Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada bab ini akan membahas tentang keterkaitan antara teori yang disampaikan pada
bab 2 dengan data yang didapat pada kasus Sesuai dengan teori bahwa terjadinya
fraktur adalah akibat dari trauma yang dapat berupa trauma langsung, misalnya sering
terjadi benturan pada ekstremitas bawah yang menyebabkan fraktur pada tibia dan
fibula dan juga dapat berupa trauma tidak langsung misalnya jatuh bertumpu pada
tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. (Sjamsuhidajat &
Jong, 2010).
Sesuai dengan teori tindakan OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal
di mana prinsipnya tulang ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau
kawat ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama
lain dengan suatu batang lain. Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur
terbuka dengan kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil
untuk fraktur kominutif ( hancur atau remuk ). Pin yang telah terpasang dijaga agar
tetap terjaga posisinya, kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini memberikan
rasa nyaman bagi pasien yang mengalami kerusakan fragmen tulang. Ny M dilakukan
tindakan OREF untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan
tidak mengalami pergerakan. Hal ini sudah sesuai dengan teori dimana fraktur terbuka
pada tulang kering harus dilakukan tindakan OREF.
Sesuai dengan teori bahwa salah satu penatalaksaan medis pada pasien dengan
hemothoraks adalah dengan pemasangan chest tube (WSD) ukuran besar agar darah
pada toraks dapat cepat keluar sehingga tidak membeku di dalam pleura. Hemotoraks
akut yang cukup banyak sehingga terlihat pada foto toraks sebaiknya di terapi dengan
chest tube kaliber besar. Chest tube tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga
pleura, mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam rongga pleura, dan
dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutnya.
Berdasarkan pada tujuan masalah, maka penulis menyimpulkan beberapa hal antara
lain :
1. Pengkajian difokuskan kepada keluhan pasien dengan post operasi OREF +
Multiple Fraktur + Hematotoraks data didapatkan dari wawancara langsung,
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus adalah 9 diagnosa keperawatan
diantaranya, Ketidakefektifan pola nafas berhubungn dengan hambatan upaya
bernafas, Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan kelelahan otot
pernapasan, Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin, Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera
fisik ( terputusnya kontunuitas jaringan )
3. Dalam perencanaan keperawatan asuhan keperawatan mennggunakan SDKI dan
SLKI
4. Beberapa intervensi dalam perencanaan tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan fasilitas dan spesialisasi dalam bidang kegawat daruratan bedah
thorax yang menunjang dan akhirnya pasien dirujuk karena akan dilakukan
tindakan pemasangan chest tube.
5. Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir proses keperawatan yavg
membandingkan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan dari kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan., metode ini
menggunakan SOAP (Asmadi,2008). Berdasarkan hal tersebut penulis
menyimpulkan dari 9 masalah keperawatan yang muncul terdapat 1 diagnosa
keperawatan yang sudah teratasi yaitu Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, 2 diagnosa
keperawatan belum teratasi karena perlu penanganan lebih lanjut di RS Rujukan,
3 diagnosa keperawatan teratasi sebagian karena belum sepenuhnya mencapai
kriteria hasil dan 3 diagnosa keperawatan tidak terjadi masalah infeksi.

4.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan rumah sakit dapat terus mempertahankan pelayanan yang berkualitas
bagi pasien, mampu meningkatkan kinerja perawat dan tenaga medis lain berupa
peningkatan skill terutama dalam kasus kegawatdaruratan dan diharapkan rumah
sakit dapat mengembangkan spesialisasi dalam bidang kegawat daruratan bedah
thorax.
2. Bagi Penulis
Agar meningkatkan kemampuan dalam pembuatan asuhan keperawatan pada
pasien dengan post OREF Tibia + Multiple Fraktur+ Hematotoraks.

Anda mungkin juga menyukai