1
[LAPORAN PEMODELAN]
1. 1 PEMODELAN GELOMBANG
1.1.1 Data Angin
Data angin digunakan sebagai data masukan perhitungan tinggi gelombang yang terjadi di
lokasi pekerjaan. Data angin yang digunakan adalah data angin dari Stasiun Meteorologi
Kijang Kota Tanjung Pinang. Dalam pekerjaan ini digunakan data angin dengan rentang
waktu 10 tahun (2008-2017). Selengkapnya, arah angin di daerah lokasi digambarkan dalam
sebuah diagram mawar angin (windrose).
2
[LAPORAN PEMODELAN]
Lfi
Lfi . cos i
cos i
Dimana,
Lfi = panjang fetch ke-i
i = sudut pengukuran fetch ke-i
i = jumlah pengukuran fetch
Jumlah pengukuran “i” untuk tiap arah mata angin tersebut meliputi pengukuran-
pengukuran dalam wilayah pengaruh fetch (22,5° searah jarum jam dan 22,5° berlawanan
arah jarum jam dari masing-masing arah mata angin). Hasil perhitungan fetch efektif pada
lokasi studi diberikan pada gambar berikut ini:
3
[LAPORAN PEMODELAN]
Tanjung Pinang
Arah Effective Fetch (m)
Selatan 10,617.34
Barat Daya 16,646.70
Barat 16,068.31
Barat Laut 6,934.54
Utara 2,855.35
Pembentukan gelombang di perairan dalam (deep water waves) dianalisa dengan formula-
formula berikut. Prosedur peramalan ini berlaku untuk kondisi gelombang tidak terbentuk
penuh (non-fully developed sea), baik untuk kondisi fetch terbatas (fetch limited condition),
maupun kondisi durasi terbatas (duration limited condition). Dalam bentuk bagan alir,
metode peramalan gelombang disajikan pada Gambar berikut.
Start
23 23
gF UA Yes gt gF No
t c 6 8.8 2 t (Non Fully 6 8.8 2 7.1 5 x1 04 (Fully
U g UA U
A Developed) A Developed)
No
(Duration Limited)
Yes 32
gt UA
2
(Fetch Limited)
Fmin
6 8.8 U A g
F Fmin
12
U A g F
2 2
UA
H m0 0.0 0 1 6 H m0 0.2 4 3 3
g U A 2 g
13
U A g F UA
T p 0.2 8 5 7 T p 8.1 3 4
g U A 2 g
Finish Finish
Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Peramalan Gelombang Berdasarkan Data Angin
4
[LAPORAN PEMODELAN]
- Analisis frekuensi gelombang rencana dengan metode yang digunakan terdiri dari
beberapa distribusi yaitu Log Normal, Log Pearson III dan Gumbell. Analisis frekuensi
adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata-rata sekali setiap N tahun atau dengan
perkataan lain tahun berulangnya N tahun.
- Pemilihan distribusi yang sesuai dari beberapa distribusi tersebut untuk memberikan
nilai gelombang rencana.
-
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing distribusi frekuensi yang digunakan pada
tahap diatas:
A. Distribusi Log Normal
Suatu nilai acak X memiliki fungsi distribusi Log Normal apabila nilai dari fungsi probabilitas
denstitasnya seperti persamaan dibawah ini (Ochi 1992).
1 ln x 2
f ( x) exp ; 0 x
x 2 2 2
Distribusi Log Normal memiliki 2 parameter statistik yaitu dan σ2. Nilai dari parameter
dan σ2 adalah suatu nilai logaritmik dari variabel acak X yang terdistribusi sebagai rata-rata
dan varian σ2. Persamaan dari nilai rata-rata dan varian dari distribusi Log Normal adalah
sebagai berikut:
2
Ex exp
2
Var x exp 2 2 exp 2 1
5
[LAPORAN PEMODELAN]
x 1 exp x
f ( x) , y log( x)
Dimana:
2
s 2
x ,
s
C ( y )
y sx
C. Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel berasal dari Distribusi Nilai Asimtot Ekstrim Tipe I dan merupakan fungsi
distribusi kumulatif sebagai berikut (Ochi 1992):
x u
F ( x) P( X x) exp
6
[LAPORAN PEMODELAN]
Fungsi distribusi yang paling sesuai dapat dipilih berdasarkan: (1) pengamatan visual, dan (2)
nilai error (= perbedaan antara data dan perhitungan).
∑( )
√
Tabel 1.4 Tinggi gelombang (m) ekstrem di Pulau Tanjung Pinang (Distribusi Gumbel,Log Person dan Normal)
Selatan Barat Daya
Tahun Log Log Log Log
Gumbel Gumbel
Pearson Normal Pearson Normal
2 0.37 0.57 0.41 0.45 0.66 0.50
5 0.49 1.10 1.10 0.62 1.21 1.21
10 0.57 1.30 1.46 0.73 1.41 1.58
25 0.68 1.46 1.85 0.88 1.58 1.97
50 0.75 1.54 2.10 0.98 1.66 2.23
100 0.83 1.60 2.33 1.09 1.72 2.45
stdev 0.17 0.39 0.71 0.24 0.39 0.72
Utara
Tahun Log Log
Gumbel
Pearson Normal
2 0.15 0.36 0.17
5 0.20 0.99 0.98
10 0.23 1.22 1.41
25 0.27 1.41 1.86
50 0.30 1.50 2.16
100 0.33 1.57 2.42
stdev 0.07 0.45 0.83
7
[LAPORAN PEMODELAN]
Berdasarkan tabel di atas maka metode Gumbel memiliki standard deviasi paling kecil
sehingga di gunakan lebih lanjut untuk perhitungan periode dan panjang gelombang. Tabel
Tinggi Gelombang sesuai Kala Ulang, untuk keperluan analisa diambil kala ulang 50 tahun
(kemungkinan terjadi gelombang 50 tahun sekali), dengan tinggi gelombang pada perairan
sekitar depan talud maksimum (H) = 1,00 m, periode (T) = 12,87 det.
Tabel 1.5 Tinggi, periode dan panjang gelombang di Pulau Tanjung Pinang
8
[LAPORAN PEMODELAN]
9
[LAPORAN PEMODELAN]
Tabel 1.8 Nilai elevasi penting muka air terhadap rambu pengamatan
10
[LAPORAN PEMODELAN]
= 2,45 m ≈ 2,50 m
11
[LAPORAN PEMODELAN]
Pelabuhan
Zona 1
Kedalaman
Jenis lapisan tanah & batuan Variasi NSPT Konsistensi Kepadatan
(m)
Sumber : Laporan Hasil Penyelidikan Tanah, PT. Spectra Duta Karya, Batam, Mei 2018
12
[LAPORAN PEMODELAN]
Kedalaman
Jenis lapisan tanah & batuan Variasi NSPT Konsistensi Kepadatan
(m)
Sumber : Laporan Hasil Penyelidikan Tanah, PT. Spectra Duta Karya, Batam, Mei 2018
13
[LAPORAN PEMODELAN]
Kedalaman
Jenis lapisan tanah & batuan Variasi NSPT Konsistensi Kepadatan
(m)
Sumber : Laporan Hasil Penyelidikan Tanah, PT. Spectra Duta Karya, Batam, Mei 2018
14
[LAPORAN PEMODELAN]
15
[LAPORAN PEMODELAN]
16
[LAPORAN PEMODELAN]
Koefisien stabilitas (KD) armor dipengaruhi oleh letak struktur armor dan juga slope yang
diambil sebesar 1:2 (agar struktur lbh stabil), dengan kondisi gelombang sudah pecah
sehingga nilai KD diambil sebagai berikut:
a. Struktur posisi trunk menggunakan armor rough angular (kasar bersudut), K D = 4
b. Struktur posisi head menggunakan armor rough angular (kasar bersudut), K D = 3.2
wr H 3
W
K D ( S r 1) 3 cot q
BJ batu 2.325 T/m3
wr = berat jenis armor (N/m3) 23250 N/m3
ww = berat jenis air 10260 N/m3
H = wahe height 0.93 m
KD = coefficient stability 4
Sr = specific gravity dari armor unit, relatif terhadap air 2.27
cot (q) = slope 2
W = weight primary cover layer (N) 1151.85 N
0.12 ton
Digunakan Batu, weight/unit = 120.00 kg
Vol 0.05 m3
Rad 0.23 m
Diam 0.46 m
17
BJ batu 2.325 T/m3
wr = berat jenis armor (N/m3) 23250 N/m3
ww = berat jenis air 10260 N/m3
[LAPORAN PEMODELAN]
H = wahe height 0.93 m
KD = coefficient stability 4
Sr = specific gravity dari armor unit, relatif terhadap air 2.27
cot (q) = slope 2
W = weight primary cover layer (N) 1151.85 N
0.12 ton
Digunakan Batu, weight/unit = 120.00 kg
Vol 0.05 m3
Rad 0.23 m
Diam 0.46 m
wr H 3
W
K D ( S r 1) 3 cot q
BJ batu 2.325 T/m3
wr = berat jenis armor (N/m3) 23250 N/m3
ww = berat jenis air 10260 N/m3
H = wahe height 0.93 m
KD = coefficient stability 3.2
Sr = specific gravity dari armor unit, relatif terhadap air 2.27
cot (q) = slope 2
W = weight primary cover layer (N) 1439.81 N
0.15 ton
Digunakan Timbunan Batu, weight/unit = 150.00 kg
Vol 0.06 m3
Rad 0.25 m
Diam 0.49 m
18
[LAPORAN PEMODELAN]
19
[LAPORAN PEMODELAN]
Anyaman bambu
20
[LAPORAN PEMODELAN]
Gambar 1.9 : hasil pergerakan/sliding akibat pembebanan, tampak warna merah untuk
lokasi yang paling lemah
21
[LAPORAN PEMODELAN]
Hasil analisa menunjukkan besar Msf = 1,528 > 1,500 (OK), berarti struktur aman terhadap
keruntuhan/sliding.
22
[LAPORAN PEMODELAN]
Sheet Pile
Timbunan batu W: 150 kg/unit
23
[LAPORAN PEMODELAN]
24
[LAPORAN PEMODELAN]
Gambar 1.15 : hasil pergerakan/sliding akibat pembebanan, tampak warna merah untuk
lokasi yang paling lemah.
Hasil analisa menunjukkan besar Msf = 1,647 > 1,500 (OK), berarti struktur aman terhadap
keruntuhan/sliding.
25
[LAPORAN PEMODELAN]
Gambar 1.16 : Hasil analisa diperoleh gaya Lintang Maximum = 100,55 kN/m.
Gambar 1.17 : Hasil analisa diperoleh gaya Aksial Maximum = 37,83 kN/m.
26
[LAPORAN PEMODELAN]
Gambar 1.18 : Hasil analisa diperoleh gaya Momen Maximum = 159,72 kNm.
Dengan perbandingan momen hasil simulasi dengan momen kemampuan struktur sheet
pile, sehingga dapat digunakan tipe sheetpile sbb:
27
[LAPORAN PEMODELAN]
Mu
2,500 (Elv. Rencana)
(HWS)
(MSL)
(LWS)
SEA BED
0.1819 f 'c
min = 0.003
fy
Multimate
Mn = = 20.00 (ton-m)
0.8 =
Mn
a1 = = 5.09 (cm)
fyx0.9xd
a1 x fy
a2 = = 1.00 cm
0.85xfc'xb
Mn
As = = 7.41 cm 2
fy(d-a2/2)
Asmin = (cm 2) 24.13 cm 2
As, dipasang (cm 2) 24.13 cm 2
Tulangan dibutuhkan 7 D 22 @ 110 28
2
Tulangan dipasang D22 @ 10 cm ----> As = 26.61 (cm ) --> OK
min
fy = 0.003
29