Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pengukuran benda padat dan gravitasi

Di susun oleh :

1. ANISA AULIA CIKAL 19032002


2. KRISTIA ANGGRAINI 19032035
3. IRFAN FIRMANSYAH 19032025
4. DIMAN RUSLAN 19032026
5. DESTIARA ANISA ROHMANI 19032032
6. ERMA PERMATASARI 19032034

DIII REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

2019

Jl. Kumbang no. 23 Bogor, Jawa Barat 16151

BAB I

PENDAHULUAN

1. TUJUAN
Tujuan diadakan nya praktik ini adalah :
 Mahasiswa dapat mengunakan, mengukur, dan menghitung volume benda
padat dengan menggunakan jangka sorong
 Mahasiswa dapat menggunakan, mengukur,dan menghitung panjang benda
padat mengunakan micrometer scrup
 Mahasiswa dapat melakukan pengukuran percepatan gravitasi.

2. DASAR TEORI

Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat memerlukan


pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari dapat dijelaskan (dan
bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak hanya mutlak bagi fisika,
tetapi juga bagi bidang-bidang ilmu lain termasuk aplikasi dari ilmu tersebut. Dengan kata
lain, tidak ada teori, prinsip, maupun hukum dalam ilmu pengetahuan alam yang dapat
diterima kecuali jika disertai dengan hasil-hasil pengukuran yang akurat.

Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran dengan


besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding di dalam
pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang
dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor utama yaitu
perbandingan dan patokan (standar).

Pada percobaan percepatan gravitasi bumi, tidak lepas dari getaran. Getaran ini jika
dikaitkan didalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah permainan ditaman kanak-kanak,
yaitu ayunan. Dalam percobaan ini, kita dapat menghitung periodenya. Periode yaitu selang
waktu yang diperlukan beban untuk melakukan suatu getaran lengkap, selain itu kita dapat
menghitung berapa besar percepatan gravitasi bumi disuatu tempat.

2.1.1 Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar suatu
benda, dan diameter dalam suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu rahang tetap
yang fungsinya sebagai tempat skala tetap yang tidak dapat digerakkan letaknya, dan rahang
sorong yang fungsinya sebagai tempat skala nonius dan dapat digeser-geser letaknya untuk
menyesuaikan dan mengukur benda. Jangka sorong ini dapat mengukur dengan ketelitian
hingga 0,1 mm.

2.1.2 Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis,
panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer skrup memiliki 3
bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama yang akan
menunjukkan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak dapat digeser-
geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat diputar-putar untuk
menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan dengan benda yang diukur, dan
selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang dapat digerakkan dengan cara memutar-
mutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur.
Mikrometer skrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01 mm.
3.1.3 bandul sederhana

Bandul sederhana atau ayunan matematis merupakan sebuah partikel yang bermassa
m yang bergantung pada sutu titik tetap dari seutas tali yang massanya diabaikan dan
tali ini tidak dapat bertambah panjang yang terdiri dari panjang tali ℓ. Gaya yang
bekerja pada beban adalah beratnya mg dan tegangan T pada tali. Bila gaya-gaya yang
bekerja pada m diuraian menjadi komponen radial dan tangensial, maka resultan gaya
radial bertindak sebagai gaya yang dibutuhkan beban agar tetap bergerak
BAB II

ALAT DAN BAHAN

 ALAT

a) Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter, dimensi luar suatu benda dan
diameter dalam suatu benda .
b) Mikrometer sekrup berfungsi untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang
benda yang kecil dan dimensi luar yang kecil.
c) Beban, sebagai benda yang digunakan untuk menentukan ( g ).
d) Stopwatch, sebagai mengukur waktu.
e) Mistar, digunakan unuk mengukur panjang sebuah benda.

 BAHAN
A. Plat berfungsi sebagai objek untuk diukur ketebalannya dengan menggunakan
mikrometer sekrup.
B. Kelereng berfungsi sebagai objek untuk diukur oleh jangka sorong.
C. Bandul fisis dengan perlengkapannya 1 set, sebagai objek yang digunakan untuk
menentukan percepatan gravitasi.
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Cara kerja
1. Jangka Sorong :
a. Dipahami terlebih dahulu bagian-bagian jangka sorong.
Jangka sorong memiliki rahang utama/tetap: bagian bawah yang lebih besar
digunakan untuk mengukur diameter luar (ketebalan benda) dan rahang yang
lebih kecil bagian bawah di gunakan untuk mengukur diameter benda.skala
vernier(skala nonius) adalah sebutan untuk skala geser/sorong yang juga
berfungsi membuka dan menutup rahang.
b. Dibaca skala pada jangka sorong ,membaca skala pada jangka sorong sama
halnya seperti membaca penggaris biasa.jangka sorong memiliki skala utama
yang ditandai dengan angka dalam satuan inchi atau sentimeter ,ditambah
pembagian lebih kecil diantaranya .skala geser (vernier) seharusnya memiliki
tanda angka di atasnya untuk menunjukan ukuran skala yang mewakili.
c. Diperiksa skala dari bagian-bagian terkecil. sebelum membuat pengukuran,
hitunglah jumlah garis antara dua angka pada skala vernier. gunakan garis
tersebut untuk menentukan berapa ukuran yang terwakili oleh setiap garis
terkecil.
d. Dibersihkan benda yang akan diukur dengan lap atau kain bersih untuk
memastikan tidak ada lemak atau minyak yang menempel,dan tidak ada apapun
yang akan mengganggu pengukuran yang akurat
e. Dibuka kunci sekrup lalu kendurkanlah sebelum memulai pengukuran
f. Ditutup rahang jangka sorong ,sebelum mengukur apapun tutup atau rapatkan
rahang dan tahan pembacaan pada angka nol sehingga mendapatkan ukuran yang
tepat

2. Mikrometer Sekrup
a. Di periksa terlebih dahulu mikrometer sekrup yang akan di gunakan, jika poros
tetap dan poros geser di rapatkan dengan memutar pemutar ke arah kanan
(seperti arah jarum jam) Skala utama harus menunjukkan nol. Hal ini dilakukan
untuk menghindari kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kerusakan alat.
b. Dibuka rahang (poros geser) dengan memutar pemutar ke arah benda yang akan
di ukur agar benda tersebut bisa pas saat pengukuran.
c. Diletakkan benda yang akan di ukur lalu tutup kembali ke rahang dengan
memutar pemutar ke arah kanan hingga benda yang akan di ukur terjepit.
d. Dikunci rahang dengan pemutar mengunci hingga terdengar bunyi “klik”
hentikan putaran kemudian dikunci kembali mikrometer sekrup,hal ini di lakukan
agar skala tidak berubah.
e. Kemudian dilihat nilai terbesar yang di tunjukkan oleh skala utama. Skala ini
dalam milimeter.
f. Lalu dilihat nilai skala nonius cara menentukan skala nonius adalah dengan
menentukkan garis skala nonius yang sejajar dengan garis tengah skala utama.
Kalikan nilai skala nonius dengan 0,01.
g. Cara mengetahui hasil pengukurannya yaitu dengan cara menjumlahkan nilai
yang di tunjukkan skala utama dengan nilai yang di tunjukkan skala nonius, lalu
jumlahkan kembali atau kurangi dengan ketelitian mikrometer sekrup.

3. Pengukuran Gravitasi
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Diikat beban dengan menggunakan tali.
2. Digantungkan beban pada stand dengan panjang tali 15 cm.
3. Kemudian diberi simpangan awal ( jarak dari titik kesetimbangan ) dan
dihitung waktu beban berosilasi sebanyak 5 kali , 10 kali dan 15 kali
menggunakan stopwatch.
5. Diulangi langkah (2) dan (3) dengan mengguakan panjang tali 20 cm dan 25 cm

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

*Pengukuran Gravitasi

Nama alat yang digunakan :


1. Bola
2. Statif
3. Tali Ukur
4. Penggaris
5. Stopwatch
Data Pengamatan I
No L T t g(cm/s)
1 15 5 4,05 36,06 cm/s
2 20 10 9,67 8,43 cm/s
3 25 15 15,63 4,03 cm/s
× 16,17 cm/s
∆× 4,09 cm/s

Hasil Perhitungan :
g= 4 x 𝜋 2 x L/𝑡 2
= 4 x 3,142 x 15 / 4,052
= 4 x 9,85 x 15 / 16.40
= 36,06 cm/s

g= 4 x 𝜋 2 x L/𝑡 2
= 4 x 3,142 x 20 / 9,672
= 4 x 9,85 x 20 / 93,50
= 8,43 cm/s

g= 4 x 𝜋 2 x L/𝑡 2
= 4 x 3,142 x 25 / 15,632
= 4 x 9,85 x 25 / 244,29
= 4,03 cm/s

X = = 𝑔1 + 𝑔2 + 𝑔3
3
= 36,06 + 8,43 + 4,03
3
= 16,17 cm/s

(𝑥−𝑥1)2 + (𝑥−𝑥2)2 + (𝑥−𝑥3)2


∆x =√ 𝑁(𝑁−1)

(16,17−36,06)2 + (16,17−8.43)2 + (16,17−4,03)2


=√ 3(3−1)
602,88
=√ 6
24,55
= 6
= 4,09 cm/s

Data Pengamatan 2
No L T t g(cm/s)
1 15 5 4,15 34,32 cm/s
2 20 10 9,85 8,12 cm/s
3 25 15 16,39 3,66 cm/s
x 15,36 cm/s
∆𝑥 3,90 cm/s

Perhitungan :
x = 𝑔1 + 𝑔2 + 𝑔3
3
= 34,32 + 8,12 + 3,66
3
= 15,36 cm/s

(𝑥−𝑥1)2 + (𝑥−𝑥2)2 + (𝑥−𝑥3)2


∆𝒙 =√
𝑁(𝑁−1)

(15,36−34,32)2 + (15,36−8,12)2 + (15,36−3,66)2


√ 3(3−1)
359,48+52,41+136,89
=√ 6
23,42
= 6

= 3,90 cm/s
*Pengukuran Balok

Nama Alat yang digunakan :

1. Jangka sorong
2. Balok

Data Pengamatan :

NO P l t v 𝜌 (g/c𝑚3 )
1 4,87 cm 4,02 cm 2,71 cm 53,05 c𝑚3 0,75 g/ c𝑚3
2 4,47 cm 4,17 cm 2,78 cm 55,29 c𝑚3 0,72 g/ c𝑚3
3 4,86 cm 4,16 cm 2,85 cm 57,62 c𝑚3 0,69 g/ c𝑚3
× 0,72 g/ c𝑚3
∆× 0,007 g/ c𝑚3

Perhitungan :

X = 𝜌1 + 𝜌2 + 𝜌3
3
= 0.75 + 0,72 + 0,69
3
= 0,72 g/ c𝑚3

(𝑥−𝑥1)2 + (𝑥−𝑥2)2 + (𝑥−𝑥3)2


∆x =√ 𝑁(𝑁−1)

(0,72−0,75)2 + (0,72−0,72)2 + (0,69−0,72)2


=√ 3(3−1)
0,0009+0+0,0009
=√ 6
0,0018
=√ 6
0,042
= 6

= 0,007 g/ c𝑚3

*Pengukuran bola

Nama Alat yang digunakan :

1. Bola / kelereng
2. Micrometer skrup
3. Timbangan Elektrik

Data Pengamatan

NO d(cm) r v 𝜌 (g/ c𝑚3 )


1 1,627 0,814 2,257 2,432 g/ c𝑚3
2 1,68 0,84 2,483 2,211 g/ c𝑚3
3 1,636 0,818 2,292 2,395 g/ c𝑚3
× 2,346 g/ c𝑚3
∆× 0,071 g/ c𝑚3

Perhitungan :

X = 𝜌1 + 𝜌2 + 𝜌3
3
= 2,432 + 2,211 + 2,395
3
=2,346 g/ c𝑚3
(𝑥−𝑥1)2 + (𝑥−𝑥2)2 + (𝑥−𝑥3)2
∆x =√ 𝑁(𝑁−1)

(2,346−2,432)2 + (2,346−2,211)2 + (2,346−2,395)2


=√ 3(3−1)
0,007+0,018+0,002
=√ 6
0,027
=√ 6
0,164
= 6

= 0,027 g/ c𝑚3
BAB V

PEMBAHASAN

Ketika melakukan pengukuran, kita bisa menggunakan penggaris, meteran,


mikrometer sekrup, jangka sorong, dan neraca ohauss. Pada praktikum ini kita melakukan
pengukuran menggunakan alat jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca ohauss. Alat
pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda serta memiliki ketelitian
yang berbeda juga. Pada alat jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda,
diameter suatu benda, baik diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki
ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius. Micrometer sekrup
memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat teliti. Micrometer sekrup
memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan skala putar.
Sedangkan neraca ohauss berfungsi untuk mengukur massa suatu benda. Neraca ohauss
memiliki berbagai macam bentuk, yaitu neraca tiga lengan dan neraca empat lengan. Prinsip
kerja neraca atau timbangan menggunakan prinsip tuas.

Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan tentang percepatan gravitasi bumi.
Percepatan gravitasi bumi (g) ditentukan dengan menggunakan bandul matematis, bandul
fisis tanpa silinder, dan bandul fisis dengan silinder pejal. Berdasarkan percobaan dengan
menggunakanbandul fisis diperoleh panjang tali yang berbeda mulai dari 80 cm, 75 cm, 70
cm, 65 cm, dan 60 cm. Sudutnya ditentukan sebesar 50percobaan ini dilakukan dengan satu
kali pengukuran dan lima kali pengukuran. Untuk satu kali pengukuran diperoleh (g) sebesar
9,42 m/s2 dan untuk yang lima kali pengukurandiperoleh (g) sebesar 9,52 m/s2, 9,4 m/s2, 9,34
m/s2, dan 9,31 m/s2. Berdasarkan grafiknya (dihasil), menunjukkan bahwa antara percepatan
gravitasi bumu dengan panjang talinya berbanding lurus. Semakin panjang tali yang
digunakan semakin besar percepatan gravitasinya.
BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.

 Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda sedangkan jangka
sorong digunakan untuk mengukur panjang serta lebar suatu benda.
 Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu statis dan dinamis.
 Ketelitian pengukuran secara statis lebih besar dari pada cara dinamis.
 Perhitungan hasil pengukuran dilakukan dengan bantuan fungsi SD pada kalkulator
 Perbandingan nilai percepatan gravitasi bumi (g) antara bandul matematis dengan
bandul fisis tanpa silider adalah jauh berbeda.
 Perbandiingan nilai percepatan gravitasi bumi (g) antara bandul fisis tanpa silinder
dengan bandul fisis dengan silinder pejal adaah mendekati atau tidak jauh berdeda.
 Nilai percepatan gravitasi bumi dilaboratorium fisika dasar lantai atas berbeda dengan
yang ada diliteratur (9,8 m/s2). Salah satu faktor yang menyebakan adanya perbedaan
adalah ketepatan dalam mengukur waktu saat bandul dilepaskan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16689792/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR_1_PEN
GUKURAN

https://www.academia.edu/18430581/LAPORAN_PRAKTIKUM_PERCEPATAN_GRAVI
TASI

http://sesaat-fajar29.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-tentang.html

https://www.slideshare.net/yudhodanto/laporan-tetapan-pegas

file:///C:/Users/USER/Downloads/PENENTUAN_PERCEPATAN_GRAVITASI_BUMI_D
ENG.pdf

. Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai