Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PASAR MODAL DAN MANAJEMEN INVESTASI


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :
MANAJEMEN PORTOFOLIO
Dosen Pengampu :
Ana M. Maghfiroh, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1 ES 6 N:


1. SINDA AYU STYANI (12402173623)
2. NANANG ADITIA (12402173629)
3. DESI FITRIANI (12402173637)
4. RAHMA KURNIA PUTRI (12402173641)
5. HATA RIO YULI HIMAWAN (12402173642)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di
dalamya. Makalah ini membahas tentang “Pasar Modal dan Manajemen
Investasi”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Portofolio. Kami berharap semoga pembuatan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terimakasih kepada Bu Ana M.
Maghfiroh, M.Pd., selaku dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang turut
membantu memberikan referensi.
Tiada gading yang tak retak, tiada satupun manusia yang luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kami berharap pemberian maaf yang sebesar-besarnya
atas kekurangan dan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah-
makalah selanjutnya. Semoga apa yang kami usahakan ini kiranya dapat
bermanfaat bagi kami dan para pembaca, Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 14 Februari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHUULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pasar Modal di Indonesia ................................................................. 3
B. Mekanisme Pasar Perdana dan Pasar Sekunder .............................. 16
C. Konsep Manajemen Investasi ........................................................... 19
D. Proses Investasi ................................................................................ 20
BAB II PENUTUP .......................................................................................... 27
A. Kesimpulan .................................................................................... 27
B. Saran .............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 29

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan pasar modal di Indonesia merupakan peran penting dalam
perekonomian untuk peningkatan. Para pelaku dipasar modal telah menyadari
bahwa menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk investasi
untuk memperukat posisi keuanganya. Aktivitas pasar modal yang
merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki peranan yang
penting dalam menumbuh kembangkan perekonomian nasional. Pasar modal
memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi.
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa datang. Dalam proses investasi, menunjukkan bagaimana
pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas,yaitu sekuritas apa
yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi
tersebut dilakukan.
Pasar modal akan memberikan kesempatan pemindahan dana dari mereka
yang keleihan dana ke mereka yang membutuhkannya. Dengan adanya pasar
modal yang menguntungkan, individu akan mendapatkan kepuasan yang
lebih baik pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang
efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang
paling optial. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat
berhargaya di pasar modal.
Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari
pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak perusahaan yang
memerlukan dana. Sedangkan, untuk kasus besar pasar modal
Indoneia,cakupan tujuan dan misi yang di emban pasar modal Indonesia
bersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa Indonesia yang berusaha
untuk menjalankan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan.

3
Dalam dunia bisnis yang sebenarnya hampir sama melakukan investasi
mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Pengembalian dan risiko
memiliki hubungan yang erat dimana semakin besar tingkat pengembalian
yang diharapkan maka akan semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi
dan sebaliknya pula.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan menjelaskan tentang pasar modal di
Indonesia, mekanisme pasar perdana dan pasar sekuder, konsep manajemen
investasi, serta proses investasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pasar modal di Indonesia?
2. Bagaimana mekanisme pasar perdana dan pasar sekunder?
3. Bagaimana konsep manajemen investasi?
4. Bagaimana proses investasi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pasar modal di Indonesia.
2. Memahami mekanisme pasar perdana dan pasar sekunder.
3. Memahami konsep manajemen investasi.
4. Memahami proses investasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PASAR MODAL DI INDONESIA


1. Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
a) Pengertian Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal secara umum bisa diartikan sebagai pasar yang
menjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan
dalam bentuk kongkritnya, produk yang diperjualbelikan dipasar
modal berupa lembar surat-surat berharga di Bursa efek. Bursa efek ini
artinya sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisisr dengan
mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli
sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.
Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani
aliran dana dari pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak
perusahaan yang memerlukan dana. Sedangkan, untuk kasus besar
pasar modal Indonesia, cakupan tujuan dan misi yang di emban pasar
modal Indonesia bersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa
Indonesia yang berusaha untuk menjalankan perekonomian yang
berasaskan kekeluargaan. Dalam mewujudkan tujuan tersebut terdapat
tiga aspek yang ingin dicapai pasar modal Indonesia, yaitu:
1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam
pemilikan saham-saham perusahaan
2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham
3. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan
penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif
Pada dasarnya, pasar modal ini memang merupakan produk
dari sistem perekonomian kapitalis. Sedangkan dalam proses
sosialisasi pasar modal di Indonesia, bertujuan didirikannya pasar
modal sudah disisipi muatan idealisme. Pasar modal Indonesia di
harapkan mampu memberikan alternatif sumber dana eksternal yang
berasal dari masyarakat (investor) bagi perusahaan sehingga nantinya

5
kredit sektor perbankan dapat dialihkan untuk pembiayaan usaha
industri kecil dan menengah.
b) Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal Indonesia sudah di mulai sejak zaman
pemerintahan kolonial Belanda. Perdagangan sekuritas yang dimulai
dengan pendirian Bursa di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912.
Bursa Batavia tersebut merupakan cabang dari Amsterdamse
Effectenbuerus, dan penyelanggaranya adalah Verreniging voor de
Effectenhandel. Sekuritas yang diperjualbelikan adalah saham dan
obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia,
obligasi yang terbitkan pemerintah Hindia Belanda serta sekuritas
Belanda lainnya. Perkembangan bursa efek yang pesat menarik
pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan bursa di Semarang dan
Surabaya pada tahun 1925. Semua anggota bursa adalah perusahaan-
perusahaan swasta Belanda. Sedangkan investornya selain orang
Belanda ada juga orang-orang Arab dan Cina.
Perang Dunia II yang terjadi sekitar tahun 1939, menyebabkan
perkembangan pasar modal terhenti. Bursa efek di Indonesia resmi
ditutup pada tanggal 10 Mei 1940. Tetapi pada tanggal 23 Desember
1940 bursa efek di Jakarta (Batavia) sempat dibuka kembali, walaupun
kemudian ditutup kembali ketika Jepang datang ke Indonesia.
Selanjutnya pasar modal mulai digiatkan dengan dibukanya kembali
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Juni 1952. Pembukaan BEI
tersebut didorong dengan penerbitan obligasi oleh pemerintah
Indonesia pada tahun 1950. Aktivitas pasar modal mulai berkembang
sampai dengan tahun 1958. Kelesuan yang terjadi saat itu di sebabkan
oleh banyaknya warga Belanda yang meninggalkan Indonesia dan
dilakukannya nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda di Indonesia.
Hal ini terjadi sampai dengan berakhirnya masa pemerintahan orde
lama.
Pada masa orde baru, pengaktifan kembali pasar modal
Indonesia dimulai dengan pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal

6
(BAPEPAM) dan pembukaan pasar modal pada 10 Agustus 1977.
Pada awalnya tujuan pengaktifan kembali pasar modal lebih
ditekankan pada asas pemerataan, sehingga kepemilikan saham tidak
jatuh ke tangan segolongan masyarakat tertentu saja. Faktor lambatnya
perkembangan pasar modal Indonesia adalah terlalu besarnya campur
tangan pemerintah. Ditambah lagi adanya deregulasi perbankan pada
tahun 1983, menyebabkan tingkat suku bunga deposito naik, sehingga
investasi dipasar modal menjadi kurang menarik bagi masyarakat.
Selama kurun waktu 1977-1988, hanya 24 perusahaan yang melakukan
emisi saham di bursa efek dengan nilai Rp 129,4 miliar dan tiga
perusahaan melakukan emisi obligasi senilai 535,7 miliar.
Kemudian pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi
seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember
1988, dan paket September 1977, yang bertujuan untuk mengairahkan
perdagangan Bursa Efek di Indonesia. Pada prinsipnya peraturan-
peraturan tersebut merupakan langkah-langkah penyesuaian terhadap
peraturan sebelumnya untuk mendorong pertumbuhan pasar modal
yang sehat dan kuat. Beberapa penyesuaian kebijaksanaan tersebut,
antara lain adalah:
a. Perlindungan terhadap investor dengan mewajibkan persyaratan
keterbukaan (disclosure) yang lebih baik kepada emiten
b. Proses emisi sekuritas yang lebih cepat
c. Upaya pengembangan pasar yang lebih likuid
d. Peningkatan profesionalisme lembaga penunjang
1) Paket Kebijaksaan Desember 1987 (Pakdes 1987)
Paket kebijaksanaan Desember 1987 berisi kebijakan yang
menyederhanakan proses emisi sekuritas, membuka kesempatan
yang lebih luas bagi investor asing. Memperkenalkan adanya
saham atas tunjuk serta memberi kesempatan bagi perusahaan baru
yang belum mempunyai laba untuk mencari modal di Bursa Pararel
Indonesia (BPI).
2) Paket Oktober 1988 (Pakto 88)

7
Paket Oktober 1988 berisi tentang penetapan pajak yang
sama bagi bunga deposito dan dividen saham sebesar 15%.
Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik
investasi di pasar modal. Di samping itu, Pakto 88 juga memuat
tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada sektor
perbankan, sehingga mendorong masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan dananya di pasar modal.
3) Paket Desember 1988 (Pakdes 88)
Paket Desember 1988 merupakan kebijakan pemerintah
untuk memberi kesempatan bagi swasta nasional untuk
menyelenggarakan bursa swasta dan menetapkan sistem company
listed. Dengan adanya sistem tersebut maka perusahaan yang telah
mencatatkan sebagian sahamnya di bursa, dapat mewujudkan
seluruh saham yang di tempatkan dan disektor penuh secara
langsung tanpa melalui penjamin emisi sekuritas.
4) Paket September 1977
Paket September 1977 berisi tentang kebijakan pemerintah
untuk menghapus penentuan batas maksimum pembelian saham
oleh investor asing kecuali bagi saham-saham perbankan, guna
mendorong investor asing melakukan perdagangan pasar modal di
Indonesia. Dengan adanya campur tangan pemerintah melalui
kebijakan pemerintah telah membuat pasar modal Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan
seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan tujuan
peningkatan kelancaran dan efisien perdagangan, BEJ
mengembangan suatu sistem perdagangan yang dikenal dengan
istilah scripless trading atau sistem perdagangan tanpa warkat.
Secara garis besar, sistem perdagangan tanpa warkat adalah sistem
perdagangan yang menyelesaikan transaksinya dilakukan hanya
dengan pemindahbukuan atau book-entry settlement. Artinya, tidak
diperlukan lagi serifikat sekuritas yang secara fisik berpindahan
tangan dari penjual ke pembeli. Seluruh sertifkat sekuritas yang

8
ada akan dikonversikan menjadi data elektronik dan tersimpan
dalam lembaga penyimpanan secara terpusat.
2. Organisasi Pasar Modal Indonesia
Struktur pasar modal Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 8
tahun 1995 tentang pasar modal. Di dalam Undang-Undang tersebut
dijelaskan bahwa kebijakan di pasar modal ditetapkan oleh Menteri
Keuangan. Sedangkan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari
dilaksanakan oleh BAPEPAM.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bapepam-LK menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal.
b. Penegakan peraturan di bidang pasar modal.
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin
usaha, persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang
bergerak di pasar modal.
d. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan dagi Emiten dan
Perusahaan Publik. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak
yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
e. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal.
f. Penyiapan perumusan kebijakandi bidang lembaga keuangan.
g. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
h. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
lembaga keuangan.
i. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga
keuangan.
j. Pelaksanaan tata usaha Badan.1
Berikut ini adalah struktur pasar modal Indonesia.

1
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), Hlm. 62-63
9
a) Bursa Efek
Perusahaan sekuritas bergabung bersama membentuk bursa
efek. Organisasi tersebut mengatur dirinya sendiri dengan
mengeluarkan berbagai peraturan serta memastikan bahwa anggotanya
berperilaku sedemikian rupa sehingga memberikan persepsi positif
tentang pasar modal terhadap masyarakat. Bursa diharapkan dapat
menciptakan kondisi yang dapat mendorong peranan perusahan
sekuritas yang pada akhirnya akan menarik minat investor secara
aman, tertib dan murah di pasar modal.
Kemajuan pasar modal juga ditentukan oleh kualitas dan
efisiensi bursa efeknya. Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009
yang disusun Bapepam merencanakan untuk melakukan penggabungan
BEJ dan BES pada tahun 2008. Dengan adanya penggabungan ini dan
implementasi dari program-program yang terarah, diharapkan dapat
mengembangkan pasar yang lebih terfokus dan terpadu, efisiensi
dalam pengembangan dan pemasaran produk, penghematan biaya
pengembangan teknologi informasi, serta perbaikan infrastruktur
perdagangan.
Sebelum tahun 2007, ada dua bursa efek di Indonesia yang
memperoleh izin usaha perdagangan sekuritas dari Bapepam, yaitu
Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX), dan

10
Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).
Pada tanggal 30 November 2007, BEJ dan BES digabung dan diganti
nama menjadi Buersa Efek Indonesia. Penggabungan bursa efek
bukanlah berita baru dalam pasar modal dunia. Beberapa bursa efek
dunia telah membentuk aliansi dengan bursa lain untuk meningkatkan
efisiensi dan likuiditasnya.2
b) Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP)
Peran LKP adalah melaksanakan kliring dan menjamin
penyelesaian transaksi. LPK menjamin penyelesaian transaksi di bursa
efek dengan bertindak sebagai counter party dari anggota bursa yang
melakukan transaksi. Jaminan tersebut dapat berupa dana, sekuritas
dan jaminan Bank Kustodian untuk menyelesaikan jaminan tertentu.
Jika anggota bursa efek gagal menyelesaikan transaksi maka LKP akan
membeli atau menjual sekuritas dengan menggunakan prinsip
pembayaran dan penyerahan seketika atau sering dikenal dengan
istilah cash and carry.
c) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
LPP merupakan lembaga yang memberikan jasa penitipan
kolektif yang aman dan efisien kepada Bank Kustodian, LKP,
perusahaan sekuritas, serta pemodal institusional. Jasa yang diberikan
harus memenuhi standar internasional dan memberikan keamanan
yang maksimal bagi pengguna LPP.
d) Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau disebut perusahaan sekuritas (securities
companies) adalah perusahaan yang mamiliki satu atau gabungan tiga
kegiatan.3
Perusahaan efek meliputi:
a) Penjamin emisi
Penjamin emisi efek (underwriter) adalah salah satu aktivitas pada
perusahaan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk

2
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 67
3
Ibid, hlm. 69
11
melaksanakan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban
untuk membeli sisa efek yang tidak terjual (full commitment and
non full commitment).
b) Perantara perdagangan efek
Perantara pedagang efek (broken dealer) atau perusahaan pialang
adalah salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan
kegiatan usaha jual-beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak
lain. Di BEI, perusahaan efek yang telah memiliki izin usaha dari
sebagai perantara pedagang efek inilah yang menjadi anggota bursa
setelah memperoleh persetujuan. Perusahaan pialang membeli dan
menjual efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan (order)
investor. Akan tetapi, perusahaan pialang juga dapat melakukan
jual beli efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai
bagian dari investasi portofolio mereka.
c) Manajer investasi
Manajer investor (investment manager) adalah pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau
mengelola Portofolio Investasi Kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku. Orang yang bertindak untuk mengelola
portofolio tersebut disebut sebagai Wakil Manajer Investasi
(WMI).4
e) Lembaga Penunjang
Lembaga penunjang pasar modal merupakan lembaga yang
menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal
yang sehat. Lembaga penunjang tersebut meliputi:
1. Biro administrasi efek (Securities Administration Bureau)

4
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), Hlm. 71
12
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak
dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
2. Bank Kustodian
Bank kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa
penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain,
termasuk penerimaan deviden, bunga, dan hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.
3. Wali amanat
Wali amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang efek bersifat utang.
4. Penasihat Investasi
Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang
memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau
pembelian efek.
5. Pemeringkat efek
Perusahaan pemeringkat efek (rating agencies) merupakan
lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara
emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas
tingkat risiko kredit suatu perusahaan.5
f) Profesi Penunjang
Profesi penunjang pasar modal mempunyai tanggung jawab terutama
dalam membantu emiten dalam proses emisinya. Profesi penunjang
meliputi:
1. Akuntan publik
Membantu emiten dalam menyusun prspektus dan laporan tahunan
sehingga tersaji memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bapepam dan bursa efek.
2. Notaris

5
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 71
13
Berperan ketika emiten, perusahaan sekuritas, dan pihak-pihak
lainnya menyusun anggaran dasar dan kontrak-kontrak kegiatan.
3. Konsultan hukum
Membantu dalam melakukan kegiatannya agar sesuai dan tidak
melanggar ketentuan yang berlaku dan aspek hukum lainnya.
4. Perusahaan penilai
Berperan dalam penentuan nilai wajar atas suatu aktiva perusahaan
dalam proses emisi.
g) Pemodal
Pemodal yang terdiri dari pemodal domestik dan asing,
merupakan pihak yang mempunyai dana yang siap diinvestasikan pada
pasar modal. Peran dalam hal ini pasar modal perlu pembenahan-
pembenahan agar dapat menarik semakin banyak pemodal yang
berinvestasi di pasar modal, sehingga akan semakin menggairahkan
perdagangan di bursa. Pemodal juga dapat dibedakan ke dalam
pemodal perseorangan atau pemodal institusional. Jika pemodal
perseorangan mewakili dirinya sendiri dan dari berbagai profesi seperti
karyawan, pengusaha, ibu rumah tangga, dan sebagainya. Dan untuk
pemodal institusional meliputi asuransi, reksadana, dana pensiun, dan
sebagainya.
h) Emiten
Emiten terdiri dari perusahaan publik dan reksadana. Emiten
merupakan pihak yang mencari dana dengan menjual sekuritas kepada
masyarakat luas melalui pasar modal. Emiten berperan dalam
pengembangan pasar modal melalui keterbukaann informasi,
peningkatan likuidasi sekuritas, pemantauan harga sekuritas dan
menjaga hubungan baik dengan pemodal.
Emiten merupakan sebutan bagi perusahaan yang menerbitkan
saham dan obligasi dan pembelinya adalah masyarakat umum.
Bedanya emiten saham dengan emiten obligasi yaitu jika emiten saham
mereka menjual saham melalui penawaran umum baik penawaran
umum perdana (initial public offering, IPO) kepada investor publik,

14
penawaran kepada pemegang saham yang ada, maupun penawaran
saham berikutnya. Untuk emiten obligasi mereka menjual obligasi
melalui penawaran umum baik IPO maupun penawaran obligasi
berikutnya.6
3. Proses Go Public
Go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang
dilakukan emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan
tata cara yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksanaannya.
Beberapa keuntungan bagi perusahaan yang melakukan go public, yaitu:
a) Diversifikasi
Dengan melakukan go public, maka pemilik perusahaan akan
membagi kepemilikan perusahaan kepada masyarakat yang berminat
untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga pemilik
perusahaan telah membagi risiko yang harus di tanggung jika dia
menjadi pemilik tunggal perusahaan.
b) Meningkatkan Likuiditas
Saham yang tidak ditawarkan untuk umum akan sulit di
perjualbelikan. Kesulitan tersebut tidak akan terjadi pada perusahaan
yang go public.
c) Sebagai Salah Satu Sarana untuk Meningkatkan Modal Perusahaan
Perusahaan yang tidak go public akan kesulitan jika ingin
menambah dana perusahaan melalui penjualan saham baru.
d) Penentuan Nilai Perusahaan
Perusahaan yang go public bisa menentukan cara jelas seberapa
nilai perusahaan dengan melihat besarnya harga saha perusahaan
tersebut di pasar.
Proses go public di BEJ dapat digambarkan seperti berikut ini.

6
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 64
15
Dari gambar di atas, terlihat bahwa proses go public bisa
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses sebelum emisi, pada saat emisi,
dan sesudah emisi. Sebelum melakukan emisi perusahaan melakukan
persiapan-persiapan intern dalam rangka go public. Hal-hal yang perlu
disiapkan adalah:
a) Penetapan rencana pencarian dana melaui go public oleh manajemen
perusahaan.
b) Meminta persetujuan kepada pemegang saham dan melakukan
perubahan anggaran dasar pada saat Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
c) Perusahaan mencari penjamin emisi, profesi penunjan dan lembaga
penunjang untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen.
d) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
e) Kontrak pendahuluan dengan bursa efek.
16
f) Penandatanganan perjanjian-perjanjian emisi.
g) Menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM, sekaligus
melakukan ekspos terbatas di BAPEPAM.
Setelah itu BAPEPAM melakukan proses pengajuan pernyataan
pendaftaran yang telah diajukan oleh emiten. BAPEPAM memberikan
tanggapan terhadap kelengkapan dokumen, kecukupan dan kejelasan
informasi serta aspek keterbukaan dari sisi hukum, akuntansi, keuangan,
dan manajemen. Sebelum dikeluarkan pernyataan bahwa pendaftaran
tersebut efektif, BAPEPAM akan memberikan komentar tertulis dalam
jangka watu 45 hari.
Setelah melakukan persiapan tersebut, maka emiten siap
melakukan emisi yang meliputi emisi di pasar perdana dan pasar reguler.
Pada pasar perdana, sekuritas ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin
sekuritas melalui para agen penjualan yang ditunjuk. Saat itu juga
dilakukan penjatahan saham kepada pemodal oleh sindikasi penjamin
emisi dan emiten. Penjatahan saham adalah pengalokasian sekuritas
pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah sekuritas yang tersedia.
Selanjutnya sekuritas tersebut dapat diperdagangkan di pasar reguler
dengan terlebih dahulu mencatatkan sekuritas tersebut di bursa.
Sesudah melakukan emisi, emiten diwajibkan untuk
menyampaikan laporan secara rutin dan laporan lain menyangkut kejadian
pentin yang terjadi kepada BAPEPAM di BEJ. Laporan tersebut akan
secepatnya dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melalui
pengumuman di lantai bursa dan melalui papan informasi. Informasi ini
nantinya akan berguna bagi pemodal untuk mengetahui kinerja dari
perusahaan.7

7
Zuni Astuti, Investasi dan Pasar Modal, dalam
https://www.academia.edu/36524442/INVESTASI_DAN_PASAR_MODAL_Makalah_Teori_Por
tofolio_dan_Analisis_Investasi, diakses pada 14 Februari 2020, pukul12.17
17
B. MEKANISME PASAR PERDANA DAN PASAR SEKUNDER
1. Pasar Perdana
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual
sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum
menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan
mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail disebut juga
prospektus. Prospektus berfungsi untuk memberikan informasi mengenai
kondisi perusahaan kepada para calon investor, sehingga dengan adanya
informasi tersebut maka investor akan bisa mengetahui prospek
perusahaan di masa datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli
sekuritas yang diterbitkan emiten. Berikut ini adalah proses penawaran
umum di pasar perdana. 2
Profesional dan 1 E BAPEPAM
Lembaga Pendukung M
3
Pasar Modal I
T
E Pasar Modal
N 4

1. Profesional dan lembaga pendukung pasar modal membantu emiten


menyiapkan penawaran umum.
2. Emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM.
3. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
4. Emiten beserta professional dan lembaga pendukung melakukan
penawaran umum di pasar perdana.
Proses perdagangan di pasar perdana dimulai dari tersedianya
peran profesional dan lembaga pendukung pasar modal. Dalam proses
penjualan sekuritas di pasar perdana, salah satu profesi pendukung
pasar modal yang berperan penting adalah penjamin (underwriter).
Penjamin yang ditunjuk oleh perusahaan akan membantu dalam
penentuan harga perdana saham serta membantu memasarkan sekuritas
tersebut kepada calon investor. Dalam praktiknya, ada sebagian
penjamin yang melakukan perjanjian dengan perusahaan untuk
bertanggung jawab terhadap penjualan saham emiten secara
18
penuh/keseluruhan sehingga risiko tidak terjualnya saham emiten akan
ditanggung sepenuhnya oleh penjamin tersebut. Biasanya, risiko yang
ditanggung oleh penjamin tersebut akan bisa dikurangi dengan cara
membentuk sindikasi penjamin.
Profesi dan lembaga penunjang pasar modal lainnya yang berperan
dalam proses penawaran umum di antaranya adalah akuntan publik,
notaris, dan konsultan hukum.
Proses selanjutnya, setelah semua dokumen dilengkapi, emiten
akan menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM). BAPEPAM akan mempelajari dokumen
tersebut dan melakukan evaluasi terhadap tiga aspek, yaitu
kelengkapan dokumen, kejelasan dan kecukupan informasi, serta
pengungkapan aspek manajemen, keuangan, akuntansi dan legalitas.
Setelah mendapat pernyataan pendaftaran efektif dari BAPEPAM
maka emiten bersama dengan profesional dan lembaga penunjang
pasar modal lainnya bisa melakukan penawaran umum dipasar
perdana.8
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah
dicatatkan di Bursa Efek diperjual belikan. Pasar sekunder memberikan
kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek
yang tercatat di bursa setelah terlaksananya penawaran perdana. Di pasar
ini efek-efek diperdagangkan dari satu investor ke investor lain.

Investor Broker Bursa Broker Investor


Beli Beli Efek Jual Jual

Dana
Efek
Prosedur penawaran dan pemesanan effek di pasar sekunder dapat
dijelaskan sebagai berikut :

8
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 74
19
a. Sebelum dapat melakukan transaksi, investor harus menjadi nasabah
disalah satu perusahaan efek.
b. Selanjutnya investor tersebut harus mendepositkan sejumlah uang
tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual
beli saham.
c. Proses perdagangan atau transaksi saham dan obligasi di pasar
sekunder diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.
d. Perdagangan saham di BEI harus menggunakan satuan perdagangan
(round lot) efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) efek.
e. Pesanan jual atau beli oleh para investor dari berbagai perusahaan
sekuritas akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan
(match) antar order tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses
terjadinya transaksi
Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan
perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu,
pasar sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada
perusahaan seperti dalam pasar perdana. Pasar sekunder biasanya
dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa, saham preferen, obligasi,
waran maupun sekuritas derivatif (opsi dan futures). Perdagangan di pasar
sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu pasar lelang (auction
market) atau pasar negosiasi (negotiated market).
1. Pasar Lelang (Auction Market)
Pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas
yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi
fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual menggunakan perantara
broker yang mewakili masing-masing pihak pembeli atau penjual.
2. Pasar Negosiasi (Negotiated Market)
Berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan
berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa
bagi sekuritas.9

9
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 76
20
C. KONSEP MANAJEMEN INVESTASI
1. Definisi Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham
saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga
saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai
imbalan atas waktu risiko yang terkait dengan investasi tersebut.
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau
bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi)
merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor
yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi
yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset finansial
lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures maupun
ekuitas internasional.
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor.
Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor
individual (individual/retail investors) dan investor institusional
(institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu
yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional
biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan
dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun
perusahaan investasi.
Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan
investor (investor’s wealth). Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti
kesejahteraan yang sifatnya moneter bukannya kesejahteraan rohaniah.
Kesejahteraan moneter bisa ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan
yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan di masa
datang.10

10
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 2
21
2. Tujuan Investasi
Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang. Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah
kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan
saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang.
Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki
saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Investor yang
mengurangi konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan
kelebihan dana untuk ditabung. Dana yang berasal dari tabungan tersebut,
jika diinvestasikan akan memberikan harapan meningkatnya kemampuan
konsumsi investor di masa datang, yang diperoleh dari meningkatnya
kesejahteraan investor tersebut. Ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah:
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
b) Mengurangi tekanan inflasi
c) Dorongan untuk menghemat pajak11

D. PROSES INVESTASI
Pemahaman tentang proses investasi meliputi pemahaman tentang
berbagai tahap-tahap yang biasanya dilakukan investor dalam membuat
keputusan investasi. Pemahaman tentang proses investasi terlebih dahulu
memerlukan pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana
mengorganisasikan aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi.
Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus
mengetahui beberapa konsep dasar investasi, yang akan menjadi dasar pijakan
dalam setiap tahap pembuatan keputusan investasi yang akan dibuat.
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman
pola hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi.
Secara umum hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi

11
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 7-9
22
merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar risiko
suatu investasi maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan dari
investasi tersebut dan sebaliknya. Hubungan seperti itulah yang menjawab
pertanyaan mengapa tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang
menawarkan tingkat return yang paling tinggi. Di samping memperhatikan
return yang tinggi, investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang
harus ditanggung.
1. Dasar Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang
diharapkan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Berikut
ini akan dibahas masing-masing dasar keputusan investasi tersebut.
a. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan. Dalam konteks manajemen inveslasi tingkat keuntungan
investasi disebut sebagai return. Adalah suatu hal yang sangat wajar
jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah
diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan
(opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya
pengaruh inflasi.
Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return
yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized
return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang
diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi
atau return aktual merupakan tingkat return yang telah benar-benar
diperoleh investor. Ketika investor menginvestasikan dananya, dia
akan mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode investasi
telah berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return
yang sesungguhnya dia terima. Antara tingkat return yang diharapkan
dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang
dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang
diharapkan dengan return yang benar-benar diterima (return aktual)

23
merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses
investasi. Dengan demikian, dalam berinvestasi di sanping
memperhatikan tingkat return, investor harus selalu
mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi.
b. Risiko
Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang
setinggi-tingginya dari investasi yang dllakukannya. Akan tetapi, ada
hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar
risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya
semakin besar risiko maka semakin besar pula tingkat return yang
diharapkan. Penelitian terhadap return saham dan obligasi di Amerika
yang dilakukan oleh Jeremy J. Siegel Tahun 1992. menemukan bahwa
dalam periode 1802-1990. return saham jauh melebihi return obligasi.
Kelebihan return saham atas return obligasi tersebut disebut juga
sebagai equity premium. Salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya fenomena equity premium trrsebut adalah adanya fakta
bahwa risiko saham lebih tinggi dari risiko obligasi.
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang
berbeda dengan return yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi pada
umumnya dan ilmu investasi pada khususnya terdapat asumsi bahwa
investor adalah makhluk yang rasional. Investor yang rasional tentunya
tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko. Investor yang
mempunyai sikap enggan terhadap risiko seperti ini disebut sebagai
risk-averse investors. Investor seperti ini tidak akan mau mengambil
risiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan
return yang layak sebagai kompensasi terhadap risiko yang harus
ditanggung investor tersebut.
Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada
preferensi investor tersebut terhadap risiko. Investor yang Iebih berani
akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh
harapan tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya,
investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi,

24
tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu
tinggi.
c. Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan
Seperti telah dijelaskan di atas, hubungan antara risiko dan return
yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linear.
Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return
yang diharapkan atas aset tersebut. demikian sebaliknya. Gambar
berikut ini menunjukkan hubungan antara return yang diharapkan dan
risiko pada berbagai jenis aset yang mungkin bisa dijadikan allernatif
investasi.

Garis vertikal dalam gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat


return yang diharapkan dari masing-masing jenis aset, sedangkan garis
horizontal memperlihatkan risiko yang ditanggung investor. Titik RF
pada gambar di atas menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-free
rate). untuk selanjutnya akan ditulis sebagai RF. RF dalam gambar di
atas menunjukkan satu pllihan investasi yang menawarkan tingkat
return yang diharapkan sebesar RF dengan risiko sebesar 0. Dalam
gambar tersebut obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah terlihat
mempunyai risiko yang cenderung rendah dan tingkat return
diharapkan yang juga tidak lerlalu tinggi. Sedangkan di sisi lain jika
kita berinvestasi pada kontrak futures misalnya, sesuai dengan gambar

25
di atas, terlihat bahwa risiko yang harus ditanggung tergolong sebagai
risiko yang tinggi, dengan tingkat return diharapkan yang tinggi pula.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pola hubungan antara risiko dan
return yang diharapkan adalah bahwa risiko dan return yang
diharapkan mempunyai hubungan yang searah dan linear. Artinya,
semakin tinggi risiko suatu aset, semakin tinggi pula tingkat return
yang diharapkan dari aset tersebut, demikian sebaliknya.
2. Proses Keputusan lnvestasi
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari
lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai
keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi
melipuli lima tahap keputusan. yaitu sebagai berikut.
a. Penentuan tujuan investasi.
b. Penentuan kebijakan investasi.
c. Pemilihan strategi portofolio.
d. Pemillhan aset dan pembentukan portofolio.
e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.
a) Penentuan tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah
menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi
masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor
yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, investor yang berupa
sebuah lembaga dana pensiun (institutional investor) yang bertujuan
untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya di
masa depan mungkin akan memillh investasi pada portofolio reksadana
karena berharap bahwa investasi pada reksadana akan memberikan
pendapatan yang relalif lebih pasti dibanding investasi pada saham.
Sedangkan bagi institusi penyimpan dana, seperti bank mempunyai
tujuan unluk memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya
investasi yang dikeluarkan. Mereka biasanya lebih menyukai investasi
pada sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran

26
kredit yang lebih berisiko, tetapi memberikan harapan return yang
tinggi.
b) Penentuan kebijakan investasi
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk
memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai
dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision).
Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas-kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estate
ataupun sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan
berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi, seperti
seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana
tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.
c) Pemilihan strategi portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua
tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu
strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio
aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-
teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang
lebih baik. Strategi porofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada
portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi
pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap
pasar dan direfleksikan pada harga saham.
d) Pemilihan aset dan pembentukan portofolio
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah
pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini
memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan
dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi
portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return
diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau
sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat
risiko terendah.
e) Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

27
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan
investasi. Meskipun demikian., salah kaprah jlka kita langsung
mangatakan bahwa tahap ini adalah tahap terakhir karena sekali lagi,
proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya, apabila tahap
pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya
kurang baik maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari
tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi
yang paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini
melipuli pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil
pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses
benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap
indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja
portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja portofolio lainnya
(portofolio pasar).
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan kelima tahap-
lahap yang ada dalam proses keputusan investasi. Dalam gambar
tersebut terlihat bahwa tahap-tahap dalam proses keputusan investasi
merupakan proses yang berkesinambungan (on going process). terdiri
dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus.12

12
Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teoti Dan Aplikasi, (Yogyakarta: KANISIUS,
2010), hlm. 9-16
28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pasar modal di Indonesia sudah dimulai pada masa pemerintahan Kolonial
Belanda, dimulainya perdagangan sekuritas dengan adanya pendirian
Bursa di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912.
2. Mekanisme pasar perdana:
a. Profesional dan lembaga pendukung pasar modal membantu emiten
menyiapkan penawaran umum.
b. Emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM.
c. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
d. Emiten beserta professional dan lembaga pendukung melakukan
Mekanisme pasar sekunder :
a. investor harus menjadi nasabah disalah satu perusahaan efek.
b. investor tersebut harus mendepositkan sejumlah uang tertentu
c. Proses perdagangan atau transaksi saham dan obligasi di pasar
sekunder diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.
d. Perdagangan saham di BEI harus menggunakan satuan perdagangan
(round lot) efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) efek.
e. Pesanan jual atau beli oleh para investor dari berbagai perusahaan
sekuritas akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan
(match) antar order tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses
terjadinya transaksi
3. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang.
4. Proses/ahap-tahap keputusan investasi melipuli lima tahap keputusan.
yaitu sebagai berikut: penentuan tujuan investasi, penentuan kebijakan
investasi, pemilihan strategi portofolio, pemillhan aset dan pembentukan
portofolio, dan pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

29
B. Saran
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan
dan semoga makalah ini dapat menanamkan ilmu tentang Pasar Modal dan
Manajemen Investasi. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar
ada kritik dan saran dari semua pihak.

30
DAFTAR PUSTAKA

Tendelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: Kanisius.
Astuti, Zuni. 14 Februari 2020. Investasi dan Pasar Modal.
https://www.academia.edu/36524442/INVESTASI_DAN_PASAR_MODAL_Mak
alah_Teori_Portofolio_dan_Analisis_Investasi, (diakses tanggal 14 Februari 2020).

31

Anda mungkin juga menyukai