Anda di halaman 1dari 3

Laskara Arabioka Qurbana Kelas 4-A

Tanaman karet atau


pohon karet sekarang sudah
banyak diketahui banyak
orang. Namun beberapa orang
belum mengetahui apa saja
yang dapat dimanfaatkan dari
pohon karet.
Dari namanya pasti
sudah jelas manfaat yang
pertama adalah dari getah pohon karet, tapi sebenarnya ada manfaat lain yang dapat
dimanfaatkan dari pohon karet. Apa lagi kini kebutuhan getah karet dunia terus
meningkat.
Banyak barang-barang yang menjadikan getah karet sebagai bahan baku
utama, seperti ban, sepatu karet, kabel, bahan-bahan isolator sebagai pembungkus
logam, dan masih banyak lagi.
Kini getah karet sudah menjadi salah satu produk yang diekspor ke luar
negeri. Akan tetapi untuk dapat menghasilkan getah karet yang baik kita harus
menunggu sampai pohon siap untuk dipanen atau dapat disadap getahnya.
Di Indonesia sendiri sebagai penghasil getah karet terbesar adalah di daerah
pulau Sumatra dan jawa. Saat menyadap getah karet sebaiknya dilakukan pada pagi
hari dan sore hari, karena jika dilakukan pada siang hari hasil pohon yang disadap
getah karet yang mengalir hanya sedikit sebab jika sadapan terkena paparan sinar
matahari langsung akan cepat mengering sehingga getah tidak dapat mengalir.
Untuk proses penyadapan getah karet kendala yang dialami adalah ketika
musim penghujan. Karena jika getah karet yang baru saja disadap pasti belum
mengental atau mengeras sehingga ketika wadah penampung terisi air hujan
maka getah yang masih cair akan larut dengan air hujan
Kopra adalah daging
buah kelapa yang
dikeringkan. Kopra
merupakan salah satu produk
turunan kelapa yang sangat
penting, karena merupakan
bahan baku
pembuatan minyak
kelapa dan turunannya.
Untuk membuat
kopra yang baik diperlukan
kelapa yang telah berumur
sekitar 300 hari dan memiliki
berat sekitar 3-4 kg. Setelah
kopra selesai diekstrak
minyaknya, yang tersisa
adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25%) namun
memiliki serat yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia.
Produk samping ini umumnya diberikan pada hewan ternak sebagai pakan.
Ngaben
adalah sebuah
upacara pembakaran
jasad yang dilakukan
oleh umat Hindu di
Bali. Upacara ini
dimaksudkan untuk
menyucikan roh
anggota keluarga
yang sudah
meninggal yang
akan menuju ke tempat peristirahatan terakhir.
Kata “ngaben” mempunyai arti bekal atau abu yang semua tujuannya
mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran
Hindu, selain dipercaya sebagai dewa pencipta, Dewa Brahma juga memiliki wujud
sebagai Dewa Api. Dewa Brahma yang bisa membakar semua kekotoran yang
melekat pada jasad dan roh orang yang telah meninggal.
Upacara ngaben massal diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu,
agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan ajaran
agama Hindu. Dengan adanya ngaben massal ini, keluarga yang kurang mampu
dapat melaksanakan ritual tersebut dengan membayar 2,5 juta rupiah atau bahkan
gratis jika memang benar-benar tidak mampu.
Upacara ngaben akan dimulai dengan arak-arakan dari para keluarga.
Masing-masing keluarga membawa foto mendiang atau jasad yang akan diaben.
Bunyi gamelan Bali ikut mengiringi rombongan sampai ke lokasi Ngaben. Setelah
jasad diaben atau dibakar, sisa abu dari pembakaran jasad dimasukkan ke dalam
buah kelapa gading untuk kemudian dilarung ke laut atau sungai yang dianggap
suci.

Anda mungkin juga menyukai