Anda di halaman 1dari 11

Disfungsi Seksual

Definisi : kondisi yang ditandai dengan individu mengalami perubahan fungsi seksual
selama fase respons seksual hasrat, terangsang, dan/ organisme, yang dipandang
tidak memuaskan, tidak berharga, atau tidak adekuat.

Batasan Karakteristik

 Keterbatasan aktual akibat penyakit


 Keterbatasan aktual akibat terapi
 Keterbatasan dalam mencapai persepsi peran seks
 Perubahan dalam mencapai kepuasan seksual
 Perubahan minat terhadap orang lain
 Perubahan minat terhadap diri sendiri
 Ketidakmampuan mencapai kepuasan yang diharapkan
 Persepsi perubahan pada rangsangan seksual
 Persepsi defisiensi hasrat seksual
 Persepsi keterbatasan akibat penyakit
 Persepsi keterbatasan akibat terapi
 Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual
 Mengungkapkan masala

(ref. : nanda 2012-2014)

Subjetif

 Perubahan dalam penerimaan kepuasan seksual


 Perubahan minat terhadap diri sendiri dan orang lain
 Ketidakmampuan untuk mencapai kepuasan yang diharapkan
 Persepsi perubahan rangsang seksual
 Persepsi defisiensi gairah seksual
 Persepsi keterbatasan akibat penyakit atau terapi
 Menyatakan masalah

Obyektif

 Pembatasan aktual akibat penyakit atau terapi


 Perubahan dalam pencapaian persepsi peran seks
 Mencari penegasan tentang kemampuan respons gairah seksual

(ref. : diagnosis keperawatan edisi 9)


Batasan karakteristik lain (non nanda internasional)

 Kekhawatiran terhadap keadekuatan pencapaian gairah seksual pasangan


 Koitus yang nyeri
 Mencari penegasan tentang kemampuan respons gairah seksual

Faktor Yang Berhubungan

 Ketiadaan model peran


 Perubahan fungsi tubuh (misal : kehamilan, pelahiran baru-baru ini, obat, pembedaan,
anomali, proses penyakit, trauma, radiasi)
 Perubahan struktur tubuh (misal : kehamilan, pelahiran baru-baru ini, obat, pembedaan,
anomali, proses penyakit, trauma, radiasi)
 Perubahan biospsikososial seksualitas
 Defisiensi pengetahuan
 Model kurang peran dapat mempengaruhi
 Kurang privasi
 Kurang orang terdekat
 Salah informasi
 Penganiayaan psikososial(misal : hubungan penuh kekerasan)
 Konflik nilai
 Penganiayaan fisik kerentanan

(ref. : nanda 2012-2014)

 Salah informasi atau kurang pengetahuan


 Ringkih

(ref. : diagnosis keperawatan edisi 9)

Faktor lain yang berhubungan (non-nanda internasional)

 Gangguan citra tubuh


 Gangguan harga diri
 Perubahan hormonal
 Terapi media
 Nyeri
 Ekxploitasi atau trauma seksual
 Harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri dan pasangan
 Kekeringan vagina

Alternatif diagnosis yang disarankan

 Gangguan citra tubuh


 Sindrom trauma perkosaan : reaksi diam
 Harga diri rendah situasional atau kronik
 Pola seksualitas, ketidakefektifan

Hasil NOC

 Pemulihan dari penganiayaan : seksual : tingkat penyembuhan cidera fisik dan


psikologis akibat eksploitasi atau penganiayaan seksual
 Penuaan fisik : perubahan fisik normal tang terjadi seiring proses penuaan normal
 Kendali resiko : penyakit menular seksual atau PMS : tindakan pribadi untuk
mencegah, mengurangi, atau menghilangkan perilaku yang dapat menyebabkan
penyakit menular seksual
 Fugsi seksual : interasi aspek fisik, sosioemosi, dan inelektual ekspresi dan performa
seksual
 Identirtas seksual : pengenalan dan penerimaan identitas seksual pribadi

Tujuan atau kriteria evaluasi

Contoh menggunakan bahasa NOC

 Menunjukkan pemulihan dari penganiayaan : seksual, yang dibuktikan oleh


indikator berikut (sebutkan satu sampai 5 : tidak ada, terbatas, sedang , banyak, atau
sangat banyak)
 Adanya bukti hubungan sesama jenis yang sesuai
 Adanya bukti hubungan lawan jenis yang sesuai
 Pengungkapan rasa nyaman dengan identttas gender dan orientasi seksual
 Menunjukkan fungsi seksual, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1
hingga 5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau selalu)
 Mencapai rangsangan seksual
 Mencapai rangsangan seksual melalui organisme
 Mengekspresikan kemampuan untuk berhubungan intim
 Mengekspresikan penerimaan terhadap pasangan
 Mengungkapkan keinginan untuk menjadi seksual
Intervensi NIC

 Dukungan perlindungan penganiayaan : identifikasi hubungan ketergantungan yang


berisiko tinggi dan tindakan untuk mencegah penyiksaan lebih lanjut terhadap fisik
atau emosi
 Modifikasi perilaku : promosi perubahan perilaku
 Peningkatan koping : membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan , atau ancaman yang menganggu pemenuhan tuntutan hidup atau peran
 Konseling : menggunakan proses dalam menolong yang berfokus pada kebutuhan,
masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekat untuk meningkatkan atau
mendukung koping, pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal
 Perlindungan infeksi : mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien berisiko
 Identifikasi pasien : menganalisis faktor resiko potensial, penentuan resiko,
kesehatan, dan penentuan prioritas strategi penurunan resiko untuk individu atau
kelompok
 Peningkatan kesadaran diri : membantu pasien menggali dan memahami gagasan,
perasaan, motifasi, dan perilaku mereka
 Konseling seksual : menggunakan proses menolong interaktif yang berfokus pada
kebutuhan melakukan penyesuaian dalam praktik seksual atau untuk meningkatkan
koping terhadap peristiwa atau gangguan seksual
 Penyuluhan seks yang aman : memberi arahan tentang perlindungan seksual selama
aktifitas seksual
Ketidakefektifan Pola Seksualitas

Definisi : Ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas individu

Batasan Karakteristik

 Perubahan dalam mencapai persepsi peran seks


 Perubahan dalam hubungan dengan orang terrdekat
 Menyatakan perubahan pada aktifitas seksual
 Menyatakan perubahan pada perilaku seksual
 Menyatakan kesulitan dalam aktifitas seksual
 Menyatakan kesulitan dalam perilaku seksual
 Menyatakan keterbatasan dalam aktifitas seksual
 Menyatakan keterbatasan dalam perilaku seksual
(ref. : nanda 2012-2014)

Subyektif

 Konflik yang melibatkan nilai


 Melaporkan perubahan pada aktifitas atau perilaku seksual
 Melaporkan kesulitan pada aktifitas atau perilaku seksual
 Melaporkan keterbatasan pada aktifitas atau perilaku seksual

(ref. : diagnosis keperawatan edisi 9)

Faktor Yang Berhubungan

 Ketiadaan model peran


 Konflik dengan kecenderungan orietasi seksual
 Konflik dengan kecenderungan yang berbeda
 Defisit pengetahuan tentang respons alternatif terhadap transisi terkait kesehatan,
perubahan struktur,atau fungsi tubuh, penyakit, atau terapi medis.
 Ketakutan mendapat infeksi menular seksual.
 Ketakutan tehadap kehamilan
 Hambatan hubungan dengan orang terdekat
 Ketidakefektifan model peran
 Kurang privasi
 Kurang orang terdekat
 Kurang keterampilan tentang alternatif respons terhadap transisi terkait kesehatan,
perubahan struktur atau fungsi tubuh, penyakit atau terapi medis
(ref. : nanda 2012-2014)

 Takut hamil atau terkena penyakit menular seksual


 Kerusakan hubungan dengan orang terdekat
 Ketidakefektifan atau ketiadaan model peran
 Defisit pengetahuan atau keterampilan tentang respons alternatif terhadap perubahan terkait
kondisi kesehatan, perubahan struktur atau fungsi tubuh, penyakit, atau terapi medis
 Kurang prifasi
 Tidak memiliki orang terdekat

(ref. : diagnosis keperawatan edisi 9)

Hasil NOC

 Pemulihan dari penganiayaan : seksual : tingkat penyembuhan cidera fisik dan psikologis
akibat penganiayaan atau eksploitasi seksual
 Citra tubuh : persepsi tentang penampilan dan fungsi tubuh individu
 Maturasi fisik : wanita : perubahan normal pada fisik pada wanita yang terjadi melalui
transisi dari anak-anak menjadi orang dewasa
 Maturasi fisik pria : perubahan normal pada fisik pada pria yang terjadi melalui transisi dari
anak-anak menjadi orang dewasa
 Maturasi fisik pria : perubahan normal pada fisik pada pria yang terjadi melalui transisi dari
anak-anak menjadi orang dewasa
 Penampilan peran : kesesuaian perilaku peran individu dengan harapan peran
 Harga diri : penilaian pribadi tentang harga diri
 Indentitas seksual : pengenaan dan penerimaan terhadap udentitas seksual diri sendiri

Intervensi NIC

 Peningkatan citra tubuh : meningkatkan persepsi sadar dan pesepsi bawah sadar serta sikap
apsien terhadap tubuhnya
 Peningkatan koping : membantu pasien menyesuaikan diri denga persepsi stressor,
perubahan, atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan hidup dan peran
 Peningkatan peran: membantu paisen, orang terdekat, atau keluarga untuk meningkatkan
hubungan dengan mengklarifikasi dan menambah perilaku peran tertentu
 Peningkatan harga diri : membantu pasien meningkatkan penilaian pribadi tentang harga
diri
 Konseling seksual : penggunaan proses pertolongan interaktif yang berfokus pada
kebutuhan untuk membuat penyesuaian pada praktek seksual atau meningkatkan koping
terhadap gangguan atau peristiwa seksual
 Penyuluhan seks yang aman : memberi arahan tentang perlidungan seksual selama aktifitas
seksual
 Penyuluhan seksualitas : membantu individu memahami dimensi fisik dan psikologis
pertumbuhan dan perkembangan seksual

Ketidakefektifan Proses Kehamilan

Definisi : Kehamilan dan proses melahirkan serta asuhan terhadap bayi lahir˟ yang tidak
sesuai dengan konteks, norma, dan harapan lingkungan.

Batasan Karakteristik

 Tidak mengakses system pendukung dengan tepat


 Tidak melaporkan ketidaktepatan persiapan fisik
 Tidak melaporkan gaya hidup prenatal yang tepat (missal : nutrisi, eliminasi, tidur,
gerakan tubuh, latiha fisik, hygiene personal)
 Tidak melaporkan ketersediaan sistem pendukung
 Tidak melaporkan penanganan gejala tidak nyaman dalam kehamilan
 Tidak melaporkan renana kelahiran yang realistic
 Tidak mencari pengetahuan yang diperlukan (missal : persalinan dan melahirkan,
asuhan bayi baru lahir)
 Kegagalan manyiapkan barabg yang diperlukan untuk bayi baru lahir
 Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak konsisten
 Kurang pemeriksaan prenatal
 Kurang menghargai bayi yang belum lahir

Selama Persalinan dan Melahirkan

 Tidak mengakses system pendukung dengan tepat


 Tidak menunjukkan perilaku kelekatan dengan bayi baru lahir
 Tidak melaporkan ketersediaan system pendukung
 Tidak melaporkan gaya hidup (missal : diet, eliminasi, gerakan tubuh, higienen
personal) yang tepat untuk kala persalinan
 Tidak berespons dengan tepat pada awitan persalinan
 Kurang proaktif selama persalinan dan melahirkan
Setelah Melahirkan

 Tidak mengakses system pendukung dengan tepat


 Tidak menunjukkan tekhnik menyusui bayi dengan tepat
 Tidak menunjukkan perawatan payudara dengan teat
 Tidak menunjukkan perilaku kelekatan dengan bayi
 Tidak menunjukkan teknik asuhan bayi dasar
 Tidak member lingkungan yang aman untuk bayi
 Tidak melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (misal : diet, eliminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
 Tidak melaporkan ketersediaan system pendukung

Factor Yang Berhubungan

 Kurang pengetahuan (misal : persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
 Kekerasan dalam rumah tangga
 Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak konsisten
 Kurang model peran yang tepat untuk menjadi orang tua
 Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi orang tua
 Kurang kepercayaan diri ibu
 Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
 Kurang perencanaan kelahiran yang realistic
 Kurang system pendukung yang cukup
 Ketidakberdayaan ibu
 Distress psikososial ibu
 Nutrisi ibu kurang optimal
 Penyalahgunaan zat
 Kehamilan yang tidak nyaman
 Lingkungan tidak aman
 Kehamilan yang tidak diinginkan

˟istilah asli bahasa Jepang untuk “kehamilan-melahirkan” adalah shussan ikuji kondom
yang menunjukkan baik pelahiran maupun pengasuhan neonates. Istilah ini merupakan salah satu
konsep utama kebidanan di Jepang.

NOC (Tujuan dan Kriteria Hasil ) :-

NIC (Intervensi) :-
Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan-Melahirkan˟

Definisi : pola mempersiapkan, mempertahankan, dan menguatkan proses kehamilan dan


persalinan serta pengasuhan bayi baru lahir yang sehat.

Batasan Karakteristik

Selama kehamilan

 Melakukan kunjungan prenatal secara teratur


 Menunjukkan respek pada bayi yang dikandung
 Menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi baru lahir
 Melaporkan persiapan fisik yang tepat
 Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (misal : diet, eliminasi, tidur, gerakan
tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
 Melaporkan ketersediaan system dukungan
 Melaporkan rencana pelahiran yang relistis
 Melaporkan penganganan gejala kehamilan yang mengganggu kenyamanan
 Mencari pengetahuan yang penting (misal : tentang persalinan dan pelahiran,
asuhan bayi yang baru lahir)

Saat Persalinan dan Pelahiran

 Mendemonstrasikan perilaku perlekatan dengan bayi baru lahir


 Proaktif dalam persalinan dan pelahiran
 Melaporkan gaya hidup (misal : diet, eliminasi, gerakan tubuh, tidur, latihan fisik,
hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
 Berespons secara tepat terhadap awitan persalinan
 Memakai teknik relaksasi yang sesuai untuk kala persalinan
 Mengguriakan system dukungan secara tepat

Setelah Melahirkan

 Mendemonstrasikan teknik menyusui yang tepat kepada bayi


 Mendemonstrasikan perawatan payudara yang tepat
 Mendemonstrasikan teknik dasar perawatan bayi
 Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi
 Melaporkan gaya hidup pascapartum yang tepat (misal : diet, eliminasi, tidur
gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
 Menggunakan system dukungan yang tepat

˟istilah asli bahasa Jepang untuk “kehamilan-melahirkan” adalah shussan ikuji koudou
yang menunjukkan baik pelahiran maupun pengasuhan neonatus. Istilah ini merupakan salah satu
konsep utama kebidanan di Jepang.

Faktor Yang Berhubungan (Etiologi) :-

NOC (Tujuan dan Kriteria Hasil) :-

NIC (Intervensi) :-

Resiko Ketidakefektifan Proses Kehamilan-Melahirkan

Definisi : Risiko suatu kehamilan dan proses melahirkan serta asuhan bayi baru lahir˟ yang
tidak dengan konteks, norma, dan harapan lingkungan.

Factor Resiko

 Kurang pengetahuan (misal : persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
 Kekerasan dalam rumah tangga
 Kunjungan perawatan prenatal tidak konsisten
 Kurang model peran yang tepat untuk menjadi orang tua
 Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi orang tua
 Kurabf kepercayaan diri ibu
 Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan kesehatan
 Kurang perencanaan kelahiran yang realistic
 Kurang system pendukung yang cukup
 Ketidakberdayaan ibu
 Distress psikososial ibu
 Nutrisi ibu kurang optimal
 Penyalahgunaan zat
 Kehamilan yang tidak nyaman
 Kehamilan yang tidak diinginkan
˟istilah asli bahasa Jepang untuk “kehamilan-melahirkan” adalah shussan ikuji koudou
yang menunjukkan baik pelahiran maupun pengasuhan neonatus. Istilah ini merupakan salah satu
konsep utama kebidanan di Jepang.

Risiko Gangguan Hubungan Ibu-Janin

Definisi : Berisiko terhadap diskontinuitas hubungan simbolik ibu-janin sebagai akibat


kondisi komorbid atau kondisi terkait kehamilan.

Factor Resiko

 Penyulit kehamilan (misal : ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio
plasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
 Gangguan transpor oksigen (misal : anemia, penyakit jantung, asma, hipertensi,
kejang, persalinan premature, hemoragi)
 Gangguan metabolisme glukosa (misal : diabetes, penggunaan steroid)
 Penganiayaan fisik
 Penyalahgunaan zat (misal : tembakau, alcohol, obat)
 Efek samping terkait terapi (misal : medikasi, pembedahan)

Anda mungkin juga menyukai