Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI MOBILISASI GERAKAN MASYARAKAT DALAM PENUTUPAN

INDUSTRI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI DESA LAKARDOWO


KABUPATEN MOJOKERTO

Dewi Karina Sari*

Abstrak
Konflik antara masyarakat dengan perusahaan dalam kasus pengelolaan limbah B3
mengalami peningkatan seiring dengan pesatnya industrialisasi di Indonesia. Kasus
pengelolaan limbah B3 PT PRIA di Desa Lakardowo memicu protes masyarakat menuntut
penutupan pabrik. Penelitian kualitatif-deskriptif ini mengkaji strategi gerakan sosial
masyarakat dalam memperjuangkan pemulihan lingkungan dan penutupan pabrik
pengelolaan limbah B3. Fenomena tentang gerakan sosial dianalisis dengan menggunakan
teori mobilisasi sumber daya oleh McCarthy dan Zald. Tujuan dari penelitian adalah
menjelaskan strategi yang disusun oleh masyarakat dalam melakukan gerakan sosial. Data
penelitian didapat dari hasil wawancara dengan masyarakat Desa Lakardowo, BLH
Kabupaten Mojokerto, LSM, DPRD Kabupaten Mojokerto, dan PT PRIA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemanfaatan jejaring dengan pemerintah, media, dan NGO menjadi
kunci keberhasilan gerakan sosial masyarakat Desa Lakardowo.

Kata Kunci : Konflik Pengelolaan limbah B3, Gerakan Sosial, Mobilisasi Sumber Daya.

*
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga

127
128 Jurnal Politik Indonesia, Vol. 2, No. 1, Juli-September 2017, hal 127-134

Pendahuluan memunculkan adanya perlawanan dengan


Merasakan lingkungan sehat dan tujuan untuk menyelamatkan
nyaman merupakan kebutuhan vital bagi lingkungannya. Ketika perlawanan
manusia. Berdasarkan Pasal 28H Ayat 1 didukung oleh jaringan sosial yang kuat,
UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap dan digaungkan oleh resonansi kultural
orang berhak hidup sejahtera lahir dan dan simbol-simbol aksi, maka politik
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan perlawanan mengarah ke interaksi yang
lingkungan hidup yang baik dan sehat berkelanjutan dengan pihak-pihak lawan
serta berhak memperoleh pelayanan dan hasilnya adalah gerakan sosial (Putra,
kesehatan”. Dalam pasal tersebut, negara 2006 :1)
melindungi hak tiap warganya dengan Pada era demokrasi, individu
kepastian hukum yang menjamin hak diberikan hak berpendapat di muka umum.
masyarakat sesuai dengan apa yang Hal ini menjadi peluang besar bagi
diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. individu maupun kelompok untuk
Aktivitas masyarakat yang mengekspresikan pemikiran dalam
produktif tidak terlepas dari tersedianya berbagai bentuk kegiatan. Demokrasi juga
lingkungan hidup yang nyaman sebagai memberi ruang bagi individu
sarana penunjang proses berlangsungnya menyampaikan kritik kepada pemerintah
interaksi antar individu dalam kehidupan sebagai pelaksana yang mengatur
bermasyarakat. Lingkungan hidup yang kehidupan bernegara. Gerakan sosial
layak juga mempengaruhi berbagai aspek- menjadi sarana bagi kelompok masyarakat
aspek kehidupan masyarakat. Seiring untuk mempengaruhi kebijakan
dengan berkembangnya zaman, pemerintah melalui arena politik
modernisasi mulai masuk ke negara (Kladermans, 2005)
berkembang seperti Indonesia. Proses Gerakan sosial juga terjadi
tersebut ditandai dengan maraknya dilingkungan masyarakat pedesaan, seperti
perusahaan asing yang menanamkan yang dialami oleh masyarakat Desa
modal di Indonesia. Hal ini berdampak Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten
pada banyaknya pembangunan industri Mojokerto. Awalnya masyarakat sangat
swasta yang berlokasi di daerah perkotaan menggantungkan penghasilan
maupun dipedesaan. Bagi masyarakat, perekonomian melalui mata pencaharian
keberadaan pabrik dapat membantu segi sebagai petani. Keadaan masyarakat
perekonomian, misalnya memberikan berubah ketika berdirinya pabrik
lapangan kerja untuk masyarakat yang pengelolaan dan pemanfaatan limbah B3
bermukim dekat dengan area pabrik, PT PRIA di lokasi Desa Lakardowo.
sehingga mengurangi angka Keberadaan PT PRIA dinilai telah
pengangguran. Disisi lain keberadaan merusak lingkungan hidup. Masyarakat
pabrik dapat menimbulkan efek negatif kecewa dengan adanya penimbunan ilegal
yang merugikan masyarakat. limbah B3 PT PRIA yang menyebabkan
Adanya kesewenangan pihak pencemaran air. Hal ini berdampak
swasta dalam mengeksploitasi sumberdaya terhadap munculnya penyakit kulit yang
alam, mengakibatkan kebersihan dialami oleh warga. Kekecewaan tersebut
lingkungan hidup menjadi terancam. akhirnya melahirkan gerakan warga untuk
Lingkungan hidup yang menjadi sumber menuntut dihentikannya aktivitas oleh PT
kebutuhan, sumber kehidupan masyarakat PRIA.
menjadi korban dari kelalaian pengawasan Masyarakat yang dibantu oleh
pemerintah terhadap kegiatan operasional LSM, secara bersama-sama membentuk
swasta. Kerusakan lingkungan yang suatu gerakan yang dinamakan Pendowo
dialami masyarakat menimbulkan Bangkit untuk mewadahi gerakan
kekecewaan dalam diri individu, hal ini perempuan Lakardowo, maka dibentuklah
Dewi: Strategi Mobilisasi Gerakan Masyarakat dalam Penutupan Industri Pengelolaan Limbah B3 129

Kelompok Perempuan Peduli Lakardowo Desa Lakardowo sebagian besar bekerja


(KPPL). Gerakan masyarakat Lakardowo sebagai petani. Hasil panen berupa padi,
yang berlangsung dari tahun 2011 hingga jagung, dan cabai menjadi aset
2017 melahirkan berbagai dinamika yang penghasilan terbesar bagi petani Desa
terjadi baik dalam internal maupun Lakardowo. Selain menjadi petani,
eksternal kelompok. kebanyakan dari mereka juga bekerja
Dari latar belakang yang telah sebagai buruh pabrik.
dipaparkan diatas, menjadikan masalah Desa Lakardowo merupakan salah
tersebut menarik untuk dikaji secara satu desa di Kecamatan Jetis yang sangat
mendalam terkait dengan sejauh mana berdekatan dengan wilayah pabrik. Maka
strategi yang disusun masyarakat untuk tak heran jika banyak asap pabrik yang
mengorganisir gerakan sosial. bertebaran di wilayah Desa Lakardowo.
Metode Penelitian Dengan berdirinya PT. PRIA sebagai
Fokus penelitian membahas tentang pabrik pengelolaan limbah B3, masyarakat
strategi gerakan masyarakat dalam desa diuntungkan melalui peluang
memperjuangkan penutupan industri perekrutan kerja di pabrik tersebut.
pengelolaan limbah B3 di Desa Namun masyarakat juga merasa dirugikan
Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten dengan keberadaan pabrik tersebut.
Mojokerto. Metode penelitian yang Hingga saat ini masyarakat Desa
digunakan dalam penelitian ini adalah Lakardowo masih berjuang dalam
deskriptif-kualitatif melalui wawancara menuntut hak-haknya untuk memulihkan
mendalam kepada informan yang ditemui kembali lingkungan hidup yang semula
dilokasi penelitian. Terdapat dua data bersih dan sehat.
dalam penelitian, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer dilakukan Mobilisasi Sumber Daya dalam
melalui wawancara mendalam dengan Gerakan Sosial
stakeholders yang terkait dengan Gerakan sosial menjadi sebuah
permasalahan limbah B3 PT PRIA. upaya perjuangan ketika sistem yang ada
Sedangkan data sekunder yaitu data tidak mampu menjawab kegelisahan
berupa jurnal, atau literatur-literatur, problematika yang beredar dalam
dokumen-dokumen, atau sumber kehidupan berbangsa dan bernegara.
informasi lainnya. Gerakan sosial yang muncul dari akar
Analisis data yang digunakan dalam masyarakat bawah memberikan bukti
penelitian ini adalah dengan cara bahwa civil society pro aktif mengawasi
mentranskrip hasil wawancara dengan kekuasaan negara supaya tidak keluar dari
informan. Hal ini bertujuan untuk jalur konstitusi.
mengkategorikan informasi yang relevan Implementasi demokrasi pasca orde
dengan fokus penelitian. Data sekunder baru, memperlihatkan bahwa Indonesia
digunakan untuk mengkombinasikan data mampu mewadahi pendapat tiap individu
hasil wawancara dengan teori maupun untuk mengemukakan opininya di muka
konsep yang ada dalam studi literatur umum, baik itu dalam bentuk aksi, diskusi
buku maupun jurnal. maupun tulisan. Kebijakan pemerintah
Penelitian berlokasi di Desa yang terkadang tidak berpihak kepada
Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten masyarakat, menimbulkan antitesa yang
Mojokerto. Desa Lakardowo memiliki melahirkan ketidakpuasan, kekecewaan
lima dusun yakni Kedungpalang, serta ketidakadilan publik, hingga
Sambigembol, Selang, Sumberwuluh dan memunculkan sebuah gerakan sosial.
Lakardowo. Wilayah Desa Lakardowo Gerakan masyarakat yang terjadi di
terdiri dari permukiman serta persawahan berbagai daerah di Indonesia, menjadi
yang subur. Hal ini membuat masyarakat suatu fenomena-fenomena menarik untuk
130 Jurnal Politik Indonesia, Vol. 2, No. 1, Juli-September 2017, hal 127-134

dianalisis berdasarkan perspektif Dalam konteks kasus Lakardowo,


mobilisasi sumber daya. masyarakat yang tergabung dalam
Menurut Charles Tilly bahwa kelompok Pendowo Bangkit menyusun
penyebab terjadinya gerakan sosial adalah strategi mendesak pemerintah untuk
karena adanya pemimpin yang menutup PT. PRIA. Strategi gerakan
memobilisasi sumber daya kelompok. meliputi empat tahapan. Tahapan pertama
Tindakan tersebut bersifat rasional dan memperkuat internal kelompok gerakan,
merupakan tindakan instrumental untuk tahapan kedua melakukan pemetaan
mencapai kepentingan politik tertentu. aktor, tahapan ketiga membuat laporan
Secara teoritik dapat direfleksikan pengaduan kepada KLHK dan DPR RI,
bahwasanya ketidakpuasan sosial muncul dan tahapan keempat mengkampanyekan
ketika ada kesadaran akan adanya tentang limbah B3 kepada masyarakat
ketidakadilan yang disebabkan oleh umum. Dalam strategi gerakan
tekanan dan diskriminasi yang dilakukan masyarakat terkandung tiga aspek
oleh negara. Perasaan adanya mobilisasi sumber daya.
ketidakadilan atau tekanan dan Aspek pertama adalah basis
diskriminasi muncul karena terjadinya dukungan berupa dana, fasilitas, dan
kesenjangan antara harapan masyarakat tenaga. Masyarakat mendapatkan dana
dan kemampuan negara untuk melalui iuran sukarela warga Lakardowo.
mewujudkan harapan-harapan masyarakat Tanpa ada paksaan apapun, masyarakat
(Klandermans, 2005: 17). secara sukarela. Setiap akan melakukan
Dalam Perspektif mobilisasi aksi, warga melakukan iuran untuk
sumberdaya menurut John D. McCarthy mendukung kebutuhan pergerakan.
dan Mayer N. Zald lebih menekankan Seperti saat masyarakat akan menggelar
pada kondisi yang mendukung aksi di KLHK Jakarta, mereka iuran uang
transformasi nilai-nilai kedalam tindakan untuk membeli tiket kereta api agar dapat
nyata dan menekankan pada kondisi yang pergi ke Jakarta. Masyarakat juga iuran
memudahkan organisasi gerakan sosial sukarela ketika melakukan uji kualitas air
dalam bekerja sama maupun berkompetisi di laboratorium yang biayanya kurang
(Singh, 2010: 134). lebih mencapai Rp 10.000.000 sampai
McCarthy dan Zald menjelaskan Rp15.000.000.
aspek penting dalam memobilisasi sumber Masyarakat yang awalnya minim
daya seperti basis dukungan, strategi dan pengetahuan tentang limbah B3, akhirnya
pendekatan, relasi dengan masyarakat menjadi paham setelah diberikan
luas. Gerakan sosial bukanlah sebuah beberapa pendampingan dan sosialisasi
gerakan yang berjalan tertutup, namun melalui sosialisasi. LSM ECOTON dan
mempunyai hubungan dan jaringan luas LBH Surabaya sangat membantu warga
dengan organisasi lain. Pendekatan dalam menerima akses pendidikan terkait
mobilisasi sumber daya menyelidiki lingkungan dan hukum yang sebelumnya
keanekaragaman sumber-sumber daya tidak pernah didapat oleh masyarakat.
yang harus dimobilisasi dalam suatu Aspek kedua adalah strategi dan
gerakan sosial, keterkaitan antara gerakan- pendekatan. Salah satu tujuan dari
gerakan sosial dengan jaringan kelompok gerakan sosial yakni untuk
lain, ketergantungan gerakan sosial itu mempengaruhi kebijakan pemerintah.
pada dukungan eksternal untuk Agar dapat mempengaruhi kebijakan,
mencapaikan keberhasilan, dan taktik- maka diperlukan strategi dan pendekatan
taktik yang digunakan oleh pihak yang kepada stakeholder. Pendekatan pertama
berwenang untuk mengontrol atau diawali dengan pembangunan jaringan
melakukan gerakan sosial (McCarthy dan komunikasi dengan Ida Fauziah selaku
Zald, 2009: 1213). ketua fraksi PKB di DPR RI.
Dewi: Strategi Mobilisasi Gerakan Masyarakat dalam Penutupan Industri Pengelolaan Limbah B3 131

Kebanyakan kaum wanita yang tergabung melakukan kampanye di depan Gedung


dalam pengajian, sangat mengenal Ida Grahadi dan di halaman kantor KLHK
Fauziah, hal ini dimanfaatkan masyarakat dengan memakai kostum alat peraga
untuk membangun relasi. Setelah jalinan sebagai sarana untuk memperagakan
relasi berjalan dengan baik, warga kondisi pencemaran limbah di Desa
menceritakan permasalahan yang dialami Lakardowo.
di Desa Lakardowo dan Ida Fauziah Relasi juga dibangun dengan
merekomendasikan warga untuk media massa. Peran media massa menjadi
menemui Syaikhul Islam anggota DPR sangat penting sebagai sarana untuk
RI komisi VII yang membidangi tentang mempublikasikan berita kepada
lingkungan hidup. Hal tersebut langsung masyarakat umum, baik itu melalui media
ditindaklanjuti oleh masyarakat dan LSM cetak, media televisi maupun media
untuk mengagendakan pertemuan dengan online. Waga dan LSM juga membuat
anggota komisi VII DPR RI. jaringan dengan media asing seperti
Warga dan LSM juga media dari Prancis yang pernah datang ke
mengupayakan untuk melakukan Desa Lakardowo. Dalam membangun
audiensi dengan KLHK. LSM ECOTON relasi dengan media juga sempat
memiliki relasi cukup dekat dengan pihak mengalami beberapa permasalahan.
KLHK, sehingga hal tersebut Ketika itu ECOTON meminta dukungan
memudahkan masyarakat untuk membuat kepada Jawa Pos agar meliput berita
laporan pengaduan langsung kepada tentang Lakardowo. Namun disisi lain
KLHK. Warga terus berusaha Jawa Pos tertangkap basah membuang
mengumpulkan bukti-bukti penimbunan limbah B3 di wilayah Paciran Lamongan
dan aktivitas ilegal yang dilakukan oleh yang juga sebagai pihak pengolah limbah
PT. PRIA, bukti tersebut digunakan B3. Kondisi tersebut menjadi alasan Jawa
sebagai alat pendukung laporan Pos tidak pernah memuat berita tentang
pengaduan kepada pemerintah. pencemaran limbah B3 di Desa
Selain membangun relasi dengan Lakardowo.
pemerintah, masyarakat juga membuat Strategi yang telah disusun oleh
strategi pendekatan dengan warga Pendowo Bangkit dan LSM, hingga tahun
Lakardowo yang apatis terhadap kasus 2017 terus direalisasikan. Berbagai
limbah B3. Strategi pendekatan kegiatan yang dilakukan Pendowo Bangkit
direalisasikan dengan cara melakukan yakni adanya Long March Tugu Pahlawan
diskusi dan saling tukar pendapat. yang diselenggarakan pada tanggal 26
Masyarakat kontra pabrik sering April 2017. Aksi tersebut bertujuan untuk
mengadakan diskusi ringan dengan warga menggaungkan informasi kepada
yang apatis maupun pro pabrik. Tak masyarakat umum tentang urgensitas
segan masyarakat kontra pabrik pencemaran limbah B3. Hal ini juga
menyampaikan bahaya jangka panjang mengingatkan kepada publik bahwa Jawa
dari pencemaran limbah B3. Timur sudah masuk dalam kategori
Aspek ketiga yaitu relasi dengan darurat limbah B3, pasalnya tata
masyarakat luas, untuk membangun relasi pengelolaan limbah B3 di Jawa Timur
dengan masyarakat luas, maka perlu tidak memenuhi standart operasional yang
diadakan kegiatan yang menarik banyak ditentukan oleh KLHK, sehingga hal
massa untuk ikut bergabung. Kegiatan tersebut berimbas pada rusaknya
yang sudah dilakukan oleh warga lingkungan hidup masyarakat akibat
Lakadowo yakni diadakannya wisata pencemaran limbah B3 yang tidak diolah
limbah B3 sebagai salah satu arena untuk sesuai prosedur.
memberikan edukasi tentang limbah B3 Pendowo Bangkit juga membangun
kepada masyarakat luas. Warga juga jaringan komunikasi untuk memperkuat
132 Jurnal Politik Indonesia, Vol. 2, No. 1, Juli-September 2017, hal 127-134

mobilisasi sumber daya dalam sudah melanggar hak atas rasa aman
mempengaruhi kebijakan pemerintah agar warga. Tak jarang preman pabrik mengadu
menutup dan menghentikan aktivitas domba masyarakat dengan menyebarkan
pengelolaan limbah B3 milik PT. PRIA di isu-isu seperti halnya Ketua Kelompok
Desa Lakardowo. Dengan demikian, hak- Perempuan Peduli Lingkungan Sutama
hak atas lingkungan hidup bersih nyaman disinyalir mendapatkan uang 1 Milyar dari
dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat pabrik, selain itu isu tentang ECOTON
tanpa terkecuali warga Desa Lakardowo. yang pro pabrik. Isu tersebut sempat
membuat gesekan-gesekan dalam
Hambatan dalam Gerakan Sosial masyarakat, namun kondisi tersebut dapat
Dalam proses gerakan sosial tidak diselesaikan kembali oleh warga dengan
terlepas dari hambatan yang dialami oleh cara membangun komunikasi dan sikap
masyarakat. Baik itu berupa ancaman saling percaya antar masyarakat.
maupun intimidasi. Pasca aksi di depan Preman pabrik juga sering
pabrik, masyarakat sering mendapat mengeluarkan kata-kata yang
intimidasi. Intimidasi bersumber dari dua mengintimidasi masyarakat sebagai
hal yakni intimidasi dari aparat kepolisian berikut “jika masyarakat melakukan aksi
dan intimidasi dari PT. PRIA. Masyarakat demo, maka akan ditangkap polisi.”
mulai merasakan intimidasi dari polisi Masyarakat merasa takut dengan ancaman
ketika warga selesai melakukan aksi di preman pabrik. Hal tersebut dikarenakan
depan pabrik, saat itu beberapa warga masyarakat minim pengetahuan tentang
dipanggil ke kantor Polsek Jetis tanpa hukum sehingga kelemahan tersebut
dasar hukum yang jelas. Warga juga mudah disalahgunakan oleh preman pabrik
mendapatkan surat dari pihak kepolisian untuk mengancam masyarakat agar tidak
untuk datang ke kantor polisi dengan melakukan aksi demo lagi.
tuduhan telah mencemarkan nama baik Hambatan lain yang dialami yakni
PT. PRIA. warga mendapat perlakuan diskriminatif
Warga pernah menjadi korban dari dari pihak kecamatan dalam hal mengurus
perlakuan represif kepolisian yang surat domisili di kantor Kecamatan Jetis.
melakukan pemukulan kepada masyarakat Warga merasa dipersulit ketika mengurus
ketika terjadi bentrokan antara warga dan surat menyurat. Saat melakukan
pihak kepolisian yang disebabkan karena pengobatan di puskesmas, warga merasa
warga melarang mobil pengangkut limbah diasingkan serta tidak dilayani dengan
B3 masuk ke Desa Lakardowo. Aksi baik oleh pihak puskesmas. Selain itu,
warga kemudian di hentikan oleh polisi ketika menyelenggarakan acara wisata
secara represif. Perilaku represif polisi limbah di Desa Lakardowo warga
menyebabkan trauma dan ketakutan bagi dibubarkan secara paksa oleh pihak
warga yang menjadi korban pemukulan kepolisian dan camat karena warga tidak
tersebut. Masyarakat sangat menyesalkan memiliki ijin. Padahal ketika itu warga
sikap aparat kepolisian yang seharusnya sudah mengirimkan surat kepada pihak
menjadi pihak yang mengayomi dan Kapolsek Jetis dan camat. Hal tersebut
melindungi masyarakat. Namun realitanya tetap dibantah oleh pihak kepolisian dan
polisi melakukan kekerasan dan intimidasi camat.
kepada warga.
Masyarakat juga mendapatkan Kesimpulan
intimidasi dari PT. PRIA, hampir setiap Ketika lingkungan hidup menjadi
hari preman-preman pabrik lalu lalang kebutuhan yan sangat penting bagi
mengelilingi Desa Lakardowo untuk kelangsungan hidup masyarakat,
mengawasi pergerakan masyarakat. Dari khususnya bagi masyarakat pedesaan yang
segi keamanan, perlakuan preman pabrik menggantungkan hidupnya dari hasil
Dewi: Strategi Mobilisasi Gerakan Masyarakat dalam Penutupan Industri Pengelolaan Limbah B3 133

pertanian, maka mereka akan melakukan kepada masyarakat umum. Strategi


berbagai cara rasional untuk tersebut juga menjadi salah satu bentuk
mempertahankan dan memperjuangkan membangun relasi dengan masyarakat
supaya lingkungan tetap sehat dan layak luas.
huni. Hal tersebut akan memunculkan Mobilisasi sumber daya yang
perlawanan maupun gerakan yang dilakukan masyarakat untuk
menimbulkan aksi kolektif individu untuk memperjuangkan hak atas lingkungan
mencapai tujuan dari gerakan. hidup, memberikan sinergitas pergerakan
Teori mobilisasi sumber daya oleh bagi masyarakat dan LSM untuk
McCarthy dan Zald menekankan pada mendesak pemerintah agar lebih peduli
kondisi-kondisi yang mendukung dengan tata kelola limbah B3 di
transformasi nilai ke dalam tindakan Indonesia yang dirasa masih belum
nyata, serta terkait dengan bagaimana efektif dan lebih banyak merugikan dan
memaksimalkan sumberdaya yang ada mengorbankan lingkungan hidup
untuk melakukan gerakan. Dalam teori masyarakat.
mobilisasi sumberdaya terkandung tiga Adanya kesadaran dalam diri
aspek yang memudahkan pergerakan masyarakat tentang problem
sosial, yakni aspek basis dukungan, ketidakadilan yang terjadi di
strategi dan pendekatan, serta relasi lingkungannya, menimbulkan sebuah
dengan masyarakat luas. Hal ini bertujuan gerakan kolektif yang didasarkan pada
untuk memobilisasi dan memaksimalkan keinginan untuk memulihkan kembali
sumberdaya yang ada agar dapat lingkungannya yang sudah tercemar
mendukung proses pergerakan sosial dengan limbah B3. Suatu perlawanan
yang dilakukan oleh masyarakat Desa selalu berdasarkan pada faktor sosial
Lakardowo. yang terjadi, penolakan masyarakat
Sebelum melakukan gerakan terhadap keberadaan PT. PRIA
sosial, masyarakat bersama LSM didasarkan pada fakta adanya
menyusun strategi yang bertujuan penimbunan limbah B3 secara ilegal yang
mempengaruhi kebijakan pemerintah dilakukan oleh PT. PRIA. Hal tersebut
untuk mengeluarkan SK penutupan menimbulkan efek pencemaran air yang
industri pengelolaan limbah B3 PT. PRIA mulai dirasakan oleh warga Desa
yang telah mengakibatkan pencemaran Lakardowo. Kondisi inilah yang
air tanah di Desa Lakardowo. Terdapat menyebabkan hilangnya hak-hak
empat strategi yang dibuat oleh masyarakat untuk memperoleh
masyarakat serta LSM untuk lingkungan yang bersih. Fakta-fakta yang
merealisasikan gerakan sosial tersebut. terjadi di masyarakat Desa Lakardowo
Pertama adalah memperkuat internal akhirnya menyatu menjadi sebuah
kelompok gerakan. Melalui penguatan kesadaran bersama yang melahirkan
internal kelompok gerakan, masyarakat gerakan sosial.
membentuk sebuah kelompok gerakan Reaksi warga dalam penyelamatan
yang dinamakan Pendowo bangkit dan lingkungan menjadikan warga lebih kritis
KPPL. Kedua, melakukan pemetaan dan berani menyuarakan penolakan
Aktor. Aktivitas membuat pemetaan terhadap operasional PT PRIA yang
aktor sangat diperlukan oleh warga untuk sudah melanggar prosedur peraturan
mengetahui aktor yang pro dan kontra pemerintah tentang pengelolaan limbah
dengan gerakan masyarakat. Ketiga, B3. Masyarakat Desa Lakardowo
membuat laporan pengaduan penimbunan awalnya pasif dan takut untuk bergerak
limbah B3 dan pencemaran limbah B3 melawan pabrik. Namun karena didukung
kepada KLHK dan DPR RI. Keempat, dengan semangat kebersamaan dan
mengkampanyekan tentang limbah B3 optimisme, warga mulai pro aktif untuk
134 Jurnal Politik Indonesia, Vol. 2, No. 1, Juli-September 2017, hal 127-134

mendeklarasikan tuntutan dan hak-


haknya dalam forum terbuka.
Sebagaimana yang dimaksud
dalam UUD 1945 Pasal 28 Tentang Hak
Asasi Manusia yang menyatakan bahwa
setiap orang berhak untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang baik daan sehat.
Timbulnya rasa ingin memperjuangkan
hak-haknya sebagai warga negara
menjadi alasan masyarakat mendorong
pemerintah supaya tegas menindaklanjuti
pencemaran limbah B3. Semangat
masyarakat memperjuangkan hak atas
lingkungannya terus disuarakan dalam
berbagai bentuk aksi yang dilakukan
masyarakat beserta LSM yang bertujuan
untuk menyadarkan pemerintah tentang
permasalahan pengelolaan limbah B3 di
Indonesia yang semakin parah. Selain itu
warga dan LSM juga mendesak
pemerintah agar dapat menyelesaikan
problem limbah B3 yang telah merenggut
lingkungan hidup masyarakat khususnya
di Desa Lakardowo.

Daftar Pustaka
Klandermans, Bert .2005. Protes dalam
Kajian Psikologi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
McCarthy, John D dan Zald, Mayer.
Resource Mobilization and Social
Movements: A Partial Theory, The
American Journal of Sociology,
Vol. 82, No. 6 pp. 1212-1241
Putra, Fadilla et.al. 2006. Gerakan
Sosial: Konsep, Strategi, Aktor,
Hambatan dan Tantangan
Gerakan Sosial di Indonesia.
Malang : Averroes Press.
Singh, Rajendra. 2010. Gerakan Sosial
Baru. Yogyakarta : Resist Book
Soenyono.2005. Teori-teori Gerakan
Sosial. Surabaya : VD Press.

Anda mungkin juga menyukai