Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“BANK UMUM DAN BANK SYARIAH”


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Bank Lembaga Keuangan Dan Lain-Lain

Pamong : Alfiatul Maulida, SE., M.M

Disusun Oleh :

Selastri Niati Siahaan 2017008163

Topri Dwi Wacono 2017008176

Kelas 3A4

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq
dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata kuliah ini,
yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk penulis
,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah
ini.

Yogyakarta, September 2018

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara. Selain itu, bank juga
merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu
kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga yang menjadi
sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Berdasarkan fungsi –
fungsi tersebut, maka keberadaan bank yang sehat,
Dalam system perbankan antara bank konvensional dengan bank syariah terdapat beberapa
perbedaan dalam hal kinerja perusahaannya yaitu: terletak pada pengembalian dan pembagian
keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan atau yang diberikan
oleh lembaga keuangan kepada nasabah (Rindawati,2007).
Bank berfungsi sebagai perantara keuangan sehingga faktor kepercayaan masyarakat
merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis perbankan. Manajemen bank dihadapkan
pada upaya untuk menjaga kepercayaan tersebut agar dapat memperoleh simpati dari para calon
nasabahnya. (Kasmir,2014).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Perbankan?
2. Apa Fungsi Dari Bank Umum dan Bank Syariah?
3. Apa Saja Perbedaan Bank Umum dan Bank Syariah ?
4. Bagaimana Kegiatan Bank Umum dan Bank Syariah?
5. Mengapa Harus Memilih Bank Syariah?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perbankan.
2. Untuk Mengetahiu Fungsi Bank Umum dan Bank Syariah.
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Bank Umum dan Bank Syariah.
4. Untuk Mengetahui Kegiatan Bank Umum dan Bank Syariah.
5. Untuk Mengetahui Alasan Sebagian Orang Memilih Bank Konvensional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perbankan
Dalam pembicaraan sehari-hari Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat
untuk meminjam uang (kredit) bagi seluruh masyarakat yang membutuhkan dana. Disamping itu
bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindah uang atau menerima segala
bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, uang kuliah, pajak dan
pembayaran lainya. Menurut Undang-Undang RI nomor 1998 tanggal November tentang
perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya setiap aktivitas perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah
keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkanya lagi dalam bentuk kredit, agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank,
maka pihak bank memberikan rangsangan berupa pemberian balas jasa kepada nasabah berupa
bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan, dan balas jasa lainya. Besarnya bunga kredit sangat
dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar pula bunga yang diterima oleh
nasabah begitu juga sebaliknya.

1. Bank umum

Bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
Kegiatan utama bank atau sistem operasional bank konvensional menurut Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1998 adalah melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Martono (2002) menjelaskan prinsip konvensional yang digunakan bank konvensional


menggunakan dua metode, yaitu: pertama, menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk
simpanan seperti tabungan, deposito berjangka, maupun produk pinjaman (kredit) yang diberikan
berdasarkan tingkat bunga tertentu. Kedua, untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem
penetapan biaya ini disebut fee based.

2. Bank syariah
Bank syariah adalah bank yang berasakan pada asas kemitraan, keadilan, transparasi dan
universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah
adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah (Booklet
Perbankan Indonesia, 2011). tetap sesuai dengan tata cara dan materi hukum syariah.
Lembaga yang mengatur hukum materi syariah berdasarkan prinsip syariah di Indonesia
dikenal dengan nama BAMUI (Badan Arbitrase Muamalah Indonesia) yang didirikan oleh
Majelis Ulama Indonesia.

B. Fungsi Bank Umum dan Bank Syariah

Fungsi bank sebagai pencipta uang amat sangat besar peranannya dan karenanya sangat
relevan untuk diperhatikan,namun dari sudut pandangan manajer dan juga pemilik bank bisa
dikatakan, bahwa dengan melupakan sama sekali fungsi tersebut tidak akan berpengaruh
terhadap maju mundurnya bank yang dipimpin atau dimilikinya.

1. Fungsi bank umum


 Fungsi pengumpulan dana

Yang dimaksud disini ialah dana masyarakat yang disimpan bank terutama dalam bentuk
giro (demand deposits atau checking deposit) deposito ( time deposits atau disebut juga
dengan deposit berjangka) dan tabungan (savings deposits). Ketiga sumber dana inilah
yang merupakan sumber-sumber dana utama bank, selain sumber yang berasal dari
modal sendiri (net worth) bank,yang terdiri dari modal pesertaan dan laba yang tidak
dibagikan.
 Fungsi pemberian kredit
Dana yang dikumpulkan melalui penerimaaan giro,deposito dan tabungan seperti
dimaksudkan diatas,oleh bank harus segera “dijalankan” atau “diputarkan”, sebab
terhadapp dana yang dikumpulkan tersebut bank terkena beban biaya berupa jasa giro,
bunga, deposito, bunga tabungan dan biaya operasional, seperti misalnya gaji, sewa
gedung atau penyusutan dan sebagainya.
 Fungsi penanaman dana atau investasi
Istilah investasi selalu digunakan dalam artian investasi inansial, yaitu penanaman dana
dalam bentuk surat-surat berharga, baik surat tanda kepemilikan (saham misalnya)
ataupun surat tanda utang (surat obligasi, surat wesel, SBI dan sebagainya).
 Fungsi pencipta uang
Fungsi penciptaan uang dipandang sebagai fungsi paling pokok bank umum dan
perekonomian.
 Fungsi Pembayaran .
Fungsi Pembayaan sebagai menunaikan pelunasan secara keseluruhan atau secara
kewajiban finansial.
 Fungsi Pemindahan Uang.
Fungsi Pemindahaan Uang ini berfungsi sebagai kegiatan untuk pentransferan uang.
 Fungsi Pemasokan Produk Jasa Pebankan Lainnya.
IKPI membedakan produk perbankan lain-lain kedalam dua kelompok, yaitu jasa-jasa
prebankan dala negeri dan jasa-jasa luar negeri.

2. Fungsi bank Syariah


 Fungsi Bank Syariah Sebagai Manajemen Investasi
Fungsi ini berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrakperwakilan. Menurut kontrak
mudharabah, bank (dalam kapasitasnya sebagai mudharib, atau pihak pelaksana investasi
dana dari pihak lain) menerima persentase suatukeuntungan hanya dalam kasus untung.
 Fungsi Bank Syariah Sebagai Investasi
Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut (dana
pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat investasi yang
sesuai dengan syariah.
 Fungsi Bank Syariah Sebagai Jasa Keuangan
Bank syariah dalam fungsi ini juga dapat menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya
berdasarkan wupah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.
Contoh: garansi, transfer kawat, L/C, dan lain-lain.
 Fungsi Bank Syariah Sebagai Jasa Sosial
Dalam prinsip perbankan Islam mengharuskan bank Islam melaksanakan jasa sosial, jasa
tersebut bisa melalui dana qardh (pinjaman kebajikan), dana zakat, atau dana sosial yang
sesuai dengan ajaran Islam.
C. Perbedaan Bank Umum dan Bank Syariah
Dalam perbankan konvensional bank menggunakan uang tabungan untuk dipinjamkan
kepada para debitur baik individu maupun pengusaha. Keuntungan diperoleh dari selisih antara
bunga yang dikenakan kepada debitur dengan bunga yang dibayarkan kepada para penabung.
Dalam perbankan syariah bunga dilarang, kemudian digunakan sistem bagi hasil.
Dalam sistem ini hubungan antara yang meminjamkan, peminjam dan perantara adalah
hubungan yang didasarkan atas kepercayaan (trust) dan kemitraan (partnership). Perbandingan
antara bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut:

Bank Syariah Bank Konvensional


Melakukan hanya investasi yang halal Melakukan investasi baik yang halal
menurut hukum Islam atau haram menurut hukum Islam

Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan Memakai perangkat suku bunga\
sewa

Berorientasi keuntungan dan falah Berorientasi keuntungan


(kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai
ajaran Islam)

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk Penghimpunan dan penyaluran dana


kemitraan tidak diatur oleh dewan sejenis

Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai Hubungan dengan nasabah dalam bentuk
fatwa Dewan Pengawas Syariah kreditur-debitur
Ada beberapa produk bank umum dan bank syariah

1) Bank Umum
 Giro
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, bilyet giro, surat permintaan,
pembayaran lainnya atau cara pemindahan pembukuan.
 Tabungan
Tabungan adalah simpanan pihk ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
 Deposito
Deposito adalah sebuah produk simpanan sejenis investasi sederhana dari bank yang
menjanjikan suku bunga tetap dengan jangka waktu tertentu.

2) Bank Syariah

 Titipan atau Simpanan


Al-Wadiah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana yang sewaktu-waktu bisa
diambil.

 Bagi Hasil
Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau
joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati
sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-
masing pihak.
 Sewa
Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui
pembayaran upah sewa

 Jasa

Al-Waka>lah, adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan
akad (perwakilan) yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang diterapkan dalam syariat
Islam.

D. Kegiatan Bank Umum dan Bank Syariah

1). Bank Umum

a) Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini
dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan berbagai jenis simpanan.

b) Menyalurkan Dana (Lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang ber¬hasil dihimpun dari
masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang
dilakukan oleh bank dila¬kukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih
dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis,
tergantung dari kemampuan bank yang menya¬lurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta
tingkat suku bunga yang ditawarkan.

c) Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat
banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini
memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan
dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga sim-panan lebih
besar dari bunga kredit).

2). Bank Syariah

(a). Menghimpun dana dari masyarakat, seperti giro dan deposito.


(b). Melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli, pembiayaan bagi hasil, dan
pembelian surat-surat berharga pemerintah.
(c). Memberikan jasa-jasa, seperti transfer antar bank. Menerima pembayaran tagihan atas surat-
surat berharga, menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, melakukan
kegiatan usaha kartu debet, dan melakukan kegiatan wali amanat.
(d). Melakukan kegiatan lain, seperti kegiatan valuta asing, kegiatan penyertaan modal, pendirian
dana pensiun, dan lembaga baitul mal.

E. Bank Syariah

Seperti yang kita ketahui semua, mengajukan permintaan pembiayaan pada bank
konvensional sangat mudah pada era sekarang ini. Kita hanya tinggal mengajukan pinjaman, lalu
menyelesaikan syarat-syarat yang diharuskan. Lalu, bagaimana dengan bank syariah? Pada bank
syariah, syarat-syarat yang ditetapkan hampir sama dengan yang dimiliki oleh bank
konvensional. Akan tetapi, bank syariah lebih unggul dalam satu hal. Bank syariah tidak akan
pernah mengucurkan dana pinjamannya kepada bisnis yang dapat membawa kemaslahatan
seperti bisnis kasino, pembuatan bir, rokok, dan lainnya. Jadi, sekali lagi bank syariah sudah
selangkah lebih maju karena harta yang kita simpan tidak disalurkan untuk hal maksiat dan
negara akan semakin maju karena pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk hal yang
membangun bukan menghancurkan moral bangsa.

Lalu, bagaimana dengan return yang diterima dari investasi yang telah dilakukan pada bank
syariah? Pada bank syariah, return yang akan diterima adalah bagi hasil (profit sharing) dari
keuntungan yang didapatkan bank. Maksudnya adalah keuntungan yang didapatkan oleh bank
melalui investasi yang mereka lakukan menggunakan dana yang terdapat pada bank tersebut
dibagi kepada nasabahnya sesuai dengan jumlah investasi mereka pada bank tersebut dan
kesepakatan awal persentase pembagian keuntungan. Berbeda dengan system return yang
diberikan oleh bank konvensional yaitu dengan memberikan bunga.

Perbedaan ini seperti terlihat bahwa nasabah akan rugi jika menyimpan pada bank syariah
dibandingkan jika menyimpan uangnya pada bank konvensional disebabkan return yang pasti
dari bank konvensional. Akan tetapi, jika kita menilik lebih jauh lagi, sebenarnya sistem yang
digunakan pada bank syariah memberikan pengetahuan kepada kita mengenai bagaimana
sebenarnya kondisi bank tempat menyimpan uang. Mengapa? Karena dengan pengembalian
yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin baik kinerja bank tersebut dan semakin kecil
pengembalian membuat kita dapat berhati-hati karena kita mengetahui bahwa kinerja bank
tersebut menurun, sehingga itu dapat membuat kita untuk berjaga-jaga mengenai uang yang
berada di bank tersebut. Sedangkan, nasabah tidak akan pernah mengetahui lebih dahulu
bagaimana kinerja bank tersebut, karena return yang diterima selalu konstan. Ini membuat para
nasabah tidak bisa berjaga-jaga mengenai keselamatan uang yang mereka simpan di bank
konvensional. Ini membuktikan bahwa bank syariah lebih transparan mengenai performa
kegiatan operasionalnya kepada nasabah dinadingkan dengan bank konvensional yang membuat
nasabah dapat berhati-hati lebih awal. Inilah salah satu penyebab mengapa pada tahun 1998,
bank syariah tidak termasuk bank yang dilikuidasi dan tetap bertahan sampai sekarang. Jadi,
mengapa harus memilih bank syariah? Sekarang seharusnya kita semakin melirik bank syariah
karena lebih memiliki pengawasan yang ketat, pembiayaannya hanya kepada bisnis yang
membangun moral bangsa, dan sistem return yang dapat menjadi early warning bagi para
nasabah.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya setiap aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak
terlepas dari masalah keuangan.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami. Dan berdasarkan dengan teori – teori yang ada
dalam menjalankan operasionalnya Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil. Sedangkan
Bank Konvensional tidak menerapkan sistem bagi hasil namun Bank Konvensional menerapkan
sistem bunga. Pada Bank Syariah tidak menerapkan sistem bunga karena prinsip tersebut antara
lain adalah tidak diperbolehkannya sistem bunga (riba) dalam transaksi ekonomi termasuk
perbankan, dan kehalalan produk yang ditawarkan bank. Namun kedua bank tersbut merupakan
suatu institusi keuangan yang memiliki banyak persamaan.

2. Saran
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
mengambil sisi positif dari pembahasan mengenai Perbankan Syariah dengan Perbankan
Konvensional, dan sisi negatif dari pembahasan di atas bisa dijadikan sebagai bahan
pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Umam Khotibul, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah (Pasca UU No. 21 Tahun 2008),
Yogyakarta, 2009.

Reksoprayitno Soediyono, Prinsip-prinsip dasar manajemen Bank Umum, Yogyakarta, 1992.

Jahja Adi Susilo & Iqbal Muhammad, Desember 2012, “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional”. Epistemé, Vol. 7, No. 2.

Solikah Hanina Maya. Februari 2017, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia”. Warta Ekonomi Vol. 07 No 17.

https://mulyadinurdin.wordpress.com/2010/11/02/mengapa-harus-bank-syariah/

Anda mungkin juga menyukai