Anda di halaman 1dari 19

Profesionalisme Guru

Ditulis sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan

Oleh :

Rizca Fitriawati Hidayat (1215091023)

Program Studi Teknologi Pendidikan


Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2009

0
KATA PENGANTAR

Puji yukur kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu Pendidikan dengan tema
Profesionalisme Guru dengan baik dan sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan .
Ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar
Ilmu Pendidikan, yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian makalah
ini.
Makalah Profesionalisme Guru disusun dalam upaya menunjang serta
meningkatkan proses belajar mengajar , sehingga diharapkan mencapai hasil yang
maksimal .
Demikian makalah Profesionalisme Guru penulis susun dengan sebaik
mungkin. Semoga bermanfaat untuk kita semua . Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini , untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam upaya meningkatkan
mutu makalah kami selanjutnya .

Jakarta , Desember 2009

1
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar.....................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................................3
Rumusan Masalah................................................................................................3
Tujuan..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
Guru Adalah Seorang Pembelajar........................................................................4
Karakteristik Guru Sebagai Seorang Pembelajar.................................................5
Tugas Guru Sebagai Seorang Pembelajar............................................................5
Peran Guru Sebagai Seorang Pembelajar...........................................................6
Profesionalisme Guru...........................................................................................8
Guru Profesional .................................................................................................11
Profesionalisme Dibangun Oleh Unsur Kompetensi...........................................13
Tugas Profesional ................................................................................................15
Kriteria Guru Profesional.....................................................................................15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................17
Daftar Pustaka......................................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai ikhtiar untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional seperti yang telah
diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat
dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Oleh sebab itu guru
dituntut agar terus mengembangkan kapasitas dirinya sesuai dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan
masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas
dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional
maupun internasional.
Namun pada kenyataanya, banyak ditemui menjadi guru seperti pilihan profesi
terakhir. Kurang bonafide, jika sudah tidak ada lagi pekerjaan yang maka profesi
sebagai guru yang menjadi pilihan. Bahkan guru ada yang dipilih secara asal,
yang penting ada yang mengajar. Padahal guru adalah operator sebuah kurikulum
pendidikan.Ujung tombak pejuang pemberantas kebodohan. Bahkan guru adalah
mata rantai dan pilar peradaban dan benang merah bagi proses perubahan dan
kemajuan suatu masyarakat atau bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun materi mengenai profesionalisme yang akan diuraikan pada bab
pembahasan terbatas pada:
1.2.1 Siapakah seorang pembelajar itu?
1.2.2 Apa saja karakteristik guru sebagai seorang pembelajar?
1.2.3 Apakah tugas guru sebagai seorang pembelajar?
1.2.4 Apakah peran guru sebagai seorang pembelajar?
1.2.5 Apakah yang dimaksud dengan Profesionalisme Guru?
1.2.6 Apakah tugas profesional guru?
1.2.7 Apa saja kriteria Guru profesional?

3
1.3 Tujuan
Tujuan pengambilan tema Profesionalisme Guru dalam makalah ini yaitu untuk
menambah wawasan penulis dan pembaca dalam memahami :
1.3.1 Guru sebagai pembelajar
1.3.2 Karakteristik guru sebagai seorang pembelajar
1.3.3 Tugas guru sebagai seorang pembelajar
1.3.4 Peran guru sebagai seorang pembelajar
1.3.5 Profesionalisme Guru
1.3.6 Tugas profesional guru
1.3.7 Kriteria Guru profesional

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Guru Adalah Seorang Pembelajar


Pembelajar atau yang umumnya kita kenal sebagai pengajar, pendidik, atau lebih
umum disebut guru merupakan sebutan untuk seseorang yang dewasa secara
psikologi, sehingga ia dapat memberikan pengalaman-pengalaman belajar kepada
orang lain khususnya kepada peserta didik. Pembelajar juga merupakan
komponen dari penting dalam kegiatan pendidikan, tanpa adanya seorang
pembelajar kegiatan pendidikan sulit untuk dilaksanakan.
Menurut Dewi S. Prawiradilaga (2007) dalam bukunya yang berjudul Prisip
Desain Pembelajaran, pengajar merupakan istilah umum untuk seseorang ahli
yang berprofesi sebagai guru, pendidik, dosen, instruktur, widyaiswara, pelatih,
fasilitator.
Namun, dalam konteks ini penulis akan mempersempit lingkup dari pembelajar,
yaitu hanya untuk seorang guru.

2.2 Karakteristik Guru Sebagai Seorang Pembelajar


Seorang pembelajar harus memiliki karakteristik atau sifat-sifat khas yang
diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pembelajar yaitu:
2.2.1 Kematangan diri yang stabil
Seorang pemelajar harus mampu peserta didiknya, serta harus dapat
memahami nilai-nilai kemanusian yang berkembang dalam lingkungannya.
Sebelum memehami orang lain seseorang harus dapat memahami dirinya
sendiri terlebih dahulu. Untuk itu dia harus memiliki kematangan diri yang
stabil agar mampu memahami diri sendiri dan peserta didiknya.

2.2.2 Kematangan sosial yang stabil


Seorang pemelajar harus memiliki jiwa sosialitas yang tinggi, sehingga
mampu menjalin kerja sama dengan masyarakat. Serta memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai masyarakat sekitarnya. Sebab pada dasarnya segala
pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik harus sesuai

5
dengan nilai-nilai social yang berkembang pada masyarakat sekitar, agar kelak
peserta didik dapat mengaplikasikan segala pengalaman belajar yang ia terima
kepada masyarakat sekitarnya.

2.2.3 Kematangan professional


Seorang pemelajar harus memiliki kemampuan untuk mendidik, artinya harus
memiliki pengetahuan yang cukup tentang latar belakang dan perkembangan
anak didiknya. Sebab pada dasarnya setiap anak didik terlahir dengan
kepribadian dan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang
terlahir dengan kemampuan belajar atau tingkat kecerdasan yang tinggi,
namun di samping itu ada juga anak yang terlahir dengan kemampuan belajar
yang rendah, atau bisa dibilang di bawah rata – rata. Anak yang terlahir
dengan kemampuan belajar yang rendah sering kali mengalami kesulitan
dalam belajar seperti halnya kesulitan dalam memahami sesuatu, kesulitan
dengan angka atau perhitungan, sukar untuk mengingat atau bahkan tidak bisa
berkonsentrasi. Selain itu ada pula yang mengalami problem presepsi dan
motorik yang menghambat mereka dalam meraih prestasi yang maksimal
dalam belajar. Untuk itu seorang pemelajar harus mengetahi cara-cara
mendidik yang tepat dan sesuai dengan kemampuan anak didiknya.

2.3 Tugas Guru Sebagai Seorang Pembelajar


Seorang pembelajar dimanapun dia mengajar, memiliki tugas untuk menyajikan
ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik. Tugas pembelajar dapat dijabarkar
sebagai berikut:
2.3.1 Tugas pembelajar sebagai profesi yaitu mendidik, mengajar dan melatih.
Mengajar dan Mendidik sekilas tampak sama saja, namun sebenarnya kegiatan
mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan
mengajar lebih ditekankan pada pembentukan manusia, artinya penanaman
sikap dan nilai-nilai kemanusian. Jadi tanggung jawab guru atau seorang
pembelajar tidak sebatas mengajar, namun juga harus dapat mendidik dan
melatih siswanya.

6
2.3.2 Tugas pembelajar dalam bidang kemanusiaan
Seorang pembelajar harus dapat memotivasi anak didiknya dalam belajar,
selain itu harus dapat menjadi sahabat atau kawan belajar baginya. Bukan
malah menjadi musuh yang menakutkan untuk anak didiknya, sebab biasanya
ketika pembelajar mampu menarik perhatian anak didiknya, disaat itulah ada
peluang besar untuk memanipulasi kegiatan belajar menjadi kegiatan yang
menyenangkan. Jadi seorang pembelajar harus mampu menyajikan materi
belajar sebaik mungkin, sehingga menarik perhatian para peserta didik.

2.3.3 Tugas pembelajar dalam bidang masyarakat


Pembelajar pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memilih
peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa, yaitu
mencerdakan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya yang berdasarkankan pancasila. Jadi segala pengelaman belajar
uang diberikan oleh pembelajar hendaknya sesuai degan tujuan nasional
bangsa, yaitu membentuk karakteristik bangsa Indonesia yang utuh, yang
memiliki jiwa pancasilais.

7
Gambar 1 Bagan Tugas Guru Sebagai Pembelajar

Mendidik Meneruskan & mengembangkan nilai-


nilai hidup

Profesi Meneruskan & mengembangkan


Mengajar IPTEK

Mengembangkan keterampilan dan


Melatih penerapannya

T
Menjadi orangtua kedua
U
G
A Auto pengertian:
S homoludens
Kemanusian homopuber
homosapiens

Tranformasi diri

Autoidentifikasi

Mendidik dan mengajar masyarakat untuk mejadi


Kemasyarakatan warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila

Mencerdaskan bangsa Indonesia

2.4 Peran Guru Sebagai Seorang Pembelajar


Peran pembelajar tidak hanya sebatas sebagai sumber belajar atau pengajar yang
memberikan materi ajar kepada peserta didiknya saja, namun peranan pembelajar
dapat dirinci lebih luas lagi, diantaranya akan diuraikan sebagai berikut:
2.4.1 Peran pembelajar dalam proses belajar mengajar
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak
hal, dan yang dianggap paling dominan, diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sebagai demonstrator
Melalui peranannya sebagai seorang demonstator, pemelajar harus mampu
menguasai materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkannya kepada peserta

8
didik. Selain itu harus mampu dan terampil dalam menjelaskan materi ajarnya
dengan cara yang professional, sehingga peserta didik dapat menerima,
memahami, dan menguasai ilmu pengetahuan sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Untuk menjadikan proses pembelajaran lebih terarah, maka seorang pemelajar
harus mampu merumuskan kurikulum, satuan pelajaran, dan racangan
pelaksaan pembelajaran, yang akan menjadi pendomannya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

b. Sebagai pengelola kelas


Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager. Pembelajar
harus ampu mengelola kelas sebagai lingkungan yang kondusif untuk
terjadinya kegiatan belajar mengajar. Lingkungan ini harus diorganisasi (diatur
dan diawasi) agar kegiatan-kegiatan belajar bisa lebih terarah kepada tujuan
pendidikan. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas unuk bermacam-macam kegiatan belajar dan
menngajar agar mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan tujuan khususnya
adalah utnuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam
menggunakan media-media belajar yang tersedia, dengan cara membuat
kondisi yang memungkinkan peserta didik untuk dapat bekerja dan belajar
dengan menggunakan media-media tersebut, serta membantu peserta didik
dalam mencapai hasil yang diharapkan.

c. Sebagai mediator dan Fasilitator


Sabagai mediator seorang pembelajar hendaknya mamiliki keterampilan
dalam memilih, menggunakan dan mengusahakan media belajar yang sesuai
dengan tujuan, materi, dan evaluasi pembelajaran. Sealin itu pembelajar harus
memiliki keterampilan berkomuikasi, sebab seorang mediator adalah seorang
perantara dalam hubungan antarmanusia. Sedangkan sebagai fasilitator,
pembelajar hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna
serta menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar.

9
d. Sebagai elevator
Seperti yang kita ketahui segala sesuatu hal dapat dikatan sudah sesuai atau
belum dengan diadakannya evaluasi. Begitu pula dengan pendidikan, adanya
evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai oleh peserta didik ataupun
pendidinya. Dengan adanya evalusi, pembelajar dapat mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, penguasaan peserta didik
terhadap materi yang telah disajikan, serta ketepatan atau keefektifan metode
belajar yang digunakan. Hasil dari evaluasi inilah yang akan menjadi umpan
balik yang akan dijadiakan titik tolk utntuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar selanjutnya untuk memperoleh hasil yang lebih
optimal.

2.4.2 Peran pembelajar dalam pengadministrasian


Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat
berperan sebagai berikut :
a. Pengambilan inisiatif , pengarah, dan penilaian kegiatan pendidikan.
b. Wakil masyarakat, yang dapat menyalurkan kemauan masyarakat (dalam
arti yang baik).
c. Penegak disiplin
d. Untuk memperlancar kegiatan pendidikan, maka pembelajar harus mampu
melaksakan kegiatan administrasi.
e. Orang yang berpengetahuan, artinya ahli dalam mata pelajaran yang
hendak ia sampaikan. Sebab pembelajar bertanggung jawab dalam
mewariskan kebudayaan (pengetahuan) kepada peserta didiknya, guna
mempersiapkanmereka untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.

2.4.3 Peran pembelajar secara pribadi


Dilihat dari segi pribadi atau dirinya sendiri, pembelajar harus berperan sebagai:
a. Petugas sosial yang dapat membantu kepentingan masyarakat.
b. Pelajar dan ilmuwan, walaupun pembejar telah berperan sebagai pendidik,
namun pembelajar harus terus menuntut ilmu pengetahuan guna mengikuti

10
perkembangan ilmu pengetahuan. Jadi selain berperan sebagai ilmuwan,
pembeljar juga berperan sebagai pelajar.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam memberi
pendidikan kepada anaknya. Pembelajar merupakan orangtua siswa di
sekolah.
d. Teladan, artinya pembelajar harus mampu menjadi teladan yang baik bagi
peserta didiknya.
e. Pencari keamanan, maksudnya senatiasa memberikan rasa aman bagi
peserta didiknya. Dalam hal ini menjadi tempat berlindung dan bernaung.

2.4.4 Peran pembelajar secara psikologis


Secara psikologis guru memiliki peran sebagai berikut :
a. Ahli psiklogi pendidikan yang mampu melaksanakan tugasnya
berdasarkan prisip-prisip psikologi.
b. Artist in human relation, yaitu orang yang mampu menciptakan hubungan
antar manusia dengan tujuan dan teknik tertentu dalam kegiatan pndidikan
c. Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai aspirasai dalam
pembaharuan.
d. Petugas kesehatan mental yang dapat membina kesehatan mental peserta
didik.

2.5 Profesionalisme Guru


2.5.1 Guru Profesional
Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian tau orang yang
mempunyai keahlian. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan untuk
pekerjaan tersebut.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang
mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara
terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih,

11
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Guru professional akan
tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode pembelajaran. Keahlian yang dimiliki
oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses
pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus. Keahlian tersebut
mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi,
dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi
profesi).
Guru yang profesional adalah orang yang memilki kemapuan atau keahlian
khusus dalam bidan keguruan (pembelajaran) sehingga ia mampu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai seorang pembelajar dengan kemampuan maksimal.
Atau dengan kata lain pemelajar profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik dan memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya, artinya
seorang pembelajar telah memperoleh pendidikan formal serta menguasai
berbagai strategi dalam kegiatan belajar mengajar,selain itu pemelajar yang
profesional juga harus menguasai landasan-landasan pendidikan yang tercantu
dalam kompetensi.

Salah satu kewenangan guru adalah menghadapi peserta didiknya, untuk itu ia
harus memiliki kemampuan dan memiliki standar, dengan prinsif mandiri
(otonom) atas keilmuannya. Jadi untuk berprofesi sebagai seorang guru perlu
adanya kekuatan pengakuan formal melalui tiga tahap; yakni; sertifikasi;
regristrasi dan lisensi.
a. Sertifikasi adalah pemberian sertifikat yang menunjukkan kewenangan
seseorang anggota seperti ijasah tertentu.
Menteri Pendidikan akan mengeluarkan peraturan menteri nomor 18 tahun 2007
yang berisi kebijakan mengenai sertifikasi guru. Berdasarkan peraturan tersebut,
sertifikasi dilaksanakan dalam bentuk penilaian portofolio yaitu pengakuan atas
pengalaman professional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik, pendidikan dan
pelatiahan, pengalaman mengajar, perencanan dan pelaksanaan pembelajaran,

12
penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengenbangan
profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, penglaman organisasi dibidang
kependidikan dan social, dan penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan.
b. Regritasi mengacu kepada suatu pengaturan di mana anggota diharuskan
terdaftar namanya pada suatu badan atau lembaga
c. Lisensi adalah suatu pengaturan yang menetapkan seseorang memperoleh izin
dari yang berwajib untuk menjalankan pekerjaanya.

2.5.2 Profesionalisme Dibangun Oleh Unsur Kompetensi


Seseorang dikatakan kompeten di bidang tertentu adalah sesorang yang memiliki
kecakapan kerja, atau keahlian khusus yang sesuai dengan tuntutan bidang kerja
yang bersangkutan.
W.R. Houston (Kuswana,WS, 1995) mengungkapkan bahwa;
“kecakapan kerja diejawantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial,
dan ekonomi, serta memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui dan
disyahkan oleh kelompok profesinya atau oleh warga masyarakat”. Secara nyata
orang kompeten mampu melakukan tugasnya di bidangnya secara efektif dan
efisien. Kadar kompetensi tidak hanya menunjuk pada kuantitas tetapi sekaligus
menunjuk pada kualitas kerja.
Jadi dapat dkatakan bahwa kompetensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kompetensi dasar
Kompetensi yang harus dimiliki untuk memilihara dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Meliputi :
i. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
ii. Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara berjiwa pancasila
iii. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi seorang guru
b. Kompetensi umum
Kompetensi yang harus dimiliki untuk bisa hidup bersama di masyarakat,
meliputi :
i. Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan
profesional

13
ii. Berinteraksi dengan masyarakat
c. Kompetensi teknis/keterampilan
Kompetensi yang harus dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan atau
kegiatan.
i. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan untuk siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan utnuk siswa yang memiliki kelainan (berkebuuhan
khusus)
ii. Melaksanakan administrasi sekolah
iii. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan mengajar
d. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional meliputi hal-hal :
i. Menguasai landasan pendidikan, yang meliputi :
 Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
 Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, sebagai pusat kebudayaan
dan pendidikan.
 Mengenal prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam
proses belajar mengajar.
i. Menguasai bahan pengajaran
 Menguasaibahan pengajaran dan kurikulum pendidikan dasar dan
menengah
 Menguasai bahan pengayaan
ii. Menyusun progaram pengajaran
 Menetapkan tujuan pembelajaran
 Memilih dan mengembangkan bahan pelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran
 Memilihdan mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat
 Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai
 Memilih dan memanfaatkan sumber belajar dengan tepat
iii. Melaksanakan program pengajaran
 Menciptakan suasana belajar yang kondusif
 Mengatur ruang belajar (sarana dan prasarana)

14
 Mengatur interaksi belajar mengajar
iv. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
 Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
 Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

2.5.3 Tugas Profesional


Orang yang profesianal dalam menjalankan tugasnya, adalah orang yang
memiliki:
a. Keahlian
Ahli dengan pengetahuan yang dimilikinya, terampil dalamdalam bertindak,
tepat waktu, tepat aturan dan tepat takaran atau ukuran dalam mmenjalankan
pekerjaannya.
b. Memiliki otonomi dan tanggung jawab
Memiliki otonomi dan tanggung jawab serta sikap kemandirian, ciri-cirinya
yaitu dapat menentukan serta mengambil keputusan sendiri dengan penuh
tangung jawab atas keputusannya.
c. miliki rasa kesejawatan
Ahli memiliki rasa kesejawatan sehingga ada rasa bangga dan aman melalui
perlindungan atas pekerjaannya, dalam hal ini menjadi seorang guru.

2.5.4 Kriteria Guru Profesional


Seorang guru yang profesional dalam bidangnya, yakni sebagai seorang
pembelajar harus memiliki beberapa karakteristik yang dapat membedakannya
dengan guru yang tidak memiliki profesionalisme dalam bidangnya, karakteristik
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi konseptual
Seorang guru mempunyai dasar teori dari pekerjaan yang menjadi konsentrasi
keahliannya Misalnya, seorang dosen Teknologi Pendidikan harus menguasai
teori dasar dari ilmu Teknologi Pendidikan, sehingga ia dapat menjalankan
tugasnya sebagai dosen Teknologi Pendidikan dengan profesional.
b. Kompetensi teknis

15
Seseorang guru mempunyai kemampuan keterampilan dasar yang dibutuhkan
dari pekerjaan dan menjadi konsentrasi keahliannya. Misalnya, seorang dosen
Teknologi Pendidikan harus mampu dan terampil dalam menggunakan media
pembelajaran, khusunya dalam menggunakan media yang berbasis high
technology.
c. Kompetensi kontekstual
Seorang guru memahami landasan sosial, ekonomi, budaya profesi dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup yang dikerjakan sesuai konsentrasi
keahliannya
d. Kompetensi adaptif
Seorang guru mempunyai kemampuan penyesuaian diri dengan kondisi yang
berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi
seorang guru harus dapat menyesuaikan dirinya dengan perkembangan
IPTEK, sehingga tidak gagap teknologi.
e. Kompetensi interpersonal
Seorang guru harus mampu menyampaikan informasi dengan efektif, agar
penerima ddapat menangkap tinformasi yang telah disampaikan dengan baik.

16
BAB III

PENUTUP

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan
profesional. Oleh sebab itu guru dituntut agar terus mengembangkan kapasitas
dirinya sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia
yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum
regional, nasional maupun internasional.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang
mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara
terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Guru professional akan
tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode pembelajaran. Keahlian yang dimiliki
oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses
pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus. Keahlian tersebut
mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi,
dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi
profesi).

17
DAFTAR PUSTAKA

Davies, Ivor K.1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta:CV Rajawali

Hernowo.2005.Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara

Menyenangkan.Bandung:MLC

http://geografi.upi.edu/?mod=article/view/12

Mudjito.1986.Guru Yang Efektif.Jakarta:Rajawali

Prawiradilaga, Dewi S.2008.Prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta:Kencana

Sheel, Barbara B.,dkk.1994.Teknologi Pembelajaran.Jakarta:IPTPI

Usman, Moh. Uzer.2002.Menjadi Guru Profesional.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

18

Anda mungkin juga menyukai