Biakan Murni Fixx
Biakan Murni Fixx
MIKROBIOLOGI I
TEKNIK PENGENCERAN DAN TEKNIK BIAKAN MURNI
Disusun oleh :
Try Leny Wahyuni
F1D017015
Diketahui
Asisten dosen Praktikan
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang digunakan pada praktikum tentang teknik biakan murni
mikrob antara lain, sebagai berikut :
1. Untuk mengaplikasikan teknik pengenceran berseri.
2. Untuk mengaplikasikan metode-metode yang digunakan dalam biakan
murni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari pengamatan teknik pengenceran dan
teknik pemurnian mikrob adalah sebagai berikut:
No Media Pengenceran
10-3 10-5
1. Cawan Sebar TBUD 66
2. Cawan Tuang 31 3
(a) (b)
Gambar 1. Hasil pemurnian bakteri yang diisolasi dari udara WC dengan teknik
cawan gores pada media NA (a) metode gores kuadran (b) metode
gores T setelah diinkubasi selama ±48 jam.
Metode Totol
(a) (b)
Gambar 2. Hasil pemurniaan jamur yang diisolaasi dari udara WC dengan teknik
metode totol pada media PDA (a) metode totol dengan sp 1, (b)
metode totol sp 2, setelah inkubasi ±48 jam
(a) (b)
Gambar 3. Hasil pengenceran bakteri yang diisolasi dari tanah sawah dengan
teknik cawan sebar pada media NA dengan (a) pengenceran 10-3 dan
(b) pengenceran 10-5
(a) (b)
Gambar 3. Hasil pengenceran bakteri yang diisolasi dari tanah sawah dengan
teknik cawan tuang pada media NA dengan (a) pengenceran 10-3 dan
(b) pengenceran 10-5
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengenceran dan pembiakan murni
menggunakan isolat bakteri dari udara wc dan tanah sawah. Dalam pembuatan
biakan murni dilakukankan beberapa teknik yaitu cawan gores, cawan sebar,
cawan tuang, dan cawan totol.
Dalam pembuatan biakan murni, media yang biasa digunakan adalah
media PDA dan Media NA. Hal ini dikarenakan pada media NA terbuat dari
protein yang merupakan makanan bagi bakteri. Sedangkan media PDA terbuat
dari karbohidrat kentang yang merupakan nutrisi bagi khamir atau kapang.
Medium dapat dianggap sebagai kumpulan zat organik, maupun zat
anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri atau jamur dengan
syarat-syarat tertentu, seperti derajatkeasaman (pH), suhu, dan sterilisasi.
Hal ini sebanding dengan literatur, pengujian menggunakan media NA steril
dan PDA steril. NA merupakan media pertumbuhan mikroorganisme jenis bakteri.
Koloni yang tumbuh pada media ini adalah bakteri karena NA terbuat dari protein
yang merupakan makan bagi bakteri. Sedangkan PDA (Potato Dextrose Agar)
merupakan media tumbuhnya kapang atau khamir. Khamir atau kapang sangat
suka pati atau gula sebagai nutrisinya itulah sebabnya PDA terbuat dari
karbohidrat kentang (Gabriel, 1996).
Pada percobaan yang dilakukan menggunakan cawan petri dengan metode
cawan gores, dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik berbentuk huruf T dan
teknik kaundran. Berdasarkan percobaan pada media NA yang menggunakan
teknik kuadran tampak bakteri yang tumbuh pada media agar yang digores, dan
berwarna putih, tetapi bakteri tidak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan karena
pada saat penggoresan antara first streak, second streak, dan third streak tidak
benar melakukannya. Sedangkan pada media NA yang menggunakan teknik
berbentuk huruf T tampak bakteri yang tumbuh pada media ini berwarna putih
kekuningan tetapi hasilnya hasilnya tidak terdapat goresan atau biakan murni yang
di harapkan. Hal ini dikarenakan kesalahan pada saat pengoresan, misalnya
penggoresan yang terlalu dalam atau penggoresan yang membuat media rusak dan
berkemungkinan juga dikarenakan ketika jarum oce dipanaskan setelah
penggoresan pertama, sudah tidak terdapat isolat bakteri lagi, sehingga
pertumbuhan biakan murni tidak didapatkan. Dan membuat goresan - goresan
mikroba yang ditanam tidak jelas pertumbuhan mikrobanya.
Hal ini sebanding dengan literatur, faktor kesalahan pada pertumbuhan biakan
murni dengan metode cawan gores ialah pada saat penggoresan atau metode
streak pada NA, diusahakan tidak terlalu menekan media agar ketika inokulasi
supaya tidak terjadi kegagalan atau akan menyebabkan robeknya media, dan juga
pada saat inokulasi terjadi diusahakan petridish selalu didekatkan dengan lampu
Bunsen supaya tidak terjadi kontaminasi (Lay, 1994).
Pada percobaan dengan metode totol menggunakan media PDA dan jamur
dari isolat udara WC. Berdasarkan praktikum yang dilakukan percobaan ini
berhasil dilakukan karena setelah diinkubasi selama 48 jam jamur yang
didapatkan sama seperti spesies jamur yang telah di pindahkan berhasil
ditumbuhkan dalam medium lain. Medium lain ini berfungsi sebagai medium
pertumbuhan dan sebagai sumber nutrisi yang diperlukan oleh jamur untuk
tumbuh hidup dan berkembang biak.
Menurut (Dwidjoseputro, 1998) biakan murni yang terdiri atas satu spesies
bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut
berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai
sumber nutrisi yang diperlukan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak.
Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar.
Untuk bakteri heterotrof medium dilengkapi dengan air molekul makanan (misal
gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil lebih agar bakteri yang tumbuh,
alat dan bahan yang lebih agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan
disterilkan terlebih dahulu.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan menggunakan metode tuang
dan sebar, dilakukan perhitungan jumlah koloni yang tumbuh pada sampel tanah
sawah. Pada metode cawan sebar dengan penegceran 10-3 koloni bakteri tidak
dapat untuk dihitung (TBUD) dan pada pengenceran 10-5 didapatkan koloni
bakteri sebanyak 66 koloni, sedangkan pada metode cawan tuang dengan
penegceran 10-3 didapatkan koloni sebanyak 31 koloni bakteri dan pengenceran
10-5 didapatkan sebanyak 3 koloni bakteri, dengan percobaan metode ini diketahui
bahwa semakin tinggi tingkat pengenceran makan koloni bakteri yang didapat
akan semakin sedikit.
Hal ini sebanding dengan literatur, prinsip pengenceran adalah menurunkan
jumlah koloni, sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan,
semakin sedikit jumlah mikroba yang didapatkan, dimana suatu saat didapat
hanya satu mikroba pada satu tabung. Inkubasi dilakukan selama 2x24jam karena
selama masa inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat
dilihat oleh mata (Waluyo, 2008).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum teknik pengenceran dan teknik biakan
murni adalah sebagai berikut :
1. Pengenceran berguna untuk menurunkan jumlah populasi bakteri pada
suspense. Dimana pada pengnceran 10-5 menghasilkan jumlah koloni yang
lebih sedkit dari pengenceran 10-3
2. Metode cawan gores tidak ditemukan biakan murni, pada metode cawan
totol ditemukan jamur yang sama seperti spesies jamur yang telah di
pindahkan serta pada cawan tuang dan cawan sebar berhasil membuktikan
bahwa semakin tinggi pengenceran semakin sedikit mikroba yang
didapatkan.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya dapat digunakan teknik biakan lainnya seperti
metode cawan gores radian dan sinambung sehingga diperoleh variasi dan dapat
dibandingkan.
DAFTAR PUSTAKA
Schlegel, Hans G dan Schmidt Karin. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam.
Yogyakarta: UGM Press.