Anda di halaman 1dari 2

Farmakokinetik

Metformin tidak dimetabolisme dan diekskresikan tidak berubah dalam urin, dengan
waktu paruh 5 jam. Populasi rata-rata untuk klirens ginjal (CLr) adalah 510 ± 120 ml /
menit. Sekresi tubular aktif di ginjal adalah rute utama eliminasi metformin. Obat ini
didistribusikan secara luas ke dalam jaringan tubuh termasuk usus, hati, dan ginjal
oleh transporter kation organik. (Gong, 2012)
Penyerapan metformin dalam usus terutama dimediasi oleh transporter
monoamina membran plasma, yang diekspresikan pada bagian luminal enterosit.
Penyerapan metformin di hepar dimediasi terutama oleh Organic Cation Transporter 1
(OCT 1) dan mungkin oleh Organic Cation Transporter 3 (OCT 3). Kedua transporter
diekspresikan pada membran basolateral sel hepatosit. Penyerapan metformin dari
sirkulasi ke sel-sel epitel ginjal terutama difasilitasi oleh Organic Cation Transporter
(OCT 2), yang diekspresikan terutama pada membran basolateral di tubulus ginjal.
Ekskresi metformin pada ginjal terutama dari sel tubulus ke lumen dimediasi melalui
multidrug and toxin extrusion 1 (MATE 1) dan multidrug and toxin extrusion 2
(MATE 2). MATE 1 dan MATE 2 diekspresikan dalam membran apikal sel tubulus
proksimal ginjal. (Gong, 2012)

Toksisitas
Metformin sebagai obat antidibetes oral pilihan pertama sering menimbulkan
reaksi obat yang merugikan yang berupa efek samping gangguan gastrointestinal
seperti diare, mual, muntah, dan perut kembung. Kejadian ini dilaporkan sehubungan
dengan penggunaan metformin tanpa disertai asupan makanan. Faktor risiko terkait
reaksi efek samping pada penggunaan metformin yang terjadi terutama gangguan
gastrointestinal antara lain dipengaruhi oleh faktor usia, cara minum obat, dan dosis
dari obat metformin. (Riwu, 2015)
Faktor usia dalam hal ini adalah usia lanjut yang dikaitkan dengan penurunan
pada fungsi ginjal karena karakteristik farmakokinetika dari metformin diantaranya
yaitu sebesar 90% diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin. Faktor cara
minum obat disertai makanan dan dimulai dengan dosis rendah dan titrasi lambat
tidak melebihi dosis maksimum harian (>2.550 g/hari) dapat meminimalkan frekuensi
efek samping metformin. Kejadian efek samping metformin sering terjadi pada awal
penggunaan yang dapat menyebabkan penghentian penggunaan obat oleh penderita
sehingga pengendalian glukosa darah sebagai tujuan pengobatan mengalami
kegagalan. (Riwu, 2015)

Penanganan Toksisitas
Sebagian besar toksisitas metformin dapat bersifat sementara dan bisa dicegah
apabila dosis dikurangi atau dikonsumsi setelah makan. Hanya 5% pasien yang tidak
dapat mentoleransi efek samping tersebut meski dengan dosis rendah. Biasanya efek
samping bisa diatasi pada saat diabetes dapat dikontrol. Bila tampak gejala - gejala
intoleransi pada penggunaan metformin tidak perlu langsung dihentikan biasanya efek
samping demikian tersebut akan hilang pada penggunaan selanjutnya. (Tandiawan,
2017).

Gong, Li., dkk. 2012. Metformin pathways: pharmacokinetics and


pharmacodynamics. National Public of Health. Vol : 22(11): 820–827

Riwu. M., dkk. 2015. Korelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin
terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. Vol. 4(3):151–161

Tandiawan, F. 2017. Pengaruh Varian Organic Cation Transporter 1 (OCT-1)


terhadap Bioavailabilitas dan Intoleransi Metformin. CDK-254. Vol. 44(7) : 512 -
515.

Anda mungkin juga menyukai