Anda di halaman 1dari 5

MEMAHAMI DEFINISI KEPRIBADIAN

NAMA KELOMPOK
1. Ida Ayu Sintha Sevina Mahendra (118111731)
2. Ni Made Widiastuti Adnyana (118111772)
3. I Komang Wira Kusuma Putra (118111780)
4. A. A Ayu Rai Sukma Dewi (118111722)
5. I Md Dwi Wirajaya Dharma Putra (118111805)
6. Komang Try Supermana (118111804)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2020
A. Definisi Kepribadian Menurut Para Ahli
Kepribadian sebenarnya adalah sebuah konsep yang sangat luas. Itulah mengapa
definisi kepribadian yang disampaikan oleh satu ahli dengan ahli yang lain kadang berbeda.
Namun perbedaan pendapat itulah yang nantinya akan melengkapi dan memperkaya
pengetahuan kita mengenai konsep kepribadian. Berikut adalah pengertian atau definisi
kepribadian yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Roucek dan Warren, dalam buku yang berjudul "Sociology an Introduction",
Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis itu
meliputi keadaan fisik, sistem saraf, watak, seksual, proses pendewasaan individu yang
bersangkutan, dan kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun faktor psikologis meliputi
unsur tempramen, perasaan, keterampilan, kemampuan belajar, keinginan, dan sebagainya.
Faktor sosiologis yang mempengaruhi kepribadian seorang individu dapat berupa proses
sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil.
Koentjaraningrat, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I",
menyatakan bahwa kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
Yinger, mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang
dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah perpaduan yang utuh antara sifat, sikap, pola
pikir, emosi, dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu agar berbuat sesuatu yang benar
sesuai dengan lingkungannya.
Theodore M. Newcomb, adalah seorang ahli sosiologi berkebangsaan Amerika
Serikat. Ia menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang
sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa kepribadian menunjukkan
organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan
merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia
menghadapi suatu masalah atau keadaan.
M. A. W. Brower, berpendapat bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial
seorang individu yang meliputi kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap
seseorang.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian seseorang senantiasa berubah dan berkembang seiring dengan proses
sosialisasi yang dilakukan orang tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian pada seseorang adalah sebagai berikut.
1. Faktor Biologis
Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda dengan orang yang lainnya.
Warisan biologis dapat berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu orang dengan
orang lain, bahkan pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang dapat
menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana
ia memahami keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat.
2. Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus
Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang berbeda pula.
Misalnya saja masyarakat pesisir yang menghasilkan kebudayaan nelayan, masyarakat
pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan kebudayaan masyarakat
kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan karakteristik kepribadian umum
dari suatu masyarakat dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh
karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah kepribadian yang
dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok masyarakat.
3. Faktor Pengalaman Kelompok
Sepanjang kehidupan seseorang, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang diserap
gagasan-gagasan dan norma-normanya oleh seseorang. Kelompok keluarga adalah
kelompok pertama yang akan dilalui oleh individu dan mungkin yang memiliki peranan
paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok lain yang menjadi
referensi individu dalam membentuk kepribadiannya adalah kelompok bermain.
Peranan kelompok bermain ini akan semakin berkurang pengaruhnya seiring dengan
pertambahnya usia seseorang.
Selain keluarga dan kelompok bermain, kelompok mejemuk juga memiliki peranan
yang cukup besar bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok mejemuk
menunjuk pada kenyataan masyarakat yang sangat beraneka ragam. Bermacam-macam
kelompok masyarakat ini mempunyai pendangan-pandangan yang berbeda dalam
memandang nilai dan norma. Dalam keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu
hendaknya menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik bagi dirinya sehingga tidak
terhanyut dalam arus perbedaan yang terjadi dalam masyarakat majemuk tempatnya
berada.
4. Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu memiliki kepribadian
yang sama. Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh
masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang
menyamainya. Itulah mengapa dua orang individu yang hidup pada lingkungkungan
yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang
yang lahir kembar sekalipun.
Shane Atchinson, CEO of Possible, sebuah firma marketing yang berpusat di New
York, menjelaskan tentang tujuh kepribadian yang kerap dijumpai saat berada di tempat
kerja, yaitu:
1. Optimis
Pekerja tipe optimistis adalah orang yang menyukai bekerja di perusahaanya dan
percaya akan budaya perusahaan. Jika mereka menemukan pekerjaan, mereka akan
berinisiatif menemukan solusi. Atchison menjelaskan, kalau pekerja dengan tipe ini
biasanya adalah orang yang terorganisir dan secara antusias mendukung anggota tim
lainnya.
2. Penghadang
Penghadang selalu menemukan alasan untuk mengatakan tidak. Perusahaan mungkin
menyukai mereka karena terkesan detail, perhatian dan cermat. Tetapi menurut
Atchison tipe ini sebenarnya dapat membuyarkan segala bentuk kegembiraan, dan pada
akhirnya tidak akan memotivasi tim yang ada.
3. Pekerja keras
Selalu tiba lebih awal, dan pulang paling akhir. Tipe seperti ini percaya bahwa
perusahaan akan membayar semua pengorbanan yang mereka lakukan. Atchison
menyarankan untuk coba mengatur waktu untuk lebih memanfaatkan waktu dengan
kembali ke rumah lebih awal. Ambilah cuti liburan jika memungkinkan. Kita cukup
kreatif dalam mencari solusi namun dapat jauh dari sikap optimis dan menghancurkan
diri kita sendiri.
4. Egois
Tipe egois senang menyalahkan orang lain, suka membanggakan diri, dan terbilang
licik. Mereka lebih memilih agenda pribadi, dan tidak ingin melangkah terlalu jauh
dalam pekerjaan kantor maupun dalam menjalin pertemanan di tempat kerja. Atchison
mengatakan tipe ini lebih percaya kalau selalu ada jalan pintas untuk mencapai
kesuksesan.
5. Pengasuh
Jika dekat dengan orang optimis, tipe ini akan menjadi pencari solusi, jika ia dekat
dengan orang yang mengeluh, ia akan menyediakan telinga untuk mendengar segala
keluh kesah. Atchinson mengatakan manajemen atau pengaturan kerja adalah kekuatan
dari si pengasuh.
6. Realistis
Selalu mengatakan hal yang apa adanya. Tipe realistis sangat baik bekerja di bidang
keuangan. Umumnya pekerja dengan karakter ini terbilang kurang kreatif.
7. Pengeluh
Tipe seperti ini pasti ada di tiap perusahaan. Mereka biasanya sangat peduli terhadap
hal-hal detail yang kurang dari perusahaan. Menurut Atchison tipe ini sangat cocok
bekerja di dunia asuransi, yang memang bekerja mencari banyak kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai