Anda di halaman 1dari 9

RESPON PERTUMBUHAN ANGGREK Cattleya sp.

SETELAH AKLIMATISASI
TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI
KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR

Evi Novianti (1), Agustina Listiawati (2), Asnawati (2)


(1)
Mahasiswa Fakultas Pertanian dan (2) Staf pengajar Fakultas Pertanian
Agroteknologi;Universitas Tanjungpura Pontianak
e-mail: noviantievi23@gmail.com

ABSTRACT

The proper concentration of fertilizers is needed to getting the optimal growing of orchid
seeds. This study aims to determinate the best concentration of liquid organic fertilizer on
the growth of Cattleya sp. after acclimatization. The reseach was conducted at the reseach
house of Agriculture Faculty of Tanjungpura University, start from October 28th, 2017 to
February 12nd, 2018. This study used an experimental method with a Complete
Randomized Design pattern (CRD). The treatment consists of 5 levels concentration of Bio
Sugih liquid organic fertilizer that is: p1= 0,5 ml/l, p2= 1,0 ml/l, p3= 1,5 ml/l, p4= 2,0
ml/l and p5= 2,5 ml/l with 5 replication consisting of 4 sample plants. Variables observed
in this study is: increase in the amount of leaves (strands), increase of leaf length (cm),
increase of leaf width (cm), increase in the amount of roots (strands), increase of root
length (cm) and amount of tillers per plant. The research results showed that aplication of
liquid organic fertilizer at various concentration gave a good growth response on the
length and width of Cattleya leaf after acclimatization. The effective concentration of
liquid organic fertilizer for the growth of Cattleya sp. is 0,5 ml/l.
Kata kunci: Aklimatisasi, Anggrek Cattleya, Pupuk Organik Cair

Pendahuluan
Anggrek merupakan salah satu tujuan komersial karena memiliki nilai
tumbuhan berbunga yang termasuk ekonomi tinggi. Cattleya terkenal sebagai
kedalam keluarga Orchidaceae. Tanaman “ratu anggrek” karena memiliki ukuran
berbunga indah ini tersebar luas di bunga yang besar. Bunga Cattleya
berbagai pelosok dunia, termasuk berpenampilan eksotik dan memiliki warna
Indonesia. Menurut Sandra (2005) terdapat yang beragam, mulai dari ungu, merah tua,
sekitar 20.000 spesies anggrek yang putih, kuning dan hijau. Saat mekar, bunga
tersebar di seluruh dunia 6.000 spesies biasanya mengeluarkan bau yang harum.
diantaranya berada di hutan-hutan Produktivitas anggrek di Kalimantan
Indonesia, selain anggrek spesies dikenal Barat masih harus terus ditingkatkan untuk
juga beberapa anggrek hasil silangan atau memenuhi kebutuhan anggrek dalam
hibrida, diperkirakan 1.000 hibrida baru negeri maupun ekspor, untuk itu perlu
dihasilkan tiap tahun. diupayakan berbagai usaha dalam
Cattleya merupakan salah satu genus penyediaan bibit yang baik dari segi
anggrek yang banyak dibudidayakan untuk kuantitas maupun kualitas. Salah satu

1
metode perbanyakan tanaman yang sering Februari 2018. Adapun alat yang
digunakan untuk memproduksi sejumlah digunakan dalam penelitian ini antara lain:
besar bibit anggrek dalam waktu yang hand sprayer, thermo-hygrometer, pinset,
relatif singkat adalah dengan teknik kultur kawat pengait, timbangan analitik,
jaringan suntikan, penggaris, gunting, baskom,
Bibit anggrek hasil perbanyakan ember, nampan plastik, alat tulis menulis,
dengan kultur jaringan memerlukan suatu alat-alat bangunan dan alat pendukung
tahap penyesuaian terhadap lingkungan lainnya. Bahan yang digunakan dalam
yang baru sebelum ditanam sebagai bibit penelitian ini antara lain: bibit anggrek
dalam pot yang disebut tahap aklimatisasi. botolan, media tumbuh berupa lumut, pot
Aklimatisasi merupakan tahapan terakhir plastik berdiameter 10 cm, air hujan,
yang menentukan keberhasilan shading net 75%, plastik UV, fungisida,
perbanyakan anggrek melalui kultur vitamin B1, pupuk organik cair Bio Sugih.
jaringan. Setelah proses aklimatisasi Penelitian ini menggunakan metode
selesai, maka untuk mendukung eksperimen dengan pola Rancangan Acak
pertumbuhan bibit anggrek dilapangan, Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari
bibit anggrek harus dirawat dan dipenuhi satu faktor yaitu konsentrasi pupuk organik
kebutuhan haranya melalui pemupukan. cair Bio Sugih yang terdiri dari 5 taraf
Salah satu jenis pupuk yang dapat konsentrasi. Perlakuan diulang sebanyak 5
digunakan untuk tanaman anggrek yaitu kali dan masing-masing unit perlakuan
pupuk organik cair. terdiri dari 4 sampel, sehingga terdapat 100
Pupuk organik cair dapat digunakan unit percobaan. Adapun perlakuan tersebut
sebagai alternatif pengganti pupuk adalah: p1 = 0,5 ml/l; p2 = 1,0 ml/l; p3 =
anorganik/kimia yang memberi dampak 1,5 ml/l; p4 = 2,0 ml/l dan p5 = 2,5 ml/l.
negatif bagi lingkungan, tanaman, maupun Pelaksanaan penelitian meliputi:
manusia. Pupuk kimia selain berbahaya, Persiapan rumah penelitian; rumah
keberadaannya sulit didapat dan harganya penelitian dibuat dengan tinggi sekitar 3
pun semakin mahal. Konsentrasi meter, menggunakan naungan dengan
pemberian pupuk yang tepat sangat shading net 75% yang dibawahnya
diperlukan untuk mendapatkan dilapisi plastik UV dan rak untuk tempat
pertumbuhan bibit anggrek yang optimal. meletakan pot dibuat dengan tinggi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekitar 1 meter dari permukaan tanah.
konsentrasi pupuk organik cair yang Persiapan media dan pot; media lumut
terbaik terhadap pertumbuhan bibit yang digunakan dibersihkan dari sisa akar
anggrek Cattleya sp. setelah aklimatisasi. yang masih melekat dan kotoran yang
menempel. Pot yang digunakan dicuci
Metode Penelitian dengan air bersih lalu direndam dalam
Penelitian ini dilaksanakan di rumah larutan fungisida Dithane M-45 yang
penelitian Fakultas Pertanian Universitas dilarutkan sebanyak 2 g/l air untuk
Tanjungpura Pontianak. Penelitian menghilangkan kontaminan yang
berlangsung selama 14 minggu, mulai dari mungkin menempel pada pot.
tanggal 28 Oktober 2017 sampai 12

2
Pengeluaran bibit anggrek dari botol; dengan frekuensi pemupukan sebanyak 2
bibit dikeluarkan secara perlahan dan hati- kali seminggu.
hati dengan mengait bagian akarnya Pemeliharaan meliputi; Pemberian
dengan kawat pengait, kemudian bibit vitamin B1 dilakukan setiap 2 hari sekali
dicuci dengan air mengalir hingga bersih sebanyak 2 cc/l dengan cara disemprotkan
dari media agar-agar yang melekat lalu pada media tanam dan pada daun sampai
bibit direndam dengan fungisida Dithane tanaman berumur 2 minggu setelah
M-45 yang dilarutkan sebanyak 2 g/l air dipindahkan ke pot individu. Penyiraman
selama 5 menit kemudian bibit diangin- dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari
anginkan di atas nampan plastik yang dan pada sore hari dengan menggunakan
dilapisi kertas koran. air hujan yang disemprotkan dengan hand
Penanaman bibit dalam kompot dan sprayer sampai keadaan media menjadi
pot individu; bibit anggrek yang telah siap lembab atau disesuaikan dengan keadaan
ditanam dalam pot yang telah diisi dengan media. Pencegahan hama dan penyakit
media lumut secara berkelompok. Pot dilakukan dengan cara menaburkan
ditutup dengan plastik transparan dan furadan disekitar pot tanaman.
diikat menggunakan karet. Sungkup plastik Variabel pertumbuhan yang diamati
diberi lubang secara bertahap setiap hari dalam penelitian ini yaitu pertambahan
agar bibit dapat cepat berdaptasi dengan jumlah daun, pertambahan panjang daun,
lingkungan barunya. Penanaman dalam pot pertambahan lebar daun, pertambahan
secara berkelompok ini dilakukan hingga jumlah akar, pertambahan panjang akar
anggrek siap ditanam dalam pot individu dan jumlah anakan yang terbentuk pada
percobaan selama 2 minggu. Bibit anggrek akhir penelitian serta pengamatan
yang dipilih untuk ditanam dalam pot tambahan terhadap suhu dan kelembaban
individu percobaan harus seragam udara.
pertumbuhannya yaitu berdaun 3 helai, Analisis statistik dilakukan terhadap
permukaan daun bersih serta mengkilap variabel pengamatan dengan menggunakan
dengan warna hijau segar, batang berwarna Analisis Sidik Ragam (ANOVA). Apabila
hijau dan telah mempunyai akar. F Hitung menunjukkan pengaruh nyata
Penanaman anggrek dilakukan dengan cara dari masing-masing perlakuan, maka untuk
mengatur akar-akar angggrek sedemikian mengetahui perbedaan antar perlakuan
rupa sehingga tersebar merata di atas dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur
media, kemudian ditutupi dengan sisa (BNJ) 5%.
media sampai kurang lebih 1 cm di bawah
tepi pot. Hasil dan Pembahasan
Pemupukan; aplikasi pupuk Hasil analisis keragaman terhadap
dilakukan pada sore hari sekitar pukul pertumbuhan anggrek Cattleya
18.00 WIB dengan cara menyemprotkan menunjukan bahwa pemberian berbagai
larutan pupuk ke seluruh permukaan daun konsentrasi pupuk organik cair
terutama bagian bawah daun sesuai dengan berpengaruh nyata terhadap pertambahan
konsentrasi pada masing-masing perlakuan panjang daun dan lebar daun namun,
berpengaruh tidak nyata terhadap
pertambahan jumlah daun, jumlah akar,
3
panjang akar dan jumlah anakan anggrek panjang akar dan jumlah anakan anggrek
Cattleya. Rerata pertambahan jumlah daun, cattleya pada berbagai konsentrasi pupuk
panjang daun, lebar daun, jumlah akar, organik cair dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata Pertambahan Jumlah Daun, Pertambahan Panjang Daun, Pertambahan


Lebar Daun, Pertambahan Jumlah Akar, Pertambahan Panjang Akar dan
Jumlah Anakan Anggrek Cattleya Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik
Cair.
Variabel Pengamatan
Pertambahan
Konsentrasi Jumlah
Jumlah Panjang Lebar Jumlah Panjang
POC (ml/l) Anakan
Daun Daun Daun Akar Akar
(anakan)
(helai) (cm) (cm) (helai) (cm)
0,5 1,66 0,88 ab 0,98 a 3,65 2,43 1,10
1,0 1,70 1,01 a 1,05 a 3,85 2,54 1,12
1,5 1,65 0,57 b 0,95 a 3,15 2,11 1,12
2,0 1,64 0,59 ab 0,90 ab 3,05 1,87 1,07
2,5 1,64 0,47 b 0,77 b 2,65 1,38 1,05
tn * * tn tn
F Hitung 0,37 5,29 6,01 1,55 1,50 0,67tn
KK (%) 5,39 6,55 10,21 26,46 41,29 5,43
BNJ 5% - 0,43 0,18 - - -
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan
berbeda tidak nyata pada uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%

Tabel 1 menunjukkan bahwa panjang daun pada pemberian POC dengan


pemberian pupuk organik cair (POC) pada konsentrasi 1,0 ml/l, 1,5 ml/l, 2,0 ml/l dan
berbagai konsentrasi berpengaruh nyata 2,5 ml/l.
terhadap pertambahan panjang daun dan Hasil uji BNJ terhadap pertambahan
lebar daun anggrek Cattleya, untuk lebar daun pada Tabel 1 menunjukkan
mengetahui perbedaan antara konsentrasi bahwa lebar daun anggrek Cattleya pada
pupuk organik cair tersebut terhadap pemberian POC dengan konsentrasi 0.5
pertambahan panjang daun dan lebar daun ml/l berbeda tidak nyata dengan lebar daun
anggrek Cattleya maka dilakukan uji Beda pada pemberian POC dengan konsentrasi
Nyata Jujur (BNJ). 1.0 ml/l, 1,5 ml/l dan 2,0 ml/l, tetapi
Hasil uji BNJ terhadap pertambahan berbeda nyata dengan lebar daun pada
panjang daun pada Tabel 1 menunjukkan pemberian POC dengan konsentrasi 2,5
bahwa panjang daun anggrek Cattleya ml/l. Lebar daun pada pemberian POC
pada pemberian POC dengan konsentrasi dengan konsentrasi 2,0 ml/l berbeda tidak
1,0 ml/l berbeda nyata dengan panjang nyata dengan lebar daun pada pemberian
daun pada konsentrasi 1,5 dan 2,5 ml/l, POC dengan konsentrasi 2,5 ml/l.
tetapi berbeda tidak nyata dengan panjang Rerata pertambahan jumlah daun,
daun pada pemberian POC dengan jumlah akar, panjang akar dan jumlah
konsentrasi 0,5 dan 2,0 ml/l. Panjang daun anakan pada berbagai kosentrasi pupuk
pada pemberian POC dengan konsentrasi organik cair disajikan pada Gambar 1, 2, 3
0,5 ml/l berbeda tidak nyata dengan dan4.
4
2.00
1.66 1.70 1.65 1.64 1.64

Jumlah Daun (helai)


1.60

1.20

0.80

0.40

0.00
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Konsentrasi Pupuk Organik cair (ml/l)
Gambar 1. Rerata Pertambahan Jumlah Daun Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk
Organik Cair.
4 3.65 3.85
Jumlah Akar (helai)

3.15 3.05
3 2.65

0
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
konsentrasi pupuk organik cair (ml/l)
Gambar 2. Rerata Pertambahan Jumlah Akar Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk
Organik Cair.
2.8 2.43 2.54
Panjang Akar (cm)

2.11
2.1 1.87
1.38
1.4

0.7

0
0.5 1.0 1.5 2.0 1.5
Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/l)
Gambar 3. Rerata Pertambahan Panjang Akar Pada Berbagai Konsentrasi
Pupuk Organik Cair.

1.10 1.12 1.12


Jumlah Anakan (anakan)

1.20 1.07 1.05

0.90

0.60

0.30

0.00
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/l)
Gambar 4. Rerata Jumlah Anakan Per Tanaman Pada Berbagai Konsentrasi
Pupuk Organik Cair.
5
Hasil uji BNJ pada Tabel 1 merangsang pembelahan sel dan
menunjukkan bahwa pertambahan panjang membantu proses asimilasi dan respirasi
daun anggrek Cattleya yang baik (Endah dan Abidin, 2002). Unsur K
dihasilkan pada pemberian pupuk organik berfungsi untuk membantu pembentukan
cair (POC) dengan konsentrasi 0,5 ml/l protein dan karbohidrat, selain itu kalium
yaitu 0,88 cm, 1,0 ml/l yaitu 1,01 cm dan juga berfungsi memperkuat jaringan
2,0 ml/l yaitu 0,59 cm diikuti dengan tanaman (Novizan, 2002). Hormon yang
konsentrasi 1,5 ml/l yaitu 0,57 cm dan terkandung dalam POC Bio Sugih ini
konsentrasi 2,5 ml/l yaitu 0,47 cm dan seperti auksin, sitokinin dan giberelin juga
untuk pertambahan lebar daun anggrek ikut mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Cattleya yang baik dihasilkan pada Giberelin merupakan hormon yang
pemberian POC dengan konsentrasi 0,5 dapat mempercepat perkecambahan biji,
ml/l yaitu 0,98 cm, 1,0 ml/l yaitu 1,05 cm, kuncup tunas, pemanjangan batang,
1,5 ml/l yaitu 0,95 cm dan 2,0 ml/l yaitu pertumbuhan daun, mempengaruhi
0,90 cm diikuti dengan konsentrasi 2,5 pertumbuhan dan diferensiasi akar
ml/l yaitu 0,77 cm. (Campbell dkk, 2005). Menurut Salisbury
Menurut Lakitan (2008) dan Ross (1995) Bila giberelin diberikan di
Perkembangan daun dan peningkatan tempat yang dapat mengangkut ke apeks
ukuran daun dipengaruhi oleh ketersediaan tajuk, peningkatan pembelahan sel tampak
air dan zat hara. Tersedianya nutrisi yang mengarah kepada pemanjangan batang dan
cukup menyebabkan energi yang pada beberapa spesies perkembangan
dihasilkan cukup besar untuk mendorong daunnya lebih cepat. Keberadaan sitokinin
pemanjangan sel dan akan merangsang dan auksin pada daun akan merangsang
pertumbuhan. Unsur hara makro dan mikro perbesaran sel-sel daun muda sehingga
yang terkandung dalam POC Bio Sugih luas daun juga meningkat.
yang diserap oleh tanaman telah cukup Semakin luas permukaan daun maka
untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan intensitas sinar matahari yang diterima
unsur hara sehingga dapat mendukung semakin besar dan klorofil pada daun yang
pertumbuhan panjang dan lebar daun berfungsi menangkap energi matahari akan
tanaman anggrek. Unsur N menyebabkan meningkatkan laju fotosentesis sehingga
perkembangan daun yang lebih cepat, semakin banyak karbohidrat yang
sedangkan unsur P, K, Mg, Ca, dan S juga dihasilkan untuk pembelahan sel dan
berperan dalam menunjang pertumbuhan menyebabkan daun tumbuh lebih besar dan
lebar daun (Suwandi dan Chan,1992). lebar.
Unsur N merupakan bahan penting Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyusun asam amino, amida, nukleotida pertumbuhan anggrek Cattleya pada
dan nukleoprotein serta essensial untuk konsentrasi 0,5 dan 1,0 ml/l lebih baik
pembelahan sel dan pembesaran sel yang dibanding pada konsentrasi 1,5, ml/l, 2,0
berpengaruh terhadap proses metabolisme ml/l dan 2,5 ml/l yang cenderung menurun
tanaman (Salisbury dan Ross, 1992). dengan semakin meningkatnya konsentrasi
Unsur P berfungsi dalam pembentukan POC yang diberikan, hal ini diduga karena
asam nukleat (DNA dan RNA), tanaman masih kecil, kemampuan tanaman

6
dalam menyerap hara juga masih kecil, lebih diutamakan untuk pembesaran daun
sehingga kebutuhan hara tanaman sudah muda yang sudah muncul. Daun muda
tercukupi dengan pemberian pupuk dalam yang sedang berkembang memerlukan
konsentrasi rendah. Menurut Sutiyoso hasil asimilasi untuk penyediaan energi
(2006) kebutuhan nutrisi standar untuk yang diperlukannya untuk tumbuh dan
fase-fase pertumbuhan tanaman berbeda berkembang sampai daun-daun itu dapat
beda. Ditambahkan oleh Handini (2008) memproduksi hasil asimilasi yang cukup
bahwa sensitivitas suatu tanaman terhadap untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
pemberian pupuk umumnya berbeda untuk (Gardner dkk, 1991).
kondisi pertumbuhan yang berbeda, Rerata pertambahan jumlah akar
terutama dalam kaitannya dengan umur berkisar antara 2,65- 3,85 helai yang dapat
tanaman atau fase pertumbuhan tanaman dilihat pada Gambar 2. Hal tersebut diduga
yang tepat untuk pemberian pupuk. disebabkan oleh hubungan antara pupus
Hasil penelitian pada Tabel 1 dan akar tanaman yaitu apabila energi hasil
menunjukkan bahwa pertambahan jumlah fotosintesis digunakan oleh tanaman untuk
daun, jumlah akar, panjang akar dan pembentukan daun, maka energi yang
jumlah anakan anggrek Cattleya tersisa tidak akan mampu memenuhi
menunjukkan selisih rerata yang tidak jauh kebutuhan tanaman untuk pembentukan
berbeda antara setiap konsentrasi POC akar. Apabila daun baru telah tumbuh
yang diberikan. Hal ini disebabkan karena maka energi hasil fotosintesis akan dapat
faktor genetik tanaman anggrek yang digunakan kembali untuk pertumbuhan
memiliki pertumbuhan yang relatif lambat akar (Salisbury dan Ross, 1995).
sehingga membutuhkan waktu yang lama Gardner dkk (1991) menyatakan
untuk memunculkan organ-organ baru. bahwa sepanjang masa pertumbuhan
Selain itu tanaman hasil perbanyakan vegetatif akar, daun dan batang merupakan
dengan kultur jaringan memiliki daerah-daerah pemanfaatan yang
karakteristik daun yang tipis, lunak dan kompetitif dalam hal hasil asimilasi.
tidak aktif berfotosintesis karena sel Proporsi hasil asmililasi yang di bagikan
palisade lebih kecil dan jumlahnya lebih ke ketiga organ ini dapat mempengaruhi
sedikit sehingga tidak dapat menerima pertumbuhan tanaman dan
cahaya secara efisien (Zulkarnain, 2014) produktivitasnya. Penginvestasian hasil
yang menyebabkan fotosintat yang asimilasi ke perkembangan luas daun yang
dihasilkan juga sedikit. lebih besar berakibat pada berkurangnya
Rerata pertambahan jumlah daun asimilat yang diterima organ lain seperti
anggrek Cattleya berkisar antara 1,64-1,70 akar.
helai yang dapat dilihat pada Gambar 1. Auksin yang juga terkandung dalam
Menurut Osman dan Prasasti (1993) POC ini dapat mempengaruhi
tanaman yang baru dipindahkan dari botol pertumbuhan akar. Auksin diketahui dapat
kultur akan membentuk daun yang merangsang pemanjangan sel dan
sebenarnya setelah melewati fase pembentukan akar dengan konsentrasi
aklimatisasi yaitu 3 bulan setelah pindah tertentu, namun jika konsentrasi auksin
tanam. Pertumbuhan anggrek pada saat ini terlalu tinggi bisa menghambat proses

7
pertumbuhan akar dan dapat menyebabkan kelembaban udara harian berkisar antara
pemanjangan akar akan terhambat. Sesuai 80,73-83,17%, yang berarti bahwa
hasil penelitian Putra dan shofi (2015) lingkungan tempat penelitian sudah cukup
bahwa semakin tinggi konsentrasi auksin sesuai dengan kebutuhan anggrek Cattleya
yang diberikan menyebabkan panjang dan untuk dapat tumbuh dengan baik.
jumlah akar semakin menurun sebab Suhu udara sangat mempengaruhi
kelebihan auksin dapat menghambat proses fisiologi tanaman terutama dalam
pemanjangan akar yang ditandai dengan pembukaan stomata, laju transpirasi,
meningkatnya jumlah etilen pada ujung penyerapan air dan nutrisi serta respirasi,
akar, dalam hal ini etilen menimbulkan jika suhu terlalu tinggi maka semua proses
efek penghambatan pada perpanjangan tersebut akan terhambat baik secara fisik
akar. maupun kimia karena menurunkan
Cattleya merupakan anggrek aktivitas enzim (Sarwono, 2002).
simpodial yang mempunyai pertumbuhan Anggrek epifit tidak memerlukan
batang yang terbatas dan umumnya terlalu banyak air tetapi menghendaki
membentuk tunas anakan kesamping. kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang
Jumlah anakan yang terbentuk berkisar tinggi diperlukan untuk mengantisipasi
antara 1,05-1,12 anakan per tanaman yang penguapan yang terlalu tinggi.
dapat dilihat pada Gambar 4. Latif (1972) Kelembaban juga mempengaruhi kadar air
mengatakan bahwa pola pertumbuhan pada didalam jaringan tanaman. Kekurangan air
anggrek simpodial jika dimulai dari bibit dalam jaringan tanaman akan mengganggu
botolan maka pertumbuhannya lambat, proses fotosintesis karena akan
tetapi diikuti oleh pertumbuhan anakan mengganggu transformasi zat hara
primer. Anakan primer akan tumbuh (Ginting dkk, 2001).
dengan lambat juga hingga mencapai besar
maksimum sambil membentuk anakan Kesimpulan
sekunder. Anakan sekunder akan tumbuh Berdasarkan hasil penelitian terhadap
dan akan membentuk anakan tersier respon pertumbuhan anggrek Cattleya sp.
demikian seterusnya hingga tanaman pada pemberian berbagai konsentrasi
berbungga. pupuk organik cair, maka dapat
Anggrek Cattleya dapat tumbuh disimpulkan bahwa pemberian pupuk
dengan baik pada kisaran suhu 21-32°C organik cair pada berbagai konsentrasi
(Redaksi Agromedia, 2006) dan memberikan respon pertumbuhan yang
kelembaban udara yang berkisar antara 50- baik terhadap panjang daun dan lebar daun
80% (Sutiyoso dan Sarwono, 2009). anggrek Cattleya sp. setelah aklimatisasi.
Kondisi lingkungan tempat penelitian Konsentrasi pemberian pupuk organik cair
memiliki suhu udara harian yang berkisar yang efektif untuk pertumbuhan anggrek
antara 26,83°C hingga 27,78°C dan Cattleya sp. adalah 0,5 ml/l

8
Daftar Pustaka Forssk). Jurnal Wiyata. 2(2): 108-
113.
Campbell, N.A, J.B, Reece dan L.C,
Mitchell. 2005. Biologi Edisi 5. Redaksi Agromedia. 2006. Cara Tepat
Erlangga. Jakarta. Merawat Anggrek. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Endah, J dan Z, Abidin. 2002. Membuat
Tanaman Buah Kombinasi. Sandra, E. 2005. Membuat Anggrek Rajin
Agromedia Pustaka. Jakarta. Berbunga. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Gardner, F.P., R.B, Pearce dan R.L,
Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Sarwono, B. 2002. Menghasilkan Anggrek
Budidaya. Terjemahan Herawati Potong Kualitas Prima. Agromedia
Susilo. UI Press. Jakarta. Pustaka. Jakarta.
Ginting, B, W. Prasetio dan T. Sutater. Salisbury, F.B dan C,W. Ross. 1995.
2001. Pengaruh Cara Pemberian Fisiologi Tumbuhan Jilid 3.
Air, Media dan Pemupukan Terjemahan Diah R Lukman dan
Terhadap Pertumbuhan Anggrek Sumaryono. Institut Teknologi
Dendrobium. Jurnal Hortikultura. Bandung. Bandung.
Balai Penelitian Tanaman Hias.
11(1):22-29. Salisbury, F.B dan C,W. Ross.1992.
Fisiologi Tumbuhan Jilid 2
Handini, E. 2008. Mikropropagasi
Terjemahan Diah R Lukman dan
Anggrek Alam Grammatophyllum Sumaryono. Institut Teknologi
scriptum Blume. Buletin Kebun Bandung. Bandung.
Raya Indonesia. 11(01): 30-35.
Sutiyso, Y. 2006. Meramu Pupuk
Lakitan, B. 2008. Fisiologi Pertumbuhan
Hidroponik. Penebar Swadaya.
dan Perkembangan Tanaman. Raja
Jakarta.
Grafindo Persada. Jakarta.

Latif, S. M. 1972. Kembang Anggrek. Sutiyoso, Y dan Sarwono. 2009. Merawat


Masa Baru. Jakarta. Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Suwandi dan F, Chan. 1992. Pemupukan
Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. pada Tanaman Kelapa Sawit yang
Telah Menghasilkan. Pusat
Osman, F dan I, Prasasti. 1993. Anggrek Penelitian Marihat Pematang
Dendrobium. Penebar Swadaya. Siantar. Medan.
Jakarta.
Zulkarnain. 2014. Kultur Jaringan
Putra, R,R dan M, Shofi. 2015. Pengaruh Tanaman Solusi Perbanyakan
Hormon Napthalen Acetic Acid Tanaman Budidaya. Bumi Aksara.
Terhadap Inisiasi Akar Tanaman Jakarta.
Kangkung Air (Ipomea aquatica
9

Anda mungkin juga menyukai