PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cannaceae. Umbi disini adalah rhizoma yang merupakan batang yang tinggal di
dalam tanah. Ganyong dikenal dengan banyak nama daerah antara lain buah
tasbih, ganyal, ganyol atau sinetra, sedangkan nama asingnya adalah queensland
tahunan (2 musim) atau sampai beberapa tahun, hanya saja dari satu tahun ke
tanamannya hilang sama sekali dari permukaan tanah. Pada musim hujan tunas
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, tapi sekarang tanaman ini telah
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Ganyong mereka tanam sebagai tanaman sela bersama jagung sesudah panen padi
gogo. Umbi yang dipanennya dibuat tepung, ternyata hasil penjualan tepung ini
penting sebagai bahan dasar industri. Ganyong (Canna edulis Kerr) adalah
tanaman herba yang berasal dari Amerika Selatan. Rhizoma atau umbinya bila
sudah dewasa dapat dimakan dengan mengolahnya terlebih dahulu, atau untuk
1
2
dataran rendah sudah bisa dipanen pada umur 6 8 bulan, sedang di daerah yang
hujannya sepanjang tahun, waktu panennya lebih lama, yaitu pada umur 15 18
bulan. Dewasanya umbi biasanya ditandai dengan menguningnya batang dan daun
bertanam ganyong biasanya untuk diambil umbinya yang kaya akan karbohidrat,
yang disebut umbi disini sebenarnya adalah rhizoma yang merupakan batang yang
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan adalah sebagai salah satu syarat undak dapat
serta kegunaan lainnya adalah sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
(herbaceus) dengan tinggi 0,9 m 1,8 m dan berbentuk bulat agak pipih yang
merupakan kumpulan pelepah daun (batang semu). Daunya lebar berwarna hijau
atau kemerah-merahan dengan tulang daun menebal dan letaknya berselang seling
(Lingga, 1986).
Tanaman ini tetap hijau sepanjang hidupnya. Warna batang, daun dan
Tingginya 0,91,8 meter. Sedang apabila diukur lurus, panjang batangnya bisa
mencapai 3 meter. Panjang batang dalam hal ini diukur mulai dari ujung tanaman
sampai ujung rhizoma atau sering disebut dengan umbi (Hairiah., et al, 2003).
yang tebal. Warna daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua. Kadang-
Bunga ganyong termasuk bunga sempurna yang tumbuh dari ujung batang
dan berbentuk seperti terompet, berwarna merah dan kuning dibagian pangkalnya.
buahnya berbentuk bulat kecil, tiap buah berisi 3 9 biji yang masih muda
3
4
berwarna hijau, sedangkan yang tua (matang) berwarna hitam mengkilap. Akar
(Subandi, 2003).
Ukuran bunga ganyong yang biasa diambil umbinya relatif lebih kecil bila
dibandingkan dengan ganyong hias atau yang sering disebut dengan bunga kana
yaitu Canna coccinae, Canna hybrida, Canna indica dan lain-lainnya. Warna
bunga ganyong ini adalah merah oranye dan pangkalnya kuning dengan
benangsari tidak sempurna. Jumlah kelopak bunga ada 3 buah dan masing-masing
Buah ini terdiri dari 3 ruangan yang berisi biji berwarna hitam sebanyak 5 biji per
ruang. Tanaman ganyong berumbi besar dengan diameter antara 5 – 8,75 cm dan
panjangnya 10 – 15 cm, bahkan bisa mencapai 60 cm, bagian tengahnya tebal dan
dikelilingi berkas-berkas sisik yang berwarna ungu atau coklat dengan akar
serabut tebal. Bentuk umbi beraneka ragam, begitu juga komposisi kimia dan
kandungan gizinya. Perbedaan komposisi ini dipengaruhi oleh umur, varietas dan
Iklim
sulit untuk dipenuhi. Hanya saja tanaman initidak tahan di daerah yang anginnya
kuat, karena ganyong merupakan tanaman herba atau terna hingga mempunyai
batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap serangan angin. Pada daerah berangin
4
5
Meskipun ganyong toleran terhadap suhu udara tapi umumnya tanaman ini
baru akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 250 meter dpl. Tetapi hal ini
tidak mutlak, karena di Hawai tanaman ini justru berproduksi maksimal pada
daerah yang mempunyai ketinggian dibawah 450 meter dpl sementara di Peru, di
daerah dengan ketinggian di atas 2.550 meter dpl, ganyong masih mampu tumbuh
Tanah
sangat dingin tanaman ini juga dapat hidup, tetapi proses pembentukan umbi untu
menuju dewasa cukup lama. Di daerah yang suhu udaranya pada siang hari sangat
tinggi dan pada malam harinya sangat rendah, tanaman inipun mampu hidup dan
demikian halnya dengan tanaman ganyong, yang dapat tumbuh pada berbagai
jenis tanah. Hanya di jenis tanah liat berat sajalah tanaman akan tumbuh kurang
baik, karena sistem drainase pada tanah jenis ini biasanya jelek. Bila terpaksa
harus ditanam pada jenis tanah ini, maka drainasenya harus dibuat memadai.
Drainase yang memadai dapat di tempuh dengan cara membuat saluransaluran air
atau ditanam dengan sistem guludan. Apabila ingin mendapatkan hasil yang
5
6
Unsur hara N pada Urea berperan dalam pembentukan daun, namun unsur
ini mudah tercuci sehingga diperlukan bahan organik untuk meningkatkan daya
menahan air dan kation-kation tanah. Pemberian pupuk kandang selain dapat
menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan
Nitrogen (N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar. Nitrogen merupakan anasir
nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan
penyusun senyawa untuk transfer energi (ATP dan nukleoprotein lain), untuk
sistem informasi genetik (DNA dan RNA), untuk membran sel (fosfolipid), dan
pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau,
6
7
nukleotida, dan klorofil pada tanaman, sehingga dengan adanya N, tanaman akan
pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim dan persenyawaan lain. Unsur
hara N yang cukup dalam tanah dapat menunjang kesehatan tanaman. Tanaman
yang tercukupi unsur N dapat dilihat dari warna daunnya yang lebih hijau, serta
Manfaat Kompos
terakhir ini maka pemanfaatan pupuk organik dalam budidaya pertanian organik
terbuka lebar. Hingga tahun 2007 peningkatan permintaan pasar berbagai produk
pertanian organik lokal di Indonesia mencapai 60% (Hermawan dan Astuti, 2007).
tidak dikurangi dan jangan sampai melewati ambang batas. Untuk mengatasi hal
ini maka perlu digalakkan program penggunaan pupuk organik, misalnya kompos
(Roe, 1998).
7
8
antara lain, ruah (bulky) dan mengandung unsur hara dalam jumlah kecil.
seng yang berasal dari suplemen mineral pada pakan di dalam kompos yang
(Basri, 2008).
direbus dan dibuat kerupuk. Selain itu, umbi ganyong tua dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai sumber pati dan umbi muda dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai sayur atau dikukus dan bagian tajuknya untuk pakan ternak Direktorat
saat ini juga telah dilakukan pemanfaatkan tepung umbi ganyong (Canna
edulis Ker) sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan biskuit tinggi
(Riskiani dkk, 2014). Ganyong juga dapat dimanfaatkan sebagai edible coating
adalah umbi ganyong. Hal ini disebabkan karena umbi ganyong mengandung pati
sebesar 93,30 % (Harmayani dkk., 2011). Kandungan pati umbi ganyong tidak
mencapai 100 % karena pati yang diperoleh dari ekstraksi umbi ganyong masih
mengandung komponen lain seperti serat, gula, lemak, protein, dan mineral
8
9
juga mempunyai aspek yang penting sebagai bahan dasar industri. Umbi ganyong
penyakit seperti antipiretik, diuretik, hipertensi, maag dan panas dalam (Prohati
produksi pertanian, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif bila diterapkan
secara berlebihan dan terus menerus, apalagi bila bahan bakunya mengandung
organik dan diakhiri dengan kesimpulan. Dengan demikian dapat ditentukan sikap
tanah dan lingkungan. Dampak negatif tersebut sudah sepantasnya dihentikan atau
setidaknya dikurangi. Salah satu cara untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia
adalah pemakaian kompos atau pupuk organik lainnya. Di dalam tanah pupuk
organik dirombak mikroba menjadi humus atau bahan organik tanah yang berguna
(Setyorini, 2005).
9
10
pertumbuhannya. Karena pada masa ini bibit yang mulai bertunas banyak sekali
memerlukan air, udara dan unsurunsur hara serta sinar matahari yang cukup untuk
gulma yang tumbuh, tentu saja sejumlah unsur – unsure hara tersebut digunakan
oleh gulma, sehingga pertumbuhan ganyong yang masih muda ini merana.
(Wijayanto, 2011).
berumur 2,5 bulan. Karena ganyong menyenangi tanah yang gembur, maka pupuk
yang sangat diperlukan adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk ini bila perlu
10
11
Kesimpulan
1. Unsur hara N pada Urea berperan dalam pembentukan daun, namun unsur
2. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik antara lain adalah
3. umbi ganyong (Canna edulis Ker) sebagai pengganti tepung terigu dalam
5. Karena ganyong menyenangi tanah yang gembur, maka pupuk yang sangat
Saran
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Basri, A., 2008, Bukti Keunggulan Pupuk Organik Solid, Tani, Mei-Juni, 30.
Brady NC and RR Weil. 2002, The Nature and Properties of Soils. 13'* Edition.
Upper Saddle River, New Jersey. USA.
Hermawan, E. dan Astuti, F. D., 2007, Di Balik Label Organik. Agro Observer,
November, 18-20.
Kay DE. 1973. Root Crops. London (GB): The Tropical Products Institute, The
Foreign and Common Wealth Office. [Kemenristek] Kementerian
Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 2002. Teknologi
Perkayuan Mengantisipasi Lenyapnya Hutan [Internet]. [Waktu
pembaharuan 22 Feb 2010]. [diunduh 2013 Sep 09]. Tersedia pada
http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/477/print
Meade, G., S.T.J. Lalor, and T.Mc. Cabe. 2011. An Evaluation of The Combined
Usage of Separated Liquid Pig Manure and Inorganic Fertilizer in
Nutrient Programmes For Winter Wheat Production. European Journal of
Agronomy 34 (2) : 62-70
Matoa. 2011. Ganyong: Alternatif Pangan Lokal dan Obat Tradisional [Internet].
[Waktu pembaharuan 20 Jan 2010]. [diunduh 2013 Sep 10]. Tersedia
pada: http://matoa.org/?p=230
Rodiahwati W dan Purwadaria HK. 2011. Mutu tepung dan bubur instan ganyong
(Canna edulis Ker.) hasil pengeringan drum [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor Ronoprawiro S. 1993. Produksi Sayur-sayuran
di Daerah Tropik. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.
12
13
Roe, N. E., 1998, Compost Utilization for Vegetable and Fruit Crops. Horts, 33,
934-937.
Santi SA. 2010. Studi keragaman ganyong (Canna edulis Ker.) di wilayah eks
Karesidenan Surakarta berdasarkan ciri morfologi dan pola pita isozim
[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Segeren W, Maas PJM. 1971. The genus Canna in Northern South Amerika. Acta
Bot. 20(6):663-680.
13
14
14