Anda di halaman 1dari 5

HEAT STROKE

Heat stroke mrupakan keadaan darurat medis dimana seseorang tidak mampu
menghilangkan panas karena kegagalan mekanisme termoregulasi sentral.

Ketika suhu tubuh melebihi 41°C atau >106°F maka keadaan heat stroke
akan terjadi dan akan terjadi disfungsi sistem saraf pusat yang parah. Dua keadaan
terkait lainnya yang disebabkan oleh paparan panas adalah panas kram dan
kelelahan. Aktifitas fisik di outdoor yang tinggi berisiko terjadi kasus ini terutama
orang tanpa pelatihan dan pengetahuan memadai.

Keadaan Heat cramps – panas nyeri otot setelah tenaga dalam lingkungan-
panas biasanya sering berhubungan dengan defisit garam. contoh seperti
rhabdomyolysis exertional. Kondisi terakhir, yang mungkin juga menjadi faktor
rumit pada stroke panas, melibatkan cedera otot akut karena upaya exertional
parah di luar batas yang telah ditelorir individu. Hal ini sering menghasilkan
myoglobinuria, yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal terutama bila terjadi saat
pasien heat stroke.

Heat exhaustion – terdiri dari kelelahan, kelemahan otot, takikardia, sinkop


postural, mual, muntah, dan mendesak untuk buang air besar yang disebabkan
oleh dehidrasi dan hipovolemia dari stres panas. Meskipun suhu tubuh normal di
kelelahan panas, ada hubungan antara sindrom dan stroke panas. Kokain dan
amfetamin dapat meningkatkan produksi panas metabolic.

A. Tanda Gejala

 Peningatan suhu tubuh hingga suhu 40 derajat Celsius atau lebih.


 Pusing.
 Sakit kepala.
 Kulit memerah dan mengering.
 Tidak berkeringat walau suhu tubuh sedang tinggi.
 Mual dan muntah.
 Kelemahan otot dan kram.
 Jantung berdebar kencang.
 Perubahan perilaku, seperti kebingungan, linglung, gelisah, dan cepat
marah.
 Kejang.
 Pingsan.

B. Penanganan

 Pindahkan ke tempat yang lebih dingin


 Kompres dingin seluruh tubuh
 Intake cairan lebih banyak
C. Pencegahan

 Gunakan pakaian yang longgar, berwarna terang, dan berbahan ringan saat
beraktifitas
 Kenakan juga topi dengan tepian yang lebar.
 Oleskan tabir surya ke kulit. Pilih tabir surya dengan SPF minimal 30.
 Cukupi asupan cairan. Hal ini untuk mencegah dehidrasi.
 Bijaklah dalam memilih waktu untuk beraktivitas di luar ruangan. Jika
memungkinkan, tunda aktivitas berat di luar ruangan saat cuaca sedang
panas terik.
HNP (Hernia Nukleus Pulsosus)

Adalah kondisi ketika bantalan atau cakram di antara vertebrata (tulang belakang)
keluar dari posisi semula dan menjepit saraf yang berada di belakangnya. Kondisi
ini juga disebut dengan istilah “saraf terjepit”. HNP umumnya menyerang bagian
keempat atau kelima vertebra lumbal (di punggung bawah) atau vertebra serviks
(di leher).

A. Etiologi

 Melakukan beberapa kegiatan yang berulang dan berlangsung lama seperti


membungkuk atau memutar secara berlebihan
 Genetika. Kondisi yang diturunkan dari salah satu anggota keluarga yang
memiliki riwayat HNP.
 Obesitas. Penekanan pada tulang punggung dikarenakan berat tubuh
berlebih.
 Merokok. Asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen pada cakram dan
meningkatkan risiko pengikisan pada tulang punggung.
 Mengangkat beban berat. Seseorang yang sering mengangkat atau
mendorong beban berat secara berulang dengan postur tubuh yang salah,
berpotensi mengalami HNP.

B. Gejala

 Nyeri pada kaki, punggung atau bahu, dengan intensitas yang dapat
meningkat saat batuk, bersin, atau bergerak dalam posisi tertentu.
 Melemahnya fungsi otot sehingga menurunkan kemampuan penderita dalam
bergerak, membungkuk, atau memindahkan barang.
 Beberapa titik anggota tubuh mengalami sensasi kesemutan atau kaku.
Biasanya di sekitar punggung, bahu, tangan, tungkai, dan kaki.
 Kesemutan atau mati rasa

C. Penatalaksanaan
 Terapi fisik berupa latihan pereganga otot dan posisi tubuh tertentu yang
dapat disertai terapi komplementer seperti yoga, akupuntur dan chiropractic
 Pereda nyeri
 Opioid
 Suntikan kortikosteroid
 Penenang otot
 Antikonvulsan

Jika kondisi HNP tidak parah dapat dilakukan:

 Mengompres dengan air es untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan,


dilanjutkan dengan kompres air hangat untuk memberi rasa nyaman.
 Menghindari beristirahat terlalu lama, karena justru dapat mengakibatkan
otot dan sendi menjadi kaku dan lemah. Disarankan untuk melakukan jalan
santai atau melakukan pekerjaan ringan, sambil dibarengi waktu istirahat
yang cukup agar mempercepat proses pemulihan. Hindari aktivitas yang
berat karena berpotensi memperburuk gejala.

D. Komplikasi
 Disfungsi pengeluaran cairan dari kandung kemih, dimana penderita
akan kesulitan mengeluarkan urine atau tinja, hingga kemandulan secara
seksual.
 Menurunnya kemampuan beraktivitas, dikarenakan kondisi ini dapat
memperburuk gejala, seperti nyeri hebat, otot melemah, atau kaku.
 Anestesi sadel, dimana penderita kehilangan kemampuan merasa atau
sensasi di titik seperti paha bagian dalam, tungkai belakang, dan di sekitar
dubur.

E. Pencegahan

 Berolahraga secara teratur. Pilihlah jenis olahraga yang dapat


menguatkan otot, sendi dan tulang, khususnya tulang belakang.
 Menjaga postur tubuh. Pastikan Anda duduk dengan postur yang tegak
dan menompang beban berat menggunakan kaki, bukan punggung. Hal ini
dilakukan untuk menjaga postur alami punggung dan mencegah penekanan
pada tulang punggung.
 Hindari merokok. Zat nikotin yang terkandung dalam rokok dapat
melemahkan jaringan bantalan atau cakram tulang punggung.
 Menjaga berat badan ideal. Obesitas dapat membebani tulang punggung
untuk jangka waktu yang lama, dan mengakibatkan pengikisan tulang yang
lebih cepat.
 Hindari cedera. Sesuaikan aktivitas dengan kekuatan tubuh Anda, dan
hindari pergerakan mendadak yang dapat mengakibatkan cedera pada tulang
punggung atau sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai