Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Petani-petani miskin di jalur pantura (pantai utara) Pulau Jawa tahu persis
bagaimana memaknai perubahan. Bagi mereka, perubahan bisa menakutkan, tapi
bisa juga menyenangkan. Orang-orang Hindu di Bali juga merasakan hal yang
sama. Mungkin ada benarnya kalau dikatakan bahwa masyarakat tradisional lebih
cerdas memaknai perubahan. Bagi mereka, kehidupan sudah ada yang mengatur
dan perubahan adalah alat Sang Pencipta untuk membentuk kehidupan yang lebih
baik agar manusia makin mengenalnya. Manusia diberi kejutan-kejutan, termasuk
bencana-bencana yang ada diluar kemampuannya untuk mengendalikan. Dengan
begitu, ia semakin sadar untuk perlu terus intropeksi, mawas diri, dan bekerja
lebih baik. Orang yang sedang susah harus dihibur. Jangan dibuat menjadi serba
sulit, dan mnegisolasi diri. Sebaliknya, yang sedang senang jangan lupa diri, dan
harus mau berbagi kesenangan dengan yang lain.
Bagian ini terdiri dari dua topik baru, yaitu bagaimana merancang agar
perubahan dijadikan sesuatu yang menyenangkan dan bagaimana mengatasi
pihak-pihak yang enggan datang ke pesta itu karena resisten terhadap perubahan.

I.2 Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun beberapa macam masalah yang akan disampaikan
didalam makalah ini yang tujuannya adalah sebagai batasan dalam pembahasan
bab isi. Dibawah ini terdapat beberapa masalah yang akan dibahas oleh para
penulis:
1. Bagaimana Merancang Sebuah Pesta ?
2. Apa Tujuan / Pesan yang Ingin Disampaikan ?
3. Bagaimana Menciptakan Atmosfer Untuk Perubahan ?
4. Mengapa Manusia Enggan Berubah ?

1.3 Tujuan Penulisan


Menurut dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
ialah sebagai berikut:
 Untuk mengetahui bagaimana merancang sebuah pesta perubhan
 Mengetahui apa saja tujuan / pesan yamg ingin disampaikan dalam sebuah
pesta perubahan
 Agar dapat mengetahui cara untuk menciptakan atmosfer perubahan
 Untuk dapat mengetahui kenapa atau mengapa manusia enggan berubah

Anda mungkin juga menyukai