Pembagian jasa pelayanan di rumah sakit atau biasa disebut dengan INSENTIF
adalah kebijakan pimpinan RS dalam pemberian insentif kepada seluruh karyawan RS,
sebenarnya bukan hal mudah tetapi juga bukan hal yang amat sangat sulit. Memang
benar kalau dikatakan sangat kompleks dan berpotensi menimbulkan konflik antar
karyawan, juga penurunan kinerja serta ketidakpuasan antara kayawan dengan
pimpinan RS. Kondisi ini sebenarnya sudah banyak dialami di beberapa RS di
Indonesia khusunya di rumah sakit Pemerintah. Bisa dikatakan bahwa setiap kali
membagi jasa pelayanan selalu membuat galau para karyawan bahkan dianggap
kurang berpihak pada karyawan kecil. Untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan terus
menerus sampai pada tahap yang kondusif artinya bagaimana mengurangi
kesenjangan pendapatan antar karyawan itu sendiri. Melalui upaya dan kebijakan yang
mencerdaskan, selalu mencari solusi terbaik dan tidak berlindung pada alasan klasik
(belum tersedianya regulasi pemerintah secara rinci) mungkin akan lebih baik.
Melalui artikel pendek ini izinkan saya memberikan sedikit tips/pengalaman saya
membagi jasa pelayanan di RS Pemerintah.
disusun oleh max.mulyadi HP.082137520341
Indeks Poin
Prosentase Langsung
Prosentase tidak langsung
Bobot Pendapatan
Kebersamaan
Kebijakan.
Kesepakatan.
Input data (cepat dan valid)
Rumus-rumus
Nilai rasa, kepantasan
Seni dan improvisasi
Penyempurnaan terus menerus sampai pada tahap yg ideal
Kebijakan ttg % induk Pembagian Jasa (misal opr.RS 60% dan JP 40%).
Kebijakan ttg % input jasa direktur, wakil direktur, dan pejabat lainnya Kebijakan
ttg % input jasa medik (PIJM), dan nakes
Kebijakan ttg standar pendapatan minimal (SPM) seluruh pegawai
Kebijakan ttg % KBS (ratio jml pegawai dgn Jml JP terpenuhi)
Penilaian indeks poin, Daftar kepegawaian
arif RS.
Total Klaim BPJS, Umum
Volume/Jenis/Nilai Pelayanan BPJS dan Umum
Kebijakan Bobot pendapatan penerima jasa pelayanan dan nilai bobot lainnya ditetapkan
sebagai berikut :
1. Nilai bobot 1 dihitung dari sisa alokasi langsung dibagi jumlah pegawai yang mendapatkan
remunerasi;
2. Bobot pendapatan direktur dihitung dari total jasa pelayanan dikalikan 5% - 6% dibagi
nilai bobot 1 ditambah minimal 15 poin;
3. Bobot pendapatan masing-masing wakil direktur dihitung dari total jasa pelayanan
dikalikan 2% dibagi nilai bobot 1 ditambah minimal 10 poin;
4. Bobot pendapatan masing-masing kabid atau manager dihitung dari total jasa remunerasi
dikalikan 1,4% dibagi nilai bobot 1 ditambah minimal 5 poin ;
5. bobot pendapatan masing-masing kasubid/sub manager/ koordinator dihitung dari total
jasa remunerasi dikalikan 0,65% dibagi nilai bobot 1 ditambah minimal 2,5 pon;
6. bobot pendapatan masing-masing dokter spesialis dihitung dari jumlah income masing-
masing dokter dikalikan 50% dibagi nilai bobot 1 ditambah minimal 10 poin;
7. bobot pendapatan masing-masing dr. Umum dan dokter gigi dihitung dari jumlah income
masing-masing dokter umum atau dokter gigi dikalikan 50% dibagi nilai bobot 1 ditambah
minimal 5 poin;
8. Bobot pendapatan masing-masing apoteker, setara dengan rata-rata bobot pendapatan
dokter umum ditambah minimal 2 poin;
9. Bobot pendapatan masing-masing perawat /bidan /penunjang medik, dihitung dari
income perawat/bidan/penunjang medik dibagi nilai bobot 1 ditambah minimal 1,5 poin
dikalikan jumlah pegawai dalam unit kerjanya atau dengan cara perhitungan bobot
lainnya;
10. Bobot pendapatan masing-masing staf farmasi setara dengan rata-rata bobot perawat
ditambah 1 poin atau dengan cara perhitungan bobot lainnya;
11. Bobot pendapatan staf admin atau tenaga lainnya, minimal 1,25 poin ditambah minimal 0,
5poin dikalikan jumlah pegawai dalam unit kerjanya atau dengan cara perhitungan bobot
lainnya; dan
12. bobot tambahan masing-masing tenaga fungsional/ tenaga non fungsional atau tenaga
lainnya yang mendapat tugas khusus di luar tugas pokok dan fungsinya atau tugas khusus
lainnya:
a. minimal 0,4 poin; dan
b. maksimal 2 poin.
1. Masukkan alokasi jasa jasa direktur dan pejabat lainnya ke Pola Pembagian Jasa
2. Masukan hasil perhitungan PIJM ke pola pembagian jasa tentukan persentase yang
didapat.
3. Masukan prosentase KBS dan nilainya
4. Hitung sisa alokasi jasa pelayanan (TTLJP – JPPJBT – JM - KBS = N)
5. Hitung nilai bobot 1 ( sisa alokasi dibagai jml pegawai)
1. Masukan nominal jasa pejabat (dir, wakil dan lainnya), tentukan bobot pendapatannya
2. Masukkan nominal Jasa Medis (JM) per orang, tentukan nilai bobot per orang
3. Masukkan nominal Jasa Pelayanan unit kerja, tentukan nilai bobot per orang,
4. Masukkan nominal Jasa Pelayanan non nakes/admin, tentukan nilai bobot per orang,
bilamana mengalami kesulitan lakukan pengisian langsung pada bobot pendapatan per
orang.
X. HASILPEMBAGIAN JASA
3. BP Prwt/org
diketahui income Ruang Mawar 21.000.000
jumlah perawat Ruang Mawar 12 orang
Convert ke bobot = income Ruang Mawar : NBB1 : Jml Prwt + 1,5 poin
21.000.000 : 700.000 30
12
2,5 Poin 1,5 poin 4,0 poin 2.800.000
BBT/Org SPM BPII