Anda di halaman 1dari 11

Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap

Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun


2016
Kabupaten Rokan Hulu

Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan


PadaRemaja SMKN Tandun Kabupaten Rokan Hulu

Risk Sexual Behavior Toward Unwanted Pregnancy In Adolescent Of


SMKNTandun Of RokanHulu Regency

Sri Wulandari*

*Dosen Prodi D III Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian

ABSTRAK

Perilaku seksual pranikah di kalangan remaja semakin meningkat, sehingga


diperlukan perhatian khusus dari semua pihak. Kasus kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD), aborsi, dan infeksi menular seksual pranikah semakin banyak
terjadi dikalangan remaja. Permasalahan penelitian adalah faktor apakah yang
mempengaruhi perilaku seksual pranikah berisiko KTD pada remaja. Tujuan
penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah
berisiko KTD pada remaja. Metode penelitian adalah explanatory research dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah sebagian siswa yang berjumlah
380 orang, dengan proporsional simple random sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 12,1% remaja memiliki perilaku seksual pranikah berisiko
terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Analisis bivariat dengan
menggunakan uji chi square menunjukkan ada lima variabel yang secara signifikan
berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja yaitu religiusitas, sikap, akses
dan kontak dengan media pornografi , sikap teman dekat, serta perilaku seksual
teman dekat. Simpulan penelitian adalah perilaku seksual teman dekat, sikap
responden terhadap seksualitas, dan religiusitas dominan mempengaruhi perilaku
seksual pranikah berisiko KTD pada siswa.
Kata Kunci :Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), Pilaku Seks Pranikah

ABSTRACT
Increasing premarital sexual behavior among college students today needs special
attention from all parties, including the universities. The case of an unwanted
pregnancy, abortion, and sexually transmitted infections premarital are more
common among students. Research problem was whether the factors that influence
the risk of premarital sexual behavior to unwanted pregnancy in college students.
Research purpose was to determine the factors that influence to premarital sexual
behavior to unwanted pregnancy in college students. Methods research was
explanatory research with cross sectional approach. Sample was mostly students
who totaled 380 students, by proportional simple random sampling. The results of
this study showed that 12.1 % of students have high risk of premarital sexual

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 74


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

behavior to unwanted pregnancy. Bivariate analysis by chi square test showed that
religiosity; attitudes, access and contact with pornography media, close friend’s
attitudes and sexual behavior were significantly associated with premarital sexual
behavior of students. Conclusion, close friend’s sexual behavior, respondent’s
sexuality attitudes, and religiosity dominant influence to sexual behavior for
student’s unwanted pregnancy.

Keywords: unwanted pregnancy, sexual behavior

PENDAHULUAN Hasilnya, remaja yang beberapa


generasi lalu masih malu-malu kini
Masa remaja atau adolescence
sudah melakukan hubungan seks di
merupakan salah satu fase penting bagi
usia dini, yakni 13-15 tahun (Depsos
perkembangan pada tahap-tahap
RI, 2008).
kehidupan selanjutnya. Berdasarkan
Perkembangan jaman saat ini,
sensus penduduk tahun 2000, jumlah
ikut mempengaruhi perilaku seksual
remaja di Indonesia adalah 62.594.200
dalam berpacaran remaja. Hal ini
jiwa atau sekitar 30,41 % dari total
misalnya dapat dilihat bahwa hal-hal
seluruh penduduk Indonesia (Dirjen
yang ditabukan oleh remaja pada be-
P2PL Kemenkes RI, 2011).
berapa tahun yang lalu, seperti
Pada umumnya remaja memiliki
berciuman dan bercumbu kini telah
rasa ingin tahu yang tinggi (high
dibenarkan oleh remaja sekarang.
curiousity). Remaja cenderung ingin
Bahkan ada sebagian kecil dari mereka
berpetualang menjelajah segala sesuatu
setuju dengan free sex. Kondisi tersebut
dan mencoba segala sesuatu yang be-
cukup mengkhawatirkan mengingat
lum pernah dialaminya. Selain
perilaku tersebut dapat menyebabkan
didorong juga oleh keinginan menjadi
Kasus Kehamilan Tidak Diinginkan
seperti orang dewasa menyebabkan
(KTD) yang selanjutnya memicu
remaja ingin mencoba melakukan apa
praktik aborsi yang tidak aman, penu-
yang sering dilakukan orang dewasa
laran PMS dan HIV/AIDS, bahkan
termasuk yang berkaitan dengan
kematian (DeLamater, 2007).
masalah seksualitas (Azwar A, 2000).
Penelitian yang dilakukanolehBalaiBe-
Tidak tersedianya informasi yang
sarPenelitiandanPengembanganPelayan
akurat dan benar tentang kesehatan
anKesejahteraanSosial (B2P3KS),
reproduksi, memaksa remaja mencari
DepartemenSosialRepublik Indonesia
akses dan melakukan eksplorasi
menyatakanbahwa
sendiri. Majalah, buku dan film por-
jumlah remaja yang memiliki masalah
nografi dan pornoaksi memaparkan
KTD dan berkonsultasi tiap tahun
kenikmatan hubungan seks tanpa
mengalami ke naikan. Fakta yang
mengajarkan tanggung jawab dan
ditemukan pada penelitian tersebut
risiko yang harus dihadapi, menjadi
adalah dari populasi yang berdasarkan
acuan utama mereka. Mereka juga
pendidikan, dari tahun 2002-2005,
mempelajari seks dari internet.

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 75


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

remaja yang mengalami KTD yang biasa di kalangan remaja, bahkan


terbanyak adalah yang memiliki tidak sedikit yang menjadikan sebagai
pendidikan perguruan tinggi yakni kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
mahasiswi (59,22 persen), remaja yang remaja.
berpendidikan SMU (17,70 persen) dan Kasus mengenai perilaku seksual
yang paling kecil SMP (1,63 persen). pada remaja dari waktu ke waktu
Secara keseluruhan, remaja yang hamil semakin mengkhawatirkan karena
di luar nikah terbesar terjadi pada tahun perilaku seksual remaja sekarang ini
2002 (640 kasus). Kemudian tahun sudah melebihi batas dan cukup
2004 sebanyak 560 kasus dan tahun mengkhawatirkan terutama pada masa
2005 sebanyak 551 kasus. remaja akhir. Sekarang ini remaja
Data KementerianKesehatan RI, cenderung bersikap permisif terhadap
jumlahkasusbaru AIDS seks bebas. Hal ini disebabkan
selalumeningkat. Padatahun 2009 terbukanya peluang aktifitas pacaran
ditemukankasusbaru AIDS sebanyak yang mengarah kepada seks bebas.
3.863 kasus, tahun 2010 terdapat 4.917 Sementara di masyarakat terjadi
kasussertaJanuarisampaidenganDesem pergeseran nilai-nilai moral yang
ber 2011 ditemukan 1.805 kasus. semakin jauh sehingga masalah
Jikadilihatdarikelompokumurnya, tersebut sepertinya sudah menjadi hal
proporsikasus AIDS inidarita- biasa, padahal penyimpangan perilaku
hunketahuntetapdidominasiolehkelomp seksual merupakan sesuatu yang harus
okumur 20-29 tahun yang dihindari oleh setiap individu.
secarakumulatif rata-rata mencapai Hasil penelitian tentang perilaku
45,9%. Dilihatdaripekerjaannya, seksual remaja yang dilakukan oleh
padatahun 2011 (Januari-September), Pusat Informasi dan Pelayanan Remaja
dari 1.805 kasusbaru AIDS tersebut, (PILAR) PKBI Jawa Tengah pada
ditemukan 45 kasus AIDS bulan Juni-Juli 2006, diketahui bahwa
terjadipadapelajardanmahasiswa dari 500 responden remaja di Sema-
(Dirjen P2PL Kemenkes, 2011). Hal rang, 31 orang (6,2%) menyatakan
inimenun- pernah melakukan intercourse, 111
jukkankelompokusiainitermasukkelom orang (22%) pernah melakukan petting
pokdenganperilaku yang (Dirjen P2PL Kemenkes RI, 2011).
sangatrentantertularmaupunmenularkan Penelitian lain yang dilakukan
HIV/AIDS. oleh Unnes Sex Care Community
Kondisi tersebut merupakan (USeCC) suatu orga-nisasi mahasiswa
dampak serius sebagai akibat dari peduli kesehatan reproduksi remaja
perilaku seksual yang cenderung bebas pada tahun 2009, menyebutkan bahwa
di kalangan masyarakat termasuk di kebiasaan pacaran dilakukan dengan
dalamnya adalah pada kelompok re- aktivitas yaitu kissing 43%, necking
maja dan mahasiswa. Seksualitas dan 17%, petting 15%, dan sebanyak 5%
perilaku seks dianggap sebagai hal mengaku pernah melakukan

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 76


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

intercourse (hubungan seksual) Semakin banyaknya kasus kehamilan


pranikah (Ningrum, dkk, 2008). di luar nikah yang dialami remaja telah
Fakta-fakta di atas disebabkan menyebabkan hancurnya masa depan
oleh banyak faktor, antara lain masih remaja tersebut. Berdasarkan latar
rendahnya pengetahuan yang dimiliki belakang tersebut, maka perlu
remaja mengenai seksualitas. Selain dilakukan penelitian untuk mengetahui
itu, meskipun banyak remaja perilaku seksual pranikah berisiko
mengetahui tentang seks akan tetapi terhadap kehamilan tidak diinginkan
faktor budaya yang melarang serta faktor yang mempengaruhinya.
membicarakan mengenai seksualitas di
depan umum karena dianggap tabu, BAHAN DAN METODE
akhirnya akan dapat menyebabkan Penelitian ini adalah explanatory re-
pengetahuan remaja tentang seks tidak search yang menggunakan metode
lengkap, di mana para remaja hanya survey dengan pendekatan cross
mengetahui cara dalam melakukan sectional. Populasi dalam penelitian ini
hubungan seks tetapi tidak mengetahui berjumlah sampel 380 orang, Jumlah
dampak yang akan muncul akibat sampel terdiri dari (laki-laki 197 orang,
perilaku seks tersebut. perempuan 183 orang).

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 77


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

HASIL PENELITIAN

Tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap, persepsi peran gender, akses media,


sikap orangtua, sikap teman dan perilaku seksual teman dekat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12,1% responden menyatakan bahwa pernah


melakukan intercourse. Hal ini menandakan bahwa perilaku seksual mereka berisiko
terhadap KTD.

Tabel 1.
Deskripsi responden menurut karakteristik responden, tingkat religiusitas,
pengetahuan, sikap, persepsi peran gender, akses media, sikap orangtua, sikap teman
dan perilaku seksual teman dekat

Karakteristik N %
Tingkat Religiusitas
Tidak Religius (total skor <10) 196 51,6
Religius (total skor ≥ 10) 184 48,4
Pengetahuan
Kurang (skor <70%) 315 82,9
Baik (skor ≥ 70%) 65 17,1
Sikap
Lebih Permisif (skor ≥ 29,00) 201 52,9
Kurang Permisif (skor < 29,00 179 47,1
Persepsi terhadap Peran Gender
Lebih Modern (skor ≥ 40,00) 200 52,6
Tradisional (skor <40,00) 180 47,4
Akses dan Kontak dengan Media Pornografi
Pernah (skor > 0) 317 83,4
Tidak Pernah (skor = 0) 63 16,6
Sikap Orangtua terhadap Seksualitas
Lebih Permisif (skor ≥ 17,00) 211 55,5
Kurang Permisif (skor< 17,00) 169 44,5
Sikap Teman Dekat terhadap Seksualitas
Lebih Permisif (skor ≥ 35,00) 204 53,7
Kurang Permisif (skor <35,00) 176 46,3
Perilaku Seksual Teman Dekat
Berisiko 110 28,9
Tidak Berisiko 270 71,1
Perilaku Seksual Responden
Berisiko 46 12,1
Tidak Berisiko 334 87,9

Ketiga variabel independen tersebut menjadi prediktor terhadap perilaku


seksual pranikah, yaitu sebagai berikut :
(1) Responden yang teman dekatnya melakukan perilaku seksual berisiko memiliki
kecenderungan 8 kali lebih besar untuk juga melakukan perilaku seksual

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 78


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

berisiko KTD dibandingkan dengan responden yang teman dekatnya melakukan


perilaku seksual tidak berisiko.
(2) Responden yang sikapnya terhadap seksualitas lebih permisif memiliki resiko
atau kecenderungan 4 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seksual berisiko
KTD dibandingkan dengan responden yang kurang permisif.
(3) Responden yang tidak memiliki resiko atau kecenderungan 3 kali lebih besar
untuk melakukan perilaku seksual berisiko KTD dibandingkan dengan
responden yang yang religius.

Tabel 2.
Tabulasisilangtingkatreligiusitas, pengetahuan, sikap, persepsiperan gender, akses
media pornogarfi, sikaporangtua, sikap teman dan perilaku seksual teman dekat
dengan perilaku seksual pranikah responden

P value
N % N %

PEMBAHASAN perilaku seksual pranikah berisiko


KTD. Hasil penelitian ini sesuai
Religiusitas dengan penelitian yang menyatakan
Dari hasil uji statistic diperoleh p value bahwa terdapat hubungan yang
0,0001 pada taraf signifikansi (α=0,05) signifikan antara tingkat religiusitas
terlihat ada pengaruh yang signifikan dengan perilaku seksual pranikah
antara tingkat religiusitas dengan (artinya semakin tinggi religiusitas

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 79


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

maka akan semakin rendah intensi keperjakaannya, 10% remaja wanita


perilaku seksual pranikah dan tidak perlu mempertahankan
sebaliknya) (Suryoputro, 2006). keperawanannya dan ngobrol saja
Hasil penelitian ini juga sesuai adalah gaya pacaran lama 95%.
dengan pendapat para ahli yang Sedangkan dalam sikap tidak permisif
menyatakan bahwa ada hubungan 60% keberatan dengan gaya pacaran
negatif antara keagamaan dengan saling berpegangan (Dirjen P2PL Ke-
hubungan seks pranikah seperti halnya menkes RI, 2011).
pada perilaku penyimpang. Agama Kesesuaian hasil penelitian-
membentuk seperangkat moral dan penelitian ini mengindikasikan bahwa
keyakinan tertentu pada diri seseorang. sikap merupakan predisposisi (penentu)
Melalui agama seseorang belajar yang memunculkan adanya perilaku
mengenai perilaku bermoral yang yang sesuai dengan sikapnya. Sikap
menuntun mereka menjadi anggota tumbuh diawali dari pengetahuan yang
masyarakat yang baik. Seseorang yang dipersepsikan sebagai suatu hal yang
menghayati agamanya dengan baik baik (positif) maupun tidak baik
cenderung akan berperilaku sesuai (negatif), kemudian diinternalisasikan
dengan norma. ke dalam dirinya (Dalimunthe, dkk,
Hal ini juga sesuai dengan teori 2012). Ini juga sesuai dengan teori L.
yang menyatakan bahwa faktor Green yang menyatakan bahwa faktor
predisposisi dalam hal ini religiusitas predisposisi dalam hal ini sikap
yang diwujudkan dalam bentuk praktik berhubungan dengan perilaku
menjalankan aktivitas keagamaan seseorang.
berhubungan dengan perilaku
seseorang. Akses dan Kontak dengan Media
Pornografi
Sikap terhadap Seksualitas Dari hasil uji statistik diperoleh p
Dari hasil uji statistic diperoleh value 0,003 pada taraf signifikansi
p value 0,0001pada taraf signifikansi (α=0,05) dapat disimpulkan ada
(α=0,05) disimpulkan ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara akses
yang signifikan antara sikap dengan dan kontak media informasi dengan
perilaku seksual pranikah berisiko perilaku seksual pranikah berisiko
KTD. Hal ini sesuai dengan hasil KTD. Hal ini sesuai dengan Sarlito,
penelitian dari BKKBN yang yang menyatakan bahwa remaja yang
menyatakan bahwa dalam sikap sedang dalam periode ingin tahu dan
permisif 40% tidak keberatan pacaran ingin mencoba, akan meniru apa yang
dengan saling rangkulan, 30% tidak dilihat atau didengarnya dari media
keberatan pacaran dengan saling massa, karena mereka belum pernah
pelukan, 20% tidak keberatan pacaran mengetahui masalah seks secara
dengan saling ciuman, 35% remaja pria lengkap dari orang tua mereka sendiri
tidak perlu mempertahankan (Suryoputro, 2006).

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 80


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

Banyak peneliti yang mengakui baru sama-sama merasakannya


bahwa tayangan media baik cetak sekarang. Interaksi dan komunikasi
maupun elektronik memberi kontribusi dengan teman lebih sering terjadi jika
yang signifikan terhadap munculnya dibandingkan dengan interaksi dengan
fenomena kematangan seksual sebelum orangtua. Seorang remaja akan lebih
waktunya. Ilmuwan North Caroline, terbuka bercerita dan membahas
Jane Brown meneliti remaja dengan permasalahan seksualitas dengan teman
eksploitasi seks di video klip, majalah dekat atau teman sebayanya, sehingga
dan televisi ternyata mendorong remaja informasi dan sikap dari teman tidak
melakukan aktivitas seks bebas (Yee, sedikit membawa pengaruh terhadap
2007). sikap seorang remaja.
Menurut Sarlito Wirawan, Dalam permasalahan seksualitas,
pendidikan seks paling banyak didapat peran teman dekat ini dapat terlihat dari
dari media massa 58,81%. Hal tersebut sikap teman dekat yang mencerminkan
sesuai dengan peneliti dari North tanggapan dan mereka terkait
Caroline, yang secara umum remaja seksualitas. Kebiasaan terpapar dengan
yang paling banyak mendapat sikap-sikap yang permisif dari teman
dorongan seksual dari media cenderung dekat dapat mempengaruhi sikap dan
melakukan seks pada usia 14 hingga bahkan terkadang teman-teman dekat
16 tahun 2,2 kali lebih tinggi dibanding tersebut medorong teman lainnya untuk
dengan remaja lain yang lebih sedikit melakukan peri-laku-perilaku
melihat eksploitasi seks dari media sebagaimana yang dia lakukan
(Iswarati, dkk, 2008). Hal ini sesuai termasuk kemungkinan perilaku
dengan teori L.W Green, media sebagai seksual (Hobart, 2002; Santor, 2000).
salah satu factor pemungkin Hasil penelitian ini sesuai dengan
berhubungan dengan perilakus eksual. penelitian yang dilakukan oleh Iswarati
dan T.Y. Prihyugiarto, dari Puslitbang
Sikap Teman Dekat terhadap KB dan Kesehatan Reproduksi
Seksualitas BKKBN yang menyatakan bahwa
Hasil uji statistik diperoleh p remaja yang mempunyai teman pernah
value 0,0001, sehingga disimpulkan me-lakukan hubungan seksual pra
ada pengaruh yang signifikan antara nikah dan mendorongnya untuk
sikap teman dekat dengan perilaku melakukan hubungan seksual pra nikah
seksual pranikah berisiko KTD. cenderung 1,8 kali lebih banyak ber-
Kondisi ini menunjukkan bahwa sikap setuju jika remaja melakukan
pengalaman dan pandangan dari teman hubungan seksual pra nikah daripada
ini tidak jarang akan dapat remaja yang tidak mempunyai teman
mempengaruhi sikap dari teman sebaya pernah melakukan hubu-ngan seksual
lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pra nikah dan mendorongnya untuk
teman sebagai tempat untuk bertanya melakukan hubungan seksual pra nikah
seputar masalah seks di mana mereka (Iswarati, 2008).

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 81


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

Selain itu, menurut Azrul Azwar, sangat tinggi karena ikatan teman
kesempatan yang memungkinkan sebaya dapat menggantikan ikatan
terjadinya perilaku seksual pada remaja keluarga, sumber afeksi, simpati dan
antara lain kurangnya pengawasan dari pengertian, saling berbagi pengalaman
pendidik, oleh dorongan dari teman dan sebagai tempat remaja untuk
sebaya, serta terdapatnya fasilitas untuk mencapai otonomi dan idependensi.
melakukan peniruan misalnya dari Kecenderungan untuk mengadopsi in-
film, bacaan porno dan jaringan formasi yang diterima dari teman-
internet sehingga perilaku seksual temannya tanpa memiliki dasar
pranikah mahasiswa merupakan hasil informasi yang siginifikan dari sumber
interaksi antara kepribadian dengan yang lebih dapat dipercaya termasuk
lingkungan sekitarnya (Azwar, 2000). informasi mengenai perilaku seksual
Ini juga sesuai dengan teori L. pranikah, tidak jarang menimbulkan
Green yang menyatakan bahwa faktor rasa penasaran yang membentuk
penguat (reinforcing factors) dalam hal serangkaian pertanyaan dalam diri
ini sikap dari teman dekat (teman remaja (Santor, 2000). Untuk
sebaya) berhubungan dengan perilaku menjawab pertanyaan itu sekaligus
seseorang. membuktikan kebenaran informasi
yang diterima, mereka cenderung
Perilaku Seksual Teman Dekat melakukan dan mengalami peri-laku
Hasil penelitian ini menunjukkan seks pranikah itu sendiri.
bahwa sudah cukup banyak teman Hasil penelitian ini sesuai dengan pe-
dekat responden pernah melakukan nelitian yang dilakukan oleh Iswarati
perilaku seksual berisiko terhadap dan T.Y. Prihyugiarto, yang
KTD. Kondisi ini sesuai dengan sikap menyatakan bahwa ada pengaruh yang
dari mahasiswa dan teman-teman siginfikan antara mempunyai teman
dekatnya yang menganggap bahwa yang pernah melakukan hubungan seks
perilaku seksual yang terjadi di dengan sikap remaja melakukan
kalangan mahasiswa merupakan hal hubungan seksual pranikah. Perilaku
yang sudah dianggap biasa. Sikap yang remaja yang mempu-nyai teman pernah
makin permisif ini tidak jarang akan melakukan hubungan seksual pra nikah
berdampak terhadap perilaku seksual cenderung 3 kali lebih banyak bersikap
mereka. setuju jika remaja melakukan hubu-
Hasil uji statistik diperoleh p value ngan seksual pra nikah daripada remaja
0,0001 pada taraf signifikansi (α=0,05) yang tidak mempunyai teman yang
dapat disimpulkan ada pengaruh yang pernah melakukan hubungan seksual
signifikan antara perilaku seksual pra nikah. Hal ini dikarenakan adanya
teman dekat dengan perilaku seksual dorongan dari teman dekatnya untuk
pranikah berisiko KTD. Hasil ini me- melakukan hubungan seks pranikah
nunjukkan bahwa pada masa remaja menyebabkan seseorang menjadi
kedekatan dengan teman sebayanya bersikap permisif dan kemungkinan

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 82


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

selanjutnya melakukan hubungan seksualitas, akses dan kontak dengan


seksual pranikah (Iswarati, 2008). media informasi, sikap teman dekat
Inijugasesuaidenganteori L. serta perilaku seksual pranikah teman
Green yang menyatakan bahwa factor dekat. Adapun faktor yang paling
penguat (reinforcing factors) dalam hal dominan mempengaruhi dan menjadi
ini perilaku teman dekat (teman prediktor perilaku seksual pranikah
sebaya) berhubungan dengan perilaku pada remaja adalah perilaku seksual
seseorang. teman dekat, sikap mereka terhadap
seksualitas dan tingkat religiusitas. Hal
KESIMPULANDAN SARAN ini disebabkan karena adanya dorongan
langsung maupun tidak langsung dari
12,1% remaja memiliki perilaku sek- teman dekat untuk melakukan
sual berisiko terjadi Kehamilan Tidak hubungan seks pranikah menyebabkan
Diinginkan (KTD). Faktor-faktor yang seseorang menjadi bersikap permisif
secara signifikan mempengaruhi dan memungkinkan untuk
perilaku seksual pranikah pada remaja melakukannya
adalah religiusitas, sikap terhadap

DAFTAR PUSTAKA Hobart, C.W. 2002. Sexual


Permissiveness in Young
Azwar, A. 2000. Kesehatan English and French Canadians.
Reproduksi Remaja di Indonesia Journal of Marriage and The
(Adolescent Reproductive Health Family, 34(2):292-303
in Indonesia) Iswarati dan T.Y. Prihyugiarto. 2008.
Dalimunthe, Candra Rukmana dan Faktor-Faktor yang
Kristina Nadeak. 2012. Tingkat Mempengaruhi Sikap terhadap
Pengetahuan Pelajar SMA Perilaku Seksual Pra Nikah pada
Harapan-1 Medan Tentang Seks Remaja di Indonesia. Jurnal
Bebas Dengan Risiko HIV/AIDS. Ilmiah Keluarga Berencana dan
E-Journal FK USU,1(1). Kesehatan Reproduksi, 2(2)
DeLamater, John dan Sara M. Ningrum, Dina Nur Anggraini, Eram
Moorman. 2007. Sexual TP, Bambang BR. 2008.
Behavior in Later Life. Journal Pendekatan Participatory Rapid
of Aging and Health, 20(10): 1- Appraisal (PRA) dalam Analisis
25. Masalah Kesehatan Reproduksi
Depsos RI. 2008. Perilaku Seksual Mahasiswa Jurusan IKM FIK
Remaja. Sabili Nomor 14 Tahun UNNES. Jurnal Kemas.
XIV, 24 Januari 2008. 3(2):165- 173.
Dirjen P2PL Kemenkes RI. 2011. Santor, D.A. Messervery D,
Laporan Kasus HIV-AIDS di Kusumakar, V. 2000. Measuring
Indonesia Tahun 2011. Jakarta. Peer Pressure, Popularity and
Kemenkes RI. Conformity in Adolescent Boys

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 83


Sri Wulandari :Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja SMKN Tandun
2016
Kabupaten Rokan Hulu

and Girls: Predicting School Kesehatan Seksual dan Re-


Performance, Sexual Attitude, produksi. Jurnal Makara,
and Substances Abuse. Journal Kesehatan, 10(1): 29-40
of Youth and Adolescence. Yee, Kimberly Aumack. 2007. Teens
29(2):163-182. Talking About Sexual Health:
Suryoputro, Antono. 2006. Faktor- Girl-Directed Tools to Trigger
faktor yang Mempengaruhi Partner Communication.
Perilaku Seksual Remaja di Jawa International Journal of
Tengah: Implikasinya Terhadap Humanities and Social Science.
Kebijakan dan Layanan 1(18): 90-101.

Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 2 Page 84

Anda mungkin juga menyukai