Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level
makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro
yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur lahir dari dinamika antara
kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan
bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Begitu pesatnya kemajuan dalam bidang
teknologi yang membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis" mudah dan bagus
adalah faktor utama terciptanya arsitektur modern. Hal ini membuat munculnya banyak aliran
arsitektur pada masa itu. Khususnya aliran-aliran yang terjadi antara 1900-1940 yang menjadi
pertimbangan banyak arsitek di masa itu.
Aliran-aliran arsitektur berkembang di beberapa Negara barat. Pada saat itu juga
bersamaan dengan terjadinya perang dunia satu dan ikut mempengaruhi perkembangan arsitektur
modern. Akibatnya banyak aliran-aliran arsitektur modern yang memiliki unsur yang berbau
politis. Selain itu gagasan-gagasan para tokoh arsitek serta karyanya memberikan peranan penting
kepada berkembangnya suatu aliran arsitektur. Gagasan-gagasan tersebut di tuangkan secara nyata
ke dalam bidang arsitektur yang kemudian berkembang hingga ke negara-negara lain.
Setiap aliran mempunyai ciri khas dan konsep masing-masing. konsep-konsep
yangterkandung dalam aliran ini kemudian di kembangkan oleh para arsitek-arsitek yang saat
itusedang mencari suatu bentuk kharakter yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Beberapa
bangunan hasil dari pada pemikiran tersebut menjadi pelopor ataupun perhatian dalam dunia
arsitektur. Sebagian masyarakat menanggapi baik akan aliran tersebut. Namun
sebagianmasyarakat ada juga yang melakukan penolakan terhadap aliran tersebut. oleh karena itu
kaidah-kaidah yang baik dan bersikap positif dalam aliran arsitektur dapat menjadi suatu
pembelajaranyang baik di masa yang akan datang, sehingga pemikiran-pemikiran tentang suatu
gagasanarsitektur menjadi dapat diterima oleh semua pihak
BAB II
PEMBAHASAN
Arsitektur modern tidak dapat didefinisikan secara mentah. Arsitektur Modern adalah
suatu aliran/gaya arsitektur yang berkembang setelah arsitektur klasik. Arsitektur modern berusaha
meninggalkan dekorasi yang dianggap tidak fungsional pada bangunan, lebih menekankan kepada
fungsi dan mengutamakan kesederhanaan bentuk sehingga, sering disebut juga fungsionalisme
atau dapat dikatakan bahwa arsitektur modern berusaha lepas dari pengaruh masa lalu dan berjalan
menuju masa depan yang penuh dengan kecanggihan teknologi serta penggunaan material baru.
Karena hanya mengikuti fungsi, maka bentuk-bentuk pada arsitektur modern umumnya tidak
memiliki makna atau mengacu pada hal-hal tertentu maupun ciri khas suatu daerah. Hal inilah
yang kemudian menjadikan arsitektur modern bersifat homogen dan diharapkan bisa menjadi gaya
yang diterapkan semua orang dalam internasional atau international style.
Dalam Arsitektur Modern, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki
bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya
hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota
besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
Arsitektur modern muncul pada akhir abad ke-19 dari revolusi dalam teknologi, teknik dan
bahan bangunan, dan dari keinginan untuk melepaskan diri dari gaya arsitektur historis dan
untuk menciptakan sesuatu yang murni fungsional dan baru. Revolusi dalam material datang
pertama kali, dengan menggunakan besi cor, plat kaca, dan beton bertulang untuk membangun
struktur bangunan yang lebih kuat, lebih ringan dan lebih tinggi.
1. Cubisme
Cubisme adalah aliran arsitektur yang berkembang pada tahun 1907 sampai dengan
tahun1920an. aliran ini merupakan gerakan revolusioner yang awal perkembangannya berasal dari
Negara Prancis. Kata cubism sendiri berasal dari kata cubic yang artinya bentuk ruang di batasi
oleh enam bidang masing-masing berupa bujur sangkar. Cubisme muncul pada masa revolusi
industry yang ditandai dengan suatu kejadian yang bersejarah, yaitu penggunaan mesin
pemotongan hewan pertama kali yang bertempat di chichago.
Aliran cubisme sangat dekat kaitannya dengan seni lukis. karena aliran seni lukis pada saat itu
mengalami gerakan revolusioner, berdampak pada semua bidang. termasuk di dalam bidang
arsitektur. Dikatakan bahwa arsitektur bukan lagi seperti selubung. Oleh karena itu terjadi
perubahan elemen-elemen utama yang di terapkan pada aliran cubism. Perubahan tersebut adalah
pada aliran tradisional-klasik penggunaan material bahan menjadi aspek utama dalam
pembentukan struktur yang kemudian di susul dengan ruang dan pencahayaan. Sedangkan pada
aliran cubism, ruang adalah sebagai aspek utama yang bersifat dominan yang kemudian disusul
dengan pencahyaan dan bahan material
Aliran cubisme memiliki prinsip-prinsip dasar, yaitu menonjolkan aspek ruang atau tiga
dimensi dan waktu. Prinsip-prinsip dasar ini menjadi acuan dalam karya arsitektur bagi kalangan
arsitektur yang menganutnya. Adapun penerapan yang dipakai dalam karya arsitektur adalah :
Futurisme muncul di Italia. Aliran ini lahir pada tanggal 20 February 1909. Berawal dari
penulisan sebuah puisi berjudul ‘Manifeste du Futurisme’ . Aliran ini mengajak untuk
meninggalkan seni arsitektur di masa lampau. Perkembangannya di tanggapi oleh berbagaimacam
respon. Namun hal tersebut lama-lama mulai dapat di terima oleh sebagian masyarakat. Sehingga
Italia akhirnya ikut dalam aliran yang di sebut dengan futurisme. Futurisme sendiri diambil dari
bahasa inggris yaitu ‘Future’ yang berarti masa depan. Sehingga dapat dikatakan bahwa futurism
adalah konsep yang memandang sebuah arsitektur di masa depan.
Konsep futurisme sendiri pada dasarnya adalah meninggalkan masa lampau dengan ide-ide
spektakuler di masa yang akan datang. Kekakuan akan bentuk-bentuk lama yang bersifat jenuh
menyebabkan pemikiran-pemikiran akan adanya pembaharuan. Futurisme menjadi suatugagasan
umum di kalangan masyarakat intelektual.
Pada awalnya Arsitektur Modern muncul sekitar tahun 1750-an di Eropa, dengan beberapa ciri khas
yaitu munculnya arsitektur bergaya Romantic Classicicm atau yang lebih dikenal dengan aliran
Neoklasik, adanya tata kota ideal dan rekayasa teknologi. Sebenarnya Arsitektur Modern baru muncul di
Eropa sekitar tahun 1860-an setelah dibangunnya Crystal Palace, sebagai suatu reaksi akibat ketidak
puasan akan gaya arsitektur klasik dan kombinasinya pada abad 18. Sedangkan di Amerika, gaya ini
mulai muncul sekitar tahun 1880-an. Akibat adanya berbagai gagasan baru, salah satunya adalah adanya
peran teknologi dalam perancangan bangunan yaitu penggunaan bahan-bahan baru seperti beton, besi,
baja, kaca, dan sebagainya, mulailah muncul berbagai macam struktur yang sekaligus mempengaruhi
bentuk-bentuk bangunan yang sebelumnya tidak ada. Gagasan baru tersebut terangkum dalam prinsip-
prinsip Arsitektur Modern.
Arsitektur Modern dapat dianggap sebagai suatu debat atau argumen terhadap peran arsitektur
klasik. Arsitektur Klasik mencerminkan banyak pandangan seperti moral atau ekstravagan, imperialisasi
atau republik, bahkan intelektualitas atau militerisme. Tanpa disadari oleh beberapa Arsitek, ada
beberapa karya arsitek yang mengaku sebagai hasil cipta klasik tapi mempunyai ciri modern, dan
sebaliknya ada juga karya arsitek yang menyatakan sebagai karya arsitektur bergaya modern tapi
nyatanya malah bergaya klasik. Salah satu pengaruh terpenting dan terbesar pada arsitektur modern ini
adalah gerakan Arts and Crafts, yang ditemukan pada pertengahan abad 18 oleh William Morris di Inggris.
Morris mengkritik kualitas artistik yang miskin akan hasil produksi mesin pada saat revolusi Industri.
Meskipun Morris tidak merancang bangunan, pengaruhnya memberi motivasi akan kebebasan dan
semangat bereksperimen yang mendapatkan peran penting dalam arsitektur.
Gerakan modern dipercaya sebagai sesuatu yang baru dan segala bentuk klasik tidak diterima
oleh para arsiteknya. Pada umumnya arsitektur modern sengaja menciptakan pandangan yang
mencerminkan ide tentang masyarakat industri, berdasarkan kesederajatan dan biasanya mempunyai
sikap untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap salah di masa lalu. Pandangan baru tersebut, seperti
masyarakat baru, umumnya tidak dimengerti atau belum dapat diterima masyarakat lain. Sangat ironis
apabila gerakan modern ini menolak keberadaan tradisi klasik karena tanpa diduga banyak juga karya
arsitektur modern yang terdapat unsur tradisi aristektur klasik di dalamnya, masih mengadopsi beberapa
bentuknya, dari urutan sampai pada bentuk kubahnya (dome), dan dengan inilah karya tersebut dapat
mengkomunikasikan nilai (pesan) tertentu, sehingga satu sama lain berbeda. Usaha untuk menghilangkan
tradisi tersebut sulit memang tidak pernah berhasil.
Gerakan modern ini sebenarnya lebih mengutamakan pada konstruksi dan beauty atau
keindahan. Di sini semua gerakan di alam dianggap mempunyai konstruksi sehingga menjadi indah.
Dinamis tetapi tetap sebuah konstruksi yang kaku tidak lagi statis, selalu dalam
keadaan equilibrium namun tidak kaku. Pada saat itu gerakan ini harus internasional atau men-dunia dan
dipraktekkan oleh semua arsitek pada saat itu. Semua benda mempunyai bentuk yang pas seperti bentuk
bendungan dan bangunan penyimpanan gandum yang bentuknya serupa di seluruh dunia. Bahan-bahan
pabrik seperti kaca sangat digemari dimana pada saat itu kaca dapat membentuk sebuah volume ruang.
Bagian dalam dapat terlihat dengan menggunakan kaca bagian luarnya menampilkan sebuah kejujuran.
Arsitektur modern yang mulai muncul pada sekitar tahun 1750 di Eropa mempunyai beberapa
tanda, antara lain :
Ø Kehadiran arsitektur modern seiring dengan sedang munculnya Romantic Classicism, istilah populernya
adalah Neoklasik. Gaya ini dianggap serius apabila melibatkan emosi yang mengakibatkan prinsip-prinsip
arsitektur klasik tidak diterapkan sepenuhnya melainkan cenderung lebih condong memilih (gabungan)
gaya yang disukai saja, seperti gaya arsitektur Gothic dan Ionic.
Ø Adanya tata kota ideal, karena sejak 1750 timbul suatu masalah yaitu banyaknya tempat kumuh. Hal ini
membangkitkan gagasan kota ideal yang menyangkut polis, yang merupakan komponen masyarakat yang
diatur sehingga hidup selaras dan seimbang. Bagaimana cara mengatur sebuah lahan menjadi bangunan
merupakan bahan pertimbangan pembangunan kota itu sendiri, dengan kata kunci “mandiri” atau self-
sufficient.
Ø Adanya peran rekayasa dan teknologi. Insinyur sipil mulai banyak, yang kemudian mulai muncul bahan-
bahan serta bahan-bahan campuran baru seperti cairan aspal, beton, baja dan sebagainya. Hal ini
mempengaruhi pembangunan, terutama pada struktur bangunan sehingga mulai muncul bentuk-bentuk
baru baik itu struktur atau penampakkannya.
Sebenarnya arsitektur modern baru muncul sekitar tahun 1860-an di Eropa dengan bangunan
pertama yaitu Crystal Palace. Bentuk-bentuk yang digunakan merupakan bentuk-bentuk rasional yaitu
kaku biasanya berbentuk kotak terlihat masif dan jarang terdapat ornamen-ornamen penghias seperti
halnya pada gaya-gaya atau aliran-aliran sebelumnya. Penerapan bahan-bahan baru dapat terlihat pada
bangunan ini seperti penggunaan struktur besi, baja dan kaca serta beton. Sedangkan di Amerika,
arsitektur modern mulai muncul sekitar tahun 1880-an, dimana banyak dibangun gedung-gedung
bertingkat tinggi dengan struktur yang menggunakan bahan-bahan baru hasil fabrikasi terutama bahan
baja.
Prinsip-prinsip arsitektur modern antara lain :
Ø Sistem firmitas atau sistem kekokohan, dimana tiang dan lantai merupakan satu kesatuan
atau saling mengikat, ada pondasi dan penghubung lantai dasar sebagai pengikat konstruksi. Jadi pada
arsitektur modern ini lebih menonjolkan pada bentuk-bentuk yang dianggap kokoh.
Ø Adanya penggunaan bahan hasil pabrikasi untuk penutup atau kulit bangunan. Karena adanya revolusi
industri yang banyak menyebabkan penggunaan bahan-bahan pabrik menjadi tren saat itu. Bahan-bahan
yang banyak digunakan pada saat itu yaitu bahan-bahan baru seperti besi, baja, beton dan kaca. Para
arsitek pada saat itu sednag gemar-gemarnya menggunakan bahan-bahan ini.
Ø Terdapat sistem grid pada denah, tidak mempunyai pusat tertentu dan bentuknya biasanya asimetri. Disini
denah sudah lebih kaya akan bentuk dan tidak berbentuk simetris seperti pada denah-denah bangunan
beraliran klasik sebelumnya. Dan tidak mempunyai pusat-pusat tertentu.
Ø Selalu ada bukaan-bukaan (lubang-lubang) karena pada saat itu arsitek sudah mulai memikirkan bagaimana
menciptakan bangunan yang sehat yang diantaranya dengan menggunakan banyak bukaan-bukaan
(lubang-lubang) sebagai sirkulasi udara agar udara lebih nyaman di dalamnya.
Ø Alam dipinjam (dipasang) agar telihat sebagai ornamen tapi tidak menjadi bagian dari bangunan. Di
bangunan-bangunan modern penggunaan tanaman-tanaman hias merupakan pengganti dari ornamen-
ornamen estetis yang terdapat pada bangunan aliran sebelumnya.
Ø Adanya kontak dengan alam baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Alam disini mulai
diperhatikan kembali sebagai unsur yang penting baik itu sebagai penunjang kenyamanan
maupun kesehatan lingkungan bangunan.
Ø Ada keinginan akan sebuah lingkungan yang sehat, jarak antar bangunan berjauhan. Telah saya jelaskan
diatas bahwa arsitek beraliran modern mulai kembali memperhatikan kesehatan bangunan salah satunya
juga dengan cara memperjauh jarak antar bangunan disamping juga sebagai penambah unsur keindahan
dari bangunan itu sendiri lepas dari bangunan-banguna lain disekitarnya.
Ø Arsitektur modern bertulang punggung pada teknologi (dasar semua permasalahan).
Pada saat tahun 1850-an muncul sebuah gelar baru yaitu insinyur. Insinyur disini selain ahli
bangunan juga bisa membuat bangunan-bangunan tinggi atau pencakar langit juga dapat membuat
bangunan dengan struktur-struktur yang panjang seperti jembatan. Sehingga pada akhirnya muncul
istilah “ Form Follows Function “ yang dicetuskan oleh Louis Sullivan dimana bangunan yang baik tidak
harus indah namun ‘ benar ‘ makna, fungsi dan lain-lainnya. Pada saat itu bangunan –bangunan modern
juga sudah mulai berubah bentuknya misalnya pada bangunan-bangunan tinggi pada lantai 1 dan lantai
2-nya diberi ruang besar , mezanin dan terdapat tangga utama yang besar. Selain itu untuk memecah
kekakuan pada penampakkan fasad-nya diberilah aksen diatas-atas bangunan tinggi tersebut seperti yang
dilakukan pada gaya-gaya Art Nouveau. Namun pada saat itu arsitek besar seperti Louis Sullivan tidak
banyak mencipatakan sebuah bangunan hanyalah karena bangunan-bangunan ciptaannya banyak ditiru
dan dijiplak oleh arsitek-asitek lain pada zamannya. Namun kemudian Louis Sullivan menurunkan ilmunya
ini kepada muridnya yang akhirnya juga menjadi arsitek besar pula yaitu Frank Loyd Wright.
Kemudian arsitek memanfaatkan pengetahuan yang dipunya oleh insinyur. Dan akhirnya arsitek
lebih kreatif dan mempunyai konsep pemikiran yang lebih dalam daripada insinyur, karena arsitek juga
mempunyai pengetahuan tentang ilmu seni yang tidak dipunyai oleh insinyur yang hanya mempunyai ilmu
teknik yang paten.
Kemudian pada sekitar tahun 1920-an muncullah suatu periode yang disebut dengan
Periode Heroic, dimana dimasa itu merupakan jaman penekanan ego pribadi, selain itu sudah
berkurangnya ornamen-ornamen yang menghiasi bangunan, namun ornamen-ornamen disini berfungsi
sebagai pemberi status, fungsi dan diletakkan di tempat-tempat tertentu. Sehingga kesimpulannya adalah
bahwa di masa ini telah terjadi penyederhanaan ornamen-ornamen. Di sini massa-massa bangunan juga
dibuat ekspresif namun menggunakan bahan-bahan pabrik sehingga mempunyai ekspresi yang khas
contohnya penggunaan bentuk-bentuk melengkung dan skylight. Periode ini juga ditandai dengan
keadaan politik Eropa yang saat itu tengah memanas yang menyebabkan munculnya berbagai macam
aliran. Seperti adanya Naziisme di Jerman dimana bangunan pada saat itu harus berfungsi sebagai
monumental, sedangkan di Italia adanya Fasisme yang mengakibatkan bangunan-bangunan pada saat itu
secara teknis mengikuti bentuk-bentuk bangunan klasik. Jadi dapat dilihat bahwa pada saat itu karya-
karya arsitektur haus monumental dan prinsip–prinsip arsitektur klasik. Zailgeist yaitu arsitektur
mengikuti perkembangan mekanisasi yang terjadi sedangkan Will to form yaitu bahwa perancangan
bangunan diserahkan sepenuhnya oleh arsitek yang merancangnya.
Pada tahun 1920 hingga 1930 bangunan yang diciptakan kebanyakan adalah bangunan-bangunan
tinggi atau bangunan pencakar langit. Karena pada saat itu ada anggapan bahwa semakin tinggi sebuah
bangunan semakin hebat. Di Jerman pada saat itu ada istilah Neve Sachlichkeit atau Neuwe Zakelijaheid di
Belanda yaitu sebuah sifat objektif yang baru. Dan di daerah Skandinavia yang pada saat itu tidak
tersentuh oleh dinamika politik yang tengah memanas di Eropa Tengah mengakibatkan gerakan
modernnya berbeda dengan di daerah Eropa tengah tersebut, bentuk-bentuk bangunan di sana mengalah
pada lansekap atau alam.
Akibat rasa optimis yang tinggi dan sikap yang idealis dari masyarakat modern, arsitektur modern
mulai menandakan tanda-tanda kegagalannya. Para arsitek dari gerakan modern mempunyai suatu tujuan
yaitu untuk menciptakan suatu gaya internasional atau Internasional Style, yang diterima secara
internasional dan seragam. Internasional Style sebenarnya merupakan perumusan ide-ide dari para pionir
arsitektur modern seperti Hoffmann, Loos, Frank Loyd Wright, dan Walter Gropius. Ciri khas bangunan
bergaya internasional adalah penerapan bentuk-bentuk geometri, dinding berwarna polos (putih), dan
atap yang datar, serta biasanya terdapat taman di sekitarnya. Banyak karya-karya arsitektur yang
mengadopsi dari revolusi industri.
Prinsip-prinsip bangunan bergaya International yaitu :
Ø Volume metrik
Ø Regularity
Ø Anti ornamen terapan
Internasional style masih tetap populer ke seluruh dunia hingga sekitar tahun 1950-an. Pada saat
itu banyak arsitek muda yang menentangnya. Mereka percaya bahwa gaya ini tidak mempunyai banyak
variasi dalam desainnya karena keterikatannya pada bentuk geometri yang sederhana dan kurangnya
dekorasi. Sehingga pandangan industri yang diterapkan pada semua bangunan menjadi dasar
permasalahan yang sering dikritik. Penerapan ini gagal menampilkan kepentingan akan fungsi dari
berbagai bangunan, seperti perumahan, gedung perkantoran dan institusi-institusi baik pendidikan
maupun kebudayaan, memiliki bentuk yang mirip sehingga terlihat sama, dan yang hanya dapat
menandakan fungsinya adalah penggunaan skala yang berbeda.
Kelompok arsitek pertama yang menentang gaya tersebut menamakan diri the Brutalists. Mereka
mendasari desainnya pada pekerjaan akhir Le Corbussier, dan membuat bangunan yang polos dan masif
dengan bahan campuran / konkrit yang kasar serta kuat. Pemimpin kelompok ini adalah Kenzo
Tange (Jepang), J. Sterling dan Gowan (Inggris), dan Paul Rudolf (Amerika).
Sekitar tahun 1970-an dunia telah berubah dan kesemuanya diatur oleh Amerika. Kemudian
timbul Perang Dingin yaitu antara Blok Barat yang lebih menekankan industrialis dan Blok Timur yang
sangat tertutup sehingga disebut dengan Tirai Besi. Namun pada saat itu setiap negara mempunyai
program-program pembangunannya sendiri. Pada saat itu di Amerika terdapat 3 karakter yang
mempengaruhi karya-karya arsitektur diantaranya adalah formalis seperti Paul Rudolf yang lebih
mengutamakan ekspresi bentuk kemudian perfeksionis seperti I.M.Pei dimana lebih mengutamakan
kesempurnaan setiap detail dan bentuk. Sedangkan yang terakhir yaitu produktivitas yang lebih
mengutamakan pada kemajuan teknologi, efisiensi dan optimalisasi. Di Belanda arsitek-arsitek disana
kembali meneruskan gaya arsitektur modern lama, metabolisme dan split level seperti yang dilakukan
oleh Le Corbussier dan Van der Grough. Di Prancis banyak menggunakan teknologi logam seperti
pembangunan menara Eiffel jadi anggapan disana bahwa bangunan yang menarik yaitu bangunan yang
bisa dirakit. Di Jerman lebih mengutamakan pengekspresian bentuk-bentuk manufaktur, bangunan yang
bisa dirakit serta mengutamakan bentuk-bentuk yang ekspresif. Di Skandinavia, Alvaro Alto sebagai
arsitek penggerak disana lebih mengutamakan bentuk-bentuk konservatif dan bangunan harus mempnyai
unsur-unsur alam. Di Asia seperti di Jepang lebih mengutamakan bentuk-bentuk formalis dan metabolis
yang digerakkan oleh Kenzo Tange. Sedangkan di India dipengaruhi oleh LeCorbussier dan Charles
Korea yang mengutamakan bangunan-bangunan arsitektur tropis.
Pada tahun 1970-an itu pula terbitlah sebuah buku yang berjudul “Complexity and Contradiction”.
Dan ada anggapan bahwa bangunan harus kompleks dan ramai tidak ada lagi regularity dan simetris.
Ornamen-ornamen bangunan timbul karena fungsi seperti adanya antena sebagai sebuah
sculpture. Charles Jenks menilai pada saat itu ada enam situasi penciptaan karya-karya arsitektur yaitu
situasi historis, stylish, tradisional, urban, super modern dan situasi adhoc. Kemudian timbul pula aliran
baru yang bernama aliran kalsik pasca modern yang berkembang karena situasi historis pada tahun 1980-
an. Maksud dari pasca modern disini yaitu sebuah upaya untuk menghadirkan lebih dari sebuah
pemahaman dari sebuah karya arsitektur. Kebanyakan karya-karya arsitektur, gaya dan tipe berasal dari
Barat, namun kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia, ini semua tergantung dari
berkembangnya teknologi di bidang komunikasi.
Mungkin sekarang, gerakan arsitektur yang dikenal dan paling kontroversial adalah Post-
Modernism. Gerakan ini dimulai sekitar tahun 1960-an di Amerika. Gerakan ini tidak mempunyai gaya
atau teori umum tertentu. Mereka bergabung hanya karena menentang internasional style. Salah satu
arsitek terkenal pada saat itu adalah Robert Venturi. Sebagian besar arsitek Post-Modern mengembalikan
gaya-gaya terdahulu (klasik), yang sempat diabaikan oleh arsitek-arsitek modern awal, dengan
menerapkan unsur tradisi gaya tersebut pada karya-karyanya. Ketertarikan akan gaya-gaya dahulu
didasari akan keinginan untuk memelihara / menjaga gedung-gedung tua dan mengadaptasinya untuk
dipergunakan sebagai sesuatu yang baru atau dengan kata kata lain bangunan tua tersebut akan memiliki
fungsi baru. Sebagian besar karya arsitek Post-Modern adalah bangunan-bangunan berukuran kecil
seperti rumah dan toko.
Kesimpulannya adalah bahwa sebenarnya arsitektur modern tidak sepenuhnya mati karena
arsitektur modern dianggap sebagai asal-muasal gaya arsitektur sekarang. Sehingga banyak
karya arsitektur sekarang yang masih mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur modern, meskipun
dalam desainnya terjadi penggabungan gaya lain, seperti gaya klasik-Renaissance, Neoklasik,
dan sebagainya. Dengan kata lain jiwa arsitektur modern masih dapat dilihat dan dirasakan
pengaruhnya pada desain suatu bangunan.
Masa kedatangan arsitektur modern
dalam makalah ini membahas tentang arsitektur modern, Arsitektur moderen
pertamkali muncul dan dikenal dibarat bersamaan dengan revolusi industri (1760-1870),
selain berdampak terhadap perkembangan tehnologi juga berdampak pada
perkembangan budaya dan sosial-politik. Dalam penerapannya era perkembangan
arsitektur ini disesuaikan dengan warna dan corek arsitektur yang sesuai dengan
zaman tersebut.
Masa era arsitektur moderen juga bisa disebut masa peralihan, yaitu masa peralihan
dari primitive, tradisional, neo klasik (abad ke-20) menuju masa corak design arsitektur
yang lebih maju (abad ke-21). Masa peralihan ini pun nantinya akan terus belanjut dari
satu era corak arsitektur yang satu ke masa arsitektur yang lainnya (yang lebih pas atau
cocok dengan zamannya). Era arsitektur moderen ini ditandai dengan penyederhanaan
ide-ide design dari ide-ide design yang berbentuk yang rumit dan bertele-tele.
Karena design ini lebih simple dan mencantumkan setruktur yang kokoh maka pada era
perang dunia ke dua, ide design ini banyak sekali diminati dan menjadi trend sampai
sekarang ini.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function). Gerakan
modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan
perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya
pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya diJepang sejarah desain
parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo
Tange.
1. Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic
period) dari hasil akhir Le Corbusier.
2. Dan dari segi lain; mirip dengan gerakan super sensualis (yang
menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional)
Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang banyak
mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis menyempurnakannya
(sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari ide tersebut).
Masa jaya arsitektur modern
Masa jaya ini terjadi pada kurun waktu tahun (1880 – 1890) seiring dengan
dimulainya revolusi industry ke-dua, masa jaya ini ditandai dengan menggubah proses
produksi yang tadinya dilakukan diindustri rumahan digantikan dengan pabrik-pabrik
besar, sehinnga melibatakan mesin-mesin produksi secara besar-besaran guna
mencapai hasil yang sesuai diinginkan dan mempersingkat proses penyelesaian
pembanggunan.
Masa ini juga mempengaruhi fungsi atau peran seorang Arsitek dalam
keterlibatannya pada prosese pembangunan. Dimana fungsi Arsitek yang pertama
adalah memeperhitungkan bangunan dari segi bentuk, fungsi, dan ruang. Dan peran
yang ke-dua adalah sebagai pihak yang menghitunggkan bangunan dari segi struktur
dan kontruksi.
Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang
membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Hal itu
dapat dilihat dari adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang memudahkan
manusia untuk menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat mempercepat
produksi dan menghemat tenaga manusia. Tapi itu semua tidak membuat manusia
senang karena penggunaanya yang disalahgunakan, karena dinamit yang mestinya
membantu manusia malah mencelakakan manusia, yang memudahkan manusia malah
menyulitkan manusia itu sendiri. Berarti apa yang dibuat didalam jaman modern itu belum
tentu bagus/masih ada kekurangannya. Dikatakan masih ada kekurangannya karena
yang diciptakan manusia itu pada dasarnya tidak ada yang sempurna selain itu
penggunaan yang disalah gunakan bisa membuat karya manusia itu berbalik
menjatuhkan manusia itu sendiri.
Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art
Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan
pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap
kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media
arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Arsitektur modern adalah suatu istilah yang
diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang
mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen.
Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan
dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk
beberapa dekade dalam abad ke 20 ini.
Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di perdebatkan
dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkembangan arsitektur modern
sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan,
suatu hasil dari perkembangan sosial dan politis. Arsitektur lainnya yang melihat gaya
modern sebagai sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan pengembangan produk
dan dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan
modern seperti material besi, baja, kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa
gaya modern adalah sebuah penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada
tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya desainnya ohwis yang tahan api, yang mana gaya
ini bersandar pada besi cor dan batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat
struktur bangunan, yang memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin
yang lebih besar.
Sejarawan lain menghormati pandangan modern sebagai suatu reaksi melawan
terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya Jaman Victorian
dan gaya Seni Nouveau. Pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka bumi mulai
mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang klasik ( Gotik
sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di Brussels,
Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di
Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha membangun gaya
modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
Sejak tahun 1920 yang paling terpenting dalam gaya bangunan adalah gaya
arsitektur modern yang telah menetapkan reputasi mereka. Tiga arsitektur modern
terbesar adalah Le Corbusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di
Negara Jerman. Mies van der Rohe dan Gropius keduanya adalah arsitektur yang
menangani gaya Bauhaus.
Arsitek Frank Llyod Wright sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur
modern di Eropa. Wright adalah salah satu dari sekian banyaknya arsitektur yang sangat
berpengaruh dalam dunia perarsitekturan. Pada tahun 1932 didakan pameran MOMA,
Pameran Internasional Arsitektur Modern, yang dilakasanakan oleh Philip Johnson dan
kolaborator Henry-Russell Hitchcock.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function).
Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan
perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya
pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya di Jepang sejarah desain
parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo
Tange.
Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period)
dari hasil akhir Le Corbusier. Dan dari segi lain, yaitu mirip dengan gerakan super
sensualis (yang menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai
tradisional). Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab
Jepang banyak mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis
menyempurnakannya (sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari
ide tersebut).
Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mendasari munculnya arsitektur
modern, yaitu sebagai berikut :
Dalam dunia arsitektur seringkali terjadi perubahan yang selaras dengan perkembangan
teknologi, politik, sosial, ekonomi.
Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi;
ruang dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal perhitungan
dan pelaksanaan.
Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern murni
bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di Indonesia.
Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia bahkan istilah ini
cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya
arsitektur modern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas "Modern Indonesia"
dengan karakter sebagai beriku.
1. Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan
dari pola aktivitas penghuni.
2. Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang
digunakan untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan.
3. Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang.
4. Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan
ornamen (bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern
etnik, arsitektur modern Bali, dan sebagainya).
5. Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang
'tidak diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).
b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun
1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan alasan antara
lain:
1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun
itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan
adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong
kosong.
3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan
bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.
4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-
bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali
geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada
bedanya arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)
5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni,
tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik
dianggap merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan
wajah-wajah neoklasik/pramodern.
6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh:
diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy.
Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedoman
mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai bagian
dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi
yang dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu
kesatuan antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi bentuk massa bangunan
serta materi yang dominan pada periode ini dapat dibagi atas:
Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan struktur utama
pada umumnya beton serta struktur atap baja.
Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur utama
dengan dinding kaca sebagai penutup.
Ø Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan, fungsi, sistem
pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat
kenasionalan.
Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:
1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak
dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai
ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri,
misalnya : lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus
( 3 matra/Dimensi ).
2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk
mengekspresikan space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat )
yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang
sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’.
Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).
4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).
Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi,
perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga
hubungannya dengan keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri
(misalnya : iklim).
Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak.
Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
v Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
v Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:
1. Penggunaan bidang kaca yang lebar.
2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.
3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).
4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.
Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):
1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha
mencapai efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis
bangunan. ( tokohnya : Mies-van de Rohe).
2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu ditonjolkan
akan dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini bentuknya
lebih plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto).
3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terlahir dari
permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa bentuknya
dan berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan lingkungan ke
dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd Wright).
5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali langgam-
langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).
5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).
Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan
pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini timbul dua
aliran yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:
1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh Le
Corbusier pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat
dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti beton
expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini.
Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih
mementingkan etika dari pada estetika.
Ø Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan
terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan indah
dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan
merupakan faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan dengan
tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine,
Kenzo Tange, Stubbin).
2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih
menonjolkan bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan perasaan
dari arsitek, fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan fungsinya. Slogan
“Form follows function” dirubah menjadi “Form evokes function” (bentuk menciptakan
fungsi), bentuk adalah merupakan titik tolak perancangan. Formalisme dipengaruhi aliran
lainnya:
Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical excellence,
kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal. (Paul Rudolph).
Ø Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau yang tujuannya
untuk mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di tengah dan penyusunan
ruangnya sama dengan masa abad XIX.
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak,
namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebabkan
oleh penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya sama,
yaitu ingin menciptakan arsitektur yang efisien.
Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan
mempunyai ciri sebagai berikut:
Ø Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
Ø Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan
semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
Ø Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak yang
terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.
Ø Konstruksi diperlihatkan.
Ø Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau
ditempel - tempel.
Ø Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
Ø Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder,
dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan.
Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:
· Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari bangunan.
· Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas.
· Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya,
ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.
· Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan belakang,
facde dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada detail yang berdiri
sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan.
· Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi
merupakan alat yang penting dalam ekspresi artistik.