Anda di halaman 1dari 14

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ganyong merupakan tanaman umbi-umbian yang termasuk famili

Cannaceae. Umbi disini adalah rhizoma yang merupakan batang yang tinggal di

dalam tanah. Ganyong dikenal dengan banyak nama daerah antara lain buah

tasbih, ganyal, ganyol atau sinetra, sedangkan nama asingnya adalah queensland

arrowroot atau edible canna (Matoa 2011).

Ganyong adalah tanaman umbiumbian yang termasuk dalam tanaman dwi

tahunan (2 musim) atau sampai beberapa tahun, hanya saja dari satu tahun ke

tahun berikutnya mengalami masa istirahat, daundaunnya mengering lalu

tanamannya hilang sama sekali dari permukaan tanah. Pada musim hujan tunas

akan keluar dari matamata umbi atau rhizomanya (Sukarsa, 2010).

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, tapi sekarang tanaman ini telah

tersebar dari Sabang sampai Merauke. Terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan

Bali, tanaman ini telah diusahakan penduduk walaupun secara sampingan.

Ganyong mereka tanam sebagai tanaman sela bersama jagung sesudah panen padi

gogo. Umbi yang dipanennya dibuat tepung, ternyata hasil penjualan tepung ini

dapat menambah penghasilan penduduk yang sangat berarti (Segeren, 1971).

Ganyong adalah tanaman yang cukup potensial sebagai sumber

karbohidrat, maka sudah sepatutnya dikembangkan. Hasilnya selain dapat

digunakan untuk penganekaragaman menu rakyat, juga mempunyai aspek yang

penting sebagai bahan dasar industri. Ganyong (Canna edulis Kerr) adalah

tanaman herba yang berasal dari Amerika Selatan. Rhizoma atau umbinya bila

sudah dewasa dapat dimakan dengan mengolahnya terlebih dahulu, atau untuk

diambil patinya (Santi, 2010).

1
2

Saat panen umbi, sangat tergantung dari daerah tempat menanamnya. Di

dataran rendah sudah bisa dipanen pada umur 6 8 bulan, sedang di daerah yang

hujannya sepanjang tahun, waktu panennya lebih lama, yaitu pada umur 15 18

bulan. Dewasanya umbi biasanya ditandai dengan menguningnya batang dan daun

tanaman. Ganyong sering dimasukkan pada tanaman umbiumbian, karena orang

bertanam ganyong biasanya untuk diambil umbinya yang kaya akan karbohidrat,

yang disebut umbi disini sebenarnya adalah rhizoma yang merupakan batang yang

tinggal didalam tanah (Sastrapradja., et al, 1977).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan praktikum adalah untuk mengetahui Manfaat Pemberian

Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Ganyong (Canna edulis Kerr).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan adalah sebagai salah satu syarat undak dapat

memenuhi komponen penilaian di Laboratorum Teknologi Budidaya Pangan

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

serta kegunaan lainnya adalah sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.

2
3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman ganyong menurut Steenis (2005), merupakan tanaman yang

memiliki klasifikasikan sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Sub divisio :

Angiospermae Classis : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Familia :

Cannaceae Genus : Canna Spesies : Canna edulis Ker

Tanaman ganyong bersifat merumpun dan menahun, berbatang basah

(herbaceus) dengan tinggi 0,9 m 1,8 m dan berbentuk bulat agak pipih yang

merupakan kumpulan pelepah daun (batang semu). Daunya lebar berwarna hijau

atau kemerah-merahan dengan tulang daun menebal dan letaknya berselang seling

(Lingga, 1986).

Tanaman ini tetap hijau sepanjang hidupnya. Warna batang, daun dan

pelepahnya tergantung pada varietasnya, begitu pula warna sisik umbinya.

Tingginya 0,91,8 meter. Sedang apabila diukur lurus, panjang batangnya bisa

mencapai 3 meter. Panjang batang dalam hal ini diukur mulai dari ujung tanaman

sampai ujung rhizoma atau sering disebut dengan umbi (Hairiah., et al, 2003).

Tanaman ganyong daunnya lebar dengan bentuk elip memanjang dengan

bagian pangkal dan ujungnya agak runcing. Panjang daun 15 – 60 sentimeter,

sedangkan lebarnya 7 – 20 sentimeter. Di bagian tengahnya terdapat tulang daun

yang tebal. Warna daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua. Kadang-

kadang bergaris ungu atau keseluruhannya ungu. Demikian juga dengan

pelepahnya ada yang berwarna ungu dan hijau (Lingga, 1986).

Bunga ganyong termasuk bunga sempurna yang tumbuh dari ujung batang

dan berbentuk seperti terompet, berwarna merah dan kuning dibagian pangkalnya.

buahnya berbentuk bulat kecil, tiap buah berisi 3 9 biji yang masih muda

3
4

berwarna hijau, sedangkan yang tua (matang) berwarna hitam mengkilap. Akar

tanaman ganyong membesar berbentuk bonggol yang disebut umbi. Umbi

ganyong berwarna putih dan merah kekuning-kuningan dan tidak beraturan.

(Subandi, 2003).

Ukuran bunga ganyong yang biasa diambil umbinya relatif lebih kecil bila

dibandingkan dengan ganyong hias atau yang sering disebut dengan bunga kana

yaitu Canna coccinae, Canna hybrida, Canna indica dan lain-lainnya. Warna

bunga ganyong ini adalah merah oranye dan pangkalnya kuning dengan

benangsari tidak sempurna. Jumlah kelopak bunga ada 3 buah dan masing-masing

panjangnya 5 sentimeter (Hairiah., et al, 2003).

Tanaman ganyong juga berbuah, namun tidak sempurna dan berentuk.

Buah ini terdiri dari 3 ruangan yang berisi biji berwarna hitam sebanyak 5 biji per

ruang. Tanaman ganyong berumbi besar dengan diameter antara 5 – 8,75 cm dan

panjangnya 10 – 15 cm, bahkan bisa mencapai 60 cm, bagian tengahnya tebal dan

dikelilingi berkas-berkas sisik yang berwarna ungu atau coklat dengan akar

serabut tebal. Bentuk umbi beraneka ragam, begitu juga komposisi kimia dan

kandungan gizinya. Perbedaan komposisi ini dipengaruhi oleh umur, varietas dan

tempat tumbuh tanaman (Lingga, 1986).

Iklim

Tanaman ganyong tidak memerlukan syarat-syarat iklim tertentu yang

sulit untuk dipenuhi. Hanya saja tanaman initidak tahan di daerah yang anginnya

kuat, karena ganyong merupakan tanaman herba atau terna hingga mempunyai

batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap serangan angin. Pada daerah berangin

kuat, tanaman ini sangat memerlukanlajurlajur pelindung untuk mempertahankan

hidupnya (Kay, 1973).

4
5

Meskipun ganyong toleran terhadap suhu udara tapi umumnya tanaman ini

baru akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 250 meter dpl. Tetapi hal ini

tidak mutlak, karena di Hawai tanaman ini justru berproduksi maksimal pada

daerah yang mempunyai ketinggian dibawah 450 meter dpl sementara di Peru, di

daerah dengan ketinggian di atas 2.550 meter dpl, ganyong masih mampu tumbuh

subur (Taiz, 1991).

Tanah

Pertumbuhan ganyong di daerah tropis sangat baik sekali. Di daerah yang

sangat dingin tanaman ini juga dapat hidup, tetapi proses pembentukan umbi untu

menuju dewasa cukup lama. Di daerah yang suhu udaranya pada siang hari sangat

tinggi dan pada malam harinya sangat rendah, tanaman inipun mampu hidup dan

berkembang biak dengan baik. Misalnya di daerah Aparimacgorge/Peru yang

padasiang hari bersuhu 32 0 C dan pada malam hari cuma 7 0 C. Kenyataannya

tanaman ganyong tersebar luas di daerah tersebut (Kay, 1973).

Setiap tanaman memang menghendaki jenisjenis tanah tertentu. Tidak

demikian halnya dengan tanaman ganyong, yang dapat tumbuh pada berbagai

jenis tanah. Hanya di jenis tanah liat berat sajalah tanaman akan tumbuh kurang

baik, karena sistem drainase pada tanah jenis ini biasanya jelek. Bila terpaksa

harus ditanam pada jenis tanah ini, maka drainasenya harus dibuat memadai.

Drainase yang memadai dapat di tempuh dengan cara membuat saluransaluran air

atau ditanam dengan sistem guludan. Apabila ingin mendapatkan hasil yang

optimal, maka sebaiknya ganyong ditanam pada tanahtanah lempung berpasir

yang kaya humus (Hairiah., et al, 2003).

5
6

Manfaat Pemberian Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Ganyong (Canna edulis Kerr).

Manfaat Pupuk NPK

Unsur hara N pada Urea berperan dalam pembentukan daun, namun unsur

ini mudah tercuci sehingga diperlukan bahan organik untuk meningkatkan daya

menahan air dan kation-kation tanah. Pemberian pupuk kandang selain dapat

menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan

kimia tanah. Pemberian pupuk kandang sebelum tanam secara signifikan

memproduksi pemanjangan batang dan hasil panen gandum lebih tinggi

dibandingkan tanpa penambahan pupuk kandang dan mengurangi kehilangan N

(Meade et al., 2011).

Nitrogen (N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar. Nitrogen merupakan anasir

penting dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan asam-asam

nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan semua jaringan hidup Fosfor merupakan komponen penting

penyusun senyawa untuk transfer energi (ATP dan nukleoprotein lain), untuk

sistem informasi genetik (DNA dan RNA), untuk membran sel (fosfolipid), dan

fosfoprotein (Brady and Weil, 2002).

Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa N memiliki fungsi utama

yaitu sebagai : Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan

pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau,

meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas

tanaman penghasil daun-daunan, dan meningkatkan berkembangbiaknya mikro-

organisme di dalam tanah (Puspita, 2012).

6
7

N berfungsi untuk menyusun asam amino (protein), asam nukleat,

nukleotida, dan klorofil pada tanaman, sehingga dengan adanya N, tanaman akan

merasakan manfaat sebagai berikut: Membuat tanaman lebih hijau, mempercepat

pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, jumlah cabang), dan menambah

kandungan protein hasil panen (Leiwakabessy, 2004).

Unsur hara N berperan dalam membentuk senyawa protein yang

dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan vegetatif. Senyawa protein tersebut

digunakan dalam pembentukan daun, batang, dan akar untuk mengalami

pertambahan panjang dan lebar. unsur N pada tanaman berperan dalam

pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim dan persenyawaan lain. Unsur

hara N yang cukup dalam tanah dapat menunjang kesehatan tanaman. Tanaman

yang tercukupi unsur N dapat dilihat dari warna daunnya yang lebih hijau, serta

batang yang lebih sehat (Evita, 2013).

Manfaat Kompos

Dengan berkembangnya pertanian dan pangan organik beberapa dekade

terakhir ini maka pemanfaatan pupuk organik dalam budidaya pertanian organik

terbuka lebar. Hingga tahun 2007 peningkatan permintaan pasar berbagai produk

pertanian organik lokal di Indonesia mencapai 60% (Hermawan dan Astuti, 2007).

Mengingat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk

anorganik antara lain adalah terjadinya kerusakan tanah dan pencemaran

lingkungan maka sebaiknya pemakaian pupuk anorganik harus dihindari, paling

tidak dikurangi dan jangan sampai melewati ambang batas. Untuk mengatasi hal

ini maka perlu digalakkan program penggunaan pupuk organik, misalnya kompos

(Roe, 1998).

Sudah diketaui bahwa pupuk organik mempunyai berbagai kekurangan,

7
8

antara lain, ruah (bulky) dan mengandung unsur hara dalam jumlah kecil.

Kekurangan pupuk organik lainnya adalah: terakumulasinya mineral tembaga dan

seng yang berasal dari suplemen mineral pada pakan di dalam kompos yang

dibuat dari pupuk kandang dan dapat mengontaminasi rantai makanan

(Basri, 2008).

Keistimewaan Tanaman Ganyong

Produktivitas ganyong pada tahun 2011 mencapai 70 ku/ha dan melalui

beberapa kegiatan pengembangan ganyong yang dilakukan produktivitas ganyong

mencapai 170 kw/ha. Masyarakat Indonesia memanfaatkan ganyong dengan cara

direbus dan dibuat kerupuk. Selain itu, umbi ganyong tua dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai sumber pati dan umbi muda dimanfaatkan oleh masyarakat

sebagai sayur atau dikukus dan bagian tajuknya untuk pakan ternak Direktorat

(Jenderal Tanaman Pangan, 2012)

saat ini juga telah dilakukan pemanfaatkan tepung umbi ganyong (Canna

edulis Ker) sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan biskuit tinggi

energi protein dengan penambahan tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L)

(Riskiani dkk, 2014). Ganyong juga dapat dimanfaatkan sebagai edible coating

pada penyimpanan buah apel dengan konsentrasi 1 % (Anggarini dkk, 2016).

Bagian pada tanaman ganyong yang biasa digunakan oleh masyarakat

adalah umbi ganyong. Hal ini disebabkan karena umbi ganyong mengandung pati

sebesar 93,30 % (Harmayani dkk., 2011). Kandungan pati umbi ganyong tidak

mencapai 100 % karena pati yang diperoleh dari ekstraksi umbi ganyong masih

mengandung komponen lain seperti serat, gula, lemak, protein, dan mineral

lainnya. Kandungan gizi dalam 100 g umbi ganyong

(Rodiahwati dan Purwadaria, 2011)

8
9

Ganyong merah adalah tanaman yang cukup potensial sebagai sumber

karbohidrat. Selain digunakan untuk penganekaragaman menu rakyat, ganyong

juga mempunyai aspek yang penting sebagai bahan dasar industri. Umbi ganyong

dipercaya sebagai obat tradisional yang berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai

penyakit seperti antipiretik, diuretik, hipertensi, maag dan panas dalam (Prohati

2010 dalam Santi 2010).

Kelebihan dan Kekurangan Pupuk NPK

Tidak dapat dipungkiri bahwa pupuk organik mampu meningkatkan

produksi pertanian, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif bila diterapkan

secara berlebihan dan terus menerus, apalagi bila bahan bakunya mengandung

bahan-bahan berbahaya seperti logam berat dan asam-asam organik. Prinsip-

prinsip pengomposan, faktor pendukung, bagaimana baiknya pengunaan pupuk

organik dan diakhiri dengan kesimpulan. Dengan demikian dapat ditentukan sikap

kita dalam penggunaan pupuk secara bijak (Setyorini, 2005).

Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat berdampak negatif pada

tanah dan lingkungan. Dampak negatif tersebut sudah sepantasnya dihentikan atau

setidaknya dikurangi. Salah satu cara untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia

adalah pemakaian kompos atau pupuk organik lainnya. Di dalam tanah pupuk

organik dirombak mikroba menjadi humus atau bahan organik tanah yang berguna

sebagai pengikat butiran-butiran primer tanah menjadi butiran sekunder

(Setyorini, 2005).

Manfaat Pemberian Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Ganyong (Canna edulis Kerr).

Pemeliharaan tanaman ganyong yang sangat penting adalah penyiangan,

pembumbunan dan pemupukan. Kebersihan bedengan atau areal tanaman dari

9
10

gangguan gulma perlu sekali diperhatikan, terutama pada masa awal

pertumbuhannya. Karena pada masa ini bibit yang mulai bertunas banyak sekali

memerlukan air, udara dan unsurunsur hara serta sinar matahari yang cukup untuk

menunjang pertumbuhannya terutama untuk memperbanyak akar. Apabila banyak

gulma yang tumbuh, tentu saja sejumlah unsur – unsure hara tersebut digunakan

oleh gulma, sehingga pertumbuhan ganyong yang masih muda ini merana.

Pembumbunann adalah suatu usaha untuk menggemburkan tanah

(Wijayanto, 2011).

Tanah yang gembur akan membuat umbi yang terbentuk dapat

berkembang dengan leluasa. Pembumbunan dapat dimulai pada saat ganyong

berumur 2,5 bulan. Karena ganyong menyenangi tanah yang gembur, maka pupuk

yang sangat diperlukan adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk ini bila perlu

dapat diberikan bersamaan dengan pembumbunan (Wijayanto, 2013).

10
11

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Unsur hara N pada Urea berperan dalam pembentukan daun, namun unsur

ini mudah tercuci sehingga diperlukan bahan organik untuk meningkatkan

daya menahan air dan kation-kation tanah.

2. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik antara lain adalah

terjadinya kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan.

3. umbi ganyong (Canna edulis Ker) sebagai pengganti tepung terigu dalam

pembuatan biskuit tinggi energi protein dengan penambahan tepung

kacang merah (Phaseolus vulgaris L).

4. Di dalam tanah pupuk organik dirombak mikroba menjadi humus atau

bahan organik tanah yang berguna sebagai pengikat butiran-butiran primer

tanah menjadi butiran sekunder.

5. Karena ganyong menyenangi tanah yang gembur, maka pupuk yang sangat

diperlukan adalah pupuk kandang atau kompos.

Saran

Sebaiknya dalam mengerjakan paper ini dilakukan amatan lebih terinci

agar lebih mudah memahami bahasan pokok di setiap masalah.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Basri, A., 2008, Bukti Keunggulan Pupuk Organik Solid, Tani, Mei-Juni, 30.

Brady NC and RR Weil. 2002, The Nature and Properties of Soils. 13'* Edition.
Upper Saddle River, New Jersey. USA.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2012. Budidaya Garut [Internet]. [Waktu


pembaharuan 17 Mar 2013]. [diunduh 2013 Sep 17]. Tersedia pada:
http://ditjentan.deptan.go.id

Evita. 2009. Pengaruh Berbagai Komsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus
vulgaris, L.). agronomi, 13(1):21- 24.
Hairiah K, Sardjono MA, Sabarnurdin S. 2003. Pengantar Agroforestri. Bogor
(ID): World Agroforestry Centre Pr. [IKAPI] Ikatan Penerbit Indonesia.
1991. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Hermawan, E. dan Astuti, F. D., 2007, Di Balik Label Organik. Agro Observer,
November, 18-20.

Kay DE. 1973. Root Crops. London (GB): The Tropical Products Institute, The
Foreign and Common Wealth Office. [Kemenristek] Kementerian
Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 2002. Teknologi
Perkayuan Mengantisipasi Lenyapnya Hutan [Internet]. [Waktu
pembaharuan 22 Feb 2010]. [diunduh 2013 Sep 09]. Tersedia pada
http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/477/print

Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Diktat Kuliah.


Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Lingga P. 1986. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Lingga P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Meade, G., S.T.J. Lalor, and T.Mc. Cabe. 2011. An Evaluation of The Combined
Usage of Separated Liquid Pig Manure and Inorganic Fertilizer in
Nutrient Programmes For Winter Wheat Production. European Journal of
Agronomy 34 (2) : 62-70
Matoa. 2011. Ganyong: Alternatif Pangan Lokal dan Obat Tradisional [Internet].
[Waktu pembaharuan 20 Jan 2010]. [diunduh 2013 Sep 10]. Tersedia
pada: http://matoa.org/?p=230

Rodiahwati W dan Purwadaria HK. 2011. Mutu tepung dan bubur instan ganyong
(Canna edulis Ker.) hasil pengeringan drum [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor Ronoprawiro S. 1993. Produksi Sayur-sayuran
di Daerah Tropik. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

12
13

Roe, N. E., 1998, Compost Utilization for Vegetable and Fruit Crops. Horts, 33,
934-937.

Santi SA. 2010. Studi keragaman ganyong (Canna edulis Ker.) di wilayah eks
Karesidenan Surakarta berdasarkan ciri morfologi dan pola pita isozim
[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.

Sastrapradja S, Niniek WS, Sarkat D, Rukmini S. 1977. Ubi-ubian. Jakarta (ID):


Balai Pustaka.

Segeren W, Maas PJM. 1971. The genus Canna in Northern South Amerika. Acta
Bot. 20(6):663-680.

Setyorini, D., 2005, Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Tanaman. Warta


Penelitian dan Pengembanagn Pertanian, 27, 13-15.

Sukarsa E. 2010. Tanaman Ganyong [Internet]. [Waktu pembaharuan 16 Apr


2012]. [diunduh 2013 Sep 09]. Tersedia pada:
http://www.bbp2_lembang.info

Taiz L, Zeiger E. 1991. Plant Physiology. California (US): The Benjamin


Cummings.

Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A. 2012. Eksplorasi Vesicular


Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Torjun,
Sampang Madura.Sains dan Seni ITS, 1(2): 19-22.

Wijayanto N, Pratiwi E. 2011. Pengaruh naungan dari tegakan sengon


(Paraserianthes falcataria L.) terhadap pertumbuhan tanaman porang
(Amorphophallus onchophyllus). Jurnal Silvikultur Tropika 2(1):46-51.

Wijayanto N, Azis SN. 2013. Pengaruh naungan sengon (Falcataria moluccana


L.) dan pemupukan terhadap pertumbuhan ganyong putih (Canna edulis
Ker.). Jurnal Silvikultur Tropika 4(2):62-

13
14

14

Anda mungkin juga menyukai