Heat stroke mrupakan keadaan darurat medis dimana seseorang tidak mampu
menghilangkan panas karena kegagalan mekanisme termoregulasi sentral.
Ketika suhu tubuh melebihi 41°C atau >106°F maka keadaan heat stroke
akan terjadi dan akan terjadi disfungsi sistem saraf pusat yang parah. Dua keadaan
terkait lainnya yang disebabkan oleh paparan panas adalah panas kram dan
kelelahan. Aktifitas fisik di outdoor yang tinggi berisiko terjadi kasus ini terutama
orang tanpa pelatihan dan pengetahuan memadai.
Keadaan Heat cramps – panas nyeri otot setelah tenaga dalam lingkungan-
panas biasanya sering berhubungan dengan defisit garam. contoh seperti
rhabdomyolysis exertional. Kondisi terakhir, yang mungkin juga menjadi faktor
rumit pada stroke panas, melibatkan cedera otot akut karena upaya exertional
parah di luar batas yang telah ditelorir individu. Hal ini sering menghasilkan
myoglobinuria, yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal terutama bila terjadi saat
pasien heat stroke.
A. Tanda Gejala
B. Penanganan
Gunakan pakaian yang longgar, berwarna terang, dan berbahan ringan saat
beraktifitas
Kenakan juga topi dengan tepian yang lebar.
Oleskan tabir surya ke kulit. Pilih tabir surya dengan SPF minimal 30.
Cukupi asupan cairan. Hal ini untuk mencegah dehidrasi.
Bijaklah dalam memilih waktu untuk beraktivitas di luar ruangan. Jika
memungkinkan, tunda aktivitas berat di luar ruangan saat cuaca sedang
panas terik.
HNP (Hernia Nukleus Pulsosus)
Adalah kondisi ketika bantalan atau cakram di antara vertebrata (tulang belakang)
keluar dari posisi semula dan menjepit saraf yang berada di belakangnya. Kondisi
ini juga disebut dengan istilah “saraf terjepit”. HNP umumnya menyerang bagian
keempat atau kelima vertebra lumbal (di punggung bawah) atau vertebra serviks
(di leher).
A. Etiologi
B. Gejala
Nyeri pada kaki, punggung atau bahu, dengan intensitas yang dapat
meningkat saat batuk, bersin, atau bergerak dalam posisi tertentu.
Melemahnya fungsi otot sehingga menurunkan kemampuan penderita dalam
bergerak, membungkuk, atau memindahkan barang.
Beberapa titik anggota tubuh mengalami sensasi kesemutan atau kaku.
Biasanya di sekitar punggung, bahu, tangan, tungkai, dan kaki.
Kesemutan atau mati rasa
C. Penatalaksanaan
Terapi fisik berupa latihan pereganga otot dan posisi tubuh tertentu yang
dapat disertai terapi komplementer seperti yoga, akupuntur dan chiropractic
Pereda nyeri
Opioid
Suntikan kortikosteroid
Penenang otot
Antikonvulsan
D. Komplikasi
Disfungsi pengeluaran cairan dari kandung kemih, dimana penderita
akan kesulitan mengeluarkan urine atau tinja, hingga kemandulan secara
seksual.
Menurunnya kemampuan beraktivitas, dikarenakan kondisi ini dapat
memperburuk gejala, seperti nyeri hebat, otot melemah, atau kaku.
Anestesi sadel, dimana penderita kehilangan kemampuan merasa atau
sensasi di titik seperti paha bagian dalam, tungkai belakang, dan di sekitar
dubur.
E. Pencegahan