pohon karet sekarang sudah banyak diketahui banyak orang. Namun beberapa orang belum mengetahui apa saja yang dapat dimanfaatkan dari pohon karet. Dari namanya pasti sudah jelas manfaat yang pertama adalah dari getah pohon karet, tapi sebenarnya ada manfaat lain yang dapat dimanfaatkan dari pohon karet. Apa lagi kini kebutuhan getah karet dunia terus meningkat. Banyak barang-barang yang menjadikan getah karet sebagai bahan baku utama, seperti ban, sepatu karet, kabel, bahan-bahan isolator sebagai pembungkus logam, dan masih banyak lagi. Kini getah karet sudah menjadi salah satu produk yang diekspor ke luar negeri. Akan tetapi untuk dapat menghasilkan getah karet yang baik kita harus menunggu sampai pohon siap untuk dipanen atau dapat disadap getahnya. Di Indonesia sendiri sebagai penghasil getah karet terbesar adalah di daerah pulau Sumatra dan jawa. Saat menyadap getah karet sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari, karena jika dilakukan pada siang hari hasil pohon yang disadap getah karet yang mengalir hanya sedikit sebab jika sadapan terkena paparan sinar matahari langsung akan cepat mengering sehingga getah tidak dapat mengalir. Untuk proses penyadapan getah karet kendala yang dialami adalah ketika musim penghujan. Karena jika getah karet yang baru saja disadap pasti belum mengental atau mengeras sehingga ketika wadah penampung terisi air hujan maka getah yang masih cair akan larut dengan air hujan Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3-4 kg. Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25%) namun memiliki serat yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia. Produk samping ini umumnya diberikan pada hewan ternak sebagai pakan. Ngaben adalah sebuah upacara pembakaran jasad yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Upacara ini dimaksudkan untuk menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal yang akan menuju ke tempat peristirahatan terakhir. Kata “ngaben” mempunyai arti bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu, selain dipercaya sebagai dewa pencipta, Dewa Brahma juga memiliki wujud sebagai Dewa Api. Dewa Brahma yang bisa membakar semua kekotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah meninggal. Upacara ngaben massal diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu, agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan ajaran agama Hindu. Dengan adanya ngaben massal ini, keluarga yang kurang mampu dapat melaksanakan ritual tersebut dengan membayar 2,5 juta rupiah atau bahkan gratis jika memang benar-benar tidak mampu. Upacara ngaben akan dimulai dengan arak-arakan dari para keluarga. Masing-masing keluarga membawa foto mendiang atau jasad yang akan diaben. Bunyi gamelan Bali ikut mengiringi rombongan sampai ke lokasi Ngaben. Setelah jasad diaben atau dibakar, sisa abu dari pembakaran jasad dimasukkan ke dalam buah kelapa gading untuk kemudian dilarung ke laut atau sungai yang dianggap suci.