Anda di halaman 1dari 12

Skenario 3

Seorang perempuan berusia 25 thun kakinya terperosok di bebatuan sehingga mengalami


luka lecet di daerah tumit di bagian telapak kaki sampai punggung kaki. Luka di telapak kaki tidak
berdarah dan tidak nyeri sedangkan daerah kulit punggung kaki tampak berdarah dan terasa perih.
Aktivitas harian adalah penjual jamu gendong yang berjualan dengan jalan kaki.

1. Mekanisme sensasi

Proses mekanisme sensasi dimulai dengan adanya stimulus, transduksi, konduksi atau impuls
dan integrasi. Adanya perubhan lingkugan merupakan stimulus yang dapat mengaktifkan saraf sensoi
tersebut. Stimulus akan diterima oleh ujung-ujung saraf yang melekat pada reseptor, dimana di setiap
ujung saraf tersebut melekat satu reseptor. Terdapat 4 sensasi kulit yaitu raba-tekan, dingiin hangat dan
nyeri. Adanya reseptor pada kulit stimulus dari dalam dan luar akan dideteksi sesuai dengan jenisnya
yang berupa sesasi. Reseptor-reseptor tersrbut mampu mengubah energy menjadi potensial aksi pada
saraf sensorik. Potensial aksi dibangkitkan dengan adanya depolarisasi yaitu perubahan muatan ion
pada intra dan eksternal secara cepat. Bila potensial mencapai ambang letuk, maka impuls akan
diantarkan kesusun kearah sarafpusat untuk di interpretasikan menjadi presepsi. Interpretasi dari impuls
smpai menjadi persepsi di lakukan oleh bagian spesifik dari otak.

Mekanisme sistem somatosensori

Mekanisme dalam proses perabaan dimulai dari masuknya stimulus mengenai kulit, kemudian
akan diterima oleh reseptor-resptor dan berproses menjadi sinyal-sinyal neuron melalui serabut-serabut
saraf yang akan membawa informasi dari reseptor-reseptor kulit dan reseptor somatosensory lainnya
berkumpul di saraf dan akan di teruskan ke sumsum tulang belakang melalui dorsal roots (akar dorsal).
Daerah tubuh yang dirangsang oleh akar dorsal kiri dan kanan di segmen sumsum tulang belakang tentu
disebut dermatorma (dermatome).

dalam sistem somatosensory terdapat dua jalur utama untuk mengirimkan stimuls yang
diterima dari masing-masing sisi tubuh ke otak.

1. Jalur dengan sistem kolom dorsal

Jalur dengan sistem ini adalah jalur yang cenderung membawa informasi tentang sentuhan dan
proprioseptif (sensasi pergerakan oto). Jalur dalam sistem ini dimulai dari neuron-neuron sensori
memasuki sumsum tulang belakang melalui akar dorsal kemudian naik secara ipsilateral ke dalam kolom
dorsal. Selanjutnya bersinapsis dengan neuron lainnya di nuklei donucleiedula. Lalu, akson-akson neuron
tersebut menyebrang secara kontralateral ke sisi otak yang lain dan naik ke lemniscus medial dilanjutkan
ke nucleus posterior ventral di thalamus. Selain itu, nucleus posterior ventral juga menerima input dari
tiga cabang saraf trigeminal yang membawa informasi somatosensory dari daerah-daerah kontralateral
wajah. Sebagian besar neuron dari nucleus posterior ventral akan dikirim ke korteks somatosensori
primer, dan sebagian lainnya dikirim ke somatosensori sekunder atau korteks parietal posterior.
Perlu diketahui, neuron-neuron kolom dorsal yang berasal dari jari kaki adalah neuron
terpanjang dalam tubuh manusia. Ketiga cabang saraf trigeminal membawa informasi rasa sakit dan
temperature dari wajah ke tempat nuclei talamik yang sama, yang kemudian akan dikirim ke korteks
somatosensory primer dan korteks somatosensory sekunder dan bagian otak lainnya.

2. Jalur dengan sistem anterolateral

Jalur dengan sistem ini adalah jalur yang cenderung membawa informasi tentang rasa sakit dan
temperatur. Jalur dalam sistem ini dimulai dari neuron-neuron memasuki sumsum tulang belakang
melalui akar dorsal. Neuron-neuron tsb langsung bersinapsis dengan neuron lainnya. Sebagian besar
akson neuron bersebrangan kontralateral kemudian naik ke otak di porsi anterolateral sumsum tulang
belakang. Sebagian lainnya tidak bersebrangan, tetapi naik secara lurus (ipsilateral).

sistem antrolateral terdiri dari tiga traktus yang berbeda yaitu :

• saluran spinothalamik ( berproyeksi ke nucleus posterior ventral thalamus) • saluran


spinoretikuler ( berproyeksi ke formasi retikuler) • saluran spinotektal ( berproyeksi ke tectum collicul)

Bila seseorang mengalami cedera tulang punggung, seseorang tersebut akan tidak merasakan
sensasi tubuh pada tulang yang cedera tersebut. Hal ini bergantung pada bagian yang cedera terjadi,
pada jalur somatosensory yang mana dan di tingkat atau daerah yang paling bawah, maka dampaknya
akan lebih ringan dibandingkan bila terjadi pada tingkat atau daerah yang lebih tinggi. Contoh : pasien
yang mengalami cedera dalam nuclei posterior ventral mengakibatkan pasien kehilangan sensitivitas
sentuhan, perubahan suhu dan terhdap nyeri tajam. Namun, tidak menyebabkan efek kronis yang lebih
dalam.

Sebaliknya, pasien yang cedera pada nuclei parafasikuler dan intralaminer dalam nuclei talamik
tidak menyebabkan kehilangan sensitivitas tubuh, tetapi mengalami masalah kronis yang lebih dalam. (
mark, erwin, dan yakolev (1982) dalam pinel, (2009))

Menurut penfield (dalam pinel, 2009), korteks somatosensory primer manusia bersifat
somatotopik yang terorganisasi menurut peta permukaan tubuh. Peta somatotopik disebut juga
somatosensory homunculus (homunculus berarti manusia kecil).

Korteks somatosensory sekunder juga bersifat somatotopik yang letaknya di posisi ventral dari
korteks somatosensory primer di girus possentral dan ada juga yang memanjang di fissure lateral.
Korteks somatosensory sekunder menerima sebagian besar inputnya dari korteks somatosensory
sekunder. Hanya saja korteks somatosensory primer menerima informasi secara kontralateral,
sedangkan korteks somatosensory sekunder menerima inputdari kedua sisi tubuh. Kedua korteks
tersebut outputnya dikirim ke korteks asosiasi lobus parietal posterior.

Wilayah paling peka dan sensitf di tubuh kita adalah daerah jari, tangan, wajah, bibir, leher, dan
lidah, sedangkan yang tidak peka adalah bagian tengah punggung.
Jaras Sensory
Author : Della N

 Jaras kolumna dorsalis lemniskus medialis

Serat saraf yang memasuki kolumna dorsalis naik – medulla dorsalis – bersinaps pada nuklei
kolumna dorsalis (nuklei gracilis & nuklei cuneatus) – neuron orde kedua menyilang ke sisi
batang otak berlawanan – naik melalui lemniskus medialis – thalamus – kompleks ventrobasal –
serat saraf orde ketiga berproyeksi – gyrus postsentralis korteks cerebri

 Jaras anterolateral

Serat-serat anterolateral menyilang – komisura anterior – kolumna alba anterior & lateral sisi
berlawanan – tractus spinothalamus anterior & lateral (kedua tract ini memiliki terminal di
bagian atas pada 2 lokasi : nuklei retikular batang otak & 2 macam kompleks nuklei thalamus
berbeda yakni : kompleks ventrobasal & nuklei intralaminar)

Umumnya sinyal taktil di kirim ke kompleks ventrobasal dan berakhir nuklei thalamus yang
sama, tempat sinyal taktil kolumna dorsalis.

Nyeri sedikit di kompleks ventrobasal dan sebagai besar berakhir di nuklei retikularis batang
otak – nuklei intralaminar thalamus.

Sumber :

Buku ajar fisiologi kedokteran Guyton & Hall edisi kedua belas

Istilah kondisi nyeri berlebih


Hiperagelsia : suatu respon yang berlebihan terhadap stimulus yang jika dalam keadaan normal
tidak begitu menyakitkan.

Hiperestesia : sensitivitas yang meningkat terhadap semua stimulus.

Hipoalgesia : suatu respon yang menurun terhadap stimulus yang biasanya atau normalnya
membuat nyeri

Anastesi : tidak adanya semua sensasi.

Alodinia : merendahnya ambang rangsang nyeri sehingga stimulus yang tadinya tidak apa-apa
kini menyebabkan nyeri

Sumber :
Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia - Page 586 - Google Books

2. Penebalan kulit

Jenis pekerjaan yang berhubungan dengan tekanan dapat menimbulkan bekas atau tanda pada
kulit (occupational marks) berupa kalus (kapalan) yang timbul pada lokasi yang sering terkena gesekan
atau tekanan berulang.kalus merupakan respon fisiologis dari tekanan atau gesekan kronis dan berulang
pada kulit, sehingga terjadi hiperkeratinisasi yang mengakibatkan penebalan stratum korneum. Kalus
dapat terjadi pada kaki, tangan, maupun bagian lain pada kulit. Kalus pada umumnya asimptomatik,
namun akan menimbulkan keluhan nyeri apabila sangat tebal atau terjadi fissura. Adanya fissura dapat
menjadi tempat masuknya kuman, sehingga terjadi infeksi dan ulserasi.

Kulit mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan, trauma


mekanis, dan pekerjaan. Kemampuan ini berbeda pada setiap individu tergantung pada waktu dan jenis
trauma.tekanan atau gesekan berulang dengan intensitas yang rendah mampu menimbulkan
hiperkeratosis dan akantosis tergantung pada tebalnya epidermis. Hiperkeratosis terjadi akibat
meningkatnya kohesi antar sel-sel di lapisan korneum dan berkurangnya kemampuan untuk melepaskan
lapisan tersebut, sehingga menyebabkan kalus. Kalus menyebabkan kulit terasa kasar dan menebal,
biasanya tidak nyeri ataupun terasa sedikit nyeri dan sensasi seperti terbakar. Kadang-kadang kelainan
ini dapat menghilang dengan sendirinya apabila faktor tekanannya dihilangkan.

Sumber : artikel kti faktor - faktor yang berhubungan dengan terjadinya kalus di tangan pekerja pabrik
rokok sigaret kretek tangan

Kapalan adalah penebalan dan pengerasan kulit akibat tekanan dan gesekan yang berlebihan.
Kapalan atau callus terbentuk sebagai reaksi tubuh untuk melindungi bagian kulit yang sensitif. Biasanya
muncul pada kaki, tumit, tangan atau jari, yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman serta nyeri saat
berjalan. Umumnya kulit yang terkena kapalan akan berwarna kekuningan.
Karena kulit yang terkena kapalan menjadi lebih tebal, maka bagian kulit tersebut juga menjadi kurang
sensitif terhadap sentuhan. Beberapa jenis kapalan bisa terbentuk dari cara berjalan yang salah.
Kapalan bisa muncul ketika berat badan menekan secara berlebihan salah satu area kaki. Kulit pada area
kaki yang kelebihan tekanan tersebut akan menebal untuk melindungi jaringan di bawahnya. Reaksi
alami tubuh inilah yang menyebabkan kapalan terbentuk.
Semua aktivitas yang menyebabkan tekanan berulang pada suatu area tubuh bisa menjadi penyebab
munculnya kapalan. Jenis kulit yang kering dapat mempermudah terjadi kapalan, demikian juga pada
lansia di mana jaringan lemak pada kulit sudah berkurang. Selain itu, kapalan juga bisa menjadi tanda
adanya kelainan bentuk tulang.
Sumber : alodokter

A. Anatomi kulit manusia


Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan,
kulit juga merupakan alat tubuh terberat dan terluas ukurannya yaitu 15% dari berat tubuh manusia,
rata rata tebal kulit 1-2 mm, kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu, epidermis, dermis dan subkutan
atau subkutis.

1. Epidermis

Terbagi atas beberapa lapisan yaitu :

A. Stratum basal : lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena selselnya terletak
dibagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel di atasnya dan merupakan sel-sel induk.

B. Stratum spinosum : lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan.

C. Stratum granulosum : stratum ini terdiri dari sel–sel pipih seperti kumparan. Sel–sel tersebut hanya
terdapat 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.

D. Stratum lusidum : langsung dibawah lapisan korneum, terdapat sel-sel gepeng tanpa inti dengan
protoplasma.

E. Stratum korneum : stratum korneum memiliki sel yang sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan
mengandung zat keratin.

2. Dermis

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran
basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya yang bisa
dilihat sebagai tandayaitu mulai terdapat sel lemak pada bagian tersebut. Dermis terdiri dari dua lapisan
yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) dan bagian bawah pars retikularis (stratum retikularis).

3. Subkutis

Subkutis terdiri dari kumpulan sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan serabut jaringan
ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan inti yang terdesak kepinggir, sehingga membentuk
seperti cincin. Lapisan lemak disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada setiap tempat.
Fungsi penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau pegas bila terdapat tekanan trauma
mekanis pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan
tambahan untuk kecantikan tubuh. Dibawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat
otot. Vaskularisasi kulit diatur oleh dua pleksus, yaitu pleksus yang terletak dibagian atas dermis (pleksus
superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang terdapat pada dermis bagian
atas mengadakan anastomosis di papil dermis, sedangkan pleksus yang di subkutis dan di pars retikular
juga mengadakan anastomosis, dibagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan
dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening (djuanda, 2003).

4. Adneksa kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.kelenjar kulit terdapat di
lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit.terdapat 2 macam kelenjar keringat, yaitu
kelenjar ekrin yang berukuran kecil, terletak dangkal pada bagian dermis dengan sekret yang encer, dan
kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental (djuanda, 2003).

B. Histologi kulit

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis,
lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis.
Subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (tortora et al.,
2009). Histologis pada bagian epidermis dimulai dari stratum korneum, stratum korneum adalah lapisan
kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). Stratum lusidum terdapat langsung
dibawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan
kaki (djuanda, 2003). Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Pada bagian
selanjutnya adalah stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang
besarnya berbedabeda karena adanya proses mitosis.

Diantara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel yang terdiri atas
protoplasma dan tonofibril atau keratin dan diantara sel-sel spinosum terdapat pula sel langerhans. Sel-
sel ini makin dekat kepermukaan makin gepeng bentuknya dengan inti terletak ditengah-tengah.
Protoplasma sel berwarna jenrih pada stratum spinosum karena mengandung banyak glikogen
(djuanda, 2003).

Stratum germinativum atau basal terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal
pada perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengalami mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini
terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong
dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatan antar sel, dan sel pembentuk melanin atau
clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan
mengandung butir pigmen (djuanda, 2003).

Pada bagian dermis, baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar
yang tersusun dari serabut-serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut
elastin biasanya bergelombang berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis (djuanda,
2003).

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak didalamnya. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan
makanan dan dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan kelenjar getah bening.
Pada bagian adneksa terdapat banyak kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Pada bagian
kelenjar kulit terbagi lagi seperti kelenjar keringat contohnya yang memiliki kelenjar enkrin, saluran
kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan kulit. Terdapat diseluruh permukaan
kulit dan terbanyak di telapak tangan dan kaki, dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa
faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan emosional (djuanda, 2003).

Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola mamae, pubis,
labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada waktu lahir
berukuran kecil, tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret, seperti keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya ph sekitar 4-6,8 (djuanda, 2003).

3. Jaras sensori

Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :

• untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyal diterima
reseptor → dibawa ke ganglion spinale → melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla
spinalis → berganti menjadi neuron sensoris ke-2 → lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis →
membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus → menuju thalamus di otak →
berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju korteks somatosensorik yang berada di girus
postsentralis (lobus parietalis).

• untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo : sinyal diterima reseptor →
ganglion spinale → radiks posterior medulla spinalis → lalu naik sebagai funiculus grasilis dan funiculus
cuneatus → berakhir di nucleus goll → berganti menjadi neusron sensoris ke-2 → menyilang ke sisi lain
medulla spinalis → menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju ke
korteks somatosensorik di girus postsentralis (lobus parietalis).

Sumber : diktat kuliah psikologi faal

1. Anatomi

Kulit

2.1.1 definisi kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya,
yaitu kirakira 15% dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis
dan sensitif, serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada
lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-2m.
Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit
merupakan organ yang vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (djuanda,
2007).
2.1.2 Anatomi kulit secara histopatologik

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu (djuanda, 2007) :

2.1.2.1 Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas :

A. Lapisan basal atau stratum germinativum. Lapisan basal merupakan lapisan epidermis paling bawah
dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit. Melanosit adalah sel dendritik
yang membentuk melanin. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari.

B. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Lapisan malpighi atau disebut juga prickle cell layer (lapisan
akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal. Terdiri dari beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda akibat adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke
permukaan makin gepeng bentuknya. Pada lapisan ini banyak mengandung glikogen.

C. Lapisan granular atau stratum granulosum (lapisan keratohialin). Lapisan granular terdiri dari 2 atau 3
lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul) keratohialin yang basofilik. Stratum granulosum juga tampak
jelas di telapak tangan dan kaki.

D. Lapisan lusidum atau stratum lusidum. Lapisan lusidum terletak tepat di bawah lapisan korneum.
Terdiri dari selsel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut
eleidin.

E. Lapisan tanduk atau stratum korneum. Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar yang terdiri dari
beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi
keratin. Pada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus menerus mengelupas tanpa terlihat.

2.1.2.2 dermis

Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara
garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni:

A. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah.

B. Pars retikulaare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Bagian ini terdiri atas
serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Lapisan ini mengandung
pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea.

2.1.2.3 lapisan subkutis

Lapisan ini merupakan lanjutan dermis, tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan
subkutis. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel
bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Jaringan subkutan
mengandung syaraf, pembuluh darah dan limfe, kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan
terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma,
dan tempat penumpukan energi.

2.1.3 adneksa kulit

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelanjar kulit, rambut, dan kuku (djuanda , 2007)

2.1.3.1 kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri dari:

A. Kelenjar keringat

Ada dua macam yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret
yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.
Fungsi dari kelenjar keringat meliputi mengatur suhu. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit,
tetapi tidak terdapat di selaput lendir. Sedangkan kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang
bermuara ke folikel rambut.

B. Kelenjar palit (glandula sebasea)

Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar ini
disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi
sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat di
lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax
ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit
sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.

2.1.3.2 kuku

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian kuku yang
terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak
kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate) dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang
bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per minggu.

2.1.3.3 rambut

Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di luar kulit
(batang rambut).

2. Fisiologi

Fungsi kulit  kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
Adapun fungsi utama kulit adalah (djuanda,2007):

2.1.4.1 fungsi proteksi


Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik (tarikan, gesekan, dan
tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan gagguan bersifat panas (radiasi, sinar
ultraviolet), dan gangguan infeksi luar.

2.1.4.2 fungsi absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi cairan yang mudah
menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap o2, co2 dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.

2.1.4.3 fungsi ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh
berupa nacl, urea, asam urat, dan amonia.

2.1.4.4 fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis sehingga kulit mampu
mengenali rangsangan yang diberikan. Rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan
subkutis, rangsangan dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis, rangsangan rabaan
diperankan oleh badan meissner yang terletak di papila dermis, dan rangsangan tekanan diperankan
oleh badan paccini di epidermis.

2.1.4.5 fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan mengerutkan (otot
berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna
mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi
penguapan keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.

2.1.4.6 fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit
ras maupun individu.

2.1.4.7 fungsi kreatinisasi

Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

2.1.4.8 fungsi pembentukan/sintesis vitamin d

3. Kulit sering mengelupas untuk pejalan kaki

Munculnya kulit mati di daerah telapak kaki terutama di daerah tumit merupakan hal yang lazim.
Hal ini dikarenakan daerah tersebut merupakan daerah yang paling mendapat banyak tekanan. Akibat
tekanan ini, kulit akan cenderung membentuk lapisan keratin pada kulit dimana ditandai dengan kulit
yang terasa lebih tebal dan keras atau kasar.

4. Reseptor

 reseptor pada kulit :


A. Lapisan epidermis = mendeteksi dentuhan
 Merkel’s disc : untuk mendeteksi sentuhan oleh orang lain yang tidak di kenal.
 Meisner’s corpuscle : untuk mendeteksi sentuhan orang yang di kenal.
B. Lapisan dermis
 Reseptor ruffini’s : mendeteksi panas
 reseptor end krause : mendeksi dingin
 reseptor paccini’s : untuk mendeteksi tekanan atau biasa berupa pijitan
 reseptor free nerve ending : untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya lebih luas
dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan kulit.

Mekanisme Penebalan Kulit


Author : Gupita P Agni

Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai tiga jenis sel utama: keratinosit,
melanositdan sel Langerhans. Keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke
atas berubah bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi
lebihgepeng, dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat ke
ataslebih gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan akhirnya sampai
di permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras,
gepeng,tanpa inti yang disebut sel tanduksel tanduk secara kontinu lepas dari permukaan kulit
dandiganti oleh sel yang terletak di bawahnya. Proses keratinisasi sel dari sel basal sampai
seltanduk berlangsung selama 14-21 hari. Proses ini berlangsung terus-menerus dan
bergunauntuk fungsi rehabilitasi kulit agar selalu dapat melaksanakan fungsinya secara baik.
Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat
bersisik,tebal, dan kering.

Sumber : Wasiaatmaja, Syarif M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta.UI Press.1997. hal 11-
15.

Adapun hal-hal lain yang berlangsung saat proses keratinisasi :


a. Berlangsung pada sitoplasma keratinosit
b. Diawali dari perubahan tonofilamen menjadi keratin alfa
c. Pembentukan matriks yang berasal dari granula keratohyalin
d. Payung lamella dan sekresinya(sterol,lipid, dan enzim hidrolitik)
e. Hilangnya inti dan organella sitoplasma
f. Membran sel -> cornifed cellular envelope
g. Peran desmosom sebagai jembatan antarsel
Sumber : Kuliah fisiologi integumentum dr.Ikhlas

Penurunan Sensitivitas Integumentum


Karena sentuhan hanya mengenai bagian epidermis sedangkan nyeri bisa mencapai kulit
bagian dalam. Nyeri pada rangsangan reseptor kulit disebut dengan superficial somatic pain.
Proses nyeri terjadi saat simuli nosiseptor oleh stimulus noxious (nyeri) sampai terjadinya
pengalaman subyektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan kimia. Selama proses
tersebut terdapat 4 proses :

 Transduksi: aktivasi reseptor, adanya stimulus nyeri yang mengakibatkan stimulasi nosiseptor,
disini stimulus noxious dirubah menjadi potensial aksi
 Transmisi: potensial aksi ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan
dengan nyeri. Tahap dimulai dari konduksi impuls dari neuron aferen primer ke kornu dorsalis
medulla spinalis, kemudian akan bersinaps pada neuron susunan saraf pusat, lalu naik keatas
menuju batang otak dan thalamus. Selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara thalamus
antara pusat yang labih tinggi di otak yang mengurusi respon persepsi dan afektif yang
berhubungan dengan nyeri. Tapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi nyeri
dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulasi nosiseptif
 Modulasi: sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal
yaitu kornu dorsalis medulla spinalis
 Persepsi: pesan nyeri di relay menuju ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak
menyenangkan

Sumber : ppt mekanisme nyeri Darwin Amir Bgn Penyakit Saraf FK-Unand / RS DR. M. Djamil

http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1377/timotius%20g.b.%20purba.pdf?sequenc
e=1&isallowed=y

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/anatomi_tubuh_manusia/bab2_kulit.pdf

Anda mungkin juga menyukai