Muda Indonesia
Chiqqa Adelina
Dalam salah satu pidato Bung Karno pernah berkata, "Beri aku 10 pemuda,
niscaya akan kuguncangkan dunia." Dalam pidato tersebut, semangat, dinamis, dan
revolusioner merupakan elemen-elemen esensial dalam memperjuangkan kebebasan
dari penjajahan kolonial pada saat itu. Kini, puluhan tahun kemudian, kita
bertanya-tanya apakah elemen-elemen tersebut masih merekat dalam jiwa para
generasi muda saat ini?
Hal tersebut tentu sangat relevan jika kita bandingkan dengan generasi muda saat
ini. Lunturnya semangat nasionalisme dan kepedulian generasi muda terhadap visi
negara di masa yang akan datang menjadi tantangan di era globalisasi pada jaman
yang semakin maju ini. Hal ini dapat ditinjau dengan gaya hidup westernisme yang
menimbulkan sikap apatis, hedonisme, dan konsumtivme yang tinggi yang begitu
merekat dalam kehidupan keseharian para generasi muda.
Tantangan itu sendiri tentu tidak menjadi hambatan dalam membangun kembali
semangat generasi muda. Tantangan tersebut harus disikapi dengan jiwa yang besar,
serta membentuk generasi muda yang bermental baja dan pantang menyerah.
Kedisiplinan dan etika kerja yang kuat harus ditanamkan dan dikembangkan pada
setiap generasi muda di Indonesia dalam membangun kembali semangat
nasionalisme.
Untuk mencapai hal tersebut memang tidak mudah. Namun dengan keoptimisan
dan kesadaran akan semangat nasionalisme dan bertekad membangun bangsa, harapan
akan perubahan generasi muda masih ada. Dengan keyakinan dan tekad yang kuat
sebagai modal dasar dan berilmu sebagai pilar utama, maka tidak diragukan bahwa
generasi muda masih diunggulkan sebagai agen pengubah Indonesia ke arah yang
lebih baik.