PENDAHULUAN
1.4 Pendekatan
Tahap setelah survey dilakukan adalah bagaimana mahasiswa memikirkan suatu ide untuk membangun Bangunan Komersial Multi Fungsi dengan lokasi berada di Jl. Brigjend Katamso yang masih tergolong Urban.
Bagaimana mahasiswa memaksimalkan Bangunan tersebut dengan kondisi eksisting yang ada.
Laporan Perencanaan Bangunan Komersial Multi Fungsi (multi-functional commercial buildings) di Kota Medan ini dibatasi oleh lingkup pembahasan yang terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama
membahas tentang lingkup wilayah yaitu menganalisis lokasi wilayah yang terletak pada pusat bisnis di dalam skala kota (urban). Bagian kedua mengenai lingkup materi, yaitu membahas analisis site dan
perbandingan proses desain yang sudah ada (studi banding atau studi literature). Bagian ketiga adalah mengenai lingkup desain, yaitu pembahasan mengenai keterampilan dalam merencanakan serta merancang
bangunan tunggal/multi massa dengan fungsi campuran, (mixed use), bangunan bertingkat menengah (mid-rise buildings) 5-10 lantai dalam suatu perancangan arsitektural yang menyatu (integrated building) di lokasi
ruang umum (public space) dalam skala kota (urban).
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang perencanaan dan latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup/batasan pembahasan, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan laporan.
Berisi uraian mengenai penjelasan detail suatu proyek perancangan meliputi terminologi judul, lokasi site, kriteria pemilihan lokasi, analisis pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak
rancangan, tinjauan fungsi, deskripsi pengguna kegiatan, deskripsi perilaku, deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang, deskripsi persyaratan dan kriteria ruang, dan studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi
sejenis.
Berisi uraian singkat mengenai teori umum yang berkaitan dengan elaborasi tema, meliputi pengertian, interprestasi tema, keterkaitan tema dengan judul, dan studi anding arsitektur yang mempunyai fungsi
sejenis.
BAB IV ANALISIS
Pada bab ini berisi tentang analisi kondisi tapak dan lingkungan (lokasi, kondisi lahan, potensi lahan, peraturan, bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi, dll),
analisis fungsional (ruang, suasana rruang, dan bentuk), analisis teknologi (struktur, konstruksi, utilitas, dan tata lingkungan), analisis dan penerapan tema (pendekatan perancangan), dan kesimpulan.
Bab ini berisi uraian penerapan hasil dari konsep perancangan yang meliputi konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, dan konsep
perancangan utilitas bangunan.
Pada bab ini berisi hasil gambar-gambar hasil rancangan arsitektur yang didigitalkan ke dalam format kertas A3 beserta maket dan poster.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
Medan adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Multi-Functional berarti
memiliki beberapa fungsi. Commercial Buildings atau Bangunan Komersial artinya bangunan yang mempunyai fungsi sebagai pusat perdagangan yang dapat menguntungkan pemilik maupun penggunanya meliputi
perdagangan seperti ruang kantor sewa, hotel, gudang, pertokoan, supermarket, pusat perbelanjaan dan layanan jasa seperti service, laundry, dll.
Jadi, arti Medan Multi-Functional Commercial Buildings adalah “sebagai wadah/tempat pusat perdagangan meliputi sarana pertokoan, sarana perkantoran, sarana rekreasi yang dapat dinikmati oleh
masyarakat di Kota Medan.”
2.2 Lokasi
Lokasi lahan (site) berada di jalan Jl. Brigjend Katamso, Kp. Baru, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 20217.
DAYAT
Kondisi eksisting pada tapak yang sudah kami sepakati yaitu berlokasi pada Jl. Brigjend Katamso, Medan (sebelah Suzuya). Tapak merupakan lahan kosong berupa bekas persawahan, terdapat juga
beberapa pohon dipinggiran lahan dan lahan merupakan tapak yang sudah dibersihkan dan diratakan karena tapak merupakan lahan yang akan dibangun sebuah gedung. Luas lahan berukuran 26.827 m2, sedangkan
luas lahan yang menjadi site dalam perancangan adalah 10.000 m2. Dan untuk data lainnya yaitu sebagai berikut :
- koevisien lantai bangunan (KLB) single unit high rise maksimal 35.
- koevisien dasar bangunan (KDB) single unit high rise nya adalah 70 %.
- garis sepadan bangunan (GSB) yang berada pada Jl. Brigjend Katamso 1,50 m.
- Wilayah perkotaan.
- Akses yang mudah dijangkau dan dijumpai.
- Berdampingan dengan bangunan Suzuya.
- Dan merupakan daerah pertokoan.
Bangunan Komersial Multi Fungsi adalah bangunan yang terdiri dari beberapa fungsi yang diharapkan dapat saling bersinergi dan menjadi suatu integrasi. Perancangannya berupa sarana komersial (pusat
pembelanjaan, tempat rekreasi, restoran dan sebagainya), sarana perkantoran (bank, kantor sewa), sarana ruang luar (ruang promosi, kaki lima), atau fungsi lainnya.
Bangunan Komersial Multi Fungsi mempunyai fungsi dan manfaat sebagai berikut :
- Vitalitas - Keberlanjutan
Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Bangunan Komersial Multi Fungsi (Multi-functional Comersial Buildings) di Kota Medan terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola dan servis.
• Pengunjung
Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Bangunan Komersial Multi Fungsi di Kota Medan yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti :
Berdasarkan golongan :
Berdasarkan asal-usul :
- Lanjut usia
• Penyewa
Penyewa adalah pihak yang menyewa retail-retail yang terdapat dalam bangunan untuk menjual barang dan jasa mereka kepada pengunjung yang datang.
• Pengelola
Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan operasional y ang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu :
Direktur ini dibantu oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada direktur
- Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, pemeliharaan, dan perawatan gedung.
• Servis
Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan. Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan
adalah :
o Berbelanja
o Makan / minum
o Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang bersangkutan )
o Mengadakan publikasi
o Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang ada didalamnya
o menjaga keamanan
Dll
Penyewa Mengatur penyewaan.
-Kiddy land
-Video Game
-Bioskop
-Elektrikal dan
Pengelola Bertanggung jawab, mengatur Listrik, air dan
Mekanikal
Kebersihan.
-Gudang
-Toilet
Tindakan atau aktivitas dari manusia pada suatu ruang itu sendiri mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca, dan sebagainya. Sesuai dengan
perilaku yang dilakukan maka desain ruang menyesuaikan kebutuhan dari setiap perilaku manusia yang bermacam-macam.
Kebutuhan ruang menetapkan macam macam fungsi ruang yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan klien.
- Menetapkan pengguna
- Menetapkan jenis pengguna
- Jumlah pengguna
R. pengelola
R. Karyawan
Toilet
Hall
Kasir
Gudang
R. Diskusi
R. Karyawan
Toilet
Hall
Kasir
Gudang
R. Rapat
R. Karyawan
R. Staf
Toilet
Hall
Gudang
Resepsiones
Kasir
Kaki Lima
Pos Jaga
Sarana Service R. Plambing
R. ME
Janitor
Gudang
Westafle
Dalam fasilitas pertokoan ada beberapa ruang yang diperlukan untuk mendukung fasilitas yaitu ruang penjualan, ruang pengelola, ruang karyawan, toilet, hall, kasir, gudang dan lainnya.
2. Sarana Perkantoran
Dalam fasilitas perkantoran ada beberapa ruang yang diperlukan untuk mendukung fasilitas yaitu ruang pengelola, ruang diskusi, ruang karyawan, toilet, hall, gudang, ruang rapat dan lainnya.
3. Sarana Rekreasi
Dalam fasilitas rekreasi ada beberapa ruang yang diperlukan untuk mendukung fasilitas yaitu ruang pengelola, ruang karyawan, ruang staf, toilet, hall, gudang, resepsiones, kasir dan lainnya.
Dalam fasilitas rekreasi ada beberapa ruang yang diperlukan untuk mendukung fasilitas yaitu ruang pameran, kaki lima, pos jaga dan lainnya.
4. Sarana Service
Dalam fasilitas rekreasi ada beberapa ruang yang diperlukan untuk mendukung fasilitas yaitu ruang plambing, ME, janitor, westafle, gudang dan lainnya.
2.4 Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis “ARTZ Pedegral, Sebuah Pusat Kota Baru di Mexico”
Suatu kawasan pusat kota yang berada di negara Meksiko, Amerika Utara beralamat lengkap Anillo Perif. Blvd. Adolfo
Ruiz Cortines 3720, San Jerónimo Aculco, Ciudad de México, D.F., Mexico. Artz Pedegral merupakan proyek yang dirancang
oleh Sordo Madaleno Acquitectos pada tahun 2012, merupakan a new urban scale project dengan memadukan konsep ramah
lingkungan dan sosial untuk meningkat ruang interaksi publik di dalam pusat kota tersebut. Komponen massa dalam kawasan ini
menggabungkan pengembangan bangunan komersial, perkantoran dan taman pada sekitar bangunan dalam kawasan ini,
dengan hal nya tugas 1A Perancangan Arsitektur 4 memaksudkan mahasiswa mendesain suatu kawasan bangunan mixed use
dengan fungsi yang sama dengan kawasan Artz Pedegral ini.
Artz merupakan lebih dari sekadar proyek, Artz merupakan sebuah ruang yang mengembangkan kota dan juga kualitas
jidup bagi para penggunanya. (Javier Sordo Madaleno Bringas, 2012).
Dirancang untuk menanggapi untuk menciptakan ruang yang berkualitas dibalik pertumbuhan penduduk yang konstan,
Sordo Madaleno Acqitektos memperkenalkan Artz sebagai proyek serba guna yang menjanjikan suatu kawasan yang menjadi ikon di jantung Gambar 1. Kawasan Artz Pedegral New Urban Mexico
(Sumber: archdaily.com)
kota Meksiko. Proyek ini berada dalam lanskap dalam skala urban di lokasi 50.500 m2 dan berdekatan dengan sumbu jalan-jalan utama kota Meksiko.
Setelah melakukan analisis terhadap kawasan ini, diciptakannya ruang berkualitas yang ditempatkan pada bagian tengah kawasan, dirancang taman seluas 5.000 m2 sebagai ruang priordial dan berbentuk
banyak ruang-ruang di tengah kawasan. Didesain dengan vegetasi dan petakan dari bahan organik dan pengairan sebagai cermin dan menciptakan suasana tenang dan sejuk di kawasan tersebut.
Dengan adanya taman besar di tengah kawasan ini sebagai respons untuk kebutuhan kota ini, dengan demikian perancang berkomitmen untuk menghasilkan lingkungan perkotaan terbuka dan interaksi
sosial yang khas dari sebuah kota yang tradisional. Kontak langsung dengan alam menyebabkan matahari,angin dan hujan turun tanpa hambatan ke pusat taman.
Di salah satu sisi taman berdiri tiga tower kantor yang saling terhubung disebut “office park”. di sisi ujung kawasan yang berlawanan berdiri tower untuk perusahaan.
Orientasi menara peruashaan pada kawasan dintegrasikan ke dalam taman agar bangunan dapat bernapas dengan leluasa dan agar perkembangan bangunan komersial di empat tingkat dengan berbagai
restoran,bioskop, layanan dan wilayah komersial. Interior bangunan dirancang dengan baik agar akses dan sirkulasi dapat diperoleh dengan maksimal.
Gambar 3. Akses dan Sirkulasi
(Sumber: archdaily.com)
Mengingat bahwa pengembangan desain terletak pada keunggulan dari material bangunan yaitu dari batuan vulkanik pada daerah itu, bentukproyek ini mengungkapkan geometri tektonik yang mengaca
pada karakteristik dari daerah tersebut. Dengan bentuk yang dirancang secara harmonis pada kawasan tersebut, diharapkan dapat menekankan estetik pada kawasan Artz Pedegral ini.
(Sumber: archdaily.com)
Gambar 5. Diagram pembagian fungsi bangunan
(Sumber: archdaily.com)
Sekitaran kawasan rancangan dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang dilestarikan, serta menghasilkan beberapa tumbuhan sayuran yang dapat mengisolasi tempat tersebut dari sumber kebisingan
akibat letak kawasan ynag berada pada pusat kota.
Dengan maksud untuk meningkatkan rancangan dan memajukan sekitaran kawasan ini, terdapat suatu respons yang signifikan akan perancangan ini yang berasal dari Anilo Periferico yang akan
menyebabkan akses pada lantai dasar setiap bangunan akan sering digunakan. Oleh sebab itu dilakukannya pelebaran jalan untuk lantai dasar dilakukan dan memaksimalkan penempatan area parkir serta
sirkulasi pejalan pada lantai dasar agar tujuan untuk menciptakan bangunan yang bernapas serta menciptakan ruang positif bagi para pengguna dapat terwujud.
(Sumber: archdaily.com)
1. Data-data
Lokasi : Anillo Perif. Blvd. Adolfo Ruiz Cortines 3720, San Jerónimo Aculco, Ciudad de México, D.F., Mexico
Area : 390081.0 m2
(Sumber: archdaily.com)
2. Area Pertokoan
Gambar 8. Area Shopping Center
Gambar 7. Area Shopping Center (Sumber: archdaily.com)
(Sumber: archdaily.com)
Artz Pedegral sebagai ikon di selatan kota Meksiko memiliki fungsi komersial yang dapat memberikan kesenangan bagi para pengunjungnya. Memiliki fungsi komersial dengan tingkat dominan
kedua setelah perkantoran, Artz Pedegral dapat menyumbangkan pendapatan ekonomi yang besar bagi kota Meksiko.
Artz Pedegral memiliki pertokoan retail dan juga sarana mall dengan jumlah tiga buah gedung yang cukup besar memberikan pilihan yang bagus bagi para pengunjung untuk dapat memuaskan
hasrat untuk berbelanjaa dan menghabiskan waktu dengan tidak sia-sia.
(Sumber: archdaily.com)
3. Area Perkantoran
Artz Pedegral juga memiliki fungsi pertokoan yang paling dominan di kawasan ini dengan empat buah tower pada ketiga sisi kawasan tersebut. Kantor pada kawasan Artz Pedegral ini merupakan
kantor yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang juga memanajemen satu kawasan tersebut.
Dengan adanya berbagai macam fungsi dalam suatu kawasan kota tersebut memberikan rasa semangat bagi para pekerja kantor yang bekerja di sana. Memilikifungsi komersial,rekreasi dan hiburan
serta pada setiap sisi memiliki suatu ikonik bangunan dapat menarik pengunjung yang banyak dalam satu hari nya.
Gambar 10. Tower kantor Gambar 11. Salah satu tower kantor pada Artz
Pedegral
(Sumber: archdaily.com)
(Sumber: archdaily.com)
4. Area Rekreasi
Dalam kawasan pusat kota ini terdapat banyak sarana rekreasi yang dapat memanjakan mata serta memberikan
rasa relaksasi pada pikiran manusia. Memiliki shopping center,taman, serta sarana lainnya yang dapat memberikan
fungsi rekreasi terbaik bagi para pengunjungnya.
Memiliki tiga bangunan sebagai fungsi komersial serta memiliki taman pusat di tengah area Artz Pedegral ini
dapat memberikan rekreasi dan memberikan kesan menyenangkan bagi para pengunjung. Tidak hanya para
pengunjung juga kepada para pekerja kantoran pada kawasan ini juga.
(Sumber: archdaily.com)
Gambar 20. Potongan melintang
(Sumber: archdaily.com)
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian
Dalam tugas laporan ini, kami mengambil tema yang berkaitan dengan bentuk Arsitektur, yaitu menggabungkan antara analogi metafora serta geometri dan bentuk dasar juga mengambil
tema yang berkaitan dengan lingkungan. Adapun pengertian dari setiap tema yang kami gagas adalah sebagai berikut.
Pendekatan analogi berbeda dengan pendekatan secara metafora. Dalam pendekatan metafora suatu objek dideskripsikan terlebih dahulu, untuk selanjutnya diambil inti dari
pendeskripsian tersebut. Inti dari deskripsi itu kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk arsitektur yang benar-banar berbeda dari objek yang dijadikan metafora. Pendekatan ini sering dianggap
kurang berhasil karena banyak orang yang tidak dapat memeahami pesan yang ingin disampaikan.
Hal yang penting dalam analogi adalah persamaan antara bangunan dengan objek yang dianalogikan. Persamaan di sini bukan berarti benar-benar serupa dengan objek dan hanya
diperbesar ukurannya saja, tetapi yang dimaksudkan adalah persamaan berupa pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, analogi menjadi sangat berharga karena sifatnya yang sangat personal,
berarti dapat dipahami oleh setiap orang. Dalam buku Design in Architecture karya Broadbent, pendekatan analogi dibagi ke dalam tiga macam, yaitu analogi personal, analogi langsung, dan
analogi simbolik.
Sementara, menurut menurut Wayne O. Attoe analogi di bagi menjadi 9 macam, yaitu:
a. Analogi Matematika
Analogi yaitu pendeskripsian desain Arsitektur berdasarkan suatu biologis dari suatu objek yang dianalogikan dalam suatu rancangan.
c. Analogi Romantis
Jika ditinjau, arsitektur merupakan karya seni, jadi arsiteknya adalah seniman sehingga ide peranannya menjadi penting. Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional
dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah
emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan
lain-lain).
Beberapa arsitek yang menggunakan analogi romantik dalam karyanya adalah petter Collins, Wayne O’Attoe, am Richardo Porro.
Pendeskripsian desain berdasarkan dari suatu cita rasa ataupun nilai dari suatu makna objek yang ingin dianalogikan menjadi suatu bentuk desain Arsitektur.
e. Analogi Mekanik
Suatu desain Arsitektur merupakan suatu solusi dalam masalah yang dihadapi untuk menciptakan suatu karya yang memberikan keuntungan dan juga kepuasan bagi penggunanya.
Analogi ini merupakan suatu pendeskripsian dari suatu masalah dan menemukan suatu cara untuk menjadi pemecah masalhnya dan dituangkan dalam bentuk desain Arsitektur.
g. Analogi Adhocis
Analogi adchois dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan langsung dengan cara menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tanpa mengarah ke suatu tujuan/cita-cita
Pedoman apa saja dapat dipakai untuk mengukur rancangan tersebut.
Pendeskripsian desain dari suatu nilai-nilai atau pola-pola yang ada dan kemudian dianalisis menjadi suatu bentuk yang baru ke dalam desain Arsitektur.
i. Analogi Dramaturgi
Analogi ini diambil dari kegiatan yang berada dalam panggung pementasan, dapat diambil daari dua sudut pandang, yaitu:
Dengan menyediakan alat-alat perlengkapan dan kesan-kesan yang diperlukan serta perabot-perabot disusun secara teratur.
Arsitek menyebabkan orang bergerak ke suatu arah dengan memberikan petunjuk-petunjuk visual. Pemanfaatan analogi dramaturgi ini membuat sang arsitek yang bertindak
hampir seperti dalang, mengatur aksi seraya menunjangnya.
Sesuai dengan kondisi lingkungan pada site perancangan, kami mengambil tema ataupun konsep perancangan kami yaitu Arsitektur Tropis.
A. Iklim Tropis
Climate (iklim) berasal dari bahasa Yunani, klima yang berdasarkan kamus Oxford berarti region (daerah) dengan kondisi tertentu dari suhu dryness (kekeringan), angin, cahaya
dan sebagainya. Dalam pengertian ilmiah, iklim adalah integrasi pada suatu waktu (integration in time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfir, yang menjadi karakteristik kondisi
geografis kawasan tertentu”. Sedangkan cuaca adalah “kondisi sementara lingkungan atmosfer pada suatu kawasan tertentu”. Secara keseluruhan, iklim diartikan sebagai “integrasi
dalam suatu waktu mengenai keadaan cuaca” (Koenigsberger, 1975:3).
Kata tropis berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu kata tropikos yang berarti garis balik, kini pengertian ini berlaku untuk daerah antara kedua garis balik ini. Garis balik ini
adalah garis lintan 23027” utara dan garis lintan 23027 selatan.
Iklim tropis adalah iklim dimana panas merupakan masalah yang dominan yang pada hampir keseluruhan waktu dalam satu tahun bangunan “bertugas” mendinginkan pemakai,
dari pada menghangatkan dan suhu rata-rata pertahun tidak kurang dari 200C (Koenigsberger. 1975:3). Menurut Lippsmiere, iklim tropis Indonesia mempunyai kelembaban relatif
(RH) yang sangat tinggi (kadang-kadang mencapai 90%), curah hujan yang cukup banyak, dan rata-rata suhu tahunan umumnya berkisar 230C dan dapat naik sampai 380C pada
musim “panas”.
B. Arsitektur Tropis
Arsitektur tropis adalah suatu desain arsitektur yang disesuaikan dengan iklim lingkungan tropis namun tidak mengesampingkan estetik dan fungsional nya.
Tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari segi material, sirkulasi udara, dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis memilikin iklim dengan panas yang
menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya yang harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis.
Seperti faktor kelembaban, perubahan suhu, kesehatah udara.
Pada bangunan arsitektur tropis juga didukung dengan materialnya yang banyak dengan material lokal dan alami. seperti kayu, bambu, dll. Bukaan untuk bangunan arsitektur
tropis harus memperhatikan arah pencahayaan matahari pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang cukup nyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara yang dirasa akan cukup
sebagai udara yang sehat.
Definisi atau pemahaman tentang arsitektur tropis di Indonesia hingga saat ini cenderung keliru. Arsitektur tropis sering sekali dibicarakan, didiskusikan, diseminarkan
dan diperdebatkan oleh mereka yang memiliki keahlian dalam bidang sejarah atau teori arsitektur. Arsitektur tropis seringkali dilihat dari konteks 'budaya'. Padahal kata 'tropis' tidak
ada kaitannya dengan budaya atau kebudayaan, melainkan berkaitan dengan 'iklim'. Pembahasan arsitektur tropis harus didekati dari aspek iklim. Mereka yang mendalami persoalan
iklim dalam arsitekturpersoalan yang cenderung dipelajari oleh disiplin ilmu sains bangunan (fisika bangunan) akan dapat memberikan jawaban yang lebih tepat dan terukur secara
kuantitatif. Mereka yang dianggap ahli dalam bidang arsitektur tropisKoenigsberger, Givoni, Kukreja, Sodha, Lippsmeier dan Nick Bakermemiliki spesialisasi keilmuan yang
berkaitan dengan sains bangunan, bukan ilmu sejarah atau teori arsitektur.
https://en.wikipedia.org/wiki/Artz_Pedregal
https://www.archdaily.com/898165/the-design-of-artz-pedregal-a-new-urban-center-in-mexico-city-designed-by-sordo-madaleno-arquitectos
http://fennyafrii.blogspot.com/2018/10/kritik-arsitektur-analogi-pemecahan.html
Design in Architecture. Architecture and The Human Science. By Geoffrey Broadbent (London: John Wiley and Sons Inc.,1973) [Pp. XIV + 504]
http://bluestranger1104.blogspot.com/2018/10/analogi-dalam-arsitektur.html