Masa depan Indonesia ditentukan oleh bagaimana cara pandang rakyatnya
pada saat ini. Apakah cara pandang tersebut merugikan atau justru menguntungkan bagi NKRI? Kementerian Pertahanan telah menggelontorkan program Bela Negara sejak beberapa waktu yang lalu. Program ini menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan bernegara agar cara pandang dan tindakan rakyat Indonesia untuk semakin mendarahdagingkan kecintaan terhadap Republik Indonesia melalui seluruh komponen bangsa. Program Bela Negara tentu saja bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya pembelaan terhadap negara, maka warga negara sulit mencapai cita-cita dan segala prospek nya kedepan. Bela Negara senantiasa diawali dengan sentuhan dan siraman psikologis yang menggugah jiwa. Cara ini untuk mendobrak dan merekonstruksi ulang cara pandang yang positif terhadap Negara Indonesia. NKRI adalah harga mati yang menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa untuk menjaganya. Cara pandang yang positif ini menular ke semua lapisan masyarakat, seperti karyawan, masyarakat, buruh pabrik, ibu rumah tangga, kelompok agamawan, guru, pelajar, hingga salah satunya adalah mahasiswa. Bela Negara menjalar ke semua lini masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu unsur dari bagian warga masyarakat Indonesia, mahasiswa sebagai kaum intelek muda yang memiliki peran sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan bangsa ini. Diharapkan dengan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dapat berkontribusi di masyarakat lokal maupun masyarakat internasional. Mahasiswa sebagai warga negara yang sudah cukup dewasa tentu mengerti tentang konsep-konsep yang terkandung dalam Pancasila serta UUD 1945. Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam mempertahankan negara tersebut. Konsep bela negara secara fisik dapat diartikan sebagai langkah warga negaranya untuk mempertahankan negaranya apabila pada suatu ketika negara tersebut mendapat agresi militer dari negara lawan. Sedangkan secara non fisik, konsep bela negara dapat diartikan sebagai upaya dari warga masyarakat (termasuk juga mahasiswa) sebagai upaya berperan serta secara aktif dalam memajukan bangsa dan negara melalui sektor-sektor seperti pendidikan, moral, sosial, maupun peningkatan sejahtera warga masyarakat. Mahasiswa memiliki berbagai cara untuk mengimplementasikan bela negara, salah satunya yaitu dengan memakai batik. Batik merupakan kain khas Indonesia. Indonesia terkenal dengan batiknya yang merupakan salah satu harta nasional Indonesia yang harus dilestarikan dan dijaga. Dengan memakai batik, kita telah mewujudkan salah satu cara untuk bela negara di bidang kebudayaan. Memakai batik di zaman yang telah modern ini bukanlah hal yang kuno karena kita tahu sendiri batik memiliki banyak macam dengan berbagai modelnya. Bela negara tidak harus dengan memakai gencatan senjata atau melakukan perlawanan dengan senjata. Jika kita tidak melestarikan kebudayaan milik Indonesia dan mengabaikannya, maka kita tidak pantas marah jika negara lain mengklaimnya. Memang tidak ada yang melarang untuk belajar budaya luar, akan tetapi sebagai WNI kita juga harus mempertahankan budaya Indonesia. Cara melestarikan budaya Indonesia harus kita pahami dan lakukan dengan baik dan benar. Selain itu, menjadi mahasiswa yang peduli terhadap bela negara dengan tidak sekali-kali menyebarkan informasi yang belum tentu benar, bahkan tidak benar (hoax). Hal itu merupakan salah satu wujud kecil untuk bela negara dengan harapan rakyat Indonesia dapat berpikir lebih kritis dan tidak langsung menerima informasi yang dapat membuat masyarakat gelisah. Di zaman saat ini, berbagai kegaduhan seperti ujaran kebencian dan berita hoax membuat kondisi Indonesia terancam mudah untuk terpecah-belah apabila tidak segera dinetralkan. Hilangnya nilai pemahaman bela negara menjadi salah satu faktor karena jelas bertolak belakang dengan UUD yang mengatur mengenai bela negara. Maka untuk saat ini, sebagai mahasiswa pun perlu meningkatkan pemahaman bela negara menjadi solusi konkret untuk perangi ujaran kebencian dan berita hoax di media masa. Gerakan bela negara untuk memerangi penyebaran paham radikal dan berita bohong difokuskan terhadap anak-anak muda seperti pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan mayoritas pengguna internet dan media sosial saat ini merupakan kalangan muda. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa bela negara juga akan dilaksanakan untuk usia lanjut agar kembali mengingat paham bela negara tersebut. Media sosial kerap kali digunakan untuk ujaran kebencian, penyebaran paham radikal, hinngga penyebaran berita hoax. Sebagai mahasiswa yang mencintai keutuhan NKRI, kita dapat meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan rasa cinta tanah air, serta berperan aktif untuk memajukan bangsa dengan sesuai profesi dan bidangnya masing-masing. Mahasiswa mempunyai kebebasan untuk dapat mengutarakan pendapatnya di muka umum sebagai cerminan bela negara. Sebagai salah satu contohnya adalah sebuah universitas yang tidak menyelenggarakan demonstrasi dalam rangka menolak tegas adanya RUU KPK dan revisi RKUHP namun memberikan pernyataan tegasnya pada Konferensi Pers Mahasiswa. Hal ini dilakukan tanpa mengambil sikap apatis, tetapi berusaha meminimalisir segala resiko. Mahasiswa di universitas tersebut tetap bersuara tanpa menyalahi kode etik mahasiswa yang telah tertera. Karena sebenarnya, walaupun mahasiswa tidak ikut andil dalam longmarch hal itu bukan berarti mahasiswa acuh terhadap kondisi dan keadaan Indonesia sekarang ini. Dan mahasiswa yang ikut andil dalam longmarch pun terkadang belum tentu paham untuk memberi jalan keluar. Semua ada porsinya. Dengan menjadi mahasiswa sebagai salah satu bagian dari masyarakat Indonesia, maka sebagai warga yang baik tentu saja kita harus menjaga negara kita dari berbagai ancaman yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Untuk melindungi NKRI dari berbagai ancaman tersebut, kita perlu sikap membela negara, yang pertama yaitu dengan memiliki sikap toleransi yang tinggi. Jika mahasiswa tidak memiliki sikap toleransi yang tinggi, maka mungkin kita tidak bisa mewujudkan rasa bela negara itu. Indonesia memiliki kebudayaan dengan berbagai suku, ragam, agama, dan rasnya. Jika kita ingin membela negara dan melindungi NKRI maka kita harus melindungi semua yang menjadi bagian dari Indonesia. Maka dari itu, agar terwujud dengan baik, diperlukan sikap toleransi antar sesama masyarakat, jika kita saling hidup rukun ditegah perbedaan yang ada, maka tentu saja bela negara akan lebih mudah untuk terwujud. Yang kedua adalah dengan tidak menjadi mahasiswa provokator, karena terkadang secara tidak sadar, kita ingin membela bangsa Indonesia namun ternyata yang kita lakukan justru menjadi provokator yang akan semakin memperkeruh suasana dan keadaan negara Indonesia. Jika ada suatu kondisi atau konflik tertentu, hendaknya sebagai mahasiswa tidak menjadi provokator hingga membuat suasana menjadi tidak kondusif. Yang terakhir adalah dengan menghormati jasa para pahlawan. Seperti yang kita ketahui, para pahlawan mendapatkan kemerdekaan dengan cara berjuang sampai gugur di medan perang hanya demi kemerdekaan Indonesia. Kita sebagai mahasiswa yaitu penerus bangsa yang tinggal menjalaninya, maka harus menjaga keutuhan kemerdekaan ini dengan mengharumkan nama Indonesia dan terus mengingat jasa para pahlawan. Contoh sikap patriotisme juga harus kita wujudkan dalam bentuk menghormati jasa para pahlawan. Sebagai mahasiswa yang cinta terhadap NKRI, alangkah baiknya juga mengetahui beberapa dasar hukum yang mengatur tentang bela negara, yaitu: 1. UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 Yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” 2. UUD 1945 Pasal 30 ayat 1 Yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara.” 3. UUD 1945 Pasal 30 ayat 2 Yang berbunyi, “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.” Konsep bela negara ini menjadi bagian dari penanaman cara pandang positif tentang bagaimana rakyat Indonesia ambil bagian membela kepentingan bangsa dan negara. Pada akhirnya, penanaman ini akan menentukan seperti apa wajah masa depan Indonesia. Sudah tentu kita berharap Indonesia akan semakin kuat dan disegani oleh kawan dan lawan.