Anda di halaman 1dari 34

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA


RUANG
Jalan Singakarsa No. 17 Kandangan Telp. 0517-21066, Faks. 0517-21022,Kal-Sel 71213

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM (1.03 . 1.03.01 . 43)


Pembangunan Sarana Dan Prasarana Publik

KEGIATAN (1.03 . 1.03.01 . 43 . 04)


Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga

PEKERJAAN (5 . 2 . 3 . 49 . 11)
Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kec. Angkinang

LOKASI
Kecamatan Angkinang

PAGU
Rp 1.300.000.000,-

SUMBER DANA
APBD Kab. HSS TA. 2019
PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA
RUANG
Jalan Singakarsa No. 17 Kandangan Telp. 0517-21066, Faks. 0517-21022,Kal-Sel 71213

KERANGKA ACUAN KERJA

Program : Pembangunan Sarana Dan Prasarana Publik


(1.03 . 1.03.01 . 43)
Kegiatan : Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga
(1.03 . 1.03.01 . 43. 04)
Pekerjaan : Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kec. Angkinang
(5 . 2 . 3 . 49 . 11)
Lokasi : Kecamatan Angkinang

URAIAN KEGIATAN

A. LATAR BELAKANG
Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Olah Raga pada Bidang Cipta Karya merupakan
wadah bagi peningkatan sarana dan prasarana di lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang
berfungsi sebagai prasarana penunjang untuk masyarakat dengan menyediakan fasilitas olah raga
yang memadai di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Dalam program ini terdapat paket pekerjaan yang akan dilakukan pada tahun 2019 ini adalah
Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kec. Angkinang, dikarenakan bangunan yang ada telah dimakan
usia dan tidak representatif lagi sebagai gedung serba guna.
Kegiatan dilaksanakan ditujukan untuk melengkapi sarana olah raga yang ada di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan.

B. MAKSUD
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah meningkatkan prasarana olah raga yang ada
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

C. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah dengan direhabnya Gedung Serba Guna Kec.
Angkinang ini dapat melengkapi sarana olah raga yang sudah ada di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan.

D. URAIAN SINGKAT PEKERJAAN


Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kec. Angkinang ini tertuang pada Program
Peningkatan Sarana Dan Prasarana Olah Raga di Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Dan
Tata Ruang Tahun Anggaran 2019.
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kec. Angkinang ini terdiri dari rehabilitasi total
dengan memperluas bangunan yang ada. Pada pekerjaan ini dilakukan perbaikan total pada lantai,
dinding dan atap bangunan.
E. DATA PEKERJAAN :
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
2) Kegiatan Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga
3) Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kec. Angkinang
4) Lokasi berada di Kecamatan Angkinang.
5) Pagu Anggaran Rp 1.300.000.000,- (Tujuh Milyar Rupiah).
6) Harga Perkiraan Sendiri (HPS) PPK (Terlampir kemudian pada perhitungan HPS oleh PPK)
7) Sumber Pendanaan dari APBD Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Anggaran 2019.
8) Kode Program : 1.03 . 1.03.01 . 43
9) Kode kegiatan : 1.03 . 1.03.01 . 43 . 04
10) Kode Rekening : 5 . 2 . 3 . 49 . 11
11) Jenis Kontrak adalah Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
12) Metode Pembayaran berdasarkan laporan bulanan (Monthly Certificate).
13) Waktu Pelaksanaan 145 Hari Kalender.
14) Waktu Pemeliharaan 180 Hari Kalender.
15) Sasaran untuk meningkatkan sarana dan prasarana olah raga di lingkungan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
16) Organisasi Pelaksanaan Kegiatan
Pengguna Anggaran (PA)
Nama : TEDY SOETEDJO, ST, MT
NIP : 19730130 199803 1 009
Pangkat/Gol.Rg. : Pembina / IV.a
Jabatan : Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang
Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Nama : FAZAR SYA’BANA, ST
NIP : 19860416 201101 1 007
Pangkat/Gol.Rg. : Penata/ III.c
Jabatan : Kasi Sarpras Air Bersih Bidang Cipta Karya
Email : dpuhss_ciptakarya@yahoo.co.id
SK Pejabat Pembuat Komitmen (PPK):
Nomor : 22 Tahun 2019
Tanggal : 11 Juni 2019

Tenaga Ahli Pemberi Penjelasan Teknis (Aanwijzer)


Konsultan Perencana PT. MULTI CIPTA ENGINEERING
Dan,
Nama : FAZAR SYA’BANA, ST
NIP : 19860416 201101 1 007
Pangkat/Gol.Rg. : Penata/ III.c
Jabatan : Kasi Sarpras Air Bersih Bidang Cipta Karya

II. TENAGA TEKNIS YANG DIPERLUKAN


Tenaga Teknis yang diperlukan sebagaimana terlampir.

III. PERALATAN YANG PERLUKAN


Peralatan yang diperlukan sebagaimana terlampir.
IV. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Rencana Anggaran Biaya sebagaimana terlampir.

V. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


URAIAN PENGENDALIAN PENANGGUNG
NO. IDENTIFIKASI BAHAYA
PEKERJAAN RESIKO K3 JAWAB
1. Galian Tanah Longsor, tertimbun (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
barang/jasa) barang/jasa)
2. Merakit Tangan dan kaki cidera (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
tulangan barang/jasa) barang/jasa)

3. Pemasangan Terjatuh saat pemasangan (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
Bekisting bekisting, Tangan dan kaki barang/jasa) barang/jasa)
cidera
4. Pengecoran Terjatuh saat pengecoran, (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
Tangan dan kaki cidera barang/jasa) barang/jasa)

5. Pemasangan Terjatuh, Tertimpa batu (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
Pondasi pondasi, Tangan dan kaki barang/jasa) barang/jasa)
cidera
6. Pemasangan Terjatuh saat pemasangan, (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
dinding bata, Tangan dan kaki cidera barang/jasa) barang/jasa)
plesteran dan
acian dinding
7. Pemasangan Terjatuh saat pemasangan, (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
kuda-kuda Tangan dan kaki cidera barang/jasa) barang/jasa)
baja, atap,
plafond
8. Pemasangan Terjatuh saat pemasangan, (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
instalasi tersetrum, Tangan dan kaki barang/jasa) barang/jasa)
listrik cidera
9. Pengecatan Terjatuh saat pemasangan, (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
dinding dan Tangan dan kaki cidera barang/jasa) barang/jasa)
plafond
10. Pemasangan Terjatuh saat pemasangan, (diisi oleh peyedia (diisi oleh peyedia
ACP, GRC Tangan dan kaki cidera barang/jasa) barang/jasa)
krawang dan
GRC

VI. SPESIFIKASI TEKNIS


Spesifikasi teknis sebagaimana terlampir.

VII. KONSEP KONTRAK


Konsep kontrak sebagaimana terlampir.

VIII. PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN


Perkiraan total biaya pekerjaan keseluruhan yang dituangkan ke dalam Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) PPK (Terlampir kemudian pada perhitungan HPS oleh PPK)
IX. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dapat menjadi salah satu acuan dalam
proses pengadaan barang/jasanya.

Kandangan, Juni 2019


Plt. KEPALA DINAS
SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN,

TEDY SOETEDJO, ST, MT


Pembina Tk. I
NIP. 19730130 199803 1 009
LAMPIRAN LEMBAR DATA KUALIFIKASI DAN LEMBAR DATA PEMILIHAN

PROGRAM : Pembangunan Sarana Dan Prasarana Publik


(1.03 . 1.03.01 . 43)
KEGIATAN : Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga
(1.03 . 1.03.01 . 43 . 04)
PEKERJAAN : Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kec. Angkinang
(5 . 2 . 3 . 49 . 11)
LOKASI : Kecamatan Angkinang
PAGU / HPS : Rp 1.300.000.000,00
HPS : (terlampir kemudian pada perhitungan HPS PPK)

DAFTAR PERSONIL YANG DIPERLUKAN


PENGALAMAN
JUMLAH KERJA
NO POSISI KUALIFIKASI (Minimal) SERTIFIKAT/IJAZAH
(Orang) MINIMAL
(Tahun)
1 2 3 4 5 6

1 Pelaksana Bangunan Gedung 1 S1 Teknik Arsitektur / Teknik 4 Sertifikat Keterampilan


Sipil
2 Pengawas Bangunan Gedung 1 D3 Teknik Arsitektur / Teknik 3 Sertifikat Keterampilan
Sipil
3 Mandor Besi/Pembesian/Penulangan 1 SMA Sederajat 3 Sertifikat Keterampilan
Beton
4 Petugas K3 Konstruksi 1 D3 Semua Jurusan 3 Surat Keterangan mengikuti pelatihan/
bimtek SMK3 Bidang PUPR

DAFTAR FASILITAS/PERLENGKAPAN/PERALATAN YANG DIPERLUKAN


JUMLAH
NO JENIS KAPASITAS / OUTPUT KONDISI KETERANGAN ALAT
(Unit/Set)
1 2 3 4 5 6
1 Excavator 1 ≥ 120 hp Baik Dapat Digunakan
2 Dump Truck 2 ≥ 3,5 ton Baik Dapat Digunakan
3 Pick Up 1 1 ton Baik Dapat Digunakan
4 Stamper 1 Tekanan Hentak > 15 kN Baik Dapat Digunakan
5 Pengaduk Beton portabel 2 ≥ 0,35 m3 Baik Dapat Digunakan
6 Gerobak Portabel Setara Artco® 5 - Baik Dapat Digunakan
7 Water Pass + Rambu 1 - Baik Dapat Digunakan
8 Generator set 1 ≥ 5 kVA Baik Dapat Digunakan
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

PASAL - 1. KETENTUAN UMUM


Kegiatan yang dilaksanakan adalah Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Olahraga dengan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kecamatan Angkinang
Pekerjaan tersebut ditenderkan sesuai dengan:
 Gambar Bestek dan detail terlampir.
 Uraian Kerja dan Syarat-Syarat dalam Pasal-pasal berikutnya
 Risalah Rapat Penjelasan (Aanwijzing)
 Petunjuk-petunjuk dari Direksi / Direksi Lapangan
Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan yang dianggap telah
diselipkan dalam rencana kerja dan syarat ini tetap berlaku.
Pada khususnya pelaksanaan pekerjaan tersebut disesuaikan dengan peraturan -peraturan
berikut ini:
1. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun 1941.
2. Keputusan-keputusan dari Mejelis Indonesia, untuk Abitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Bangunan Indonesia (DTPI).
3. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 2847-2013)
4. Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural (SNI 1729-2015)
5. Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu (SNI 7973-2013)
6. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (SNI 0225:2011)
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Kerja.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
9. Peraturan- Peraturan yang dikeluarkan oleh Dinas, Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaiatan dengan pelaksanaan bangunan.
10. Peraturan- peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar
internasional, antara lain VDE, BS, NEC, IEC, dsb.
11. Dan lain-lain yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah setempat.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 1


Jika ternyata rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelalaian/penyimpangan dengan
peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat-ayat di atas maka rencana kerja dan
syarat ini yang mengikat.
Jika tidak ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat ini, maka semua peraturan
sebagaimana dinyatakan dalam ayat-ayat di atas termasuk segala perubahan-perubahan
hingga kini, untuk pelaksanaan penyelesaian tetap berlaku.
Jika ternyata rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) terdapat kelalaian/penyimpangan dengan
gambar Bestek maka RKS ini yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain, Pemborong tidak
diperkenankan memutuskan sendiri yang mana yang harus dilaksanakan, sebelum
dikonsultasikan dengan Direksi pelaksana.

PASAL - 2. PENJELASAN UMUM


Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam uraian dan syarat-
syarat tertulis ini, gambar-gambar rencana serta revisi ataupun tambahan-tambahannya,
risalah penjelasan pekerjaan dan keputusan-keputusan tertulis pengawas lapangan.
Sebelum pekerjaan dimulai pemborong diwajibkan mencocokan dahulu ukuran satu sama
lain. Bila terdapat ketidaksesuaian harus segera memberitahu Pengawas Lapangan.
Pemborong harus mentaati keputusan Pengawas Lapangan secara tertulis dalam buku
harian. Pemborong tidak dibenarkan membetulkan kekeliruan ataupun memutuskan sendiri.
Pekerjaan harus dilaksanakan sekalian dengan mendatangkan, mengangkut dan
mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan-peralatan sementara, tenaga,
pengawas dan sebagainya. Pada umumnya semua keperluan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan pelaksanaan secara tepat dan lengkap pada waktunya, meskipun bahan-
bahan, alat-alat, pekerjaan tidak disebutkan/dinyatakan dalam uraian dan syarat-syarat
tertulis ataupun gambar-gambar.
Pengawas lapangan berwenang penuh untuk memeriksa atas semua bahan dan peralatan
yang didatangkan untuk memeriksa dan menyatakan menolak atau mengijinkan
penggunaanya sesuai dengan syarat-syarat dalam uraian pekerjaan dan syarat-syarat
tertulis ini. Dalam hal bahan yang ditolak, paling lambat dalam waktu 1x24 jam sesudah
penolakan diberikan secara tertulis harus sudah diangkut keluar dari lokasi bangunan.
Pekerjaan harus diserahkan Pemborong selesai sama sekali termasuk perbaikan kembali
kerusakan yang mungkin terjadi pada jalan-jalan, saluran-saluran, taman-taman yang ada,
sengaja atau tidak akibat pelaksanaan pekerjaan penyingkiran segala bahan-bahan

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 2


pelaksanaan pekerjaan, bongkoran-bongkaran dan lain-lain satu atas perunding terlebih
dahulu dengan Pengawas Lapangan.

PASAL - 3. LINGKUP PEKERJAAN


3.1 Keterangan Umum
1. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud oleh RKS ini adalah
dengan gambar-gambar pelaksana.
2. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS gambar-
gambar perencanaan, berita acara rapat pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
agenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

3.2 Pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik dengan ketentuan-ketentuan sebagai


berikut :
 Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran/puing-puing pada waktu diserahkan.
 Pekerjaan segera diserahterimakan dengan memuaskan Direksi

PASAL - 4. LOKASI PEKERJAAN


Rehabilitasi Gedung Serba Guna Kecamatan Angkinang yang akan dibangun ditempatkan
pada lokasi yang sudah ditentukan sesuai dengan rencana yaitu di Kecamatan Angkinang
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Lokasi pekerjaan sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Teknis/Lapangan dan dapat dilihat
pada gambar-gambar rencana terlampir.

PASAL - 5. PAPAN NAMA PROYEK


Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek
memuat :
 Nama Proyek
 Direksi Teknis/Lapangan
 Lokasi Proyek
 Jumlah Biaya (Kontrak)
 Nama Pelaksana (Penyedia)
 Masa pelaksanaan proyek bulan, tanggal dan tahun

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 3


PASAL - 6. IZIN BANGUNAN
6.1 Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan, maka izin bangunan dan izin lainnya
akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya akan
ditanggung oleh Pemborong.
6.2 Untuk memulai pekerjaan, maka pemborong harus dapat menunjukkan kepada
Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin
bangunan tersebut sedang diproses.
6.3 Tanpa adanya izin bangunan dari instansi yang berwenang, maka pemborong tidak
diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk apapun disekitar lingkungan
proyek.
6.4 Pemborong diharuskan membuat papan nama proyek sesuai dengan persyaratan yang
berlaku pada daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
dimulai pekerjaan.

PASAL - 7. PENANGGUNG JAWAB TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

7.1 Penyedia wajib menetapkan dan menempatkan seorang Pelaksana Bangunan Gedung,
berpendidikan S1 Teknik Sipil/Arsitek yang memiliki SKT, yang cakap untuk memimpin
danbertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan, dan memiliki
pengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan
sejenis. Penetapan ini harus dikuatkan dengan surat pengangkatan resmi dari Penyedia
ditujukan kepada Direksi Teknis/Lapangan.
7.2 Selain Pelaksana Bangunan Gedung Penyedia harus menempatkan tenaga yang
diperlukan sesuai dengan lingkup pekerjaan.
7.3 Tenaga yang dimaksud minimal terdiri :
a. Satu orang Tenaga Pengawas Bangunan Gedung
b. Satu orang Tenaga Mandor Besi/Pembesian/Penulangan Beton
c. Satu orang Tenaga Petugas K3 Konstruksi
Masing-masing tenaga ahli tersebut harus memiliki Sertifikat Keterampilan (SKT) dan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun.
7.4 Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada
Direksi Teknis/Lapangan. Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan
jabatannya masing-masing.
7.5 Bila dikemudian hari menurut team Direksi Teknis/Lapangan, Pelaksana kurang mampu
melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis untuk
mengganti pelaksananya.
7.6 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia
sudah harus menunjuk pelaksana baru sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 4


PASAL - 8. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Penyedia wajib menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 09/PER/M/2008 tentang Pedoman
Sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
8.1 Penyedia wajib menyusun tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
dibahas dengan PPK sebagaimana yang disusun pada awal kegiatan.
8.2 Penyedia wajib membuat RK3K dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dibuat pada awal kegiatan.
b. Harus mencantumkan kategori risiko pekerjaan yang telah ditentukan bersama
PPK.
c. Pada awal dimulainya kegiatan, Penyedia mempresentasikan RK3K kepada
Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan.
d. Tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji
ulang) dilakukan setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berlangsung.
8.3 Penyedia wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 tinggi atau melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.
8.4 Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum bila ada dua atau lebih Penyedia yang bergabung dalam satu kegiatan.
8.5 Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan
yang berlaku.
8.6 Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
8.7 Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
8.8 Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K bidang pekerjaan
umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada akhir pekerjaan.
8.9 Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja kosntruksi
yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan.
8.10 Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
8.11 Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 onstruksi Bidang Pekerjaan Umum
yang meliputi : inspeksi tempat kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan
konstruksi sesuai dengan RK3.
8.12 Penyedia yang melaksanakan pekerjaan tingkat resiko tinggi wajib memiliki sertifikat
K3 perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh
Komite Akreditasi nasional (KAN).
8.13 Penyedia wajib melaksanakan seluruh ketentuan K3 sesuai dengan ketentuan-
ketentuan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak tentang

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 5


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

PASAL - 9. KEAMANAN KERJA

9.1 Penyedia diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Direksi
Teknis/Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan.
9.2 Untuk maksud-maksud tersebut Penyedia dianjurkan untuk membuat pagar
pengamanan.
9.3 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
9.4 Apabila terjadi kebakaran, Penyedia bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu
Penyedia harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai,
ditempatkan di tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.

PASAL - 10. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA

10.1 Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, penyedia harus
sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan kerja
sementara yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
10.2 Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan
semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia.
10.3 Penyedia harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada dengan
mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta membatasi/membagi beban
muatan.
10.4 Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
penyedia, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung jawab
penyedia dan harus segera diperbaiki.

PASAL - 11. PENYEDIAAN AIR KERJA, TENAGA LISTRIK DAN PENERANGAN

11.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Penyedia


harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air
minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
11.2 Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasanganpipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan Kantor Proyek, kantor Penyedia, kamar mandi/WC
atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
11.3 Penyedia juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan kantor Proyek dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 6


11.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
pengadaan Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk
pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.

PASAL - 12. GAMBAR-GAMBAR KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

12.1 Penyedia wajib meneliti semua Gambar dan RKS termasuk tambahan dan
perubahannya yang tercantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
12.2 Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang mengikat adalah
RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka harus
berkonsultasi dengan Direksi Teknis/Lapangan untuk dikoordinasikan dengan
Konsultan Perencana.
12.3 Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan
spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan
hal-hal lain yang meragukan, Penyedia harus mengajukannya kepada Direksi
Teknis/Lapangan secara tertulis, dan Direksi Teknis/Lapangan akan mengoreksi atau
menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan
dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap
gambar rencana akan ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan dan disampaikan
secara tertulis kepada Penyedia.
12.4 Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak Direksi Teknis/Lapangan
sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan
dengan gambar tersebut.
12.5 Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terkahir. Penyedia juga harus menyiapkan gambar-gambar
yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya
untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia.

PASAL - 13. UKURAN-UKURAN


Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut
adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka
Penyedia harus segera meminta pertimbangan dan persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapanganuntuk menetapkan mana yang benar.

PASAL - 14. PERALATAN DAN MOBILISASI

14.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun
besar, harus disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum
pekerjaan fisik yang bersangkutan dimulai.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 7


14.2 Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat
yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
14.3 Direksi Teknis/Lapang berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau
menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
14.4 Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
14.5 Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada
ayat 14.1. penyedia harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada
kondisi apapun, seperti:tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah
(scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta
peralatan lainnya.

PASAL - 15. PENYEDIAAN MATERIAL

15.1 Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam
dokumen kontrak.
15.2 Untuk material-material yang disediakan oleh Direksi Teknis/Lapangan, Penyedia
harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan.
Penyedia harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung
jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia harus mengganti
material yang rusak atau kurang akibat cara pengangkutan yang salah atau hilang
akibat kelalaian Penyedia.
15.3 Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan
harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Bila menurut pendapat
Direksi Teknis/Lapangan hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
Penyedia tanpa biaya tambahan.
15.4 Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.

PASAL - 16. DOKUMEN DAN JAMINAN KUALITAS

16.1 Penyedia diharuskan untuk menyerahkan jaminan kualitas dari bahan – bahan utama
yang akan dipasang dari instansi yang berwenang untuk mengeluarkan jaminan.
16.2 Penyedia harus melampirkan atau membuat nota desain, gambar teknik dan
spesifikasi teknis dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket yang ditawarkan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 8


16.3 Penyedia harus melampirkan gambar serta brosur asli dari pabrik dalam dokumen
penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi teknis dari peralatan
yang digunakan pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket yang ditawarkan.

PASAL - 17. CONTOH-CONTOH MATERIAL

17.1 Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan.
Contoh-contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan
dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
17.2 Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknis/Lapangan harus disimpan terpisah
dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran Penyedia harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian
material.
17.3 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/material yang disetujui sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka penyedia dapat
mengajukan alternatif barang/material dengan kualitas yang sama dengan spesifikasi
yang ditentukan,dengan persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 18. PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA


Penyedia dengan tanggungan sendiridan dengan diketahui Direksi Teknis/Lapangan harus
mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan
dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya
karena pengaruh cuaca.

PASAL - 19. PENGUKURAN

19.1 Penyedia harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian
ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Bench
Mark dan patok-patok pendukung.
19.2 Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya dan berpengalaman.
19.3 Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Direksi Teknis/Lapangan agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
19.4 Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus ditanyakan kepada
Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 20. PEMATOKAN

20.1 Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan


peilbangunan sesuai dengan gambar rencana.Pekerjaan ini seluruhnya harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapanganterlebih dahulu sebelum memulai
pekerjaan selanjutnya. Direksi Teknis/Lapangandapat melakukan revisi pemasangan
patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 9


sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
20.2 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus memberitahukan
kepada Direksi Teknis/Lapangansekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya,
sehingga Direksi Teknis/Lapangandapat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk melakukan pengawasan.
20.3 Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk mendapat
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui
Direksi Teknis/Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran
pekerjaan. Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru
ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapanganuntuk
melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
20.4 Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh Direksi Teknis/Lapanganatau
dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan
meminta kembali persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Bila terdapat
penyimpangan dari gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap
gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi Teknis/Lapanganakan
membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada Penyedia. Setelah diperbaiki, Penyedia
harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.Gambar-gambar tersebut harus
dibuat agar memungkinkan untuk direproduksi.Semua gambar-gambar yang telah
disetujui harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam bentuk asli dan 2
(dua) copy. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai
dengan ketentuan Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 21. RAMBU-RAMBU


Di tempat-tempat yang dipandang perlu, Penyedia harus menyediakan rambu-rambu untuk
keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas.Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu
lintas padat, Penyedia harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut
harus sudah termasuk di dalam penawaran Penyedia.

PASAL - 22. JADWAL PELAKSANAAN

22.1 Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan secara detail dan harus diserahkan
kepada Direksi Teknis/Lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
suatu tahapan pekerjaan dimulai. Program kerja tersebut harus sudah mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis/Lapangan.Jadwal pelaksanaan tersebut
harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan
dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 10


d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan.
22.2 Jadwal pelaksanaan tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta
lampiran penjelasan.
22.3 Penyedia wajib memberikan salinan jadwal pelaksanaan yang telah disahkan oleh
Direksi Teknis/Lapangan dalam 5 (lima) rangkap kepada Direksi Teknis/Lapangan,
dan satu salinan harus ditempel di kantor lapangan (direksi keet) yang dilengkapi
dengan grafik kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
22.4 Direksi Teknis/Lapanganakan menilai prestasi pekerjaan Penyedia berdasarkan grafik
rencana kerja dan kemajuan pelaksanaan pekerjaantersebut.

PASAL - 23. METODE KERJA


Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyedia harus mengajukan metode pelaksanaan
pekerjaan untuk disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Metode kerja sekurang-kurangnya
berisi :
a. Metode pelaksanaan pekerjaan,
b. Untuk komponen pekerjaan tertentu (beton, baja, komponen instalasi dll.) harus
dilengkapi dengan gambar yang menjelaskan pelaksanaannya.
c. Bahan/material yang akan digunakan
d. Peralatan pendukung
e. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan

PASAL - 24. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

24.1 Penyedia diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila


Direksi Teknis/Lapangan memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula
material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan
tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun, Penyedia tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Teknis/Lapangan.
24.2 Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Direksi Teknis/Lapangan sebelum memulai pekerjaan, agar Direksi Teknis/Lapangan
mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
24.3 Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut Direksi Teknis/Lapangan penting,
harus dihadiri dan diawasi langsung oleh Direksi Teknis/Lapangan atau wakilnya.
Untuk itu maka Penyedia harus menyampaikan permohonan ijin pelaksanaan
(request) yang harus sudah diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan selambat-
lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 11


PASAL - 25. RAPAT-RAPAT

25.1 Apabila dipandang perlu, Direksi Teknis/Lapangan dapat mengadakan rapat-rapat


dengan mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan
pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat
merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi Penyedia.
25.2 Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani
oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

PASAL - 26. PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN

26.1 Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan Penyedia dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.Prosentase
pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan.
26.2 Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak.

PASAL - 27. PENYELESAIAN PEKERJAAN

27.1 Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan
sesuai dengan kontrak.
27.2 Penyedia harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat
bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, Penyedia dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 28. LAPORAN-LAPORAN


Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan, yang terdiri
dari :
28.1 Laporan harian yang berisi laporan yang mencatat seluruh rencana dan realisasi
aktivitas pekerjaan harian. Laporan harian berisi :
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerjadi lapangan;
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah, dan kondisi peralatan dilapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yangdilaksanakan;
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yangmempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
f. Hasil inspeksi/pengawasan/patroli K3 danlingkungan;
g. Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan tindak
lanjutnya;
h. Catatan lain yang dianggap perlu.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 12


28.2 Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu, dan lingkungan termasuk
tindak lanjutnya, sertacatatan lain yang dianggap perlu.
28.3 Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan,termasuk hasil pelaksanaan RK3K,
programmutu dan lingkungan.
28.4 Untuk kelengkapan laporan, Penyedia dan Direksi Teknis wajib membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan danevaluasi pencapaian sasaran K3, mutu
danlingkungan, termasuk rekomendasi untukpeningkatan kinerja K3, mutu dan
lingkungan.
28.5 Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75% dan
100% , atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Direksi Teknis/Lapangan.
Dalam pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan,
lokasi dan kondisi kemajuan pekerjaan.

PASAL - 29. SHOP DRAWING

29.1 Penyedia wajib membuatshop drawingyang terdiri dari gambar kerja lengkap sesuai
dengan kondisi lapangan untuk semua pekerjaan
sertadetailkhususyangbelumtercakup lengkap dalam gambar rencana atau yang
diminta Direksi Teknis/Lapangan. Shop drawing ini harus jelas mencantumkan dan
menggambarkan semua data yang diperlukan.
29.2 Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
29.3 Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi Teknis/Lapangan sebelum
pelaksanaan pekerjaan.

PASAL - 30. AS BUILT DRAWING

30.1 Setelah pekerjaan selesai Penyedia diharuskan menyerahkan As build drawing yang
menunjukan gambar yang terpasang disertai perubahannya bila adapaling lambat 14
(empat belas) hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
30.2 Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
30.3 Dokumen pekerjaan terlaksana/terpasang (as built documents) yang diserahkan
kepada pengguna pekerjaan konstruksi pada saat serah terima akhir pekerjaan adalah
termasuk dokumen hasil proses manajemen risiko K3 Perancangan dan Pelaksanaan
serta SOP K3 Pemanfaatan Bangunan/Konstruksi.
30.4 Apabila penyedia terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
30.5 Apabila penyedia tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
memperhitungkan pembayaran kepada penyedia sesuai dengan ketentuan dalam
syarat-syarat khusus kontrak.

PASAL - 31. KANTOR PROYEK, GUDANG DAN LOS KERJA

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 13


31.1 Penyedia harus membuat kantor proyek tempat bagi pelaksana dan Direksi
Teknis/Lapanganbekerja, dengan luas yang memadai (minimal 10 m2) dan dilengkapi
dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
31.2 Penyedia juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca
dan pencurian.
31.3 Penempatan kantor dan gudang harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau
dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
31.4 Penyedia harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat (bedeng) dan
tempat ibadah bagi pekerja penyedia.
31.5 Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi
tukang/pekerja Penyediadan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari
pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
31.6 Bangunan-bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 14


KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

PASAL - 1. PEKERJAAN PENDAHULUAN


1.1 Sebelum pekerjaan dimulai lokasi harus dibersihkan dari kotoran/bongkaran bangunan
jika ada yang mengganggu pekerjaan terutama dalam batas-batas bangunan.
Menghilangkan humus-humus sebelum melakukan pengurugan.
1.2 Untuk pekerjaan pondasi harus diadakan pengukuran yang lengkap terlebih dahulu
sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja dengan memakai papan bangunan
(bouwplank ) kuat. Pada papan bangunan tersebut harus dijelaskan semua garis tengah
(sumbu) tiang-tiang (kolom-kolom) dan sebagainya dengan memakai tanda yang tidak
berubah-ubah.
1.3 Hasil pengukuran ini sebelum galian dimulai harus disetujui oleh direksi. Lapisan yang
berada diseluruh permukaan tanah yang akan dipergunakan harus diangkut dari tanah
halaman.

PASAL - 2. PENENTUAN PEIL


2.1 Sebagai peil ± 0.00 diambil permukaan atas dari lantai bangunan dan peil ini ditentukan
dalam gambar rencana (± 20 cm diatas MT asli).
2.2 Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada 9.1. diatas.
2.3 Pekerjaan Uitzet harus dilakukan dengan cermat dan teliti mempergunakan alat ukur
agar sudut betul-betul siku.
2.4 Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
Direksi.
2.5 Semua papan dasar bangunan (bouwplank) menggunakan kayu klas II berukuran 2/20
cm, permukaan atas harus diketam/diserut rata dan dipasang waterpass pada peil 
0,00 setiap jarak maksimum 2 m' papan dasar diperkuat dengan balok-balok kayu
ukuran 5/7 cm , papan dasar tersebut dipasang sekurang-kurangnya berjarak 2 m' dari
garis terluar bangunan.

PASAL - 3. PEKERJAAN TANAH


3.1 Sebelum pekerjaan dimulai maka lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari segala
kotoran/bekas kayu bangunan/bongkaran, rerumputan dan lain sebagainya yang
dianggap mengganggu/menghalangi pelaksanaan, terutama dalam batas bangunan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 15


3.2 Untuk keperluan semua pondasi dan lain-lain sebagainya harus dilakukan penggalian
tanah menurut ukuran-ukuran yang didasarkan atas apa yang dinyatakan dalam
gambar-gambar yang bersangkutan dan menurut keadaan setempat serta cukup lebar
untuk bekerja dengan leluasa.
3.3 Tanah bekas galian yang tidak dibutuhkan untuk peninggian tanah/halaman atau
untuk urugan lainnya, harus diangkut keluar dari halaman.
3.4 Pemborong bertanggung jawab penuh bilamana harus melalui atau mengganggu
saluran, kabel-kabel bawah tanah.
3.5 Pemborong harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air dengan jalan
menimba, memompa atau cara lain yang dianggap baik atas beban biaya pemborong.
3.6 Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, setelah galian disetujui pengawas
lapangan harus segera dimulai dengan tahap pelaksanaan berikutnya.
3.7 Galian yang cukup dalam harus dipasang penyangga/pengaman pinggiran galian
(turap). Pemborong bertanggung jawab bila terjadi longsoran atau kerusakan-
kerusakan yang diakibatkannya.
3.8 Segala sesuatu yang tidak lepas dari keadaan tanah setempat, menurut
petunjuk/keputusan Direksi.
3.9 Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit/galian pondasi, harus digali dan
ditimbun kembali dengan pasir urug, disiram air dan dipadatkan.

PASAL - 4. PEKERJAAN URUGAN PASIR DAN TANAH


4.1. Dibawah lantai bangunan diurug pasir urug setebal 10 cm (sesuai gambar).
4.2. Urugan pasir harus dilaksanakan selapis demi selapis dan dipadatkan dengan alat
juga dengan penyiraman air secukupnya agar betul-betul padat, dan pasir yang
digunakan adalah pasir urug yang bersih/bebas dari segala kotoran serta mempunyai
gradasi yang baik.
4.3. Pekerjaan mengurug kembali adalah pekerjaan mengurug bekas galian/sisa galian
pondasi atau saluran-saluran, semua dapat dilaksanakan sesudah mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas
4.4. Urugan tanah dilaksanakan sebelum urugan pasir urug dibawah lantai bangunan
menggunakan tanah merah dengan ketebalan padat (sesuai gambar) yang dipadatkan
dengan alat pemadat lapis demi lapis sehingga urugan tanah tersebut betul-betul
padat.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 16


PASAL - 5. PEKERJAAN PONDASI
5.1. Pondasi dipergunakan batu kali atau batu gunung dan pondasi poer dengan
pancangan galam. Untuk dimensi pondasi dapat dilihat pada gambar rencana.
5.2. Di atas pondasi batu kali dikerjakan sloof beton bertulang dengan ukuran 15x20 cm
dengan isi tulangannya menyesuaikan dengan gambar rencana dan pada pasangan
batu kalinya diberi stek/angkur tulangan besi diameter 6 mm tertanam pada pondasi
batu kali sedalam 40 cm per jarak 150 cm.
5.3. Batu kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau batu gunung yang keras,
tidak poreus, bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
5.4. Batu kali bentuk bulat tipis/kecil tidak diperkenankan untuk pekerjaan ini.
5.5. Pondasi Batu kali dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran yang terdapat dalam
gambar rencana dan bagian-bagian antara batu kali diisi dengan adukan 1 pc:4 ps
sedemikian rupa sehingga terisi padat seluruhnya.
5.6. Pada pondasi batu kali/batu gunung untuk kolom-kolom beton harus disediakan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan diameter
dan jumlah tulangan pokok kolom tersebut, serta tertanam baik dalam pondasi
sedalam 40 cm sesuai dengan ukuran dan letak di dalam gambar.

PASAL - 6. PEKERJAAN BETON


6.1. Beton bertulang K-225 dibuat untuk sloof, kolom, ring balk, balok dan plat dak.
6.2. Penulangan beton harus dilaksanakan sesuai dengan gambar.
6.3. Untuk mendapatkan beton yang bermutu, pekerjaan pengecoran harus dipadatkan
dengan alat pemadat (vibrator) agar didapat kekuatan yang sempurna.
6.4. Semua agregat, semen, air harus ditakar dengan seksama volumenya atau beratnya
sebelum dilakukan pengadukan, dan pengadukan harus menggunakan mollen.
6.5. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
ukuran-ukuran pada gambar detail/konstruksi.
6.6. Pemborong harus mentaati segala ukuran-ukuran yang telah ditentukan.

BAHAN -BAHAN PEKERJAAN BETON


a. Semen
 Semen yang dipakai harus portland semen satu merk yang telah
disyahkan/disetujui oleh yang berwenang ( pengawas lapangan ), dan memenuhi
syarat sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 17


 Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
 Semen harus disimpan di dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan
tidak terkena air, diletakkan ditempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai, tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 meter, dan setiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda, agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengiriman.

b. Pasir dan Kerikil


 Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organis
maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya sesuai dengan syarat
didalam PBI 1971.
 Butir-butir pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
pengaruh cuaca.
 Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan ayakan 150 maka, sisa butiran-butiran diatas ayakan 4 mm, minimal
2 % dari berat sisa butiran-butiran diatas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 %
sampai dengan 90 % dari berat.
 Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
 Agregat kerikil harus padat/tanpa rongga dan keras, tidak berlumut/licin, tidak
ringan, tidak berkarang/ bukan kerikil laut dan bebas dari segala kotoran.
 Kerikil adalah butiran-butiran mineral yang harus dapat melalui ayakan berlubang
persegi 76 mm tertinggal diatas ayakan 5 mm.
 Kerikil dan batu pecah untuk beton harus melalui syarat-syarat yang ditentukan
dalam PBI 1971 ( NI-2) atau PUBI (NI-3) diantaranya: harus terdiri dari butir-butir
yang keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur oleh pengaruh cuaca.
 Syarat-syarat tersebut diatas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium.

c. Air
 Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
 Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak bangunan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 18


 Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau
ukuran berat serta harus dilakukan setepat-tepatnya.

d. Besi beton
 Kualitas besi beton yang dipergunakan ialah U 24.
 Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin,
besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar.
 Kawat pengikat harus terbuat dari baja besi lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng. Ikatan antara
tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas selama pelaksanaan pengecoran.
 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, serta bahan lain yang
mengurangi daya lekat.
 Harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.
 Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

BEKISTING
a. Untuk seluruh pekerjaan Bekisting digunakan kayu kelas II yang berkwalitas baik, tebal
3 cm dan tidak boleh dipergunakan untuk lebih dua kali pekerjaan Bekisting.
b. Celah-celah antara papan ditutup dengan plastik tebal atau kertas kantong semen agar
air adukan tidak lolos keluar.
c. Sebelum memulai pengecoran, sebelah dalam Bekisting harus disiram air/dibersihkan
dari segala kotoran.
d. Cetakan untuk beton finising harus dibuat dari plywood, tebal plywood tergantung dari
kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

SELIMUT BETON
Untuk sloof, balok ,ring balk dan kolom 2,5 cm

SARANG KERIKIL
Sarang kerikil yang terdapat pada beton setelah bekisting dibuka harus diperbaiki, sesuai
dengan PBI 1971, ialah beton sekitar Sarang Kerikil harus dipahat kasar sampai pada bagian

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 19


beton keras kemudian permukaan lubang dibersihkan dengan air semen/PC dan selanjutnya
di cor dengan campuran yang sama.

PEKERJAAN PENGECORAN BETON


a. Proporsi semen, pasir dan kerikil adalah minimal, jadi tidak diijinkan untuk dikurangi.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari
pekerjaan, pemborong harus memberi tahu Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan atau persiapan pengecoran tidak disetujui
oleh Pengawas Lapangan, maka pemborong mungkin diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang baru dicor atas biaya sendiri.
c. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk (mollen) sekurang-
kurangnya 5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan kedalam drum pengaduk,
adukan harus memperlihatkan susunan warna yang merata.
d. Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus bersih dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya. Perlu
diadakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan mengumpulnya air pembasahan
tersebut pada sisi bawah.
e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan
tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Pengawas Lapangan. Tidak boleh
mengecor pada waktu hujan, kecuali jika pemborong mengambil tindakan-tindakan
pencegahan kerusakan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
f. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan bagian-bagian bahan dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2
m.
g. Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3.000 putaran dalam satu menit. Penggetaran
harus dimulai pada waktu adukan dimasukkan kedalam cetakan dan dilanjutkan dengan
adukan berikutnya.
h. Pada permukaan yang vertikal vibrator harus dekat kecetakan tetapi tidak
menyentuhnya, tidak boleh menggetarkan pada satu bagian adukan lebih dari 20 detik.
i. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke bagian-bagian
yang sudah mengeras. Kecepatan menaruh adukan harus disesuaikan dengan
kapasitas vibraator dan tidak boleh ada adukan yang tergetarkan lebih dari 7,5 cm
tebalnya karena terlalu banyak yang harus dipadatkan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 20


PERLINDUNGAN BETON
Untuk melindungi beton cor dari cahaya matahari, angin dan hujan, sampai beton ini
mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil
tindakan-tindakan yaitu setelah pangecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 4
hari berturut-turut.

PEMBONGKARAN CETAKAN BETON


 Cetakan (bekisting) tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan kubus
yang cukup untuk memikul 2x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran bekisting,
pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada
beban rencana, maka bekisting tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung.
 Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada pemborong dan perhatian pemborong mengenahi pembongkaran bekisting
ditujukan ke PBI -1971 dalam pasal yang bersangkutan.
 Pemborong harus memberitahukan Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya, tetapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti pemborong lepas dari
tanggung jawab.

PASAL - 7. PEKERJAAN DINDING


7.1. Pasangan Dinding dibuat pasangan bata 1/2 batu dengan campuran 1:4 dan semua
diperkuat dengan kolom-kolom serta ring balk dengan ukuran sesuai dengan gambar.
7.2. Batu bata yang dipergunakan harus berkwalitas baik, masak pembakarannya, sama
ukurannya, tebal, lebar dan panjangnya.
7.3. Batu bata sebelum dipasang harus disiram dengan air terlebih dahulu.
7.4. Pemasangan batu bata harus dikerjakan dengan rapi, teguh dan pola ikatan
pemasangan harus terjalin baik diseluruh pekerjaan, sehingga terdapat siar-siar/voeg
yang dikeruk untuk kemudian diplester.
7.5. Setiap pertemuan tegak lurus dan bidang dinding 1/2 bata yang luasnya lebih besar
dari 12 m2 harus ditambahkan balok penguat ( kolom praktis) dengan ukuran 12x12
cm, sesuai dengan tebal bata dengan tulangan pokok 4 buah diameter 10 mm, beugel
diameter 6 mm jarak 20 cm dengan beton campuran 1 : 2 : 3.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 21


7.6. Semua bagian atas dinding batu bata harus diakhiri dengan ring balk dengan dimensi
dan pembesian sesuai gambar kerja, dengan beton K-175.

PASAL - 8. PEKERJAAN PLESTERAN


8.1. Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran baik luar maupun dalam
bangunan.
8.2. Untuk dinding dengan pasangan bata dengan adukan 1:4 harus diplester dengan
adukan yang sama yaitu 1:4
8.3. Sebelum diplester semua dinding yang akan diplester disiram air terlebih dahulu
8.4. Plesteran harus dikerjakan oleh yang benar-benar ahli sehingga didapat hasil yang
sempurna.
8.5. Setelah pekerjaan plesteran selesai dilanjutkan acian PC 1:8.

PASAL - 9. PEKERJAAN RANGKA KAP / ATAP


9.1. Pekerjaan rangka kap baik kuda-kuda, gording, jurai, suai, kasau, reng dan lain-
lainnya, menggunakan rangka baja ringan pabrikasi. Untuk atap utama menggunakan
kuda-kuda baja WF 250x125x6x9mm dan gording baja CNP 125x50x20x2,3mm
9.2. Penutup atap dipasang atap Galvalume dengan cara pemasangannya sesuai dengan
spesifikasi pabrik
9.3. Listplank BRC/Kalsilpank ukuran 2/20 cm.
9.4. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan atap harus mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis

PASAL - 10. PEKERJAAN RANGKA BAJA


10.1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja (kuda-kuda dan rangka
atap) seperti tercantum dalam gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
10.2. Bahan-Bahan
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan "Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83)
atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS. U 3101-1970). Semua pekerjaan baja harus
disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan baja setelah selesai
difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan mechanical wire brush, kecuali untuk

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 22


bagian-bagian/tempat-tempat yang sulit dapat digunakan sikat baja kemudian dicat
dengan cat primer 1 (satu) kali dengan dengan ketebalan minimum 35 micron. Adapun
baja profil yang digunakan yaitu :
 Kuda-kuda WF 250x125x6x9 mm
 Gording CNP 125x50x20x2,3 mm
 Dudukan gording besi siku L 60.60.6
 Suai kuda-kuda, gording dan ventilasi besi polos Ø 10 mm
 Plat landas / pengaku t = 10 mm

10.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


 Gambar kerja.
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi
Tugas. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas,
tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat
kesalahan atau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Tanggung jawab atas
ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor. Pengukuran
dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
 Tanda-tanda pada konstruksi baja
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan
mudah.
 Pengelasan
Pengelasan dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik.
Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil
pengalaman yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja-baja bertingkat.
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan
bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus digerinda
dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat. Metode
pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada
elemen konstruksi baja yang dilas. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak
lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan
berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 23


dan percikan-percikan logam yang ada. Tebal las pada sekali pengelasan
maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus
dibuang sama sekali. Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti dibawah dan harus sesuai dengan
standard AWS D 1.0. Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya yang
menyangkut perbaikan harus dtanggung oleh Kontraktor. Semua lokasi pengujian
harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yang berhubungan dengan
pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

 Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa
seijin Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk
konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat
lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan. Baut penyambung
harus berkualitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan
yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf,
kecuali ditentukan lain dalam gambar. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih
besar dari diameter baut. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada
baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan
menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai
dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang baut
harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan
pada ulir baut tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1
buah pada kedua sisinya. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki,
maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna
menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
 Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya
boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin
las sekali-kali tidak diperkenankan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 24


 Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah,
sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar
tidak rusak, bengkok. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap
akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas.
Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat yang kering
/cukup terlindung, sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Pemberi
Tugas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena
salah penempatan atau rusak.
 Pengecatan akhir
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan cat setebal 30 micron.
Pengecatan akhir ini dilakukan setelah cat primer kedua betul-betul kering.

PASAL - 11. PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA & KACA


11.1. Ukuran-ukuran kusen pintu jendela dari aluminium tebal 4” yang bermutu baik,
dikerjakan sesuai gambar.
11.2. Daun jendela dan pintu dikerjakan sesuai gambar
11.3. Kaca dipasang tidak boleh terlalu rapat dan diberi list-list kaca sesuai gambar.
11.4. Kaca jendela dari kaca rayban tebal 5 mm. Rangka daun jendela dibuat dari aluminium
berkualitas baik.

PASAL - 12. PEKERJAAN LANTAI


12.1. Pekerjaan lantai untuk lantai bangunan maupun teras menggunakan urugan pasir
yang telah dipadatkan, kecuali lantai rabat beton menggunakan cor beton tebal 5 cm,
pelaksanaan pengecoran harus betul-betul padat dan rata (water pass).
12.2. Diatas cor lantai rabat beton dirapikan dengan acian kasar 1 Pc : 8 Ps. Adapun untuk
lantai dan teras dipasang keramik ukuran 40 x 40 cm kualitas 1 dipasang dengan
adukan 1 Pc : 3 Ps.
12.3. Untuk lantai bangunan utama dipasang laminate floor dengan kualitas yang baik.
Laminate floor yang dipasang mempunyai ukuran ± 0,80 m x 20 cm x 120 cm.
Laminate floor ini harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dalam hal
pemasangan lantai ini.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 25


12.4. Semua bahan-bahan tersebut diatas sebelum didatangkan ke lokasi pekerjaan harus
diperlihatkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari direksi.

PASAL - 13. PEKERJAAN PLAFOND


13.1. Rangka plafond menggunakan baja hallow 4/4 dengan penutup plafond menggunakan
kalsiboard 3,5 mm.
13.2. List plafond dipakai gypsum, dicat dengan warna ditentukan kemudian.
13.3. Untuk keperluan pemeriksaan diperlukan lubang untuk orang masuk.

PASAL - 14. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT-ALAT PENGGANTUNG


14.1. Semua daun pintu dilengkapi kunci tanam setara sejenis merk SIS 2 Slaag (2 putaran)
lengkap dengan pegangan pintu dan pintu double dilengkapi dengan espagnolete
tanam (kualitas kunci harus baik).
14.2. Semua daun pintu kaca memakai engsel kuningan PATRUM BESAR setara merk
sejenis Picasso masing-masing 3 buah ukuran 4“ dan daun jendela kaca serta daun
ventelasi/jalusi kaca dipasang engsel jendela + casement dan grendel jendela
(rambuncis).
14.3. Pemasangan semua kunci/engsel harus memakai paku sekerup, ukuran disesuaikan
dan tidak boleh memakai paku biasa.
14.4. Semua bahan-bahan diatas harus benar-benar baru, berkualitas baik dan sebelum
dipasang harus ditunjukkan contohnya untuk mendapat persetujuan direksi.
14.5. Pemasangan penyetelan alat-alat harus tepat dan dapat berfungsi dengan baik, tidak
macet dan daun pintu harus dapat tertutup dengan rapat.

PASAL - 15. PEKERJAAN LISTRIK


15.1. Yang dimaksud dengan pekerjaan listrik adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi penerangan dan stop kontak, sehingga diperoleh satu instalasi yang lengkap
dan baik, setelah diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan (menyala).
15.2. Untuk instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang disahkan oleh PLN
setempat.
15.3. Semua keperluan untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini disesuaikan dengan
keperluan/gambar dan harus berkwalitas baik. Untuk instalasi penerangan
menggunakan kabel jenis NYA diameter 3 x 2,5 mm2 yang dimasukkan dalam pipa
PVC ¾ “.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 26


15.4. Pekerjaan listrik yang dimaksud meliputi :
 Jaringan instalasi dalam
 Lampu SL 9 Watt.
 Lampu SL 18 Watt.
 Lampu TL 2x18 Watt
 Panel dilengkapi MCB/NF.
 Saklar tunggal dan ganda, stop kontak.
15.5. Semua perlengkapan yang akan dipasang harus baru dan mendapat persetujuan
Direksi.
15.6. Dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel, sambungan hanya boleh dilakukan
pada doos-doos PVC maksimum 2 buah sambungan kemudian diisolasi dan dilasdop.
15.7. Pipa yang menuju ke stop kontak dan saklar ditanam dalam tembok.
15.8. Saklar-saklar dan stop kontrak dipasang pada dinding setinggi 150 cm dari muka
lantai.
15.9. Sebelum pekerjaan diserahkan, Pemborong harus melakukan pengetesan terhadap
instalasi-instalasi yang telah selesai dan dilakukan bersama-sama dengan pihak yang
berwenang (PLN) disaksikan oleh Direksi. Hasilnya dituangkan dalam sertifikat tanda
Instalasi baik.
15.10. Untuk keperluan ini baru bisa diterima bila instalatir memenui syarat syarat :
 Harus memiliki ijin PLN setempat untuk pemasangan instalasi listrik serta surat-
surat lain yang menurut peraturan pemerintah harus ada.
 Harus menghubungi PLN setempat sehubungan dengan adanya pekerjaan ini.
 Tidak menyimpang dan merubah rencana pemasangan dan penggunaan bahan
yang telah ditentukan.
 Harus melengkapi semua peralatan instalasi dimana dalam syarat-syarat teknis
pada umumnya harus ada walaupun dalam bestek ini tidak disebutkan.

PASAL - 16. PEKERJAAN CAT-CATAN DAN FINISHING


16.1. Seluruh dinding dalam serta plafond dicat dengan cat tembok merk setara Juton
Jotaplast dan seluruh dinding bagian luar menggunakan cat tembok setara Juton
Jotashield
16.2. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan maka permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dicat dasar, didempul, diplamur dan diampelas
sampai rata/licin.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 27


16.3. Pengecatan dilakukan 2 (dua) kali jalan sampai betul-betul rata.
16.4. Penentuan warna untuk pekerjaan cat ini ditentukan kemudian dengan persetujuan
Direksi (sesuai gambar).
16.5. Pelaksanaan pengecatan harus disesuaikan dengan peraturan pabrik, cat dasar harus
satu merk dengan cat lapis.
16.6. Untuk bagian depan dipasang Alocoubond setara Seven dengan menggunakan
rangka hollow sesuai dengan gambar kerja, dikombinasikan dengan panel dinding
ACP ukir.
16.7. Pada interior ruangan, terdapat pemasangan Dinding partisi (backdrop) panggung
plywood fin. HPL untuk menambah kesan elegan ruangan.

PASAL - 17. PERATURAN PENUTUP


17.1. Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan
dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus dipasang oleh
Pemborong atau yang harus disediakan oleh Pemborong, tetapi tidak disebutkan atau
diuraikan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, perkataan-perkataan tersebut
diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam RKS ini.
17.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan, tetapi tidak
dimuat atau diuraikan dalam RKS ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan ini dimuat dan diuraikan kata
demi kata pada RKS ini untuk menuju penyerahan selesai yang lengkap dan
sempurna sesuai menurut pertimbangan Direksi.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat ( RKS ) 28

Anda mungkin juga menyukai