DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3:
1. MIRAWATY ISHAK (151418096)
2. PUTRI AUDELIA HARIDJI (151418100)
3. FITRIYANTI BAKARANGO (151418116)
4. SINTIYA R. MOHA (151418124)
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep
Dasar Manajemen Sekolah”. Atas selesainya makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat bagi kami serta para
pembaca.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Organisasi sekolah berjalan karena adanya konsep manajmene yang
terstuktur. Manajemen dalam organisasi sekolah sering disebut dengan manajemen
pendidikan. Manajemen pendidikan diartikan pula sebagai adminitrasi pendidikan.
Di dalam proses adminitrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlihat di
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan, diorganissikan, dan
dikoordinasi secara efektif, dan semua materi yang diperlukan dan yang telah ada
dimanfaatkan secara efesien.
Adminitrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri
yang berbeda dengan ilmu adminitrasi lainnya. Setiap kegiatan di dalam proses
administrasi pendidikan di arahkan untuk mencapai tujuan pendiikan. Tujuan
pendiikan tergambar dalam kurikulum sekolah masing-masing.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan mencakup
bidang-bidang garapan yang sangat luas seperti administrasi personal, administrasi
kurikulum, administrasi kepemimpinan, kepengawasan dan organisasi lembaga
pendidikan.
Administrasi pendidikan tidak hanya berkaitan dengan tata usaha tetapi juga
berkaitan dengan semua kegiatan sekolah baik mengenai materi, personal,
perencanaan, kurikulum dan sebagainya yang diatur agar menciptakan suasana
yang memungkinkan kondisi pembelajaran yang bbaik sehingga mencapai tujuan
pendidikan.
Sebagai sebuah lembaga, sekolah dasar mengemban misi tertentu yaitu
melaksanaakan proses edukasi proses sosialisasi dan transformasi anak didik dalam
rangka mengantarkan mereka siap mengikuti pensisikan pada jenjang berikutnya.
Sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak didik dan
melibatkan banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen pendidikan di
sekolah dasar menuntut adanya manajmen yang baik dalam rangka mencapai tujuan
institusional sekolah dasar.
Terdapat sepuluh personil sekolah dasar yang meliputi kepala sekolah,
enam orang guru kelas, seorang guru mata pelajaran pendidikan agama, seorang
guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, dan seorang pesuruh
sekolah. Sedangkan komponen bukan manusia di sekolah dasar terdiri dari ruang
ruang dan buku penunjang. Agar dapat di dayagunakan secara optimal dalam
mencapai tujuan institusional sekolah dasar, semua komponen tersebut dikelola
dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak personil dan fasilitas yang didayagunakan
semakin menuntut adanya manajemen sekolah dasar yang baik.
B. Rumusan Masalah
a. Apa dimaksud Dengan Manajemen?
b. Apa Esensi Manajemen Pendidikan?
c. Apa Fungsi Manajemen Pendidikan?
d. Apa Substansi Manajemen Pendidikan Di Sekolah?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Pengertian Manajemen
b. Menjelaskan Esensi Manajemen Pendidikan
c. Menjelaskan Fungsi Manajemen Pendidikan
d. Mendeskripsikan Substansi Manajemen Pendidikan Di Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen dan administrasi merupakan dua kata yang sering
diperdebatkan. Di satu sisi berpendapat antara administrasi dan manajemen
mempunyai pengertian yang sama, dan di sisi yang lain membedakan kedua istilah
ini. Dalam konteks pendidikan pun, memang masih ditemukan kontroversi dan
inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen dan administrasi. Di satu pihak
ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal
dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, terdapat pula yang
menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan.
Dalam kajian ini, penulis mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini
dapat digunakan dengan makna yang sama.
Untuk tidak menimbulkan perdebatan tentang kedua istilah ini, maka
dikemukakan beberapa pengertian, baik manajemen maupun administrasi. Bartol
dan Martin yang dikutip Kadarman dan Udaya (1995) memberikan rumusan
“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan–tujuan organisasi dengan
melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang
berkesinambungan”. Stoner (dalam Handoko, 1995) mengemukakan “Manajemen
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Rifai
(2006) mengemukakan pengertian administrasi sebagai keseluruhan proses yang
mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan
sesuai, baik personal maupun material, dalam usaha untuk mencapai bersama suatu
tujuan secara efektif dan efisien. Siagian (1983) mendefinisikan administrasi
sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan dapat ditarik makna bahwa
manajemen meliputi: (1) tujuan yang mesti direalisasikan guna kepentingan
lembaga, individu atau kelompok, (2) keterlibatan personil material dan finansial
dalam posisinya yang saling mendukung dan melengkapi, (3) proses yang terus
menerus dan berkesinambungan yang dimulai dari hal kecil sampai pada hal yang
lebih besar/rumit, (4) pengawasan atau kontrol untuk keteraturan, keseimbangan
dan keselarasan, (5) tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghambur-
hamburan waktu, tenaga dan biaya serta fasilitas dalam mencapai keberhasilan, (6)
hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur utama dan
terhormat serta memiliki kepentingan di dalamnya.
Sebelum diterapkan dalam bidang atau obyek tertentu,
manajemen/administrasi dapat dilihat dari sudut pandang: (1) proses, (2) fungsi,
dan (3) lembaga. Dari sudut proses manajemen dapat dikatakan sebagai suatu
keseluruhan tingkatan yang mesti dilaksanakan dimulai dari proses pengambilan
keputusan, penentuan tujuan, pembagian tugas dan pelaksanaan tugas yang mesti
dikerjakan sampai terealisasi. Dari sudut fungsi, manajemen dapat dikatakan
sebagai suatu tugas atau pekerjaan yang mesti dikerjakan oleh individu ataupun
kelompok dimulai dari pengambilan keputusan, penentuan tujuan, pelaksanaan dan
pembagian tugas sampai pada realisasi pencapaian tujuan yang telah disepakati.
Sedangkan dari segi lembaga, manajemen diartikan sebagai individu atau kelompok
yang mengerjakan tugas melalui pembagian tugas sampai pada perealisasian tujuan
institusi.
Setelah dipahami pengertian manajemen secara umum, berikut
dikemukakan pengertian manajemen pendidikan. Satori (1980) memberikan
pengertian manajemen pendidikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan
memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.
Sedangkan Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “manajemen pendidikan
sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang
diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan
formal”.
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif
tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Boone dan Kurtz (1984)
manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Sementara
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
organisasi dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila
terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan
bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: (a) penetapan standar
mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut