Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KIMIA UNSUR HALOGEN

Guru Pembimbing: Dra. Endang Mulyaningsih, M. Pd


Disusun oleh:
1. Embun Krisandadari Prasasti
2. Endah Septyawati
3. Fatimah Alfiatul Jannah
4. Gloria Rosi Lewi
5. Heksa Agnesya Maulana Putri
6. Karina

Kelas: XII MIPA 2

SMA NEGERI 86 JAKARTA SELATAN


OKTOBER 2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan

puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-

Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia Unsur Halogen ini.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan

berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam

pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari

segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu kami membuka selebar-lebarnya

bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat

memperbaiki Makalah Kimia Unsur Halogen ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat

memberikan inpirasi terhadap pembaca.


Daftar isi
I. Keteratuan Sifat Kimia dan Fisika
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 7 (VII atau VIIA pada sistem
lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri dari:

fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum
ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi
dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi
dari bahasa Yunani. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, jadi ia
juga merupakan golongan paling non-logam.

Halogen merupakan unsur nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam
keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya. Konfigurasi elektron halogen
adalah ns2np5atau pada kulit terluar adalah tujuh elektron, dan halogen kekurangan satu elektron
untuk membentuk struktur gas mulia yang merupakan kulit tertutup. Atom halogen mengeluarkan
energi bila menangkap satu elektron. Jadi, perubahan entalpi reaksi X(g) + e → X-(g) bernilai negatif.
Konfigurasi elektron atom unsur halogen dapat dilihat pada tabel.

Unsur Simbol No.Atom Konfigurasi Elektron


Fluorin F 9 (He) 2s2 2p5
Klorin Cl 17 (Ne) 3s2 3p5
Bromin Br 35 (Ar) 3d10 4s2 4p5
Iodin I 53 (Kr) 4d10 5s2 5p5
Astatin At 85 (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p5
Unsur Astatin adalah unsur buatan yang tidak stabil karena bersifat radioaktif. Unsur-unsur halogen
dalam keadaan bebas terdapat sebagai molekul diatomok Fluor (F2), Klor (Cl2), Brom (Br2), Iodium
(I2), dan Astatin (At2).
A. Sifat fisis

Golongan halogen terdiri atas fluorin, klorin, bromin, iodin, dan astatin. Astatin bersifat

radioaktif dan dibahas pada bab selanjutnya


1. Struktur halogen
 Semua unsur halogen bersifat sebagai molekul diatomik (X2) atau tidak dapat berdiri
sendiri, makanya di alam itu halogen contohnya fluor terdapat sebagai F2, bukan F saja.
 Halogen terdapat sebagai senyawa sehingga tidak terdapat bebas di alam

 Rata-rata halogen itu terdapat di air laut lho!

2. Wujud halogen
 Fluorin (F) dan klorin (Cl) berbentuk gas pada suhu kamar

 Bromin berupa zat cair yang mudah menguap pada suhu kamar

 Iodin berupa za padat yang mudah menyublim pada suhu kamar

3. Warna dan aroma halogen

^^^Warna:
 Fluor (F) = kuning muda

 Klorin dan larutan klorin (Cl) = hijau muda

 Bromin (Br) = merah tua

 Larutan bromin = Coklat merah

 Iodin padat (I) = hitam

 Larutan iodin = cokelat

 Uap iodin = ungu

 Larutan iodin dalam pelarut tak beroksigen (ex = CCl4) = merah ungu

4. Kelarutan halogen
Halogen merupakan unsur nonpolar, sehingga paling mudah larut dalam senyawa nonpolar
seperti CCl4. Namun, kelarutan halogen berkurang dalam air, tapi diikuti reaksi. Reaksi dengan
air yang dahsyat hanya terjadi pada fluorin:
2F2 + H2O —> HF + O2 ; menghasilkan asam fluorida (HF)
B. Sifat kimia
 Unsur fluor merupakan unsur paling reaktif karena memiliki jari-jari yang kecil
 Halogen memiliki kulit terluar sebanyak 7 elektron
 Halogen merupakan unsur nonlogam paling reaktif karena memerlukan 1 tambahan
elektron untuk mencapai kestabilan atom. Kereaktifannya menurun dari F ke I
 Energi ionisasi dan afinitas elektron halogen sangat tinggi, itulah sebab mengapa halogen
bersifat reaktif
 Memiliki energi disosiasi ikatan yaitu mengubah molekul halogen menjadi atom-atomnya.
Sifat ini menurun hingga unsur iodin, tapi fluor ke klorin turun drastis namun klorin hingga
iodin naik
 Halogen memiliki sifat nonpolar, makanya gaya London bekerja pada unsur ini sehingga
titik leleh dan didihnya meningkat dari F ke I.
 Keelektronegatifan halogen sangat tinggi dan berada pada unsur Fluor (F), menurun hingga
iodin (I)

1. Kelarutan Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor
selain larut juga bereaksi dengan air.
2F2(g) + 2H2O(l)  4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I-
karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq)  KI3(aq) Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam
pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.

2. Kereaktifan Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti
keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi
kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin
mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga
dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin
mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data
keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas
ke bawah semakin berkurang.

a. Kereaktifan fluor dan klor Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau
agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya
sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-
logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan
cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan
dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam
keadaan atmosfer fluor.

b. Kereaktifan brom Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua
dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu
reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata
dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan.
Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin
kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.

c. Kereaktifan iodium Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas
berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit.
Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika
dibandingkan dengan Klor.

d. Kereaktifan astatin Astatine dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl),
tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur
halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.

II. Keberadaan di Alam


Unsur halogen (VII A) mempunyai konfigurasi elektron yang elektron valensinya 7. Oleh karenanya
unsur halogen ini mudah menangkap satu elektron. Dan unsur halogen termasuk golongan unsur
yang sangat kreatif. Karena unsur halogen termasuk golongan unsur yang sangat kreatif, maka
keberadaannya di alam berupa persenyawaan. Adapun senyawa-senyawa yang mengandung
unsur-unsur halogen antara lain:

Unsur Terdapatnya di alam


F (Fluorin): Dalam senyawa fluorspar (CaF2), kriolit (Na3AlF6), dan fluoropatit (Ca5(PO4)3)
Cl (Klorin): Dalam senya NaCl, KCl, MgCl2, CaCl2 yang terkandung dalam air laut, dengan kadar
terbanyak adalah NaCl (2,8% massa air laut)
Br (Bromin): Dalam senyawa bromida, yang ditemukan dalam air laut dan air mineral.
I (Iodin): Dalam senyawa natrium iobat (NAIO3) ditemukan dalam jumlah berlimpah di daerah Chili,
USA.
At (Astatin): Dalam kerak bumi, sangat sedikit.

III. Cara Mendapatkannya


Halogen dibuat dari senyawa halida yang ada dialam. Caranya adalah dengan mengoksidasi ion-ion
halida. Proses pembuatan halogen tersebut dapat dilakukan dengan elektrolisis dan reaksi redoks
(reduksi-oksidasi), namun tidak dengan cara elektrolisis saja, banyak cara digunakan dalam proses
pembuatan halogen baik dalam lingkup industri maupun labolatorium.

A. Di Laboratorium

Pembuatan senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara
mengoksidasi senyawa halida dengan MnO2 atau KmnO4 dalam asam (H2SO4pekat).

X- + MnO4 + H+ → X2 + Mn2+ + H2 O
 Cl2 : Mereaksikan suatu halida dengan H2so4 encer dan Mn02

2CL + MnO2 + 4H+  Mn2+ + 2H2O + Cl2

Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan Mn04

2Mn04+ + 10 Cl- + 16H -  2Mn2+ + 8H2O +5CL2

 Br2 : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan MnO2

Mn O2 + 4H+ + 2BR  Mn2+ + 2H2O + Br2

Oksidasi Bronda dengan KHLOR

Cl2 + Br -  2Cl- + Br2

 I2 : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 dan MnO2

Mn O2 + 4H+ + 2I -  2Mn2 + + 2H2O + I2

Oksidasi iodida dengan gas kalor

Cl2 + I-  2Cl - + I2

B. Skala industri

 Pembuatan fluorin (F2)

Fluorin dibuat dari elektrolisis asam fluorida(HF). Sebagai bahan baku untuk mendapatkan
HF diperoleh dari fluorspar(CaF2) yang direaksikan dengan H2SO4 pekat. HF yang diperoleh
dicampur dengan KHF2 cair(bebas air), ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai
1000. Wadah untuk reaksi elektrolisis terbuat dari logam monel(campuran Cu dan Ni),
campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentuk akan
mengoksidasinya. Dalam elektrolisis dihasilkan gas H2 di katoda dan gas F2 di anoda.
Wadahnya menjadi katode, sedangkan anodenya adalah grafit.

Persamaan reaksi elektrolisis HF sebagai berikut.

2HF(aq)  2H+(aq) + 2F-(aq)

katode(-) : 2H+(aq) + 2e-  H2(g)

anode(+) : 2F-(aq)  F2(g) + 2e-

2HF(aq)  H2(g) + F2(g)

 Pembuatan Klorin(Cl2)

Pembuatan klorin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara reaksi redoks dan
dengan cara elektrolisis.

1) Cara reaksi redoks

Dalam laboratorium, klorin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion klorida. Sebagai
oksidator dapat digunakan MnO2(batu kawi), KMnO4, K2CrO7, atau CaOCl2.
Contoh:
MnO2(s) + 2H2SO4(aq)+ 2NaCl(s)  Na2SO4(aq)+MnSO4(aq)+2H2O(l)+Cl2(g)
CaOCl2(aq) + H2SO4(aq)  CaSO4(aq) + H2O(l) + Cl2(g)
CaOCl2(aq) + 2HCl(aq)  CaCl2(s) + H2O(l) + Cl2(g)
2KMnO4(s) + 16HCl(aq)  2KCl(aq) + 2MnCl2(aq) + 8H2O(l) + 5Cl2(g)

2) Cara Elektrolisis
Dalam industri, klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan natrium klorida pekat
dengan mengguanakan elektrode inert(tidak ikut bereaksi) dan menggunakan diafragma.
Sebagai elektrode dipakai grafit.

Persamaan reaksi sebagai berikut.

2NaCl(aq)  2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

Katode(-): 2H2O(l) + 2e-  H2(g) + 2OH-(aq)

Anode(+): 2Cl-(aq)  Cl2(g) + 2e-

2NaCl(aq) + 2H2O(l0  2Na+(aq) + 2OH-(aq) + Cl2(g) + H2(g)

OH- yang diperoleh bereaksi dengan Na+ membentuk larutan NaOH.

 Pembuatan Bromin (Br2)

Pembuatan Bromin juga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara reaksi redoks
dan dengan cara elektrolisis.

1) Cara reaksi Redoks


a) Dalam Industri, bromin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion bromida yang
terdapat dalam air laut dengan klorin. pembuatan gas Br2 sebagai berikut:
 Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
 Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi
redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah.
Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
 Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.
Reaksi yang terjadi adalah
Cl2(g) + 2Br-(aq)  Br2(g) + 2Cl-(aq)
Dengan mengalirkan udara kedalam air bromin, brominnya dapat dikeluarkan karena
mudah menguap.
2) Cara elektrolisis

Bromin dapat dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan menggunakan
electrode inert.
Persamaan reaksi elektrolisisnya :
MgBr2(aq) Mg2+(aq) + 2Br-(aq)
Katode (-) : 2 H2O (l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
Anode (+) : 2 Br-(aq) Br2(l) + 2e-
MgBr2(aq) + 2H2O(l) Mg2+ (aq) + 2OH-(aq) + Br2(l) + H2 (g)
Mg(OH)2(aq)

 Pembuatan Iodin ( I2 )

Iodin dapat dibuat dengan dua cara, baik di laboratorium ataupun dalam industry. Cara
tersebut adalah dengan cara redoks dan dengan cara elektrolisis.

1) Cara reaksi redoks


a) Secara komersial Iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion iodide yang terdapat
dalam air laut dengan klorin.
Cl2 (g) + 2 I- (aq)  I2 (s) + 2 Cl-(aq)
b) Iodin dapat dibuat dengan mereduksi NaIO3 dengan NaHSO3 dalam suasana asam.
Persamaan reaksinya :
IO3-(aq) + 3 HSO3-(aq)  I-(aq) + 3 H+(aq) + 3 SO42-(aq)
I-(aq) + IO3-(aq) + 6 H+(aq)  I2(s) + 3 H2O (l)
c) Dilaboratorium iodine dibuat dari MnO4 + KI + H2SO4 pekat yang dipanaskan.
Persamaan reaksinya :
2 KI(s) + MnO4 (s) + 2 H2SO4 (l)  K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + 2H2O(l) +I2(s)
I2 yang terbentuk akan mengkristal pada bagian bawah cawan ( terjadi sublimasi ).

2) Cara elektrolisis

Iodin dapat dibuat dengan cara elektrosis larutan garam pekat NaI dengan menggunakan
electrode inert. Persamaan reaksinya
2 NaI(aq)  2Na+(aq) + 2I-(aq)
Katode (-) : 2 H2O (l) + 2e-  H2(g) + 2 OH-(aq)
Anode (+) : 2I-(aq)  I2(s) + 2e-
Redoks: 2NaI(aq) + 2 H2O (l)  2Na+(aq) + 2 OH-(aq) + I2(s) + H2(g)
Kesimpulan
Daftar Pustaka

http://adventurechem.blogspot.com/2012/01/halogen.html

http://indahnuramalia6.blogspot.com/2013/11/kimia-gas-halogen-golongan-vii.html

http://membuattugassekolah.blogspot.com/2016/08/unsur-unsur-halogen-kimia-unsur-halogen.html

http://semogabermanfaat8.blogspot.com/2014/09/makalah-halogen-pengertian-halogen.html

Anda mungkin juga menyukai