Anda di halaman 1dari 7

SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3

September 2019

PELATIHAN PEMBUATAN BIOPORI PADA MASYARAKAT DI


KELURAHAN KEMARAYA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK
KONSERVASI TANAH

Laode Sabaruddin(1), Murjani K. (2), Hasbullah S. (1), Tresjia. R. (1), Zulfikar (1) dan
Arniawati(3)
(1)
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tri Dharma
Anduonohu Kendari 93232 Sulawesi Tenggara
(2)
Fakultas Ekonomi Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tri Dharma Anduonohu
Kendari 93232 Sulawesi Tenggara
(3)
Fakultas Kehutanan dan Ilmu LIngkungan Universitas Halu Oleo, Kampus Kemaraya
Jl. Mayjen S. Parman Kendari 93121 Sulawesi Tenggara

*E-mail: arniawati22@gmail.com/arniawati@uho.ac.id

ABSTRAK

Wilayah RT 09 Kelurahan Kemaraya berbatasan langsung dengan Taman Hutan Raya Nipa-nipa berada
pada daerah dengan kelerengan di atas 35o. Kawasan ini merupakan kawasan yang rentan akan erosi dan
longsor. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan ancaman dan dampak akibat pembangunan
pemukiman pada wilayah tertentu mengakibatkan tidak adanya upaya konservasi tanah terutama di
sekitar pemukiman. Salah satu cara untuk mengantisipasi bencana erosi dan longsor pada kawasan ini
adalah melakukan konservasi tanah dan air (KTA). Sebagai bentuk kontribusi perguruan tinggi
Universitas Halu Oleo terhadap pembangunan manusia dilakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang
Terintegrasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dengan tujuan utama peningkatan kapasitas masyarakat
dalam konservasi tanah.Beberapa metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian partispatif ini
adalah 1) sosialisasi dan penyuluhan kegiatan kepada masyarakat; 2) pelatihan konservasi tanah berupa
pembuatan lubang serapan (biopori). Selain mengatasi erosi dan longsor, kegiatan ini dapat berkontribusi
di dalam mengatasi sedimentasi pada wilayah hilir. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan kapasitas
dan pengetahuan masyarakat akan konservasi tanah yang dapat mendukung pembangunan manusia secara
berkelanjutan
.
Kata Kunci : Biopori, Erosi, Kapasitas masyarakat, Kelurahan Kemaraya, Konservasi Tanah

PENDAHULUAN waktu 1999 – 2016 telah wilayah berbukit.


Laju pertambahan jumlah penduduk mengalami 19 kali banjir, 14 kali kejadian
Kota Kendari setiap tahun terus mengalami tanah longsor dan dua kali mengalami banjir
kenaikan yang cukup signifikan. Data Badan disertai tanah longsor yang mengakibatkan
Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari tahun kerugian materi dan korban jiwa baik
2018, jumlah penduduk Kota Kendari meninggal maupun terluka (Kasim, et.al,
berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 2017).
sebanyak 370.728 jiwa naik 3,16% Salah satu cara untuk mengantisipasi
dibandingkan proyeksi penduduk tahun bencana banjir pada kawasan ini adalah
2016. Kondisi ini berdampak pada melakukan konservasi tanah dan air (KTA).
kebutuhan akan lahan untuk pemukiman. Siswomartono (1989) menyatakan bahwa
Seiring pertumbuhan penduduk, jumlah konservasi adalah upaya perlindungan,
pemukiman juga mengalami pertumbuhan perbaikan dan pemakaian sumber daya alam
yang tidak hanya pada wilayah-wilayah dengan memperhatikan kaidah yang
yang kondisi kelerengan datar tetapi juga bertujuan menjamin keuntungan ekonomi
pada wilayah-wilayah dengan kondsi atau sosial yang tertinggi secara lestari
kelerengan yang agak curam sampai curam Wahyudi (2014) memberi lima masukan
atau Sebagai wilayah yang rentan terhadap yang dapat dilakukan untuk kegiatan
bencana erosi dan banjir Kota Kendari kurun konservasi tanah yaitu pengendalian erosi,
18
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

banjir, pengaturan pemanfaatan air, 2018). Lokasi kegiatan pengabdian yang


peningkatan daya guna lahan, peningkatan berada pada RT 09 ini merupakan wilayah
produksidan pendapatan petani termasuk yang berbatasan langsung dengan kawasan
peningkatan peran serta masyarakat yang konservasi Taman Hutan Raya (Tahura)
terpadu dan kegiatan pengamanannya. Nipa-nipa. Selain itu, wilayah ini merupakan
Keberhasilan kegiatan konservasi tanah wilayah penyangga bagi wilayah yang
dilakukan secara bertahap yang meliputi berada di bawahnya karena berada pada
(Masaki, 1995) meliputi perencanaan, daerah ketinggian. Lokasi kegiatan
pelaksanaan, bimbingan teknis pelaksanaan, pengabdian merupakan pemukiman baru di
pemeliharaan, monitoring dan penyuluhan Kelurahan Kemaraya. Areal ini sebelumnya
pada masyarakat.yang dapat dilakukan merupakan lokasi perkebunan masyarakat
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan yang diolah secara turun temurun.
ancaman dan dampak akibat pembangunan Perubahan penggunaan lahan berdampak
pemukiman pada wilayah tertentu pada menurunnya kwalitas kawasan tersebut
mengakibatkan tidak adanya upaya serta menyebabkan sedimentasi dan erosi.
konservasi tanah terutama di sekitar Beskow et al. (2009) dan Xu, Xu, &
pemukiman. Meng,(2013) dampak yang ditimbulkan oleh
Era milenial merupakan era dimana erosi pada lingkungan sangat signifikan dan
pemanfaatan sumberdaya harus mampu serius (_Irvem, Topaloglu, & Uygur, 2007).
berkontribusi pada penyelesaian persoalan Erosi adalah proses perpindahan bagian –
lingkungan untuk jangka panjang. UNEP bagian tanah dari suatu tempat ke tempat
dan IWMI (2011) melansir bahwa aktivitas yang lain. Erosi terjadi melalui media alami
manusia telah menyebabkan terjadinya krisis (Arsyad, 2012) , menurut Asdak (2010),
air global akibat perubahan sistem tata air erosi dapat terjadi secara alami maupun
alamiah serta pencemaran air tanah, juga karena aktivitas manusia. Erosi alamiah
meningkatkan resiko banjir, kekeringan serta terjadi untuk mempertahankan
salinitas. Permasalahan lingkungan saat ini keseimbangan tanah secara alami, sedang
tidak hanya menjadi tanggung jawab erosi karena kegiatan manusia kebanyakan
pemerintah tetapi merupakan tanggung disebabkan terkelupasnya lapisan tanah
jawab bersama termasuk Perguruan Tinggi akibat kegiatan yang bersifat merusak
(PT). Salah satu bentuk tanggung jawab PT keadaan fisik tanah dan tidak mengindahkan
dilakukan kegiatan Pengabdian kepada kaidah konservasi tanah. Keberhasilan
Masyarakat (PKM). Sebagai salah satu PT di konservasi tanah tidak hanya dipengaruhi
Sulawesi Tenggara, Universitas Halu Oleo oleh bentuk kegiatan yang dilakukan tetapi
(UHO) berperan penting dalam peningkatan juga oleh peran masyarakat secara
kapasitas masyarakat untuk mengatasi partisipatif. Permasalahan di lapangan
persoalan lingkungan. Menyikapi hal adalah minimnya pengetahuan masyarakat
tersebut, pemberdayaan masyarakat melalui akan konservasi tanah sehingga perlunya ada
Pengabdian kepada Masyarakat terintegrasi sosialisasi dan pelatihan terkait konservasi
KKN-Tematik dilaksanakan di pemukiman tanah untuk menjaga kelestarian lingkungan.
baru Benggaila RT 09 yang merupakan Pengabdian kepada masyarakat
wilayah berbukit di Kelurahan Kemaraya. terintegrasi KKN-Tematik dilaksanakan
Kelurahan Kemaraya merupakan satu pada Bulan Juli-Agustus 2019 di Kelurahan
dari Sembilan kelurahan yang berada di Kemaraya tepatnya di Pemukiman Baru
wilayah administrasi Kecamatan Kendari Benggaila RT 09 (gambar 1). Berbagai
Barat. Kelurahan Kemaraya berada di kegiatan dilakukan terkait konservasi tanah
3o56’11” – 3o58’04” LS dan membujur dari dan diantaranya adalah sosialisasi dan
122o31’12” – 122o32’22” BT dengan luas penyuluhan terkait konservasi tanah serta
5,08 km2 yang terbagi menjadi 12 RT. pelatihan pembuatan biopori. Kegiatan ini
Kelurahan Kemaraya merupakan kelurahan bertujuan untuk peningkatan kapasitas
dengan jumlah penduduk tertinggi kedua masyarakat dalam konservasi tanah.
setelah Kelurahan Lahundape yang
berjumlah 8.360 jiwa (Badan Pusat Statistik,

19
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

Gambar 2. Wawancara masalah dengan


masyarakat

Gambar 1. Lokasi Kegiatan Pengabdian

BAHAN DAN METODE


Adapun bahan yang digunkan dalam
kegiatan pelatihan ini adalah 1) pipa plastic
yang berdiameter 3 inchi, gergaji pipa,
pentup pipa, dan bor tanah untuk
memudahkan memasukkan pipa ke dalam
tanah. Metode yang digunakan pada
kegiatan pelatihan ini adalah 1) penyuluhan
sekaligus sosialisasi kegiatan kepada
masyarakat; 2) pelatihan konservasi tanah Gambar 3. Wawancara dengan tokoh
berupa pembuatan lubang serapan (biopori). masyarakat
Kegiatan ini melibatkan masyarakat, Berdasarkan hasil survey dan
kelompok pemuda, pemerintah Kelurahan wawancara, hampir seluruh pemukiman
Kemaraya Kecamatan Kendari Barat Kota masyarakat tidak memiliki saluran
Kendari. pembuangan limbah air rumah tangga.
Limbah air rumah tangga hanya dibiarkan
HASIL DAN DISKUSI tergenang dan diabiarkan meresap ke dalam
 Sosialisasi dan Penyuluhan tanah secara alami. Selain limbah air,
Kegiatan sosialisasi dilakukan limbah sampah rumah tangga juga belum
setelah tahap survey lokasi Survey ini terolah dengan baik.
melibatkan masyarakat dan pemuda Hasil survey kemudian didiskusikan
setempat. Selain survey, juga dilakukan bersama tokoh masyarakat, pemuda yang
wawancara dengan masyarakat melalui melibatkan kepala rumah tangga dan ibu
kunjungan lapangan ke rumah masyarakat. rumah tangga. Diskusi dimaksudkan untuk
Hal ini dimaksudkan untuk mengedukasi penentuan lokasi yang akan menjadi sampel
permasalahan masyarakat secara langsung kegiatan pembuatan lubang biopori.
dan partispatif. Selain kepada masyarakat,
diskusi juga dilakukan kepada tokoh
masyarakat. Keterbatasan pengetahuan dan
informasi terkait peranan konservasi
khususnya pada daerah dengan kontur yang
miring menjadi kendala masyarakat dalam
melakukan konservasi tanah secara mandiri.

Gambar 4. Diskusi bersama masyarakat


Tahap selanjutnya adalah kegiatan
sosialisasi yang dirangkaikan dengan
kegiatan penyuluhan dengan melibatkan

20
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

seluruh masyarakat RT 09 Kelurahan masyarakat di dalam konservasi tanah juga


Kemaraya, Pemerintah Kelurahan, dan dipengaruhi oleh peningkatan pengetahuan
pemuda setempat. masyarakat terkait peran konservasi tanah
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan
dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan
masyarakat. Hal ini dimaksudkan sebagai
tahap awal mengajarkan kemandirian pada
masyarakat. Kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan ini merupakan wadah untuk
berbagi pengetahuan dan ketrampilan
dengan masyarakat karena tidak menutup
kemungkinan di dalam kehidupan
Gambar 5. Sosialisasi dan penyuluhan masyarakat ada pengetahuan lokal yang
terkait Biopori dan fungsinya dimiliki. Negara (2011) menyatakan bahwa
Peningkatan kapasitas masyarakat kearifan lokal juga menyangkut
diperlukan untuk mendorong partisipasi pengetahuan, pemahaman dan adat
aktif masyarakat secara mandiri di dalam kebiasaan tentang manusia, alam, dan
mrlakukan konservasi tanah. Hal ini sejalan bagaimana relasi diantara semuanya yang
dengan pernyataan Soleh (2014) dihayati, dipraktikkan, diajarkan, dan
menyatakan bahwa salah satu kegagalan diwariskan secara turun temurun. Aulia dan
peningkatan partisipasi terjadi disebabkan Dharmawan (2010); Sartini (2004)
oleh ketidakberdayaan masyarakat menyebutkan salah satu fungsi kearifan
menyelesaikan problem sosial, politik dan lokal antara lain konservasi dan pelestarian
ekonominya sendiri. Problem di masyarakat sumber daya alam. Membangun relasi
di wilayah pengabdian saat ini terkait dengan masyarakat tidak mengharuskan
dengan lingkungan adalah ancaman erosi dilakukan di dalam ruangan tetapi juga perlu
pada wilayah pemukiman yang berada pada dilakukan interkasi langsung di lapangan.
wilayah yang konturnya miring serta Interaksi langsung di lapangan bertujuan
berdampak pada banjir pada daerah di untuk melihat lebih dekat kehidupan
sekitarnya. masyarakatdan mengetahui permasalahan di
Membangun kemandirian masyarakat secara langsung.
masyarakat sangat penting untuk
mendukung percepatan pembangunan suatu  Pelatihan Pembuatan Biopori
wilayah. Agusta dan Aji ( 2014) menyatakan Peningkatan kemampuan masyarakat
bahwa pembangunan diukur dari dua sub terhdap konservasi tanah tidak hanya dalam
dimensi 1) mengukur tingkat pembangunan bentuk penyuluhan tetapi perlu diaplikasi
baru yan dioreantasikan kepada langsung di lapangan. Kemampuan setiap
kesejahteraan masyarakat dan 2) mengukur individu sangatlah berbeda di dalam
laju kemandirian desa. Kegiatan pengabdian memahami dan menganalisa setiap
ini merupakan upaya untuk pengetahuan yang diterima. Selain umur,
menumbuhkembangkan kemandirian tingkat pendidikan juga menjadi salah satu
masyarakat dengan memberi kekuatan di factor penentu di dalam kemampuan setiap
dalam merencanakan konservasi tanah pada individu menerima pengetahuan dari luar.
wilayah dengan kontur miring. Bentuk Rusli (2012) menyatakan bahwa umur
sosialisasi dan penyuluhan merupakan salah produkstif yang berkisar 15 – 64 tahun
satu model yang dapat membantu memiliki minat yang tinggi untuk belajar.
masyarakat di dalam meningkatkan Seperti yang diketahui, umur peserta
pengetahuan khususnya konservasi tanah. pelatihan pembuatan biopori di lokasi
Mendorong kemandirian masyarakat perlu pengabdian semuanya merupakan usia
dilakukan secara berkesinambungan dengan produktif. Hal ini menjadi kekuatan di dalam
pola yang tentunya berbeda untuk memberi peningkatan kemampuan masyarakat di
ruang kepada masyarakat lebih produktif. lokasi tersebut. Antusias masyarakat di
Keberhasilan dari peningkatan kemandirian dalam kegiatan pelatihan ini jelas terlihat

21
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

dari ketekunan masyarakat mengikuti setiap UHO 2019.


tahapan pelatihan sampai mengaplikasikan
langsung di lapangan. DAFTAR PUSTAKA/RUJUKAN
Agusta, I dan Aji, Sucipto Adi (2014)
Desain Indeks Kemandirian Desa
dalam Indeks Kemandirian Desa.
Metode, Hasil dan Alokasi Prpgram
Pembangunan. Jakarta. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan
Air. (H.Siregar, Ed.) (Edisi ke 2., p.
466). Bogor:IPB Press.
Gambar 6. Pelatihan pembuatan biopori Asdak, C. (2010). Hidrologi dan
Faktor tingkat pendidikan juga disebut Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Ed.
sebagai faktor penentu di dalam percepatan 5th., p. 630). Yogyakarta: Gadjah Mada
individu masyarakat menerima ilmu University Press.
pengetahuan yang diberikan. Hal ini Aulia, T.O.S dan A.H.,Dharmawan.2010.
didukung oleh Bandolan (2008) dan Drakel Kearifan Lokal dalam Pengelolaan
(2008) yang menyatakan bahwa tahapan Sumberdaya Air di Kampung Kuta.
pendidikan formal yang dilalui individu Sodality: Jurnal Transdisiplin
masyarakat mempengaruhi cara berpikir Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi
terhadap perubahan inovatif yang Manusia. 4(3): 345-355
disarankan. Tingkat pendidikan yang tinggi Badan Pusat Statistik Kota Kendari. 2018.
diharapkan dapat mendorong kesadaran Badan Pusat Statistik Kota Kendari. 2018.
masyarakat untuk melakukan kegiatan Kecamatan Kendari Barat Dalam
konservasi tanah secara mandiri dan Angka. 2018.
partisipatif. Diharapkan peningkatan https://kendarikota.bps.go.id/publicatio
kesadaran masyarakat dalam melakukan n/download.html
konservasi tanah berkorelasi dengan
pembangunan di wilayah setempat yang Bandolan Y, Abd. Aziz, dan Sumang. 2008.
pada akhirnya dapat menciptakan kelestarian Tingkat adopsi petani terhadap
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. teknologi budidaya rambutan di Desa
Romangloe Kecamatan Bontomarannu
KESIMPULAN Kabupaten Gowa. Jurnal Agrisistem,
Kegiatan pengabdian ini tidak hanya Desember 2008, Vol. 4 No.2.
memberi edukasi kepada masyarakat terkait Beskow, S., Mello, C. R., Norton, L. D.,
konservasi tanah tetapi juga mampu Curi, N., Viola, M. R., & Avanzi, J. C.
memberi kepercayaan masyarakat akan (2009). Soil erosion prediction in the
pentingnya kegiatan yang dilakukan secara Grande River Basin, Brazil using
kolektif untuk peningkatan kemandirian distributed modeling. Catena, 7 9 ( 1 ) ,
masyarakat berkontribusi terhadap 4 9 – 5 9 . d o i : 1 0 . 1 0 1 6
pembangunan di wilayahnya. Selain itu, /j.catena.2009.05.010
kegiatan pengabdian yang melibatkan Drakel, Arman. 2008. Analisis usahatani
mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi terhadap masyarakat kehutanan di
media pembelajaran kepada mahasiswa di dusun Gumi Desa Akelamo Kota
dalam memfasilitasi dan mengedukasi Tidore Kepulauan. Jurnal Ilmiah
masyarakat secara langsung di lapangan Agribisnis dan Perikanan Volume I
Oktober 2008.
UCAPAN TERIMA KASIH Irvem, A., F. Topaloglu and V. Uygur, 2007.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Estimating spatial distribution of soil
LPPM UHO atas bantuan biaya pada loss over Seyhan River Basin in
kegiatan pengabdian kepada masyarakat Turkey. J. Hydrol., 336: 30-37.
terintegrasi KKN-TEMATIK melalui DIPA

22
SENADIMAS UNISRI ISBN: 978-602-73158-5-3
September 2019

Kasim., S., Husnawati, Imran Tumora, Guni UNEP and IWMI. 2011. Ecosystems for
Armini, Zainal A.I, Cheiriel dan Diana Water and Food Security.Scientific
Chaidir. 2017. Laporan Penilaian Editor: Eline Boeee, IWMI.
Ketangguhan Kota Kendari. Badan Wahyudi. 2014. Sustainable Forest
Pembangunan Internasional Amerika Management Policy in Central
Serikat (USAID) Kalimantan, Indonesia. International
Masaki, I., 1995. The Watershed Journal of Science and Research
Management Technology Development (IJSR),Vol.3, Issue 4, April 2014.
Project,Technical Manual Soil Xu, L., Xu, X., & Meng, X. (2013). Risk
Conservation and Forest Road, Japan assessment of soil erosion in different
International Cooperation Agency rainfall scenarios by RUSLE model
Negara, P.D. 2011. Rekonstruksi Kebijakan coupled with Information Diffusion
Pengelolaan Kawasan Konservasi Model: A case study of Bohai Rim,
Berbasis Kearifan Lokal sebagai China. Catena, 100, 74–82.
Kontribusi Menuju Pengelolaan doi:10.1016/j.catena.2012.08.012
sumberdaya Alam yang Indonesia.
Jurnal Konstitusi.IV(2):91-138
Rusli, S. (2012) Pengantar Ilmu
Kependudukan. Jakarta: LP3S
Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal
Nusantara Sebuah Kajian Filsafati.
Jurnal Filsafat. 37(2): 111 -120
Soleh, Chabib. 2014. Dialektika
Pembangunan dan Pemberdayaan.
Bandung. Fokusmedia.

23

Anda mungkin juga menyukai