Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2): 19- 24

ISSN : 0852-3681
E-ISSN : 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Pertambahan Bobot Badan dan Feed Conversion Rate Ayam


Broiler yang Dipelihara Menggunakan Desinfektan Herbal

Yonas Adytia Nugraha, Khoirun Nissa, Nikmah Nurbaeti, Fadlu Muhammad Amrullah,
Dian Wahyu Harjanti

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

Corresponding author : yonasnugraha58@gmail.com; dianharjanti@undip.ac.id

ABSTRACT: Residu bahan kimia dalam produk pangan asal ternak merupakan an-
caman serius bagi keamanan pangan dan kesehatan. Desinfeksi merupakan program bi-
osecurity yang wajib dilaksanakan dalam proses pemeliharaan ayam broiler, oleh karena
itu, untuk menjaga keamanan produk, diperlukan inovasi dan alternatif untuk menggan-
tikan desinfektan kimia sintetis yang sampai saat ini masih digunakan oleh peternak.
Daun babadotan (Ageratum conyzoides) diketahui memiliki daya antibakteri yang
mampu menghambat perkembangan dan membunuh bakteri patogen. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan desinfektan herbal berba-
han dasar ekstrak daun babadotan terhadap produktivitas ayam broiler yang diketahui
berdasarkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan konversi pakan (Feed Con-
vertion Rate, FCR). Penelitian ini menggunakan desinfektan herbal konsentrasi 1% dan
1,5%, serta desinfektan sintetis komersial 1,5% sebagai pembanding. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa PBBH ayam broiler yang dipelihara dengan menggunakan desin-
fektan herbal dan sintetis tidak berbeda (P>0,05). Nilai PBBH desinfektan herbal 1%
dan 1,5% adalah 35,11 dan 33,69 g/ekor/hari, sedangkan desinfektan sintetis 32,75
g/ekor/hari. Nilai FCR ayam pada pemeliharaan menggunakan desinfektan herbal juga
menunjukkan hasil yang sama (P>0,05) dengan desinfektan sintetis. Nilai FCR desin-
fektan herbal 1% dan 1,5% adalah 1,6 dan 1,67. Sedangkan FCR desinfektan sintetis
sebesar 1,63. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa desinfektan herbal ekstrak
daun babadotan dapat digunakan dalam kegiatan biosecurity di peternakan ayam broiler
sebagai pengganti desinfektan sintetis.

Keywords: desinfektan herbal, biosecurity, produktivitas, ayam broiler

PENDAHULUAN (Ageratum conyzoides) merupakan


Di Indonesia terdapat banyak tanaman yang tumbuh liar di tepi jalan,
tanaman obat yang beragam jenis dan perkarangan dan tanah lapang.
khasiatnya. Terdapat sekitar puluhan Keberadaannya tanaman ini sering
ribu jenis tumbuhan yang keberadaanya disebut sebagai gulma karena manfaat
tersebar diseluruh wilayah Indonesia klinisnya belum banyak diketahui oleh
dan beberapa diantaranya diketahui masyarakat. Tumbuhan ini memiliki
memiliki hasiat sebagai tumbuhan obat, senyawa aktif yaitu saponin flavonoid
salah satunya yaitu daun babadotan dan polifenol diketahui memiliki aktivi-
(Ageratum conyzoides.). Babadotan tas antibacterial khususnya untuk

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.02.03 19
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 – 24

menghambat perkembangan bakteri pa- tanggal 29 April sampai dengan 28 Mei


togen (Magdalena dkk., 2013). 2017. Di kandang panggung Teaching
Usaha peternakan ayam broiler Farm Fakultas Peternakan dan Pertanian
memiliki prospek yang baik untuk Universitas Diponegoro, Semarang.
dikembangkan karena konsumsi daging
ayam broiler yang mengalami Materi penelitian
peningkatan untuk beberapa tahun ke Materi yang digunakan dalam
depan. Namun, masih banyak peternak penelitian ini adalah 90 ekor ayam
yang mengabaikan lingkungan sekitar, Broiler strain Lohmann MB-202
sehingga dapat menimbulkan terjadinya diperoleh dari PT. Japfa Comfeed
penyebaran virus dan bakteri di Indonesia, ekstrak daun babadotan
lingkungan sekitar. Penyebab kerugian (Ageratum conyzoide) dan desinfektan
dalam usaha ayam broiler disebabkan komersil Rodalon. Kandang yang
oleh waktu panen yang lama, bobot digunakan yaitu kandang litter sebanyak
badan yang tidak sesuai dengan standar, 9 petak dengan ukuran tiap petak
tingkat kematian yang tinggi dan lain- panjang x lebar x tinggi (100 x 100 x
lain. Oleh sebab itu peternak ayam 50) cm dengan tiap petak kandang diisi
broiler harus dapat mengetahui 10 ekor ayam.
komponen keberhasilan dan upaya
pencegahan penyebaran virus dan Metode penelitian
bakterei yang dapat meningkstksn Metode yang digunakan pada
presentase kegagalan dalam usaha ayam penelitian ini adalah percobaan dengan
broiler. Rancangan Acak Lengkap (RAL) tiga
Desinfektan merupakan bahan perlakuan tiga ulangan (3x3). Sembilan
kimia yang digunakan untuk puluh ekor ayam DOC dalam penelitian
menghindari terjadinya pencemaran dari ini dibagi menjadi tiga kelompok tiga
bakteri dan virus jasad renik. Tujuan ulangan dengan perlakuan berupa
dari penyemprotan desinfektan yaitu penggunaan desinfeksi kandang sebe-
untuk membasmi bibit penyakit yang lum chick in dan selama pemeliharaan
masih tersisa di dalam kandang dan menggunakan larutan antiseptic yang
lingkungan sekitar (Badriyah, 2013). berbeda, yaitu BANDIT (Babadotan
Desinfektan yang digunakan oleh peter- Desinfektan) berbahan dasar eksrak ba-
nakan biasanya berupa desinfektan sin- badotan dan desinfektan sintetis
tesis yang mengandung bahan–bahan (Rodalon) sebagai berikut:
kimia sintesis. Pengembangan desin- T1 : Desinfektan Rodalon 1,5% (1,5
fektan berbahan dasar herbal lokal yang ml desinfektan Rodalon + 998,5 ml
efektif, aman, dan ramah lingkungan aquades)
perlu dilakukan. Oleh karena itu T2 : BANDIT 1% (10 gr ekstrak
penelitian ini bertujuan untuk menge- daun babadotan + 1 liter aquades)
tahui pengaruh penggunaan “Babadotan T3 : BANDIT 1,5% (15 gr ekstrak
Desinfektan” terhadap infeksi mikroor- daun babadotan + 1 liter aquades)
ganisme pada proses produksi di peter- Perlakuan desinfeksi dilakukan
nakan ayam broiler. pada saat persiapan chick in dan selama
pemeliharaan, desinfeksi juga dilakukan
MATERI DAN METODE pada tempat pakan dan minum dengan
konsentrasi yang sama dengan perla-
Waktu dan lokasi penelitian kuan pada desinfeksi kandang.
Penelitian ini dilaksanakan pada Parameter yang diamati meliputi

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.02.03 20
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 – 24

pertambahan bobot badan (g/ekor) dan


konsumsi pakan (g/ekor) dan konversi Konversi ransum
pakan/ feed conversion rate (FCR).
FCR = Jumlah komulatif ransum
Tahapan penelitian adalah sebagai beri-
Bobot badan ayam
kut:
Pembuatan ekstrak daun babadotan
Data yang diperoleh dianalisis
Daun babadotan dibersihkan,
menggunakan SPSS untuk mengetahui
dipotong, dikeringkan dan dihaluskan
signifikansi perlakuan. Data tersebut
hingga menjadi simplisia. Sebanyak
juga diolah menggunakan metode uji
200 g simplisia dimasukkan ke dalam
Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk
bejana maserasi, kemudian dit-
mengetahui perbedaan nyata antara
ambahkan pelarut ethanol 96%
perlakuan (Sugiyono, 2010).
sebanyak 1 liter. Setelah didiamkan
selama 48 jam dan diaduk setiap 6 jam,
HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan tersebut disaring menggunakan
Perlakuan desinfeksi kandang
kain kasa sehingga didapatkan hasil
dengan menggunakan desinfektan
filtrat maserasi. Filtrat yang diperoleh
herbal merupakan salah satu cara yang
dipekatkan menggunakan rotary evap-
efektif dan aman untuk mencegah
orator pada suhu 50ºC. Ekstrak
terjadinya penyebaran bakteri, virus dan
kemudian diencerkan secara bertingkat
penyakit yang terdapat di dalam sekitar
menggunakan aquades sesuai perla-
lingkungan kandang sehingga dapat
kuan.
menurunkan angka kematian (mortalitas
dan morbiditas) pada ayam broiler.
Analisis data
Hasil penelitian ini
Pertambahan bobot badan (PBB)
menunjukkan bahwa perlakuan
dan konversi ransum dapat dihitung
desinfeksi kandang menggunakan
dengan rumus menurut Anang (2007)
desinfektan herbal dari ekstrak daun
sebagai berikut:
babadotan dan desinfektan sintetis tidak
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
Pertambahan bobot badan
pertambahan bobot badan dan nilai
PBB = BB t – (BB t–1) konversi ransum. Hasil penelitian
∆ tentang pengaruh desinfeksi herbal
Keterangan: menggunakan daun babadotan terhadap
PBB = Pertambahan bobot badan pertambahan bobot badan dan nilai
(g/ekor) koversi ransum dapat dilihat pada Tabel
BB t = Pertambahan bobot badan 1. sebagai berikut:
waktu t (g/ekor)
BB t–1 = Pertambahan bobot badan
sebelumnya (g/ekor)

Tabel 1. Pengaruh perlakuan pemberian desinfektan dari daun babadotan terhadap per-
tambahan bobot badan harian dan nilai konversi ransum pada ayam broiler
Perlakuan
Parameter
T1 T2 T3
FCR 1,63 1,6 1,67
PBBH (g/ekor/hari) 32,75 35,11 33,69
Keterangan: non-significant (P<0,05)

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.02.03 21
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 – 24

Pada tabel 1 terlihat bahwa pada sumsi pakan terganggu maka akan
perlakuan pertama dengan desinfeksi mengganggu pertumbuhan.
menggunakan desinfektan sintetis
dengan konsentrasi 1,5 % selama Pengaruh nilai FCR (Feed Convertion
pemeliharaan ayam broiler sampai peri- Rate) terhadap penggunaan desin-
ode panen memiliki pertambahan bobot fektan herbal dan sintetis.
badan sebesar 32,75 g/ekor/hari dengan Hasil nilai FCR (Feed Conver-
nilai FCR sebesar 1,63 sedangkan untuk sion Rate) pada pemeliharaan ayam
perlakuan kedua dan ketiga broiler selama 30 hari menunjukkan
menggunakan desinfektan herbal dari bahwa desinfektan yang berasal dari
ekstrak daun babadotan dengan konsen- ekstrak daun babadotan memiliki ke-
trasi 1% dan 1,5% memiliki pertamba- mampuan yang sama dengan desin-
han bobot badan berturut – turut sebesar fektan sintetis terhadap nilai FCR sela-
35,11 g/ekor/hari dan 33,69 g/ekor/hari. ma pemeliharaan. Hal tersebut dapat
diketahui dari nilai FCR dari yang tidak
Pengaruh pertambahan bobot badan berbeda nyata (P<0,05) antara ke-
terhadap penggunaan desinfektan lompok desinfektan dari ekstrak daun
herbal dan sintetis babadotan (T2 dan T3) dengan ke-
Nilai pertambahan bobot badan lompok desinfektan sintetis (T1). Nilai
harian pada ayam broiler setelah perla- FCR merupakan perbandingan antara
kuan desinfeksi menggunakan desin- konsumsi pakan dengan pertambahan
fektan herbal dan sintetis ditampilkan bobot badan yang diperoleh dalam
dalam Tabel 1. Hasil ekstrak daun ba- jangka waktu tertentu, FCR dapat
badotan pada konsentrasi 1% dan 1,5% digunakan untuk mengukur produktivi-
memiliki nilai efektifitas yang sama tas ternak. Menurut Allama dkk. (2012)
dengan desinfektan sintetis untuk dapat bahwa nilai konversi pakan yang rendah
menaikkan nilai pertambahan bobot ba- menunjukkan bahwa efisiensi
dan ayam broiler selama 30 hari. Hal penggunaan pakan yang baik, karena
tersebut ditunjukkan dengan nilai per- semakin efisien ayam mengkonsumsi
tambahan bobot badan yang sama anta- pakan untuk memproduksi daging. In-
ra kelompok desinfeksi ekstrak daun deks konversi ransum akan naik apabila
babadotan (T2 dan T3) dengan ke- hubungan antara jumlah energi dalam
lompok desinfeksi sintetis (T1) formula dan kadar protein disesuaikan
(P<0,05). Menurut Fahrudin dkk. secara teknis (Mookiah et al., 2014).
(2016) bahwa pertambahan bobot badan Nilai konversi ransum dipengaruhi oleh
diperoleh dari perbandingan antara jumlah konsumsi ransum dan per-
selisih dari bobot akhir dan bobot awal tambahan bobot badan (Usman, 2009;
dengan lamanya pemeliharaan. Qur- Zuidhof et al., 2014). Faktor lain yang
niawan (2016) berpendapat bahwa dapat mempengaruhi nilai FCR yaitu
faktor yang berpengaruh pada per- kualitas day old chick (DOC), kualitas
tambahan bobot badan yaitu perbedaan nutrisi, manajemen pemeliharaan dan
jenis kelamin, konsumsi pakan, ling- kualitas kandang (Fontana et al., 1992;
kungan, bibit dan kualitas pakan. Uzer Andriyanto et al., 2015)
dkk (2013) bahwa pertambahan bobot Penelitian ini menunjukkan
badan sangat berkaitan dengan pakan, bahwa hasil perbandingan antara desin-
dalam hal kuantitas yang berkaitan feksi kandang menggunakan desin-
dengan konsumsi pakan apabila kon- fektan dengan ekstrak daun babadotan

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.02.03 22
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 – 24

dan sintetis tidak menunjukkan Badriyah, N. dan M. Ubaidillah. 2013.


pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap Pengaruh frekuesi penyempro-
nilai pertambahan bobot badan dan nilai tan desinfektan pada kandang
FCR. terhadap jumlah kematia ayam
broiler. J. Ternak. 4 (2): 22-26.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Fahruddin, A., W. Tanwirah, H. Indri-
dapat disimpulkan bahwa pemberian jani. 2016. Konsumsi ransum,
desinfektan sintetis dan desinfektan pertambahan bobot badan dan
herbal tidak berpengaruh terhadap per- konversi ransum ayam lokal di
tambahan bobot badan dan nilai FCR Jimmy’s Farm Cipanas Kabu-
pada ayam broiler selama proses paten Cianjur. Fakultas Peter-
pemeliharaan. nakan, Universitas Padjadja-
ran.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih diucapkan kepada Fontana, E.A., W.D. Weaver, B.A.
Watkins, and D.M. Denbow.
Direktorat Penelitian dan Pengabdian
1992. Effect of early feed re-
Masyarakat, Kementerian Pendidikan striction on growth, feed con-
Nasional atas Hibah Penelitian pada version and mortality in broiler
Skema Program Kreativitas Mahasiswa chicken. Poult. Sci.
tahun 2017. 71(8):1296-1305.

DAFTAR PUSTAKA Magdalena, S., G. H. Natadiputri, F.


Nailufar dan T. Purwadaria.
Allama, H., O. Sofyan, E. Widodo dan 2013. Pemanfaatan produk
H. S. Prayogi. 2012. Pengaruh alami sebagai pakan fungsion-
penggunaan tepug ulat kan- al. J. Wartazoa. 23 (1): 31-40.
dang (Alphitobius diaperinus)
dalam pakan terhadap penam- Mookiah, S., CC. Sieo, K. Ramasamy,
pilan produksi ayam pedaging. N. Abdullah, and Y.W. Ho.
J. Ilmu – Ilmu Peternakan. 22 2014. Effect of dietary prebi-
(3): 1-8. otic, probiotic and synbiotics
on performance, caecal bacte-
Anang, A. 2007. Panen ayam kampung rial populations and caecal
dalam 7 minggu. Cetakan 1. fermentation concentrations of
Penebar Swadaya, Jakarta. broiler chicken. J. Sci. Food
Agric. 94(2):341-348.
Andriyanto, A. S. Satyaningtijas, R.
Yufiadri, R. Wulandari, V. M. Qurniawan, A. 2016. Kualitas daging
Darwin dan S. N. A. Siburian. dan performa ayam broiler di
2015. Performan dan kandang terbuka pada keting-
kecernaan pakan ayam broiler gian tempat pemeliharaan yang
yang diberi hormon testosteron berbeda di Kabupaten Takalar
dengan dosis bertingkat. J. Ac- Sulawesi Selatan. Program
ta Veterinaria Indonesiana. 3 Pascasarjana, Institut Pertanian
(1): 29-37. Bogor. (Tesis).

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.02.03 23
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (2):19 – 24

Sugiyono. 2010. Statistika untuk


Penelitian. Bandung, Alfabeta.

Usman. 2009. Pertumbuhan ayam buras


periode grower melalui pem-
berian tepung biji buah merah
(Pandanus conoideus LAMK)
sebagai pakan alternatif. Pro-
siding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan
Veteriner. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Papua.

Uzer, F., N. Iriyanti dan Roesdiyanto.


2013. Penggunaan pakan
fungsional dalam ransum ter-
hadap konsumsi pakan dan
pertambahan bobot badan
ayam broiler. J. Ilmiah Peter-
nakan. 1 (1): 282-288.

Zuidhof, M.J., BL. Scheider, V.L. Car-


ney, D.R. Korver, and F.E.
Robinson. 2014. Growth, effi-
ciency and yield of commercial
broilers from 1957, 1978 and
2005. Poult. Sci. 93(12): 2970-
2982.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.02.03 24

Anda mungkin juga menyukai