Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA

METODE BOW (Burgeslike Openbure Werken) DENGAN METODE SNI


(Standar Nasional Indonesia)

Ipan Dwipura, Bahrul Anif, Yulcherlina


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Bung Hatta Padang
Email : ipandwipura @gmail.com, bahrulanif@gmail.com, yul_cherlina@yahoo.com

PENDAHULUAN dan waktu. Besarnya volume kebutuhan


Latar Belakang dapat diperoleh dari hasil perhitungan
Biaya awal digunakan untuk studi perkiraan atau perencanaan, disesuaikan
kelayakan, alternatif desain yang mungkin, dengan jenis kegiatan dan tingkat kesulitan
dan pemilihan desain yang optimal untuk kegiatan yang dilaksanakan.
sebuah proyek. Hal yang penting dalam Perkiraan biaya memegang peranan penting
pemilihan metode estimasi biaya awal dalam penyelengaraan proyek. Pada taraf
haruslah akurat, mudah, dan tidak mahal pertama dipergunakan untuk mengetahui
dalam penggunaannya. Jumlah dan luas berapa besar biaya yang diperlukan untuk
lantai memperlihatkan karakteristik dan untuk membangun proyek, selanjutnya
ukuran fisik dari suatu proyek pembangunan memiliki fungsi dengan spektrum yang amat
gedung yang dalam kepraktisannya luas yaitu merencanakan dan mengendalikan
informasi ini biasa tersedia dengan mudah sumber daya seperti material, tenaga kerja,
pada tahap desain pembangunan gedung. pelayanan maupun waktu. Angaran biaya
Dalam setiap langkah usaha untuk bangunan gedung dibagi dalam dua bagian
mewujudkan suatu hasil kegiatan yang masing-masing yaitu uraian volume
dilakukan oleh orang perorangan maupun pekerjaan dan menyusun rencana anggaran
oleh suatu kelompok atau organisasi baik biaya. Dimana didalam uraian volume
swasta maupun pemerintahan, secara umum pekerjaan menggambarkan secara rinci cara
selalu membutuhkan 4(empat) unsur pokok membaca gambar dengan data-data setiap
yaitu : tenaga, bahan/material, alat/peralatan, bagian volume pekerjaan dan untuk

1
menyusun rencana anggaran biaya Oleh karena itu Pusat Penelitian dan
menggambarkan secara rinci teknik Pengembangan Permukiman pada tahun
menyusun anggaran biaya bangunan gedung 1987 sampai tahun 1991 melakukan
berupa harga satuan pekerjaan, bahan, penelitian untuk mengembangkan Analisa
persentase bobot pekerjaan, tenaga kerja, BOW. Dengan melakukan beberapa
dan time schedule. (Bachtiar Ibrahim,Teknik kegiatan penelitian survey lapangan hingga
Rencana Anggaran Biaya Bangunan menghasilkan produk analisa biaya
Gedung , 1991) konstruksi yang telah dikukuhkan Standar
Analisa harga satuan pekerjaan yang selama Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 1991-
ini dikenal adalah Analisa BOW (Burgesli 1992 dan pada tahun 2001 dikaji kembali
ke Openbure Werken). BOW ialah suatu untuk disempurnakan dengan sasaran yang
ketentuan dan ketetapan umum yang lebih luas, yang saat ini dikenal dengan
ditetapkan pada tanggal 28 Februari 1921 Analisa Biaya Konstruksi bangunan gedung
Nomor 5372 pada zaman pemerintahan dan perumahan (Badan Standardisasi
Belanda 28 Pebruari 1921, No. 5372 A. Nasional, 2002).
Dalam analisa BOW, telah ditetapkan angka Maksud Dan Tujuan
jumlah tenaga kerja dan bahan untuk suatu Maksud dari penelitian ini adalah untuk
pekerjaan. Prinsip yang terdapat dalam menganalisa perbandingan harga satuan
metode BOW mencakup daftar koefisien pekerjaan upah dan Bahan dengan
upah dan bahan yang telah ditetapkan. menggunakan metode BOW dan SNI serta
Keduanya menganalisa harga (biaya) yang Harga Total Pekerjaan
diperlukan untuk harga satuan pekerjaan Rumusan Masalah
bangunan. Dari koefisien tersebut akan Dalam rumusan masalah perhitungan
didapat kalkulasi upah yang mengerjakan. anggaran biaya ini adalah :
Komposisi perbandingan dan susunan a) Melakukan perhitungan mengunakan
material serta tenaga kerja pada suatu metode analisa BOW dan SNI?
pekerjaan sudah ditetapkan, yang
b) Perbedaan hasil perhitungan anggaran
selanjutnya dikalikan dengan harga material
biaya antara metode analisa BOW dengan
dan upah yang berlaku pada saat itu
metode analisa SNI ?
(Mukomoko,1985).
Batasan Masalah

2
Untuk mempermudah pembahasan maka Tinjauan Umum
penulis memberikan batasan-batasan Estimasi biaya adalah perkiraan tentang
masalah dalam penulisan ini, diantaranya berapa besar kebutuhan biaya yang
yaitu : dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
a) Menghitung Analisa Biaya Konstruksi pekerjaan/kegiatan tertentu. Definisi
(ABK), pada pembangunan gedung estimasi biaya dapat pula diartikan sebagai
perpustakaan Institut Agama Islam Negeri seni dalam memperkirakan jumlah biaya
(IAIN) Padang. yang diperlukan untuk suatu aktivitas yang
berstandar pada berbagai informasi-
b) Nilai koefisien yang digunakan adalah
informasi revelan yang tersedia pada waktu
nilai koefisien dengan metode analisa BOW
itu. Dalam bidang- bidang yang
dan SNI.
membutuhkan ketelitian, estimasi yang baik
c) Harga satuan yang digunakan, harga
sangat diperlukan. Contohnya dalam sebuah
satuan untuk wilayah di Padang,Sumatra
proyek konstruksi bangunan. Pada proyek
Barat.
ini harus dibuat estimasi yang baik
Metodologi Penulisan
mengenai besarnya dana yang diperlukan
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan
dan lamanya waktu pekerjaan proyek.
masalah yang diteliti atau akan dibahas,
Proyek konstruksi bangunan memerlukan
maka peneliti menggunakan teknik
biaya yang sangat besar sehingga tanpa
pengumpulan data sebagai berikut :
estimasi biaya dan waktu yang baik akan
a. Studi Literatur
menghambat jalannya proyek.
yaitu dengan mendapatkan informasi dan
Jika estimasi biaya jauh lebih kecil dari pada
data mengenai teori-teori yang berkaitan
yang sebenarnya tentu akan merugikan
dengan pokok permasalahan yang diperoleh
pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
dari literatur-literatur, bahan kuliah, majalah
Pemilik proyek tidak siap dengan
konstruksi, media internet dan media cetak
kekurangan biaya yang cukup besar dan
lainnya.
pengerjaan proyek terhambat karena
b. Data Rencana Anggaran Biaya
kekurangan dana. Begitupun jika estimasi
pembangunan Gedung Perpustakaan
waktu pekerjaan proyek menyimpang jauh
IAIN Imam Bonjol Padang, Provinsi
dari kenyataannya sehingga pemilik proyek
Sumatra Barat.
kecewa karena proyek belum sesuai dengan
TINJAUAN PUSTAKA

3
estimasi yang telah diberikan. Padahal bisa Kualitas suatu perkiraan biaya yang
jadi pemilik proyek sudah memiliki rencana berkaitan dengan akurasi dan kelengkapan
sendiri sesuai dengan waktu perkiraan unsur-unsurnya tergantung pada hal-hal
selesainya proyek tersebut. berikut :
Menurut Iman Soeharto dalam bukunya,  Tersedianya data dan informasi
Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai  Teknik atau metode yang digunakan
Operasional, 1995, sesuai dengan  Kecakapan dan pengalaman
fungsinya, perkiran biaya angaran dibuat estimator
pada periode tertentu dalam siklus proyek.  Tujuan pemakaian biaya proyek
Setidaknya terdapat dua titik kritis dari sudut Untuk menghitung biaya total proyek, yang
kelayakan dan kelangsungan proyek atau harus dilakukan pertama kali adalah
investasi yaitu : mengidentifikasi lingkup kegiatan yang akan
 akhir tahap konseptual, di mana telah dikerjakan, kemudian mengkalikannya
diselesaikan studi kelayakan proyek. dengan biaya masing – masing lingkup yang
 akhir tahap perencanaan PP/definisi dimaksud. Hal ini memerlukan kecakapan,
yang telah dapat memberikan pengalaman serta pertimbangan (judgment)
keterangan lebih lengkap dan terinci dari estimator (Soeharto, 1995).
mengenai keputusan dilanjutkan atau Metode Perkiraan Biaya
tidaknya investasi untuk membangun Soeharto (1995) mengatakan salah satu
proyek. metode perkiraan biaya yang sering dipakai
Salah satu jenis anggaran proyek adalah adalah metode menganalisa unsur-unsurnya.
anggaran biaya definitif. Anggaran biaya Pada metode (analisis unsur memperkirakan
definitif adalah anggaran yang dihasilkan biaya), lingkup proyek diuraikan menjadi
dari usaha optimal dengan fungsi utama: unsur-unsur menurut fungsinya. Struktur
 bagi pemilik (kontrak harga tidak yang diperoleh menjadi sedemikian rupa
tetap), sebagai patokan kegiatan sehingga perbaikan secara bertahap dapat
pengendalian biaya. dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek,
 bagi kontraktor (kontrak harga tetap), dalam arti masukan yang berupa data dan
sebagai angka dasar pengendalian informasi yang baru diperoleh, dapat
biaya internal. ditampung dalam rangka meningkatkan
Kualitas Perkiraan Biaya kualitas perkiraan biaya. Klasifikasi fungsi

4
menurut unsur-unsurnya menghasilkan - Substruktur - Pekerjaan lahan (site)

bagian atau komponen lingkup proyek yang - Super struktur - Pondasi


- Eksterior - Lantai
berfungsi sama. Agar penggunaannya dalam
- Interior - Kolom interior
perkiraan biaya efektif, maka pemilihan - Sistem conveying - Atap
fungsi hendaknya didasarkan atas : - Sistem pemipaan - Dinding eksterior
 Jelas menunjukkan hubungan antara - Sistem HVAC - Glazed opening
- Listrik - Dinding interior
komponen-komponen proyek, dan
- Pondasi - Pintu
bila telah diberi beban biaya, berarti
- Fixed equipment - Pemipaan
menunjukkan komponen biaya - Persiapan site - Listrik
proyek lain yang sejenis. - Kontigensi - Sistem HVAC

 Dapat dibandingkan dengan - Sistem conveying


- Mark-up
komponen biaya proyek lain yang
sejenis.
Biaya Langsung
 Mudah diukur atau diperhitungkan
Biaya langsung atau direct cost adalah biaya
dan dinilai perbandingannya
untuk segala sesuatu yang akan menjadi
(rasio) terhadap data standar.
komponen permanen hasil akhir bangunan
Tabel Pengelompokan berdasarkan fungsi konstruksi. Biaya langsung terdiri dari :
untuk proyek gedung oleh Means dan 1) Biaya material
Engineering News Record. Menyusun perkiraan biaya pembelian
Means Engineering material amat kompleks, mulai dari
News Record membuat spesifikasi, mencari sumber
sampai kepada membayar harganya.
Terdapat berbagai alternatif yang tersedia
untuk kegiatan tersebut, sehingga bilakurang
tepat menanganinya mudah sekali membuat
proyek menjadi tidak ekonomis. Harga
bahan yang dipakai biasanya harga bahan di
tempat pekerjaan, jadi sudah termasuk biaya
angkutan, biaya menaikkan dan
menurunkan, pengepakkan, penyimpanan

5
sementara di gudang, pemeriksaan kualitas Biaya tidak langsung atau indirect cost
dan asuransi adalah pengeluaran untuk manajemen,
2) Biaya upah tenaga kerja supervisi serta jasa untuk pengadaan bagian
Biaya tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh proyek yang tidak akan menjadi bangunan
bermacam-macam hal seperti panjangnya permanen tetapi diperlukan dalam rangka
jam kerja yang diperlukan untuk proses pembangunan proyek. Biaya tidak
menyelesaikan suatu jenis pekerjaan langsung terdiri dari :
keadaan tempat pekerjaan, keterampilan dan 1) Overhead umum
keahlian tenaga kerja yang bersangkutan. Overhead umum biasanya tidak dapat segera
Biasa dipakai cara harian sebagai unit waktu dimasukkan ke suatu jenis pekerjaan dalam
dan banyaknya pekerjaan yang dapat proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan
diselesaikan dalam satu hari. Porsi tenaga kantor dan alat tulis menulis, air, listrik,
kerja dapat mencapai 25 – 35% dari total telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-
biaya proyek biaya notaris,
3) Biaya peralatan biaya perjalanan dan pembelian berbagai
Suatu peralatan yang diperlukan untuk suatu macam barang-barang kecil.
jenis konstruksi haruslah termasuk di 2) Overhead proyek
dalamnya bangunan-bangunan sementara, Overhead proyek ialah biaya yang dapat
mesin-mesin, alat-alat tangan (tools). dibebankan kepada proyek tetapi tidak dapat
Misalnya peralatan yang diperlukan untuk dibebankan kepada biaya bahan-bahan, upah
pekerjaan beton ialah mesin pengaduk tenaga kerja atau biaya alat-alat seperti
beton, alat-alat tangan untuk membuat misalnya; asuransi, telepon yang dipasang di
cetakan, memotong dan membengkokkan proyek, pembelian tambahan dokumen
baja-baja tulangan, gudang dan alat-alat kontrak pekerjaan, pengukuran (survey),
menaikkan dan enurunkan bahan, alat surat-surat ijin dan lain sebagainya. Jumlah
angkut dan lain sebagainya.Biaya peralatan overhead dapat berkisar antara 12 sampai 30
termasuk juga biaya sewa, pengangkutan, %.
pemasanganalat,memindahkan,membongkar 3) Profit
dan biaya operasi, juga dapat dimasukkan Biasanya keuntungan dinyatakan dengan
upah dari operator mesin dan pembantunya. prosentase dan jumlah biaya berjumlah
Biaya Tidak Langsung sekitar 8 sampai 15 % tergantung dari

6
keinginan pemborong untuk mendapatkan Sebagai contoh misalnya harga bahan dan
proyek itu. Prosentase ini juga tergantung upah tenaga kerja di Padang, berbeda
dari besarnya resiko pekerjaan, kesukaran- dengan harga bahan dan upah tenaga kerja di
kesukaran yang akan timbul yang tidak Medan, Pekan Baru, Palembang, Jakarta,
tampak dan cara pembayaran dari pemberi Bandung dan Surabaya.
4) Pajak Volume / Kubikasi Pekerjaan
Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan Bachtiar Ibrahim (1993) mengatakan yang
lainnya atas hasil operasi dimaksud dengan volume suatu pekerjaan
Rencana Anggaran Biaya ialah menghitung jumlah banyaknya volume
Ir.J.A.Mukomoko (1985) mengatakan pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga
Rencana dan Anggaran ini ialah disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi
merencanakan sesuatu bangunan dalam volume (kubikasi)
bentuk dan faedah dalam penggunaannya, suatu pekerjaan, bukanlah merupakan
beserta besar biaya yang diperlukan dan volume (isi sesungguhnya), melainkan
susunan – susunan pelaksanaan dalam jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu
bidang Administrasi maupun pelaksanaan kesatuan.
kerja dalam bidang Teknik. Dibawah ini diberikan beberapa contoh
Rencana anggaran biaya (begrooting) suatu sebagai berikut :
bangunan atau proyek adalah perhitungan a. Volume pondasi batu kali = 25 m3
banyaknya biaya yang diperlukan untuk b. Volume atap = 140 m2
bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang c. Volume lisplank = 28 m
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan d. Volume angker besi = 40 kg
atau proyek tersebut (Bachtiar e. Volume kunci tanam = 17 buah
Ibrahim,1993). Dari contoh di atas dapat diketahui dengan
Anggaran biaya merupakan harga dari jelas bahwa satuan masing-masing volume
bangunan yang di hitung dengan teliti, pekerjaan, seperti volume pondasi batu kali
cermat dan memenuhi syarat. Anggaran 25 m3, atap 140 m2, lisplank 28 m, angker
biaya pada bangunan yang sama akan besi beton 40 kg dan kunci tanam 17 buah,
berbeda beda di masing masing daerah, bukanlah volume dalam arti sesungguhnya
disebabkan karna perbedaan harga bahan melainkan volume dalam satuan, kecuali
dan upah tenaga kerja.

7
volume pondasi batu kali 25 m3 yang Untuk menentukan harga bangunan dapat
merupakan volume sesungguhnya. diambil standar harga yang berlaku di pasar
Harga Satuan Pekerjaan atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai
Bachtiar Ibrahim (1993) mengatakan Harga dengan spesifikasi dari dinas PU setempat
satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan Daftar Harga Satuan Bahan. Pada analisa
dan upah tenaga kerja berdasarkan ini sudah termasuk peralatan kerja atau
perhitungan analisis. Harga bahan didapat di setiap pekerja harus mempunyai peralatan
pasaran, dikumpulkan dalam satu daftar kerja sendiri yang mendukung keahlian
yang dinamakan Daftar Harga Satuan masing-masing.
Bahan. Setiap bahan atau material Untuk menentukan harga satuan alat dapat
mempunyai jenis dan kualitas tersendiri. Hal diambil standar harga yang berlaku di pasar
ini menjadi harga material tersebut beragam. atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai
Untuk itu sebagai patokan harga biasanya dengan spesifikasi dari dinas PU setempat
didasarkan pada lokasi daerah bahan yang dinamakan Daftar Harga Satuan Alat.
tersebut berasal dan sesuai dengan harga Secara umum dapat disimpulkan sebagai
patokan daripemerintah. Misalnya untuk berikut :
harga semen harus berdasarkan kepada Harga Satuan Pekerjaan = H.S. Bahan + H.S. Upah
harga patokan semen yang ditetapkan.
Analisa Harga Satuan
Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi,
Analisa harga satuan pekerjaan merupakan
dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar
analisa material, upah tenaga kerja, dan
yang dinamakan Daftar Harga Satuan
peralatan untuk membuat satu-satuan
Upah. Untuk menentukan upah pekerja
pekerjaan tertentu yang diatur dalam pasal-
dapat diambil standar harga yang berlaku di
pasal analisa BOW maupun SNI, dari
pasaran atau daerah tempat proyek
hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk
dikerjakan yang sesuai dengan spesifikasi
material, upah tenaga kerja dan peralatan
dari dinas PU. Dari ketiga metoda yang
segala jenis pekerjaan.
digunakan sudah termasuk peralatan kerja
Analisa Harga Satuan Bahan
atau setiap pekerja harus mempunyai
Bachtiar Ibrahim (1993) mengatakan
peralatan kerja sendiri yang mendukung
Analisa bahan suatu pekerjaan, ialah
keahlian masing-masing.
menghitung banyaknya/volume masing-

8
masing bahan, serta besarnya biaya yang jumlah tenaga kerja dan bahan untuk suatu
dibutuhkan. pekerjaan. Sedangkan SNI merupakan
Indeks bahan merupakan indeks kuantum pembaharuan dari analisa BOW dengan kata
yang menunjukkan kebutuhan bahan lain bahwasanya analisa SNI merupakan
bangunan untuk setiap satuan jenis analisa BOW yang diperbaharui.
pekerjaan. Analisa bahan dari suatu Prinsip yang terdapat dalam metode BOW
pekerjaan merupakan kegiatan menghitung mencakup daftar koefisien upah dan bahan
banyaknya / volume masing-masing bahan, yang telah ditetapkan. Dari kedua koefisien
serta besarnya biaya yang dibutuhkan tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-
sedangkan indeks satuan bahan menujukkan bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah
banyaknya bahan yang diperlukan untuk yang mengerjakan. Komposisi,
menghasilkan 1 m3, 1 m2, volume pekerjaan perbandingan dan susunan material serta
yang akan dikerjakan. (Bachtiar Ibrahim, tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah
1993). ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan
dengan harga satuan upah yang berlaku saat
Analisa Harga Satuan Upah itu.
Bachtiar Ibrahim (1993) mengatakan Analisa dengan metode SNI, untuk
Analisa upah suatu pekerjaan, ialah kebutuhan bahan atau material dan
menghitung banyaknya tenaga yang kebutuhan upah sama dengan metode BOW,
diperlukan, serta besarnya biaya yang akan tetapi besarnya nilai koefisien bahan
dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. dan upah tenaga kerja berbeda dengan
Secara umum jumlah tenaga kerja yang analisa BOW.
dibutuhkan untuk suatu volume pekerjaan Analisa Harga Satuan Metode BOW
tertentu dapat dicari dengan rumus: G.BIE WEKING (1992) Mengatakan
Σ Tenaga Kerja = Volume pekerjaan x Koefisien analisa analisis BOW merupakan suatu rumusan
Tenaga Kerja
penentuan harga satuan tiap jenis pekerjaan.
Satuannya ialah Rp. .../m3, Rp. …/m2, Rp.
2.2.3 Metode Perhitungan
…/m1. Tiap jenis pekerjaan tercantum
Sebelum menghitung harga satuan
indeks analisis yang paten.
pekerjaan, maka harus mampu menguasai
Ada 2 (dua) kelompok
cara pemakaian analisa BOW dan SNI.
angka/koefisien dalam analisa.
Dalam analisa BOW, telah ditetapkan angka

9
1. Pecahan/angka satuan untuk bahan Bahan :
(indeks satuan bahan). 1.2 m3 batu kaliRp.70,000.0 = Rp. 84,000.00
2. Pecahan/angka satuan untuk tenaga kerja 4.0715 zak semenRp.46,719.40=Rp. 190,218.04

(indeks satuan tenaga kerja). 0.522 m3 pasir Rp. 59,547.60 = Rp. 31,083.85
Rp.305,301.89
Kegunaannya :
Upah :
1. Kalkulasi bahan yang dibutuhkan.
1.200 Tukangbatu Rp.43,500.00= Rp. 52,200.00
2. Kalkulasi upah yang mengerjakan.
0.120 KepalatukangRp.50,000.00= Rp. 6,000.00
Berdasarkan metode percobaan
3.600 Pekerja Rp. 35,000.00= Rp. 126,000.00
jumlah bahan pembentuk untuk satu satuan
0.180 MandorRp. 45,000.00= Rp. 8,100.00
bahan pekerjaan, cara penggunaan : angka Rp.192,300.00
analisis / koefisien dikalikan dengan bahan / Harga satuan pekerjaan = Bahan + Upah
upah setempat.
= Rp. 305,301.89 + Rp. 192,300.00
Prinsip yang terdapat dalam metode
= Rp. 497,601.89
BOW mencakup daftar koefisien upah dan
bahan yang telah ditetapkan. Keduanya
Analisa Harga Satuan Metode SNI
menganalisa harga (biaya) yang diperlukan
untuk membuat harga satuan pekerjaan Prinsip pada metode SNI yaitu perhitungan

bangunan. Dari kedua koefisien tersebut harga satuan pekerjaan berlaku untuk
akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang
seluruh Indonesia, berdasarkan harga satuan
diperlukan dan kalkulasi upah yang
mengerjakan. Komposisi, perbandingan dan bahan, harga satuan upah kerja dan harga

susunan material serta tenaga kerja pada satu satuan alat sesuai dengan kondisi setempat.
pekerjaan sudah ditetapkan, yang
Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis
selanjutnya dikalikan dengan harga satuan
material dan harga satuan upah yang berlaku pekerjaan disesuaikan dengan standar

pada daerah setempat. spesifikasi teknis pekerjaan yang telah


Contoh perhitungan harga satuan pekerjaan
dibakukan. Kemudian dalam pelaksanaan
pasang pondasi batu kali adalah sebagai
berikut: perhitungan satuan pekerjaan harus

Untuk 1 m3 pasangan batu kali dengan didasarkan pada gambar teknis dan rencana
perbandingan 1 semen : 4 pasir diperlukan:
kerja serta syarat-syarat yang berlaku RKS

10
Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan 1 m3 Membuat beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5

toleransi sebesar 15 % - 20 %, dimana Kr

didalamnya termasuk angka susut, yang Bahan :

besarnya tergantung dari jenis bahan dan split 0.780 m3 xRp. 239,892.10 =Rp. 187,115.84

komposisi. Jam kerja efektif untuk para Pasirbeton0.520m3xRp59,547.60=Rp.30,964.75

pekerja diperhitungkan 5 jam per hari. Semen 218.00kgxRp.934.39=Rp.203,697.02

Rp.421,777.61
Prinsip perhitungan harga satuan pekerjaan
Tenaga :
dengan metode SNI hampir sama dengan
Pekerja 1.650Ohx Rp. 35,000.00= Rp. 57,750.00
perhitungan dengan metode BOW, akan
Mandor 0.080 OhxRp. 45,000.00 = Rp. 3,600.00
tetapi terdapat perbedaan dengan metode
T. Batu0.250OhxRp.43,500.00=Rp. 10,875.00
BOW yaitu besarnya nilai koefisien bahan
K.Tukang0.025Oh xRp.50,000.00= Rp. 1,250.00
dan upah tenaga kerja. Tata cara ini disusun
Rp. 73,475.00
merujuk kepada hasil pengkajian dari
Harga satuan pekerjaan 1 m3 membuat
beberapa analisa pekerjaan yang telah
beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
diaplikasikan oleh beberapa kontraktor
= Jumlah (1) + Jumlah (2)
dengan pembanding adalah analisa BOW = Rp. 421,777.61 + Rp. 73,475.00
1921 dan penelitian analisa biaya konstruksi = Rp. 495,252.61

yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan


METODOLOGI PENELITIAN
Pengembangan Permukiman pada tahun
Lokasi Proyek
1998 sampai dengan 1993. Subjek pada penelitian ini adalah

Contoh perhitungan harga satuan pekerjaan proyek pembangunan Gedung Perpustakaan


IAIN Imam Bonjol Padang, Jl. Prof.
1 m3 membuat beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5
Mahmud Yunus Lubuk Lintah, Anduring,
Kr adalah sebagai berikut: Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat.
Data yang Diperlukan

11
Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Gambar rencana arsitek dan struktur
(gambar bestek).
2. Peraturan dan syarat-syarat yang
berlaku (RKS).
3. Daftar harga satuan bahan yang
digunakan didaerah penelitian.
4. Daftar harga satuan upah untuk
daerah penelitian.
5. Rencana Anggaran Biaya penawaran
proyek pembangunan Gedung
Perpustakaan IAIN Imam Bonjol
Padang, Sumatra Barat.
6. Peraturan pemerintah daerah yang ANALISA DAN PERHITUNGAN
bersangkutan dengan pembangunan. RencanaPekerjaan
Pada bab ini akan dibahas analisa satuan
Tahapan Penelitian
bahan, upah dan pekerjaan beton bertulang
Tahapan-tahapan penelitian yang
pada proyek pembangunan gedung
dilakukan diwujudkan dalam bentuk bagan
perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang.
alur pada halaman berikutnya.
Analisa MetodeBOW

Perhitungan analisa harga satuan bahan,


Mulai
upah dan pekerjaan beton bertulang dapat
Data Proyek : dilihat pada Tabel 4.1 Analisa Harga Satuan
- Gambar proyek
- RAB proyek Bahan, Upah Dan Pekerjaan Menggunakan
Metode BOW.Untuk analisa BOW yang
Metode Daftar Metode digunakan dapat dilihat pada Daftar Tabel
BOW Analisa SNI
Analisa.

- Analisa Harga - Analisa


Satuan Bahan Harga Satuan
- Analisa Harga Bahan
Satuan Upah - Analisa
- Analisa Harga Harga Satuan 12
Satuan Upah
Peralatan - Analisa
- Harga Satuan Harga Satuan
Tabel 4.1 Analisa Harga Satuan Bahan, Upah Dan Perhitungan analisa harga satuan bahan,
Pekerjaan Menggunakan Metode BOW
upah dan pekerjaan beton bertulang yang
dapat dilihat pada Tabel 4.2 Analisa Harga
Satuan Bahan, Upah Dan Pekerjaan
Menggunakan Metode SNI.Untuk analisa
SNI 2016 yang digunakan dapat dilihat
pada Daftar Tabel Analisa.
Tabel 4.2 Pekerjaan Beton Mutu K.175(Data Tabel 4.5 Analisa Harga Satuan Bahan, Upah Dan
Terlampir) Pekerjaan Menggunakan Metode SNI (Data
terlampir)

Tabel 4.3 Pekerjaan Pembesian 1 Kg Dengan Besi Tabel 4.6 Pekerjaan Beton K.175 (Data terlampir)
Polos(Data Terlampir)

Tabel 4.4 Pekerjaan Bekisting 1 m2 untuk Tabel 4.7 Pekerjaan Pembesian (Data terlampir)
kolom(Data Terlampir)

Analisa MetodeSNI

13
Tabel 4.9 Daftar Harga Satuan Upah dan Bahan analisa BOW lebih besar dibanding kan
Menurut SNI (Data terlampir)
dengan SNI disebabkan oleh indeks rata-rata
bahan pada BOW lebih besar dari pada SNI .
BahanPembesian
Komparasi Indeks Bahan Dan Tenaga Kerja
Adukan Pembesian dapat dibuat suatu grafik
perbandingan.Grafik perbandingan tersebut
dapat dilihat pada gambar 4.2 Grafik
Perbandingan Harga Satuan Bahan
Bahan AdukanBeton Pembesian.
Komparasi Indeks Bahan Dan Tenaga Kerja
Adukan Beton, , maka dapat dibuat suatu
grafik perbandingan. Grafik perbandingan
tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 Grafik
Perbandingan Harga Satuan Bahan Adukan
Beton

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Harga Satuan


Bahan Pembesian.
Dari Gambar 4.2 diatas, terlihat bahwa harga
satuan bahan pembesian pada SNI dan BOW
berbeda.Dimana harga pembesian pada BOW
lebih kecil dibandingkan dengan SNI. SNI
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Harga Satuan Rp. 4.028.080.835,32sedangkan pada BOW
Bahan Adukan Beton Rp. 2.123.707.832,40.
Dari Gambar 4.1 diatas, terlihat bahwa harga UpahBekisting
satuan bahan adukan beton pada BOW lebih Komparasi Indeks Bahan Dan Tenaga Kerja
besar dari pada SNI . Dimana harga rata-rata Adukan Bekisting, dapat dibuat suatu grafik
harga satuan bahan adukan beton pada BOW perbandingan. Grafik perbandingan ersebut
adalah Rp. 749.781.015,84sedang kan pada dapat dilihat pada gambar 4.3 Grafik
SNI adalah Rp. 575.839.873,40. Harga Perbandingan Harga Satuan Upah Bekisting.
satuan adukan beton dipekerjaan kolom pada
14
harga satuan upah dan bahan SNI dan BOW
pada setiap item pekerjaan.Perbedaan ini
terjadi karena harga upah dan bahan yang ada
pada BOW lebih tinggi dari SNI. Sebagai
contoh Pada Pekerjaan Beton K-350, harga
satuan upah dan bahan BOW sebesar Rp.
1.422.326,30sedangkan pada SNI sebesar
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Harga SatuanUpah
Bekisting.
Rp. 1.147.934,72. Terdapat selisih harga
pada item pekerjaan tersebut sebesar Rp.
Dari Gambar 4.3 diatas, terlihat bahwa harga
274.391,58 atau persentase kenaikan 23,9%.
satuan upah bekisting pada BOW lebih besar
Untuk lebih rinci selisih dan persentase
dari pada SNI. Dimana harga rata-rata satuan
perbedaan analisa harga satuan upah dan
pada BOW adalah sebesar Rp.
bahan BOW dan SNI dapat dilihat pada
4.166.805.860,02 sedangkan pada SNI adalah
table(Terlampir).
sebesar Rp. 1.301.788.119,32. Harga satuan
pekerjaan BOW lebih besar dari pada SNI Rekapitulasi Jumlah Harga
Table 4.11 perbandingan rekapitulasi harga total
disebabkan oleh indeks rata-rata tenaga kerja
bekisting pada BOW lebih besar dari pada
SNI.

Perbandingan Harga Satuan Upah Dan


Bahan
Table 4.10 selisih harga satuan upah dan bahan SNI
dan BOW

Dari table 4.11 dapat dilihat perbandingan


rekapitulasi harga total pekerjaan yang
menggunakan analisa SNI Dan BOW. Dimana
nilai analisa BOW cenderung lebih tinggi dari
SNI. Hal ini dapat dilihat kenaikan harga pada
item pekerjaan seperti kolom,balo,plat
Dari table 4.10 diatas dapat dilihat selisih
lantai,tangga dan ring balok. Sedangkan pada

15
pekerjaan kap atap analisa SNI lebih tinggi dibandingkan dengan SNI. SNI Rp.
dibandingan dengan BOW, Hal ini disebabkan 4.028.080.835,32 sedangkan pada BOW
karena harga satuan upah dan bahan pada SNI Rp. 2.123.707.832,40.
lebih besar 3. Harga satuan upah bekisting pada BOW
Perbandingan Total Harga Satuan lebih besar dari pada SNI. Dimana
Pekerjaan SNI dan BOW
Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Harga
harga rata-rata satuan pada BOW
Item Perbandingan Harga adalah sebesar Rp. 4.166.805.860,02
Pekerjaan
SNI (Rp) BOW (Rp) SELISIH sedangkan pada SNI adalah sebesar Rp
STRUKTUR 7.848.111.839,17 7.606.900.847,22 241.210.992
1.301.788.119,32.
ARSITEKTUR 4.749.838.280,84 9.553.146.608,42 4.803.308.328
4. Total Harga satuan pekerjaan Struktur
TOTAL 12.597.950.120,01 17.160.047.455,64 4.562.097.336
HARGA pada analisa SNI di dapatkan nilai
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dengan jumlah Rp.
selisih dari hasil harga satuan pada pekerjaan 7.848.111.839,17 sedangkan Pekerjaan
struktur ialah Rp.241.210.992sedangkan Arsitektur didapatkan nilai pekerjaan
untuk pekerjaan arsitektur sebesar Rp dengan jumlah Rp. 4.749.838.280,84.
4.803.308.328dimana untuk selisih dari total Jadi total Harga satuan pekerjaan pada
harga ialah sebesar Rp4.562.097.336 analisa SNI ialah Rp
KESIMPULAN DAN SARAN 12.597.950.120,01.
5. Total harga satuan pekerjaan Struktur
Dari perhitungan dan pembahasan yangn
pada analisa BOW di dapatkan nilai
telah dilakukan, maka tugas akhir ini dapat
pekerjaan dengan jumlah Rp.
disimpulkan sebagai berikut:
7.606.900.847,22 sedangkan Pekerjaan
1. Harga satuan bahan adukan beton pada Arsitektur didapatkan nilai pekerjaan
BOW lebih besar dari pada SNI . dengan jumlah Rp. 9.553.146.608,42.
Dimana harga rata-rata harga satuan Dimana nilai jumlah pekerjaan tadi
bahan adukan beton pada BOW adalah tambahkan keduanya menjadi Rp
Rp. 749.781.015,84 sedang kan pada 17.160.047.455,64
SNI adalah Rp. 575.839.873,40 6. Selisih dari hasil harga satuan pada
2. Harga satuan bahan pembesian pada pekerjaan pada kedua analisa ialah
SNI dan BOW berbeda. Dimana harga Struktur ialah Rp. 241.210.992
pembesian pada BOW lebih kecil sedangkan untuk pekerjaan arsitektur

16
sebesar Rp 4.803.308.328dimana untuk pertimbangan dalam menetukan
selisih dari total harga pekerjaan ialah metoda apa yang dipakai, karena salah
sebesar Rp 4.562.097.336. dalam menentukan analisa akan
7. Dari perbandingan harga satuan menyababkan pembengkakan biaya.
pekerjaan analisa SNI dengan analisa 4. Perlu banyaknya buku referensi yang
BOW, terlihat bahwasanya komponen berkaitan dengan cara pencarian
yang menjadi pembeda ialah indeks koefisien ini.
yang tidak sama anatara analisa SNI
DAFTAR PUSTAKA
dengan BOW.
8. Produktifitas tenaga kerja sangatlah Analisa Upah dan Bahan (Analisa BOW)

mempengaruhi dari hasil koefisien Penerbit Bumi Aksara.


tenaga kerja, apabila suatu produktifitas
G.BIE WEKING, Rencana Anggaran dan
tenaga kerja yang sangat buruk maka
hasil akan sangat buruk dan Borongan Bangunan, 1992.

mempengaruhi kinerja lainnya. H.Bachtiar Ibrahim, Rencana dan Estimate

Saran Real of Cost, 1993.


Setelah menganalisa dan membahas maka
H.Bachtiar Ibrahim, Teknik Rencana
penulis menyarankan untuk sebagai berikut
Anggaran Biaya Bangunan Gedung jilid 2
1. Dengan perbandingan ini dapat
Ir. J. A. Mukomoko, 1985, Dasar
mengetahui perbedaan analisa satu
Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan.
dengan yang lainnya.sehingga dapat
dipakai analisa mana yang lebih Iman Soeharto, Manajemen Proyek Dari
ekonomis untuk digunakan.
Konseptual Sampai Operasional, 1995
2. Untuk mahasiswa Teknik Sipil sangat
Ir.Irika Widiasanti, M.T dan Lenggogeni,
dibutuhkan penguasaan dan
pendalaman dalam pengajian cara M.T. Manajemen Konstruksi, 2013.
perhitungan anggran biaya bangunan
Yaya Soemantri Wijaya, ME, Rencana
dan penentuan analisa tersebut.
Anggaran Biaya (RAB), 2000.
3. Dengan pengajian analisa metoda
BOW dan SNI perlu banyak

17
18

Anda mungkin juga menyukai