar diganti oleh Umar bin Khattab, umar bin kattab diganti oleh Usman bin
Affan, dan Usman bin Affan diganti oleh Ali bin Abi Thalib.

Disini kami akan menjelaskan mengenai peradilan terhadap perkembangan hukum


Islam pada masa para sahabat. Ketika para khalifah dihadapkan suatu perkara kepada mereka
dan disuruh memberikan fatwa hukum, maka para khalifah mencari ketentuan hukumnya
dalam Kitaballah, bila tidak menemukan ketentuan hukum dalam al-Qur'an maka mereka
mencarinya dalam sunnah Nabi dan Ijma'.

Pariode ini dikenal sebagai pariode sahabat yang dikan dengan Abu rasyidun.
Urutannya sebagai berikut : Abu bakar adalah khalifah yang pertama yang terpilih menjadi
pengganti nabi SAW, Abu bakar yang diganti oleh umar ibn Al-Khaththab,dan diganti oleh
usman ibn affan dan digantikan oleh ‘Ali ibn Abi thalib .Empat pemimpin diatas dikenal
sebagai Al-Khukafah Ar-Rasyidun(pemimpin yang diridhai. Pada masa ini islam mulai
melebarkan sayapnya dan mengibarkan panji panji islam dalam menjalankan misinya ke
berbagai daerah disekitar jazirah Arab,seperti Iran ,siria,mesir dan diaderah afrika utara dan
belahan dunia lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ketatanegaraan Islam Masa Rasulullah SAW


1. Kondisi sosial Budaya Bangsa Arab Sebelum Islam.
Secara geografis ,Negar Arab di gambarkan seperti empat persegi panjang
bujur sangkar yang berakhir di asia selatan. Negara arab di kelilingi dari berbagai
Negara ,sebelah utara di oleh syiriah ,sebelah timur oleh Nejd ,sebelah selatan oleh
yaman ,dan sebelah barat oleh laut erit. Philips K. Hitty juga mendiskrifsikan luas
negar arab adalah seperempat Negara Negara eropa dan sepertiga negar Amerika
serikat . Negara arab berada di semenanjung Asia bagian barat daya. Luasnya
sepenanjung Arab adalah yang palig besar di dunia adalah 1.027.000 m2 mil.

2. Implikasi Adat Bangsa Arab Sebagai Sumber Hukum


Adat sebagai sumber hukum bangsa arab,terlihatdari system kesukuan yang
digunakan oleh bangsa arab sebelum islam. Sistem kesukuan ini didasarkan pada
pendapat-pendapat anggota suku atau marga dalm komunitas tertentu. Pendapat atau
perilaku komunitas tersebut ,pada akhirnya menjadi sebuah tradisi yang baku pada
setiap suku ataupun ras,yang kemudian dilakukan kembali kepada anggota atau suku
tersebut.Depinisi adat disini berada dlam definisi adat yang di akui dalam islam. Hal
itu terbukti ,dalam analisa Asaf A. A Fyzee, berbagai pola atau system ,seperti
perkawinan,ekonomi,social digunakan dalam menjalankan system kesukuan tersebut.

3. Ijtihad Nabi Muhammad SAW


Secara esensi kedatangan nabi pada masyarakat arab menyebabkan terjadinya
kristalisasi pengalaman baru dalam dimensi ketuhanan yang mempenagruhi segala
aspek kehidupan masyarakat ,termasuk hukum yang digunakan pada masa itu.
Keberhasilan nabi dalam memenangkan kepercayaan abngsa arab pada waktu itu
disebabkan kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab,
sebagian nilai dan budaya Arab pra-islam ,untuk beberapa hal di ubah dan diteruskan
oleh masyarakat Muhammad kedalam tatanan moral islam. Secara geologis ia
merupakan keturunan suku quraisy ,suku yang terkuat dan berpengaruh di arab.
4. Kondisi Hukum Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW.
Pertumbuhan fiqh pada saat ini tidak terhindarkan dari peran Nabi Muhammad
SAW . ,baik sebagai pemimpin keagamaan maupun pemimpin meliter. Pariode
pertumbuhan fiqh atau pariode Nabi adalah: masa ketika fiqh mulai tumbih dan
membentuk dirinya menjelma ke dalam perwujudan. Sumber asasi yang ada dalam
pariode ini adalah AL-Qur’an dan Sunna Rasul. Pada masa nabi terbagi menjadi dua
Pariode, Mekkah dan Madinah. Pariode mekkah berlangsung selama 12 tahun dan
beberapa bulan semenjak wahyu pertama dan hingga nabi berhijrah ke dalam pariode
ini ,nabi telah mencurahkan perhatiannya untuk memperbaiki kepercayaan
masyarakat arab dengan menanamkan aqidah (tauhid) kedalam jiwa mereka serta
memalingkannya dalam memperhamba diri selain Allah. Pariode madinah berlansung
selam 10 tahun ,sejak nabi hijra sampai beliau wafat pada tahun 11 H.
Dalam pariode ini umat islam berkembang dengan pesat ,pengikutnya terus
menerus bertambah .Kemudian di buat peraturan karean masyrakat membutuhkannya
untuk mengatur hubungan masyarakat yang lain ,baik dalm keadaan damai maupun
perang. Analisis G.E Von Grunebaum menjelaskan bahwa diakhir tahun masa nabi
,baik diparide mekka maupun madinah ,beberapa hukum keluarga yang dibentuk
diantarnya:Pembatasan poligami,pengaturan kewarisan dan pembentukan adat yang
religious.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pada Pariode Nabi Muhammad SAW,
keadaan fiqh memang masi sederhana , berupa pengenalan terhadap hukum hukum islam
dalam ruang dan waktu tertentu, paling tidak ada tiga aspek yang bisa ditarik dari proses
pengembangan syariat pada pariode nabi, baik di Mekkah maupun Madinah sebagai
berikut:
a. Metode Nabi SAW, dalam menerapkan Hukum, Banyak hal syari’at islam secara
global, terutama pada pariode Mekkah. Nabi pun tidak banyak menerangkan
perbuatanya itu wajib atau sunnah ,sebagai mana syarat dan rukunya. Ketika Nabi
SAW Sholat para shabat melihat nabi dan menirunya tampa meniru nya dan
menanyakan dalam tata cara
b. Sebagian disyariatkan, sebagian tidak. Ada hukum yang disyariatkan untuk persoalan
yang diahadapi masyarakat ataupun para sahabat.
c. Turunya syariat secara bertahap , Pertama tahapan dalam menerapkan kesatuan
hukum islam seperti,sholat disyariatkan pada malam isra’mi’raj, Kedua, tahapan
berlanjut ,misalnya sholat pada awalnya diwajibkan dua rakaat . Setelah hijrah
kemadinah , Shalat diwajibkan empat rakaat ,terutama penahapan pengharaman
khomar.
Dalam hal ini strategi yang di lakukan oleh Rasulullah adalah dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membangun Masjid
Setibanya di kota Madinah,tugas pertama yang di lakukan oleh Rasulallah Saw.adalah
mendirikan masjid yang merupakan asas utama dan terpenting dalam pembentukan
masyarakat Muslim. Rasulullah menyadari bahwa komitmen terhadap system, akidah
dan tatanan Islam baru akan tumbuh dan berkembang dari kehidupan sosial yang
dijiwai oleh semangat yang lahir dari aktivitas masjid. Kaum muslim akan sering
bertemu dan berkomunikasi sehingga tali ukhuwwah dan mahabah semakin terjalin
kuat dan kokoh.
b. Merehabilitas Kaum Muhajirin
Setelah mendirikan masjid tugas berikutnya yang dilakukan oleh Rasulullah Saw
adalah memperbaiki tingkat kehidupan sosial dan ekonomi kaum Muhajirin
(penduduk Makkah yang berhijrah ke Madinah). Kaum muslimin yang melakukun
hijrah pada masa ini berjumlah sekitar 150 keluarga baik yang sudah tiba di Madinah
maupun yang masih dalam perjalanan dan berada dalam kondisi yang
memprihatinkan karena hanya membawa sedikit perbekalan di kota Madinah.

5. Membangun Konstitusi Negara


Setelah mendirikan masjid dan mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan
kaum Anshar tugas berikutnya yang di lakukan Rasulullah Saw adalah menyusun
konstitusi negara yang menyatakan tentang kedaulatan Madinah sebagai sebuah
negara. Dalam konstitusi negara Madinah ini, pemerintah menegaskan tentang hak,
kewajiban dan tanggung jawab setiap warga Negara baik Muslim maupun non-
Muslim, serta pertahanan dan keamanan negara.
a. Meletakan Dasar-Dasar Sistem Keuangan Negara
Setelah melakukan berbagai upaya stabilitas di bidang sosial, politik serta
pertahanaan dan keamanan negara, Rasulallah meletakan dasar-dasar sistem
keuangan negara sesuai dangan ketentuan-ketentuan Al Qur’an,seluruh paradigma
berpikir di bidang ekonomi serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam di hapus dan di gantikan dengan paradigma baru
yang sesuai dengan nilai-nilai Qurani, yakni persaudaran, persamaan, kebebasan
dan keadilan.
b. Sistem Ekonomi
Seperti di Madinah merupakan negara yang baru terbentuk dengan kemampuan
daya mobilitas yang sangat rendah dari sisi ekonomi.Oleh karena itu,peletakan
dasar-dasar sistem keuangan negara yang di lakukan oleh Rasulallah Saw
merupakan langkah yang sangat signifikan,sekaligus berlian dan spektakuler pada
masa itu, sehingga Islam sebagai sebuah agama dan negara dapat berkembang
dengan pesat dalam jangka waktu yang relatif singkat.
c. Sistem Keuangan Dan Pajak
Sebelum Nabi Muhamad s.a.w diangkat sebagai rasul dalam masyarakat jahilyah
sudah terdapat lembaga politik semacam dewan perwakilan rakyat untuk ukuran
masa itu yang disebut Darun Nadriah. Di dalamnya para tokoh Mekkah
berkumpul dan bermusyawarah untuk menentukan suatu keputusan etika dilantik
sebagai rasul mengadakan semacam lembaga tandingan untuk itu yaitu darul
arqam.

B. Masa Khulafah Rasyidun


1. Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq ra
Pariode dari masa perkembangan fiqh ini bermula sejak meninggalnya Nabi
Muhammad SAW.pada tanggal 8 juni 632/11 dan berakhir ketika Muawwiyah bin abi
sopyan menjabat sebagai kahalifah pada tahun 41 H (680) M. Meninggalnya nabi
merupakan peristiwa yang tidak diharapakan di kota madinah dan tentu saja
mengejutkan para sahabat . Tiga puluh tahun pasca nabi Muhammad SAW. Persoalan
umat muslim pada pariode ini di tangani oleh para sahabat.
Adapun sistem politik Islam pada masa Abu Bakar bersifat “sentral”, jadi
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah, meskipun
demikian dalam memutuskan suatu masalah, Abu Bakar selalu mengajak para sahabat
untuk bermusyawarah. Sedang kebijaksanaan politik yang diilakukan Abu Bakar
dalam mengemban kekhalifahannya yaitu:
a. Mengirim pasukan dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, untuk memerangi kaum
Romawi sebagai realisasi dari rencana Rasulullah, ketika beliau masih hidup.
Sebenarnya dikalangan sahabat termasuk Umar bin Khatab banyak yang tidak
setuju dengan kebijaksanaan Khalifah ini. Alasan mereka, karena dalam negeri
sendiri pada saat itu timbul gejala kemunafikan dan kemurtadan yang merambah
untuk menghancurkan Islam dari dalam.
b. Timbulnya kemunafikan dan kemurtadan. Hal ini disebabkan adanya anggapan
bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka segala perjanjian dengan Nabi
menjadi terputus. Adapun orang murtad pada waktu itu ada dua yaitu:
 Mereka yang mengaku nabi dan pengikutnya, termasuk di dalamnya orang
yang meninggalkan sholat, zakat dan kembali melakukan kebiasaan jahiliyah.
 Mereka membedakan antara sholat dan zakat, tidak mau mengakui kewajiban
zakat dan mengeluarkannya.
c. Mengembangkan wilayah Islam keluar Arab. Ini ditujukan ke Syiria dan Persia.
Untuk perluasan Islam ke Syiria yang dikuasai Romawi (Kaisar Heraklius), Abu
Bakar menugaskan 4 panglima perang yaitu Yazid bin Abu Sufyan ditempatkan di
Damaskus, Abu Ubaidah di Homs, Amir bin Ash di Palestina dan Surahbil bin
Hasanah di Yordan.
Adapun kebijakan di bidang pemerintahan yang dilakukan oleh Abu Bakar
adalah:
a. Pemerintahan Berdasarkan Musyawarah
Apabila terjadi suatu perkara, Abu Bakar selalu mencari hukumnya dalam kitab
Allah. Jika beliau tidak memperolehnya maka beliau mempelajari bagaimana
Rasul bertindak dalam suatu perkara. Dan jika tidak ditemukannya apa yang
dicari, beliaupun mengumpulkan tokoh-tokoh yang terbaik dan mengajak mereka
bermusyawarah.
b. Amanat Baitul Mal
Para sahabat Nabi beranggapan bahwa Baitul Mal adalah amanat Allah dan
masyarakat kaum muslimin. Karena itu mereka tidak mengizinkan pemasukan
sesuatu kedalamnya dan pengeluaran sesuatu darinya yang berlawanan dengan
apa yang telah ditetapkan oleh syari’at. Mereka mengharamkan tindakan penguasa
yang menggunakan Baitul Mal untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi.
c. Konsep Pemerintahan
Politik dalam pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan sendiri kepada rakyat
banyak dalam sebuah pidatonya : “Wahai manusia ! Aku telah diangkat untuk
mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantara
kamu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, maka bantulah
(ikutilah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah ! orang yang kamu
anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak daripadanya.
Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat
mengembalikan hak kepadanya.
d. Kekuasaan Undang-undang
Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri beliau diatas undang-undang. Beliau
juga tidak pernah memberi sanak kerabatnya suatu kekuasaan yang lebih tinggi
dari undang-undang. Dan mereka itu dihadapan undang-undang adalah sama
seperti rakyat yang lain, baik kaum Muslim maupun non Muslim.

2. Masa Umar bin Khatthab ra


Dalam masa pemerintahannya, Umar telah membentuk lembaga-lembaga yang
disebut juga dengan ahlul hall wal aqdi, di antaranya adalah:
a. Majelis Syura (Diwan Penasihat), ada tiga bentuk:
 Dewan Penasihat Tinggi, yang terdiri dari para pemuka sahabat yang terkenal,
antara lain Ali, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Muadz bin Jabbal, Ubay bin
Kaab, Zaid bin Tsabit, Tolhah dan Zubair.
 Dewan Penasihat Umum, terdiri dari banyak sahabat (Anshar dan Muhajirin)
dan pemuka berbagai suku, bertugas membahas masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan umum.
 Dewan antara Penasihat Tinggi dan Umum. Beranggotakan para sahabat
(Anshar dan Muhajirin) yang dipilih, hanya membahas masalah-masalah
khusus.
b. Al-Katib (Sekretaris Negara), di antaranya adalah Abdullah bin Arqam.
c. Nidzamul Maly (Departemen Keuangan) mengatur masalah keuangan dengan
pemasukan dari pajak bumi, ghanimah, jizyah, fai’ dan lain-lain.
d. Nidzamul Idary (Departemen Administrasi), bertujuan untuk memudahkan
pelayanan kepada masyarakat, di antaranya adalah diwanul jund yang bertugas
menggaji pasukan perang dan pegawai pemerintahan.
e. Departemen Kepolisian dan Penjaga yang bertugas memelihara keamanan dalam
negara.
Pengembangan Islam Sebagai Kekuatan Politik
Periode kekhalifahan Umar tidak diragukan lagi merupakan “abad emas”
Islam dalam segala zaman. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti langkah-langkah
Rasulullah dengan segenap kemampuannya, terutama pengembangan Islam. Ia bukan
sekedar seorang pemimpin biasa, tetapi seorang pemimpin pemerintahan yang
professional. Ia adalah pendiri sesungguhnya dari sistem politik Islam. Ia
melaksanakan hukum-hukum Ilahiyah (syariat) sebagai code (kitab undang-undang)
suatu masyarakat Islam yang baru dibentuk. Maka tidak heran jika ada yang
mengatakan bahwa beliaulah pendiri daulah islamiyah (tanpa mengabaikan jasa-jasa
Khalifah sebelumnya).
Khalifah Umar bukan saja menciptakan peraturan-peraturan baru, beliau juga
memperbaiki dan mengadakan perbaikan terhadap peraturan-peraturan yang perlu
direvisi dan dirubah. Umpamanya aturan yang telah berjalan tentang sistem
pertanahan, bahwa kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu
yang didapat dengan berperang. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus
tetap dalam tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini diadakan pajak
tanah (al-kharaj). Di samping itu, Umar juga mengadakan “dinas malam” yang
nantinya mengilhami dibentuknya as-syurthah pada masa kekhalifahan Ali.
Disamping itu Nidzamul Qadhi (departemen kehakiman) telah dibentuk, dengan
hakim yang sangat terkenal yaitu Ali bin Abu Thalib.
Mengenai ilmu keislaman pada saat itu berkembang dengan pesat. Para ulama
menyebarkan ke kota-kota yang berbeda, baik untuk mencari ilmu maupun
mengajarkannya kepada muslimin yang lainnya. Hal ini sangat berbeda dengan
sebelum Islam datang, dimana penduduk Arab, terutama Badui, merupakan
masyarakat yang terbelakang dalam masalah ilmu pengetahuan. Buta huruf dan buta
ilmu adalah sebuah fenomena yang biasa.
Ahli-ahli kebudayaan membagi ilmu Islam menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Al ulumul islamiyah atau al adabul islamiyah atau al ulumun naqliyah atau al ulumus
syariat yang meliputi ilmu-ilmu Quran, hadis, kebahasaan (lughat), fikih, dan sejarah
(tarikh).
2. Al adabul arabiyah atau al adabul jahiliyah yang meliputi syair dan khitabah (retorika)
yang sebelumnya memang telah ada, tapi mengalami kemajuan pesat pada masa
permulaan Islam.
3. Al ulumul aqliyah yang meliputi psikologi, kedokteran, tehnik, falak, dan
filsafat.Pada saat itu, para ulama berlomba-lomba menyusun berbagai ilmu
pengetahuan karena:Mereka mengalami kesulitan memahami Al Qur’an, Sering
terjadi perkosaan terhadap hukum, Dibutuhkan dalam, istimbath (pengambilan)
hukum dan Kesukaran dalam membaca Al Qur’an.
4. Masa Utsman bin Affan ra
Pendapatnya bahwa istri yang di cerai ole suaminya yang sedang sakit,
Kemudian suaminya meninggal dunia karena sakit tersebut ,mendapatkan harta
pusaka ,baik ia istri dalam waktu tunggu maupun tidak. Sementara pendapat lain
bahwa perempuan tersebut mendapatkan harta pusaka apabila suaminya meninggal
dalam waktu tunggu :Tetapi apabila suaminya meninggal setelah waktu tunggu istri
tersebut tidak mendapatkan harta pusaka ,Selain itu Utsman Bin affan membuat
mushaf AL-Qur’an yang dikenal sebagai mushaf utsmani.Dan ma utsman ini
mendirikan beberapa bangunan buat pertahanan diantaranya:
a. Pembangunan Angkatan Laut
Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana Khalifah
Ustman untuk mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Untuk sampai ke daerah
tersebut harus melalui lautan. Oleh karena itu atas dasar usul Gubernur di daerah,
Ustman pun menyetujui pembentukan armada laut yang dilengkapi dengan
personil dan sarana yang memadai. Pada saat itu, Mu’awiyah, Gubernur di Syiria
harus menghadapi serangan-serangan Angkatan Laut Romawi di daerah-daerah
pesisir provinsinya. Di samping itu, serangan yang dilakukan oleh bangsa Romawi
ke Mesir melalui laut juga memaksa ummat Islam agar segara mendirikan
angkatan laut. Bahkan pada tahun 646 M, bangsa Romawi telah menduduki
Alexandria dengan penyerangan dari laut.
Selain itu Usman ibn Affan membuat mshaf Al-Qur’an yang di kenal
dengan msuhaf utsmany ,maka pada masa khalifah abdul malik bin marwan Al-
Qur’an diberi tanda sakal dan titk atas jasa Abu Aswad Adauly. dan hadist di
kodifikasi pada masa khalifah umar bin Abdul Aziz. Khalifah ini termasyur karena
ketakwaannya dalam menjalankan pemerintahannya, Para ahli sejarah
menyejajarkan dengan pemerintah ortodoks Abu bakar dan umar.

5. Masa Ali bin Abi Thalib ra


Setelah Ali dibaiat menjadi Khalifah, ia mengeluarkan dua kebijaksanaan
politik yang sangat radikal yaitu:
a. Memecat kepala daerah angkatan Ustman dan menggantikan dengan gubenur
baru.
b. Mengambil kembali tanah yang dibagi–bagikan Ustman kepada famili–familinya
dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah.
Diantara pendapat Ali Bin Abi thalib berpendapat bahwa: Pertama: dalam al-
qur’an terdapat larangan minuman khamar yang keharamannya ditetapkan secara
beransur-ansur. Kedua: Seorang menikah dengan seorang perempuan kemudian ia
akan melakukan perjalanan tampa membawa istrinya . Menanggapi kebijakan yang
dilakukan okleh Ali tersebut, ada yang berpendapat bahwa kebijaksanaan Ali itu
terlalu radikal dan kurang persuasive, sehingga menimbulkan perlawanan politik dari
gubenur khususnya gubenur Syiria (Bani Ummayyah) yang tidak mau tunduk pada
Khalifah Ali, terbukti ia menolak kehadiran gubenur yang baru diangkat Ali.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa khalifah di atas yang kami uraiakan disini kami dapat
menyimpulkan bahwa, Ketika para khalifah dihadapkan suatu perkara kepada mereka dan
disuruh memberikan fatwa hukum, maka para khalifah mencari ketentuan hukumnya
dalam Kitaballah, bila tidak menemukan ketentuan hukum dalam al-Qur'an maka mereka
mencarinya dalam sunnah Nabi dan Ijma'. Seperti Abu Bakar, umar, atau dengan
menyumpah pembawa sunnah tersebut atas kebenarannya sebagaimana yang dilakukan
Ali bin Abi Thalib. Pada periode ini, para Qadli belum mempunyai sekretaris atau catatan
yang menghimpun hukum-hukum produk Qadlanya, karena Qadli lah yang melaksanakan
sendiri segala keputusan yang dikeluarkannya, demikian juga qadli pada masa itu belum
mempunyai tempat kusus (Gedung Pengadilan), sehingga mula-mula seorang qadli hanya
berada di rumah, kemudian pihak-pihak yang berpekara itu datang kerumahnya, lalu
diperiksa dan diputuskan disitu juga. sistem pemerintahan dan ketatanegaraan dalam
Islam bukanlah teokrasi, bukan pula aristokrasi. Dalam Islam segala urusan harus
diselesaikan, dan penyelesaiannya adalah dengan cara yang bijak dan disebut sebagai
sistem syura.
Sebagai sahabat Nabi, hal-hal yang berkaitan dengan politik (ketatanegaraan)
tentu bisa menjadi panutan kita. Abu Bakar dan Umar memang sosok Negarawan yang
ideal, adapun kebijakan kebijakan mereka antara lain: Penjagaan agama, penuntasan
masalah zakat, Pembentukan administrasi Negara dan pendistribusian, Pengangkatan para
hakim, Pembentukan lembaga keuangan dan pemberian tunjangan. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya, masjidlah yang dijadikan tempat untuk menyelesaikan segala
sengketa dimana fungsi masjid yang sebenarnya tidaklah sebatas hanya untuk melakukan
sembahyang saja, tetapi merupakan pusat bagi pemecahan segala urusan sosial, seperti
pengadilan, pengajaran, dan memecahkan berbagai masalah. Seperti Abu Bakar, umar,
atau dengan menyumpah pembawa sunnah tersebut atas kebenarannya sebagaimana yang
dilakukan Ali bin Abi Thalib.
Pada periode ini, para Qadli belum mempunyai sekretaris atau catatan yang
menghimpun hukum-hukum produk Qadlanya, karena Qadli lah yang melaksanakan
sendiri segala keputusan yang dikeluarkannya, demikian juga qadli pada masa itu belum
mempunyai tempat kusus (Gedung Pengadilan), sehingga mula-mula seorang qadli hanya
berada di rumah, kemudian pihak-pihak yang berpekara itu datang kerumahnya, lalu
diperiksa dan diputuskan disitu juga.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al Islam, Juz I, Muktabah al Nahdhah al Mishriah,


Kairo, hal. 526 al.164
Dedi Supriyadi ,M.Ag 2010.Sejarah hukum islam ,Bandung, CV. PUSTAKA SETIA

Anda mungkin juga menyukai